Berikut ini yang bukan bagian dari kitab weda adalah

Ilustrasi weda sruti Foto: The Scoop India

Agama Hindu merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Sejarah perkembangannya cukup panjang dan menghasilkan sejumlah penganut yang tersebar di beberapa wilayah.

Sama seperti agama lain, umat Hindu juga memiliki kitab suci yang mereka yakini, yakni kitab Weda yang memiliki arti pengetahuan. Kitab suci weda memuat ajaran kesucian yang diwahyukan Sang Hyang Widhi kepada Maharsi.

Kitab suci Weda menjadi pedoman bagi umat Hindu dalam menjalani kesehariannya. Ada dua bentuk kitab suci Weda, salah satunya adalah Weda Sruti. Bagaimana isi ajarannya? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.

Mengutip buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti untuk anak SD, Weda Sruti adalah kitab suci yang memuat wahyu Sang Hyang Widhi kepada Maharsi. Kitab suci ini bersumberkan wahyu Tuhan (Brahman) yang didengarkan secara langsung oleh para Sapta Rsi.

Ilustrasi kitab suci agama Hindu Foto: Wallpaper cave

Secara bahasa, Sruti berasal dari kata "Sru" yang artinya mendengar (revealed teaching). Sehingga, Weda Sruti dapat diartikan juga sebagai sabda suci yang didengarkan.

Menurut Maharsi Manu, Weda Sruti adalah Weda yang sebenarnya. Berdasarkan jenis dan isinya, Weda Sruti dibagi menjadi 3 bagian yaitu Kitab Mantra, Kitab Brahmana (Karma Kanda), dan Upanisad (Jnana Kanda). Berikut penjelasan lengkapnya:

Kitab Mantra terdiri atas empat himpunan Samhita yang disebut Catur Weda Samhita. Berikut isinya:

  • Rig Veda Samhita, terdiri dari 10.552 mantra, isinya terbagi atas 10 Mandala yang memuat kumpulan mantra dan ajaran-ajaran umum dalam bentuk pemujaan kepada Tuhan. Pendeta yang melantunkan mantra-mantra dalam kitab Rig Veda disebut Hotr (Hotri).

  • Sama Veda Samhita, terdiri dari 1875 mantra. Himpunan samhita ini memuat lagu-lagu pujaan yang dinyanyikan pada saat upacara. Pendeta yang melantunkan mantra dalam kitab Sama Veda disebut Udgatr (Udgatril Udgatra).

  • Yajur Veda Samhita, terdiri dari 1975 mantra yang memuat ajaran umum tentang pokok-pokok/hakikat pelaksanaan Yajna. Pendeta yang melantunkan mantra-mantra dalam kitab Yajur Veda Samhita disebut Advaryu.

  • Atharva Veda Samhita, terdiri dari 5.987 mantra yang berbentuk prosa. Atharva Veda Samhita memuat tuntunan hidup sehari-hari yang berhubungan dengan kehidupan duniawi. Pendeta yang melantunkan mantra-mantra dalam kitab ini disebut dengan Gopatha Brahmana.

Ilustrasi gama Hindu Foto: pixabay

b. Kitab Brahmana (Karma Kanda)

Kitab Brahmana (Karma Kanda) adalah kitab yang memuat ajaran tentang kewajiban hidup beragama. Made Urip Dharmaputra dalam buku Sanatana Dharma menyebutkan bahwa kitab Brahmana juga memuat himpunan doa-doa yang dipergunakan dalam upacara Yajna. Kitab Brahmana (Karma Kanda) merupakan penjelasan arti kata (mantra).

c. Kitab Upanisad Aranyaka (Jnana Kanda)

Kitab Upanisad dan Aranyaka (Jnana Kanda) isinya adalah himpunan mantra-mantra yang membahas berbagai segi tentang filsafat Ketuhanan. Kitab Upanisad dan Aranyaka sering disebut dengan kitab Rahasya Jnanam karena isinya membahas tentang hal-hal yang bersifat rahasia.

Ilustrasi Bagian-bagian Catur Weda Foto: Pixabay

Catur Weda merupakan empat bagian dalam kitab Weda. Catur Weda disebut sebagai Mantra lantaran tersusun dari syair-syair pujaan. Weda sendiri adalah kitab suci yang memuat dasar pengajaran agama Hindu.

Menurut Suharta (2020) dalam buku Agama, Suku, Hindu, dan Budha, kata “Weda” berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kebenaran, pengetahuan suci, dan kebijaksanaan. Secara tematik, Weda adalah kitab suci yang memuat kebenaran sejati.

Umat Hindu percaya bahwa kitab Weda turun sebagai pewahyuan intuitif. Wahyu tersebut didengar oleh Rsi dan akhirnya dituangkan dalam bentuk tulisan. Oleh karenanya, Weda disebut juga dengan apauruseya, yakni pewahyuan langsung dari Tuhan.

Berdasarkan informasi dari buku Meyakini Menghargai karya Ibn Ghifarie (2018), Weda diwahyukan dalam waktu yang sangat lama lewat Rsi. Selanjutnya, Weda tersebut dikodifikasi oleh Maha Rsi Vyasa dan diajarkan turun-temurun melalui sejumlah garis perguruan.

Setelah memahami asal usul Weda, yuk simak pembahasan mengenai bagian-bagian Catur Weda lewat artikel ini.

Ilustrasi Bagian-bagian Catur Weda Foto: Pixabay

Berikut bagian-bagian Catur Weda yang dikutip dari buku Agama Suku, Hindu, dan Budha tulisan Suharta (2020):

Reg Weda Samhita merupakan kitab tertua sekaligus teragung. Kitab ini mengandung pengetahuan suci yang berkaitan dengan nyanyian-nyanyian pemujaan.

Kitab satu ini disebut dengan kitab himpunan mantra. Ini karena Yajur Weda Samhita memuat pengetahuan suci terkait upacara-upacara korban.

Sama Weda Samhita dikenal sebagai kitab yang berisi himpunan mantra saman, pengetahuan suci tentang irama dalam mengembangkan mantra-mantra Weda.

Atharwa Weda mengandung himpunan pengetahuan suci yang bermanfaat untuk kehidupan di dunia.

Ilustrasi Bagian-bagian Catur Weda Foto: Pixabay

Masing-masing keempat bagian Catur Weda terdiri dari empat bagian. Untuk mengetahui bagian-bagiannya, simak ulasan berikut:

Mantra Samhita adalah doa-doa, pujian-pujian, sekaligus mantra-mantra dalam suatu sloka-sloka berirama pada acara pemujaan terhadap para dewa keluarga atau umum dengan tujuan meraih kemakmuran materiil di bumi dan kebahagiaan di alam baka. Selain itu, mantra ini juga memuat doa kebaktian, ucapan syukur, petunjuk korban, dan ajaran filsafat.

Brahmana adalah tuntutan umat Hindu untuk mengerjakan upacara-upacara yang berkenaan dengan penggunaan mantra serta pengorbanan oleh individu atau kelompok.

Aranyaka disebut sebagai buku hutan. Kitab ini mengandung tulisan mistik dan ajaran meditasi atau kehidupan menjadi pertapa di hutan.

Upanisad adalah ajaran filsafat ketuhanan dan kerohanian yang mendalam. Upanisad berupaya memudahkan pengertian dalam Catur Weda.