Dalam metode lifo, persediaan akhir yang masih ada dihitung berdasarkan *

Sep 14, 2020 / 665

Dalam metode lifo, persediaan akhir yang masih ada dihitung berdasarkan *


Dalam akuntansi persediaan barang bisa dihitung dalam beberapa metode, dimana metode ini bisa disesuaikan dengan jenis perusahaan dan juga kepentingan perusahaan. Beberapa metode perhitungan persediaan yang populer digunakan adalah metode FIFO (First in First Out), LIFO (Last In First Out), dan Average.

Persediaan merupakan semua barang yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikonsumsi dalam operasi normal perusahaan. Terdapat dua sistem pencatatan akuntansi persediaan yaitu sistem perpetual dan sistem periodik (fisik). Penentuan kedua sistem pencatatan tersebut tergantung pada kebijakan yang diambil oleh perusahaan.

Pada saat melakukan pencatatan persediaan, Anda juga harus memperhatikan metode penentuan kos persediaan yang digunakan. Dalam praktiknya, banyak perusahaan yang membuat asumsi tentang mekanisme cost persediaan masuk ke dalam dan keluar perusahaan. Asumsi aliran cost persediaan tentunya harus sesuai dengan standar dan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum (PABU). Berikut metode cost atau biaya persediaan dan perbedaannya yang penting untuk Anda ketahui.

1. Metode First In First Out (FIFO)

Seperti namanya first in first out yang artinya masuk pertama keluar pertama, maka pada metode ini unit persediaan yang pertama kali masuk ke gudang perusahaan akan dijual pertama. Metode FIFO ini didasarkan pada asumsi bahwa aliran cost masuk persediaan harus dipertemukan dengan hasil penjualannya. Sebagai akibatnya, biaya per unit persediaan yang masuk terakhir dipakai sebagai dasar penentuan biaya barang yang masih dalam persediaan pada akhir periode (persediaan akhir).

Dalam penerapan metode FIFO berarti perusahaan akan menggunakan persediaan barang yang lama/pertama masuk untuk dijual terlebih dahulu. Jadi biasanya persediaan akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk. Metode FIFO cocok diterapkan pada perusahaan yang menjual produk yang memiliki masa kadaluarsa, seperti makanan, minuman, obat dan lain sebagainya.

2. Metode Last In First Out (LIFO)

LIFO artinya yang masuk terakhir keluar pertama. Metode ini mengasumsikan unit persediaan yang dibeli pertama akan dikeluarkan di akhir. Artinya, unit yang dijual pertama adalah unit persediaan yang terakhir masuk ke gudang. Jadi biasanya persediaan akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang pertama atau awal masuk. Metode biaya persediaan LIFO ini didasarkan pada asumsi bahwa aliran keluar biaya persediaan merupakan kebalikan dari kronologi terjadinya biaya. Pada metode ini, harga beli terakhir dibebankan ke operasi dalam periode kenaikan harga (inflasi), sehingga laba yang dihasilkan akan kecil dan pajak yang terutang juga menjadi lebih kecil. Namun, berdasarkan PSAK 14 metode LIFO tidak boleh digunakan lagi.

3. Metode Average

Metode average biasa disebut metode rata-rata tertimbang. Metode average membagi antara biaya barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah unit yang tersedia. Sehingga persediaan akhir dan beban pokok penjualan dapat dihitung dengan harga rata-rata. Metode average merupakan titik tengah atau perpaduan dari metode FIFO dan LIFO. Jadi kelebihan dan kekurangan metode ini berada diantara metode LIFO dan FIFO.

Dalam penerapan metode Average berarti perusahaan akan menggunakan persediaan barang yang ada di gudang untuk dijual tanpa memperhatikan barang mana yang masuk lebih awal atau akhir.

Untuk membantu Anda mempermudah manajemen persediaan, Anda dapat menggunakan bantuan Aplikasi Kasir dan Laporan Keuangan Booble.id. Dengan menggunakan Aplikasi kasir dan laporan keuangan Booble.id, melakukan pengelolaan persediaan menjadi mudah menggunakan Fitur Stok Opname. Cek fitur lainnya dan  Coba Gratis sekarang di https://booble.id.


Ketika menghitung persediaan barang dalam ilmu akuntansi, dapat menggunakan beberapa metode. Metode tersebut akan disesuaikan dengan jenis perusahaan maupun kepentingan perusahaan tersebut.

Pada pembahasan kali ini kita akan membahas cara menghitung HPP (Harga Pokok Persediaan) seperti metode FIFO, LIFO, dan Moving Average.

Dalam perhitungan persediaan akan dilakukan pencatatan dengan menggunakan 2 sistem, yaitu sistem perpetual dan sistem periodik (fisik). Penentuan dua sistem tersebut ditentukan berdasarkan kebijakan yang dimiliki oleh perusahaan.

Lalu mengapa ada hubungan nya dengan menghitung HPP? karena dalam persediaan terdapat perhitungan HPP. Jadi, pada saat kita menghitung persediaan maka akan dihitung pula HPP (Harga Pokok Penjualan) serta laba kotornya.

Karena adanya hal tersebut lah muncul penerapan metode-metode dalam perhitungan seperti FIFO, LIFO, serta Moving Average, dll. Agar lebih jelas nya mari kita simak penjelasan ketiga metode tersebut di bawah ini.

Metode FIFO

Yang pertama adalah metode FIFO. Mungkin banyak yang sudah pernah mendengar FIFO. Namun, tahukah anda apa yang dimaksud metode FIFO. FIFO merupakan metode perhitungan persediaan yang berfungsi mengatur aliran dana dari pencatatan persediaan sebuah perusahaan.

FIFO merupakan singkatan dari First In First Out. Metode FIFO adalah persediaan barang yang pertama kali masuk, maka persediaan barang itu pula yang akan dikeluarkan/digunakan pertama kali oleh perusahaan/penjual.

Atau dalam perumpamaan lain berarti barang yang masuk pertama ke gudang akan di jual pertama kali, dan sebaliknya barang yang masuk terakhir maka akan dijual terakhir.

Metode ini memudahkan si penjual ataupun perusahaan dalam mengatur aliran dana yang masuk dan keluar.

Untuk cara menghitung hpp metode FIFO perpetual kamu memerlukan penyesuaian dengan catatan pembukuan persediaan barang.

Dengan menggunakan metode ini, persediaan akhir bisa ditentukan karena persediaan akhir akan bertanggung jawab dalam penentuan harga jual berdasarkan harga urutan baru hingga terakhir, juga cenderung akan menghasilkan persediaan bernilai tinggi yang berdampak pada nilai aktiva perusahaan.

Baca Juga: Jangan Dulu Berbisnis Kalo Kamu Belum Paham Harga Pokok Penjualan

Metode FIFO sangat baik untuk menghindari adanya persediaan yang rusak akibat penyimpanan dalam gudang yang terlalu lama.

Serta, lebih nampak pada perhitungan harga pokok barang. Biaya yang digunakan untuk membeli barang pertama kali akan dikenal sebagai HPP (Harga Pokok Penjualan).

Metode ini sangat cocok diterapkan pada perusahaan yang menjual produk yang memiliki masa kadaluarsa, seperti makanan, minuman, obat, dan lain sebagainya.

Bisa dikatakan metode FIFO merupakan metode yang paling sering dipilih dan dipakai oleh perusahaan dibandingkan metode lain nya.

Dalam metode lifo, persediaan akhir yang masih ada dihitung berdasarkan *

Metode LIFO

Kedua, kita punya yang namanya metode LIFO. LIFO merupakan singkatan dari Last In First Out adalah metode dimana barang yang terakhir masuk akan dikeluarkan/digunakan pertama, dan sebaliknya barang yang pertama masuk akan dikeluarkan/digunakan di kemudian hari nya.

Ada 2 cara menghitung hpp metode LIFO perpetual dan periodik.

Jadi pencatatan persediaan yang dilakukan pertama kali adalah mencatat barang yang terakhir masuk.

Penggunaan metode ini memiliki tujuan agar dapat memudahkan proses penataan barang baik itu masuk maupun keluar.

Metode ini memiliki kelebihan, dimana perusahaan dapat menghemat pajak saat berlangsung nya inflasi, karena laba yang dihasilkan kecil. Selain itu, laba operasi perusahaan tidak akan berpengaruh terhadap laba/rugi fluktuasi harga yang terjadi.

Meskipun begitu, metode ini terbilang cukup rumit dibandingkan metode lain nya serta biaya pencatatan pembukuan nya cenderung mahal dan hasil dari laba/rugi juga lebih rendah.

Oleh karena itu juga, penjual/perusahaan jarang yang menerapkan metode ini. Dalam praktek nya sendiri, metode LIFO memiliki dampak pada nilai aktiva yang rendah bagi perusahaan dan akan cenderung menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah juga.

Metode LIFO ini biasanya diterapkan pada toko pakaian.  Pakaian yang memiliki tren mode terbaru adalah yang terakhir kali masuk dan akan dikeluarkan pertama kali. Jika, tidak dikeluarkan pertama maka pakaian tersebut akan kehilangan tren mode karena adanya tren mode pakaian terbaru lagi.

Baca Juga: Memahami Buku Besar Akuntansi Sekaligus Fungsinya

Metode Moving Average

Terakhir, kita punya metode moving average atau biasa disebut metode rata-rata tertimbang. Metode imoving average persediaan digunakan untuk menghitung biaya per unit suatu persediaan berdasarkan rata-rata tertimbang dari unit serupa serta biaya unit selama satu periode.

Cara menghitung nya adalah membagi biaya semua barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah unit yang tersedia. Sehingga persediaan akhir dan beban pokok penjualan dapat dihitung dengan harga rata-rata.

Metode moving average merupakan titik tengah dan perpaduan antara metode FIFO dan metode LIFO. Jadi, kelebihan dan kekurangan dari metode ini berada diantara metode FIFO dan metode LIFO.

Dalam penerapan nya metode moving average ini tidak memperhatikan barang mana yang masuk lebih awal ataupun akhir. Jadi perusahaan bebas mengeluarkan persediaan barang di gudang baik itu barang masuk di awal ataupun di akhir.

Kamu bisa coba aplikasi stok barang yang dapat memudahkan kamu dalam pengelolaan persediaan barang secara otomatis dengan software inventory management Jubelio, coba sekarang, GRATIS!

Dalam metode lifo, persediaan akhir yang masih ada dihitung berdasarkan *

Baca juga : Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Harga Pokok Penjualan (HPP)

Agar lebih jelas nya lagi kita bisa lihat contoh soal di bawah yaitu cara menghitung HPP moving average.

Perusahaan A mencatat persediaan barang dagang dengan metode periodik. Berikut ini adalah data yang diperoleh selama bulan Februari 2019:

Tgl 1 Februari      : Persediaan Awal        200 unit               @ Rp. 5000 Tgl 10 Februari    : Pembelian                  300 unit               @ Rp. 5.500 Tgl 21 Februari    : Pembelian                  400 unit               @ Rp. 5.300

Tgl 23 Februari    : Pembelian                  100 unit               @ Rp. 5.200