Melalui artikel ini, kita akan belajar bersama-sama mengenai jajar genjang. Show Terdapat berbagai macam bentuk bangun datar, salah satunya yaitu bangun segiempat. Beberapa bangun segiempat seperti persegi, persegi panjang, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang, dan sebagainya. Dalam artikel kali ini akan dijelaskan mengenai bangun jajar genjang. Berikut akan dijelaskan mengenai definisi bangun jajar genjang. Definisi Jajar GenjangPerhatikan gambar berikut. Apa yang kalian ketahui mengenai jajar genjang? Pada gambar di atas terdapat bangun jajar genjang ABCD. Bangun jajar genjang dapat diartikan sebagai salah satu bangun segiempat yang memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan sama panjang serta dua pasang sudut yang berhadapan sama besar. Selanjutnya akan dibahas mengenai contoh penerapan jajar genjang. Jajar Genjang dalam Kehidupan Sehari-hariApakah kalian tahu apa saja penerapan dari jajar genjang? Konsep jajar genjang ini digunakan untuk menentukan luas suatu area atau objek yang berbentuk jajar genjang. Selain itu beberapa motif pada batik maupun motif pada pakaian menerapkan konsep bangun jajar genjang ini. Untuk mengetahui sifat-sifat yang terdapat dalam bangun jajar genjang, pahami penjelasan di bawah ini. Sifat-Sifat Jajar GenjangPerhatikan gambar bangun datar jajar genjang berikut. Berdasarkan gambar tersebut, sifat-sifat dari bangun jajar genjang dapat dijelaskan sebagai berikut.
Selanjutnya akan dijelaskan beberapa rumus yang ada pada bangun jajar genjang. Rumus Jajar GenjangPada bagian ini akan dijelaskan mengenai rumus keliling jajar genjang dan rumus luas jajar genjang. Untuk memahami keliling jajar genjang, perhatikan gambar berikut. Pada gambar di atas terdapat bangun jajar genjang ABCD dengan ukuran sisi AB adalah p dan ukuran sisi BC adalah q. Keliling bangun jajar genjang tersebut dirumuskan sebagai berikut. Rumus Keliling Jajar Genjang
Keliling jajar genjang ABCD = AB + BC + CD + DA Karena ukuran sisi AB sama dengan ukuran sisi CD dan ukuran sisi BC sama dengan ukuran sisi DA, maka: Keliling jajar genjang ABCD = p + q + p +q K = (p + p) + (q + q) K = 2p + 2q K = 2 (p + q) Keterangan:
Selanjutnya akan dibahas mengenai rumus luas bangun jajar genjang. Baca juga Persegi. Perhatikan gambar berikut. Pada gambar di atas terdapat bangun jajar genjang ABCD dengan sisi alas AB berukuran a dan tinggi jajar genjang yaitu DE berukuran t. Tinggi bangun jajar genjang tegak lurus dengan sisi alas jajar genjang. Luas bangun jajar genjang dirumuskan sebagai berikut. Rumus Luas Jajar Genjang
Luas jajar genjang ABCD = AB x DE L = a x t Keterangan:
Untuk meningkatkan pemahamanmu mengenai bangun jajar genjang, kerjakan soal berikut. Baca juga Segi Enam. Contoh Soal Jajar GenjangPerhatikan gambar berikut. Pada gambar tersebut terdapat bangun jajar genjang ABCD. Tentukan:
Pembahasan
1. Keliling bangun jajar genjang ABCD: K = 2 x (12 cm + 8 cm) K = 2 x 20 cm K = 40 cm Jadi, keliling bangun jajar genjang ABCD adalah 40 cm. 2. Luas bangun jajar genjang ABCD: L = alas x tinggi L = 12 cm x 6 cm L = 72 cm2 Jadi, luas bangun jajar genjang ABCD adalah 72 cm2. Mari kita simpulkan materi mengenai bangun jajar genjang. Baca juga Pythagoras. KesimpulanBangun jajar genjang dapat diartikan sebagai salah satu bangun segiempat yang memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan sama panjang serta dua pasang sudut yang berhadapan sama besar. Sifat bangun jajar genjang antara lain memiliki dua pasang sisi sejajar dan sama panjang, dua pasang sudut yang berhadapan sama besar, dan dua diagonal yang tidak sama panjang. Rumus keliling bangun jajar genjang yaitu K = 2 x (a + b), dengan a dan b merupakan ukuran sisi-sisi jajar genjang. Rumus luas bangun jajar genjang yaitu L = a x t, dengan a dan t masing-masing merupakan ukuran alas dan tinggi jajar genjang. Demikian penjelasan mengenai bangun jajar genjang. Semoga bermanfaat. Baca juga Layang-Layang. Kembali ke Materi MatematikaJakarta - Sifat jajar genjang ternyata berbeda dengan persegi. Meski kedua bangun datar ini memiliki bentuk nyaris serupa. Jajar genjang memiliki 4 sisi, bisa dinamakan AB, BC, CD, dan DA. Kemudian memiliki dua diagonal, yakni AC dan BD, dan memiliki empat sudut, yakni sudut A, B, C, dan D. Sifat Jajar GenjangDalam buku Mengenal Bangun Datar yang ditulis oleh Bayu Sapta Hari, terdapat tujuh sifat jajar genjang, yaitu
Jajar genjang pun kadang disamakan dengan belah ketupat. Belah ketupat dibentuk dari segitiga sama kaki dan bayangannya oleh pencerminan terhadap alas segitiga tersebut. Perbedaan sifat jajar genjang dengan belah ketupat yakni pada belah ketupat semua sisi sama panjang. Persamaannya semua sudut yang saling berhadapan sama besarnya. Rumus Menghitung Jajar GenjangSetelah mengetahui ciri dan sifat jajar genjang, detikers pasti bertanya-tanya, bagaimana menghitung benda berbentuk jajar genjang? Untuk menghitung keliling jajar genjang, kamu hanya perlu menambahkan panjang semua sisinya. Dengan begitu, rumus menghitung keliling jajar genjang, yaitu K = AB + BC + CD +AD Sementara itu, untuk menghitung luas jajar genjang kamu perlu mengalikan alas (a) dan tinggi (t) jajar genjang. Untuk mendapatkan tinggi jajar genjang, kamu perlu menarik garis lurus dari atas ke bawah pada salah satu sudut di bagian atas jajar genjang. Dengan begitu, rumus menghitung luas jajar genjang dapat ditulis sebagai berikut. L= alas x tinggi Nah, itu dia sifat jajar genjang beserta rumus menghitungnya. Detikers jadi lebih mengenal bentuk jajar genjang, kan? Simak Video "Momen Jokowi Bertemu Anak-anak Pandai Matematika di Sumut" (pal/pal) Jajar genjang atau jajaran genjang (bahasa Inggris: parallelogram) adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki dua pasang sudut yang masing-masing sama besar dengan sudut di hadapannya.
Jajar genjang termasuk turunan segiempat yang mempunyai ciri khusus. Jajar genjang dengan empat rusuk yang sama panjang disebut belah ketupat. K = 2 ⋅ ( s 1 + s 2 ) {\displaystyle K=2\cdot (s1+s2)} LuasL = a ⋅ t {\displaystyle L=a\cdot t} Tinggih a = b ⋅ sin ( α ) {\displaystyle h_{a}=b\cdot \sin(\alpha )} h b = a ⋅ sin ( β ) {\displaystyle h_{b}=a\cdot \sin(\beta )} Diagonale = a 2 + b 2 − 2 ⋅ a ⋅ b ⋅ cos ( β ) = a 2 + b 2 + 2 ⋅ a ⋅ b ⋅ cos ( α ) {\displaystyle {\begin{array}{ccl}e&={\sqrt {a^{2}+b^{2}-2\cdot a\cdot b\cdot \cos(\beta )}}\\&={\sqrt {a^{2}+b^{2}+2\cdot a\cdot b\cdot \cos(\alpha )}}\end{array}}} f = a 2 + b 2 − 2 ⋅ a ⋅ b ⋅ cos ( α ) = a 2 + b 2 + 2 ⋅ a ⋅ b ⋅ cos ( β ) {\displaystyle {\begin{array}{ccl}f&={\sqrt {a^{2}+b^{2}-2\cdot a\cdot b\cdot \cos(\alpha )}}\\&={\sqrt {a^{2}+b^{2}+2\cdot a\cdot b\cdot \cos(\beta )}}\end{array}}} Sudut interiorα = γ , β = δ , α + β = 180 ∘ {\displaystyle \alpha =\gamma ,\quad \beta =\delta ,\quad \alpha +\beta =180^{\circ }} Persamaan jajar genjange 2 + f 2 = 2 ⋅ ( a 2 + b 2 ) {\displaystyle e^{2}+f^{2}=2\cdot (a^{2}+b^{2})}
|