Di padang gurun bangsa israel beribadah kepada tuhan di

Perjalanan bangsa Israel. menuju tanah perjanjian yang seharusnya memakan waktu beberapa tahun akhirnya harus molor menjadi 40 tahun. Mereka berputar-putar di tempat yang sama. Bukan tersesat, melainkan disesatkan ! Tuhan membunuh seluruh generasi pertama yang keluar dari Mesir secara perlahan karena Dia telah bersumpah bahwa bangsa yang jahat dan bebal ini tidak akan masuk tanah perjanjian.

Di padang gurun bangsa israel beribadah kepada tuhan di

DIANTARA MASALAH DAN MUJIZAT

Satu-satunya pola yang anda temukan dalam eksodus yang dipimpin Musa adalah mujijat, masalah, gerutu  - mujizat,  masalah, gerutu - dan mujizat, masalah gerutu lagi. Pola ini berlangsung selama 40 tahun di padang gurun. Semakin besar masalahnya, semakin nyaring gremengannya Semakin hebat mujizatnya, semakin besar pula dosa yang mereka lakukan.

10 tulah yang ditimpakan Tuhan atas bangsa Mesir adalah kumpulan mujijat pertama yang dilihat Israel dengan mata kepala mereka sendiri. Kegelapan meliputi seluruh wilayah Mesir, tetapi wilayah Israel terang benderang.  Penyakit sampar menyerang semua ternak Mesir, tetapi ternak Israel sehat wal afiat. Hujan es menyapu mesir, tetapi tempat tinggal bangsa Israel dilewati.

Semua tulah menyerang seluruh wilayah Mesir, tetapi tidak menyentuh daerah Israel sama sekali. Bagaimana mungkin ? Itulah pekerjaan Tuhan. Bangsa Israel merasakan dan melihat semua peristiwa ini namun ketika pasukan Firaun mengejar mereka sehingga terpojok di laut merah. Marahlah bangsa Israel kepada Musa dan Tuhan.

Di padang gurun bangsa israel beribadah kepada tuhan di
Ketika melihat bahwa laut merah itu terbelah dua bersyukurlah mereka kepada Tuhan atas mujijat yang termahsyur hingga sekarang ini. Satu masalah telah selesai dengan pertolongan Tuhan.

Beberapa saat kemudian, menggerutulah mereka karena tidak ada air untuk diminum. Yang ada air sungai pahit. Musa melempar kayu ke sungai itu dan mujijat pun terjadi. Air pahit jadi teh manis !

Setelah itu, bangsa Israel ngomel lagi karena persediaan makanan mereka habis. "Enakan dek Mesir, ada roti ambek daging." kata mereka. Dan mujijat pun terjadi, Manna di siang hari dan daging ayam pada sore hari.

Tidak ada air ngomel, gak ada makanan nggremeng. Dikasih roti minta daging, dikasih daging minta roti. Ditinggal sedilut langsung bikin Allah baru. Ya Tuhan.... kata Musa....amsiong aku !

Sesabar - sabarnya Tuhan, akhirnya Dia mengundurkan diri dari bangsa Israel dan menyuruh seorang malaikat menggantikan kepemimpinanNya. Tuhan masih menyertai mereka, namun tidak memimpin secara langsung dengan berjalan di depan bangsa Israel. Mengapa ? Karena Dia takut lepas kendali sehingga langsung membinasakan mereka di tempat.

Tuhan yang lepas kendali ? Aneh, tetapi itulah yang dikatakan Musa. Bukannya Tuhan itu maha sabar dan maha pengasih pak ? Betul. Karena itu Dia mengalah demi kebaikan manusia, supaya ada kesempatan bertobat selama masih hidup. Tetapi terbukti mereka tidak memanfaatkan anugerah pengampunan ini dengan bijaksana.

Ah...bangsa Israel memang bebal pak ! Tetapi saya tidak seperti mereka. Jika Tuhan menampakkan diriNya kepada saya, menyelesaikan semua masalah saya, membuat saya kaya raya, sukses dan sehat. Maka saya akan hidup benar di hadapan Tuhan selama-lamanya.

Ala....Gombal ! Anda tidak lebih baik dari bangsa Israel. Saya pun juga tidak lebih baik dari mereka maupun anda. Saya dan anda sama seperti bangsa Israel di padang gurun.

Di padang gurun bangsa israel beribadah kepada tuhan di
Tidak pak ! Tuhan tidak pernah menampakkan diri di depan saya seperti tiang awan dan tiang api. Kalau saja Tiang - tiang tersebut di depan saya setiap hari, maka saya akan benar-benar hidup di dalam kebenaran dan kekudusan. Masalahnya....Tuhan tidak benar-benar kelihatan seperti jaman purbakala. Hari ini Tuhan masih hidup atau tidak pun masih belum jelas. Yang ada di depan saya hanyalah tiang listrik dan tiang lampu pak.

Apakah Tuhan itu ada ? Masih ada hingga saat ini ? Pertanyaan ini dikupas dengan baik oleh Philip Yancey dalam dua bukunya:

1. Mencari Tuhan yang tak terlihat (Reaching For The Invisible God)


2. Di Manakah Tuhan saat kita menderita (Where is God when it hurts ?)

PADANG GURUN ABAD 2000

Mengapa harus melewati padang gurun ? Karena memang letak tanah perjanjian dengan Mesir dipisahkan oleh padang gurun. Mengapa harus berputar-putar ? Karena bangsa Israel belum siap. Ada jalan pintas menuju tanah Kanaan, tetapi Tuhan memilih memutarinya, bukan berputar-putar. Tuhan keki dengan bangsa Israel sehingga memuter-muterkan mereka sampai seluruh generasi pertama yang keluar dari Mesir matek kabeh.

Kita hidup di dunia ini bukan "hanya" sekedar makan, minum dan mati. Kita diciptakan untuk suatu tujuan atau paling tidak dilahirkan untuk menuju tanah perjanjian. Suatu tempat yang nyaman, serba cukup dan penuh kesenangan. Bisa berupa rumah dengan segala perabotannya, istri beserta anak-anak, atau berlibur ke luar negri setahun sekali. Suatu tanah yang banyak susu dan madunya....janji Tuhan !

Di padang gurun bangsa israel beribadah kepada tuhan di
Kita menyebut tanah perjanjian ini dengan istilah Financial Freedom atau kebebasan finansial. Suatu impian yang kelihatannya mustahil. Bagaimana mungkin ? Gaji sebulan hanya cukup buat setengah bulan. Mau tidak mau, pasangan kita haru kerja juga agar pengeluaran sebulan terpenuhi. Waktu kita habis di tempat kerja.

Pergi pagi, pulang pagi, gaji tak mencukupi !

Itulah Mesir anda, suatu kekuatan yang menindas. Yang memaksa anda melupakan "beribadah" kepada Allah. Anda terlalu malas, pemalas kamu ! Karena itu gajimu tidak pernah cukup ! Jadi, pekerjaanmu tak tambah lagi, tapi bayaranmu tetap !  Kebutuhanmu tak perbanyak sehingga kamu selamanya terikat dengann pekerjaan ini ! Lupakanlah Allah...siapa dia ? Bukan Allah yang memberimu uang, tetapi hanya dengan bekerjalah kamu mendapatkan uang !

Yah, anda pun mencari suatu kuasa di luar sana, suatu yang disebut dengan paranormal. Yang beruntung menemukan Tuhan sementara yang tidak beruntung ketemu dukun cabul.

Musa modern bisa berupa seorang teman, tempat ibadah maupun pemuka agama. Anda percaya, berdoa dan menanti dengan tabah. Anda mulai menaruh iman ke tanah perjanjian. Tanah perjanjian memang ada dan nyata. Kita akan menuju ke tanah itu dengan penyertaan Tuhan. Sim Salabim....awalnya segala yang anda kerjakan begitu cepat menghasilkan. Seperti ke-10 tulah Mesir....semuanya berlangsung dengan ajaib !

Ya ! Awal perjalanan menuju tanah perjanjian memang mudah. Tidak ada orang yang pernah gagal di sini. Semangat kita tinggi, jalannya mulus dan iman kita sebesar biji duren. Kita siap masuk ke padang gurun.

Namun, saya bisa menebak perilaku anda ketika di padang gurun. Sama persis dengan bangsa Israel purbakala. Mujijat, masalah, kemudian ngomel - ngomel ! ^-^'

PILIHAN DI PADANG GURUN

Mengapa kita harus melewati padang gurun ? Mengapa saya harus keluar dari pekerjaan saya yang nyaman dan aman ? Mengapa saya terus menerus jatuh dalam lubang dan masalah yang sama ? Mengapa sekian tahun kerja ikut orang hidup saya 3P (pancet pas-pasan) ?

Di padang gurun bangsa israel beribadah kepada tuhan di
Jawabannya adalah Israel dan anda tidak memiliki pilihan yang lebih baik selain padang gurun. Percaya dengan janji-janji yang tertulis di kitab suci atau tetap dalam keadaan seperti sekarang ini. Kedua-duanya memiliki resiko.

Jika anda memilih untuk tetap berada dalam situasi seperti sekarang ini, resikonya adalah masalah yang sama. Malahan semakin lama semakin bertambah. Kebutuhan akan meningkat, anggota keluarga akan bertambah, uang akan tergerus inflasi.

Jika anda memilih untuk percaya dengan tulisan kuno kitab suci. anda maka resikonya adalah ketidakpastian. Tidak ada jaminan masa depan, tidak ada jaminan penghasilan anda nantinya melebihi gaji bulanan anda. Dan yang pasti, tidak akan ada tiang awan di siang hari maupun tiang api di malam hari.  Anda sendirian, dan keluarga anda akan menanggung akibatnya.

Jadi mana yang akan anda pilih ? Perbudakan di Mesir atau padang gurun ?

Kabar baiknya adalah kitab suci yang  ditulis untuk anda ini membocorkan rahasia masa depan yang tidak pasti. Sukses itu pasti ! Anda tidak akan pernah kekurangan lagi, masalah bisa diatasi, bahaya memang ada namun tidak membawa bencana. Janji - janji Tuhan pasti digenapi.

Masalahnya adalah sikap kita. Respon yang sepenuhnya berada dalam kendali kita inilah yang menentukan durasi perjalanan kita menuju tanah perjanjian. Perjalanan dari Mesir ke Kanaan yang hanya berjarak 400 Km seharusnya bisa ditempuh dalam waktu 2 minggu saja molor menjadi 40 tahun karena sikap tidak berterima kasih bangsa Israel. Ngomel tok, nggremeng ae !

Ketika Firaun mengejar mereka di tepi laut Teberau, ngomel-lah mereka, " Entot koen Mus  ! Adoh-adoh dari Mesir ternyata harus matek di sini ! Enakan ndek Mesir, timbang Matek dek kene ! " Padahal mereka tahu ada fenomena tiang awan dan tiang api yang tidak masuk akal di depan mata mereka.

Ketika kekurangan air di Mara dan menemukan sungai yang  airnya pahit. Ngomel-lah mereka. Padahal mereka bisa ngomong baik-baik ke Musa.

Ketika kelaparan, mereka membandingkan hidup lama mereka yang serba kekurangan dan penuh penindasan dengan keadaan mereka saat ini. "Enakan dek Mesir, kita memang sengsara dan ditindas...tapi isa makan daging dan roti tiga kali sehari." Padahal mereka bisa berdoa kepada Tuhan untuk memenuhi keinginan mereka.

Ketika mereka kehausan untuk ketiga kalinya, meledaklah amarah mereka kepada Musa dan berniat membunuh Musa dengan batu. Padahal mereka telah makan roti Manna tiap pagi dan daging burung tiap sore.

Di padang gurun bangsa israel beribadah kepada tuhan di
Segala keajaiban yang dilakukan Tuhan, 10 tulah, membelah laut merah, air dari batu, embun yang menjadi roti dan kemenangan atas bangsa Amalek lenyap begitu saja dari ingatan mereka. Tuhan yang menampakkan diri dalam tiang awan dan tiang api di depan mata mereka dianggap tidak pernah ada.

Itulah sikap tidak tahu berterima kasih bangsa Israel yang membuat Tuhan marah dan bersumpah bahwa generasi ini tidak akan masuk tanah perjanjian. Tapi, janjiNya membawa bangsa Israel ke Kanaan tetap digenapi, khusus untuk generasi anak-anak mereka.

Satu-satunya pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa keluaran Israel dari Mesir ke tanah perjanjian adalah respon terhadap masalah.

Israel memilih bersungut-sungut terhadap masalah yang mereka hadapi. Namun yang paling menyakitkan hati Tuhan adalah tindakan mereka yang membanding-bandingkan keadaan saat ini dengan dulu. Dulu lebih baik dari sekarang....kata mereka. Ditindas lebih baik daripada kebebasan, kekurangan lebih baik daripada mati. Pendeknya, Tuhan tidak becus mengurus mereka, masih lebih baik Firaun. Tuhan menghukum, Firaun menolong. Tuhan lebih menindas daripada Firaun.

Jika anda belum tahu rasanya dibanding-bandingkan, mintalah pasangan anda membandingkan diri anda dengan pacarnya terdahulu...he...he...he...Nek gak sampe panas kupingmu tak sembah koen !

Di padang gurun memang banyak masalahnya, namun bukan berarti tidak ada pilihan atas respon kita. Reaksi alamiah kita memang mengeluh, tetapi respon itu bukanlah keharusan. Kita memilih sikap itu karena semua orang juga bersikap seperti itu. Namun sesungguhnya diantara rangsangan dan respon ada kebebasan memilih.

Ada pilihan dalam menghadapi masalah di depan mata, bersungut-sungut atau bersyukur. Menghadapi atau melarikan diri. Mencari kambing hitam atau mencari solusi. Percaya kepada Tuhan atau malah menyalahkanNya.

Di padang gurun bangsa israel beribadah kepada tuhan di
Israel memilih dan mengumbar reaksi alamiah mereka. Akibatnya Tuhan marah dan menghukum mereka. Jadi, pilihan mana yang lebih baik ? Anda sudah dewasa dan tahu tentang yang benar dan yang salah. Putuskan sendiri respon anda dan terimalah ganjarannya !

KESIMPULAN
Tuhan tidak pernah lalai menepati janjiNya. Dia tidak pernah berbohong, kata-kataNya dapat dipegang. Satu-satunya penghalang adalah sikap anda sendiri. Ngomel atau berdoa, percaya atau tidak.

Memang di jaman sekarang ini Tuhan tidak menampakkan diriNya kepada anda secara kasat mata. Namun bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Dia tetap sama, dulu, sekarang dan selama-lamanya. JanjiNya untuk membawa anda ke tempat yang banyak susu dan madunya, membebaskan anda dari penderitaan masih tetap berlaku !

Dia tetap menyertai dan memimpin setiap aspek kehidupan anda. Jangan merasakan kehadiran Tuhan karena rasa itu menipu. Jangan mengimajinasikan Tuhan karena anda akan berakhir dengan anak lembu emas. Percaya saja sekalipun anda tidak melihat dan mendengar suaraNya. Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan denngan segenap akal budimu. Serta kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Relevansi Hari Sabat di abad 2000 (3-4) | Seri Kepemimpinan Musa
Kuduskanlah hari Tuhanmu ! Bagaimana dengan mereka yang kena shift Minggu ? Apa hukum ini Mutlak ?