Sebanyak 13 kesenian asal Jawa Barat (Jabar) resmi ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI) melalui penyerahan sertifikat di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Sertifikat Apresiasi Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2019 yang diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri RI Tjahjo Kumolo kepada Penjabat (Pj.) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jabar Daud Achmad yang hadir mewakili Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Penetapan ini melalui proses yang cukup panjang diawali pengusulan dari setiap provinsi kemudian dilakukan verifikasi dan uji lapangan oleh tim ahli serta diakhiri oleh sidang penetapan WBTB bulan Agustus 2019. Sidang dilakukan sebagai tahap akhir untuk menentukan status setiap usulan dimana Dinas yang membidangi kebudayaan didampingi oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya mempresentasikan usulannya di hadapan staf ahli yang berjumlah 15 orang. Verifikasi Usulan WBTB yang dibawa ke sidang Penetapan dilakukan oleh tim ahli yang dibentuk dengan beranggotakan akademisi/praktisi dan perwakilan BNBP Jabar. Dan 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2019 asal daerah Jawa Barat tersebut adalah : 1. Badawang
Badawang atau Memeniran adalah patung orang-orangan besar atau makhluk seperti raksasa yang terbuat dari kerangka bambu yang dilapisi kain kostum dan dilengkapi topeng atau ukiran wajah dan kepala. Di dalam kerangka orang-orangan ini terdapat rongga yang dapat dimasuki orang yang akan membawanya berjalan berpawai dan menggerakannya menari-nari. Badawang adalah tradisi masyarakat sunda di Jawa Barat dan sangat mirip dengan kesenian Ondel-Ondel Betawi dari Jakarta dan Barong Landung dari Bali. Tradisi orang-orangan ini sudah memiliki sejarah yang lama, peniruan makhluk hidup sebagai bagian dari tradisi mistis totemistik yang berasal dari sistem kepercayaan asli Indonesia. 2. Bajidoran
3. Belenderan
Tari Belenderan merupakan salah satu kesenian khas Kabupaten Karawang di samping kesenian khas lainnya, yaitu Topeng Banjet, Ketuk Tilu, dan Nayub. Kala itu, Tari Belenderan biasa ditampilkan setiap Bulan Maulud yang bertepatan pada tanggal 16 bulan Jawa. Dahulu, tarian ini oleh masyarakat Karawang selalu menyajikan unsur ritual, yaitu pada bagian awal tarian yang selalu diawali dengan sesajen berupa kopi pahit, kopi manis, rokok, rurujakan, kalapa dawegan (kelapa muda), beas (beras). Hingga saat ini, syarat sesajen tersebut masih tetap dipenuhi sebelum memulai Tari Belenderan. Tari Belenderan mulai dikenal di Kabupaten Karawang pada tahun 1939, dalam acara peresmian jembatan di kampung Cisaruak Desa Pasir Tanjung kecamatan Telagasari. Menurut Abah Tirta (seniman dan pimpinan Grup kesenian Ketuk Tilu Puspa sari di Tempuran Kabupaten Karawang), Tari Belenderan berasal dari kata “Leleran”, yang artinya “tanah sawah” yang diratakan sebelum tandur (menanam padi). 4. Benjang
6. Domyak
Kesenian domyak ini hampir mirip dengan kesenian kuda lumping, selain menggunakan kukudaan serta diiringi tabuh tabuhan, domyak ini juga memiliki prosesi ngambat (kerasukan ruh halus). Domyak adalah akronim dari ngadogdog bari ngarampayak (memukul alat musik dog-dog sambil menari mengikuti irama). Sebelumnya nama kesenian ini bukanlah domyak namun "kesenian ini bernama buncis dan berganti nama menjadi domyak setelah terjadi pemekaran daerah Nangewer tahun 1980. 7. Kawin Cai
Sebagai gambaran, dalam pelaksanaan upacara tradisi Kawin Cai diawali dengan mengambil air dari Balong Cibulan yang berlokasi di Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana. Selanjutnya air dari Cibulan itu disatukan dengan air di lokasi Batu Kawin sekitar Balongdalem. Sebelum menyatukan air dari Cibulan, diawali dengan upacara adat mapag yang dipandu oleh pembawa acara. Setelah itu, baru rombongan menuju lokasi prosesi kawin cai dengan diiiringi tabuhan serta para penari. 8. Panjang Jimat Kasepuhan Cirebon
10. Seren Taun Cigugur
12. Tari Trebang Randu Kentir
Struktur iringan musik tari Trebang Randu Kentir terdiri atas tetalu (gagalan), salu-salu, dan kibuana. Sedangkan lagu yang digunakan dalam tarian ini yaitu sinjang wulung, suket lembut, empal banteng, lirginuga dingin, bukti nulis, lara mendut, bangbang awak, dll. Alat musik yang dipakai adalah kendang, terdiri atas: kendang besar dua buah, kendang kecil satu buah, blangber, trebang kecil (prontong), klenang, dan kecrek. 13. Topeng Banjet
Seni pertunjukan yang serumpun dengan Ronggeng Betawi ini dapat dimasukkan juga ke dalam bentuk teater tradisional. Lebih khusus lagi, kesenian Topeng Banjet dapat didefinisikan sebagai seni pertunjukan rakyat yang diawali lawakan atau pelawak (bodor) dengan Topeng Banjet kemudian diteruskan dengan pertunjukan seni drama tradisional.
|