Berikut ini yang merupakan cara berpikir sinkronik kecuali

Berikut ini yang merupakan cara berpikir sinkronik kecuali

Berikut ini yang merupakan cara berpikir sinkronik kecuali
Lihat Foto

Dok. Kompas

Konferensi Meja Bundar, 23 Agustus 1949, antara lain memutuskan, sebagai imbalan penyerahan kedaulatan kepada Indonesia, pihak Belanda mendapat bayaran sebesar 4,5 miliar gulden dari pihak Indonesia.

KOMPAS.com - Sejarah adalah pengalaman hidup manusia pada masa lalu dan akan berlangsung terus sepanjang usia manusia.

Mempelajari sejarah, antara lain bertujuan agar pengalaman manusia, baik manusia lain atau dirinya sendiri pada masa lampau, dapat dijadikan pelajaran, pengingat, inspirasi, sekaligus motivasi.

Dalam buku Historiografi Barat (2014) karya Wahyu Iryana, ilmu sejarah membagi sejarah dalam dua pengertian, yaitu sejarah sebagai peristiwa dan sejarah sebagai kisah.

Sejarah dalam pengertian kedia merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa yang bersangkut paut dengan kehidupan manusia pada masa lampau secara selektif.

Sejarah dan ilmu sosial memiliki hubungan yang timbal balik. Sebab, pada dasarnya, sejarah adalah bagian dari ilmu sosial. Sejarah dan ilmu sosial memiliki ikatan yang tidak terpisahkan.

Baca juga: Konsep Berpikir Diakronis dan Contohnya

Apa itu konsep berpikir sinkronik?

Sinkronik bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi dalam suatu masa yang terbatas. Sinkronik berasal dari bahasa Yunani, "Syn" artinya dengan dan "khronos" artinya waktu atau masa.

Berpikir sejarah secara sinkronik berarti berpikir meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial.

Sinkronik lebih menekankan pada struktur dan hanya menganalisis suatu kondisi tertentu.

Apa tujuan berpikir sinkronik?

Tujuan berpikir sinkronik dalam mempelajari sejarah adalah melihat perubahan segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa.

Baca juga: Sumber Sejarah Primer dan Sekunder

Dalam konsep berpikir sinkronik terdapat beberapa ciri, di antaranya:

  • Mengkaji peristiwa sejarah pada masa tertentu
  • Bersifat horizontal
  • Tidak memiliki konsep perbandingan
  • Bersifat kronologis
  • Kajian lebih terstruktur
  • Kajian yang sistematis
  • Kajian lebih mendalam dan serius
  • Jangkauan lebih sempit

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, berpikir sinkronis dengan menyertakan cara berpikir ilmu-ilmu sosial.

Misalnya dalam materi demokrasi liberal 1950-1959 yang dilihat secara kondisi ekonominya.

Meskipun Indonesia telah merdeka, tetapi kondisi ekonomi pada saat demokrasi liberal masih sangat buruk.

Baca juga: Apa Itu Sejarah? Definisi dan Syarat Sejarah

Faktor yang menyebabkan ekonomi tersendat pada waktu itu, adalah:

  • Indonesia hanya mengandalkan satu jenis ekspor hasil bumi.
  • Bangsa Indonesia menanggung beban ekonomi dan keuangan yang telah ditetapkan dalam Konferensi Meja Bundar.
  • Defisit yang harus ditanggung pemerintah pada waktu itu sebesar Rp 5,1 miliar yang dirancang Belanda.
  • Pemerintah belanda tidak mewarisi nilai-nilai yang cukup untuk mengubah sistem ekonomi kolonial menjadi nasional.
  • Situasi keamanan dalam negeri yang tidak menguntungkan.
  • Tidak stabilnya situasi politik dalam negeri mengakibatkan banyak pengeluaran diluar rencana.
  • Jumlah angka pertumbuhan penduduk yang besar

Dari uraian ekonomi tersebut dapat direkonstruksikan dengan berpikir sinkronis, yaitu menganalisa permasalahan ekonomi masyarakat Indonesia pada masa Demokrasi Liberal.

Dengan melibatkan cara berpikir ilmu sosial maka kajian sejarah akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di masa yang akan datang.

Baca juga: Manfaat Sejarah: Intrinsik dan Ekstrinsik

Pada masa Demokrasi Liberal dapat dianalisa bagaimana kondisi ekonomi masyarakat saat itu dalam memperjuangkan hidupnya setelah merdeka.

Peristiwa sejarah tidak lepas dalam konsep ruang dan waktu. Ruang merupakan tempat suatu peristiwa terjadi, sedangkan waktu adalah saat terjadinya peristiwa sejarah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berikut ini merupakan ciri-ciri cara berpikir sinkronik, kecuali?

  1. mengkaji peristiwa pada masa tertentu
  2. mempelajari sejarah berdasarkan konsep waktu
  3. tidak ada konsep perbandingan
  4. sifat kajian lebih mendalam
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: B. mempelajari sejarah berdasarkan konsep waktu

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, berikut ini merupakan ciri-ciri cara berpikir sinkronik, kecuali mempelajari sejarah berdasarkan konsep waktu.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Berikut ini negara-negara yang menjadi anggota dari ASEAN adalah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.

jelaskan secara detail tentang menempatkan sesuatu pada tempatnya​

ke dalam 200 ml air dimasukkan 0,2 mol glukosa Tentukan besarnya kenaikan titik didih larutan jika diketahui KB air 0,52 derajat Celcius m pangkat 1​

Apa maksudnya pernyataan Dengan mempelajari Sejarah, kita dilatih untuk berpikr Holistic dan Multi perspektif? jelaskan !​

cerita tentang nabi Ismail​

sujud sahwi di lakukan ..... dan ..... salam​

Saat kita di alam kubur, kita bakal di tanya 6 pertanyaan, nah saat kita menjawab pertanyaan itu, apakah kita harus pakai Bahasa Arab?

siapa orang yg menciptakan lagu Garuda Pancasila?​

Salah satu organisasi bentukan Amir Sjarifuddin yang memiliki peran besar dalam Pemberontakan PKI Madiun adalah Front Demokrasi Rakyat. Jelaskan strat … egi yang dilakukan oleh FDR untuk menjatuhkan Kabinet Hatta sebagai awal mula munculnya pemberontakan PKI Madiun!​

bagaimana tanggapan kalian tentang adanya sejarah dibangunnya candi Borobudur​

Jelaskan metode penyelesaian damai yang ditempuh bangsa Indonesia dalam menghadapi pemberontakan DI/TII Aceh!​

Jakarta -

Belajar sejarah dapat dilakukan dengan cara berpikir sinkronik dan diakronik. Apa itu cara berpikir sinkronik dan diakronik?

Dilansir dari halaman web Rumah Belajar Kemdikbud, cara berpikir sinkronik adalah cara berpikir yang meluas dalam ruang, tetapi terbatas dalam waktu. Sementara itu, cara berpikir diakronik adalah cara berpikir yang memanjang dalam waktu, tetapi terbatas dalam ruang.

Dalam artikel ini, kita akan kupas tuntas cara berpikir sinkronik mulai dari ciri-ciri hingga contohnya.

Berdasarkan e-Modul Sejarah Indonesia Kelas X: Konsep Berpikir Kronologis, Diakronik, Sinkronik, Ruang, dan Waktu dalam Sejarah, kata sinkronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu "syn" yang berarti dengan dan "chronoss" yang berarti waktu.

Dengan begitu, cara berpikir sinkronik hanya akan menganalisis sesuatu pada kondisi tertentu dan lebih menekankan pada struktur. Tujuan cara berpikir sinkronik dalam mempelajari sejarah adalah untuk mengkaji pola-pola, gejala-gejala, dan karakter sebuah peristiwa dalam masa tertentu. Cara berpikir ini memang biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial.

Ciri-ciri dari cara berpikir sinkronik adalah:

1. Mempelajari peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu.2. Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter.3. Bersifat horizontal.4. Tidak memiliki konsep perbandingan.5. Jangkauan kajian lebih sempit.6. Memiliki kajian yang sangat sistematis.

7. Kajian bersifat serius dan mendalam.

Contoh Cara Berpikir Sinkronik

Supaya detikers lebih memahami cara berpikir sinkronik, simak contoh yang dikutip dari buku Sejarah Indonesia oleh Windriati, S.Pd., di bawah ini, yuk.

Contoh 1: Keadaan Ekonomi di Indonesia pada 1998

Indonesia berada dalam kondisi ekonomi yang sangat terpuruk pada 1998, bahkan Presiden Soeharto pun mengundurkan diri dari jabatannya. Pada tahun tersebut, Indonesia memiliki banyak utang perusahaan dan negara yang jatuh tempo di tahun yang sama. Hal ini tentu membuat banyak perusahaan gulung tikar.

Akibatnya, angka pengangguran meningkat dan pendapatan per kapita Indonesia turun drastis dari 1.155 USD per kapita pada 1996 menjadi 610 USD per kapita pada 1998. Selain itu, terjadi pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika hingga Rp 15.000 per dollar Amerika. Hal ini membuat harga barang meningkat pesat dan inflasi semakin tidak terkendali.

Contoh 2: Suasana Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 di Jakarta

Pembacaan Proklamasi pada 17 Agustus 1945 merupakan peristiwa paling penting bagi seluruh masyarakat Indonesia. Peristiwa bersejarah ini terjadi di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 yang sekarang menjadi Jalan Proklamasi. Pembacaan Proklamasi dihadiri oleh sekitar 500 orang dari berbagai kalangan dengan membawa apa pun yang bisa dijadikan sebagai senjata.

Meskipun Jepang sudah kalah dari Sekutu, tentara Dai Nippon (Jepang) masih berada di Jakarta. Namun, suasana di Jakarta tetap kondusif. Sebelum dibacakan di kediaman Sukarno, Proklamasi rencananya akan dibacakan di Lapangan Ikada.

Namun, karena takut terjadi pertumpahan darah, lokasi pembacaan akhirnya dipindahkan. Perubahan ini membuat sekitar 100 anggota Barisan Pelopor berjalan kaki dari Lapangan Ikada ke kediaman Sukarno. Akibatnya, meraka datang terlambat dan menuntut pembacaan ulang Proklamai. Namun, Mohammad Hatta menolak tuntutan tersebut dan hanya memberikan amanat singkat.

Dengan demikian, dari dengan cara berpikir sinkronik dapat dilihat bahwa kajian yang dipaparkan dalam contoh di atas terbatas dalam waktu, yaitu keadaan ekonomi pada 1998 dan pembacaan Proklamasi pada 17 Agustus 1945, tetapi meluas pada ruang (suasana, karakter, dan pola).

Dua contoh di atas juga sekaligus menutup pembahasan kita mengenai cara berpikir sinkronik dalam belajar sejarah, nih.

Simak Video "Nadiem Makarim Rombak SBMPTN: Tidak Ada Lagi Tes Mata Pelajaran"



(pal/pal)