Berdasarkan pengelompokannya, berikut penyebab dan penularan infeksi bakteri ini: Show Infeksi bakteri Streptococcus grup AStreptococcus grup A banyak ditemukan pada bagian permukaan kulit, di dalam tenggorokan, dan pada berbagai rongga tubuh (termasuk rongga telinga dan kelamin). Infeksi ini dapat terjadi pada siapa saja, terutama pada orang dewasa dan anak-anak. Streptococcus A dapat menyebar melalui partikel air ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Bakteri ini juga dapat bertahan hidup pada permukaan benda tertentu sehingga dapat menular melalui sentuhan. Infeksi strep A dapat bersifat ringan ataupun invasif. Infeksi ringan dari strep A di antaranya:
Pada dasarnya, infeksi Streptococcus A dapat dengan mudah terjadi ketika seseorang mengalami penurunan daya tahan tubuh. Infeksi minor dari bakteri ini dapat dengan mudah disembuhkan tanpa adanya komplikasi dan efek jangka panjang. Namun, jika seseorang memiliki daya tahan tubuh yang sangat lemah seperti pada bayi, lansia, orang dengan diabetes, atau pasien kanker dan HIV, lebih mungkin terjadi infeksi Streptococcus A invasif yang jauh lebih serius. Penyakitnya meliputi:
Infeksi strap invasif merupakan penyakit yang serius sehingga perlu penanganan yang tepat. Pada keadaan serius, satu dari empat orang yang mengalami Streptococcus A invasif dapat mengalami kematian. Infeksi bakteri Streptococcus grup BInfeksi bakteri Streptococcus grup B pada umumnya tidak terlalu berbahaya. Namun, bisa menimbulkan masalah kesehatan pada kelompok dengan daya tahan tubuh yang rentan. Bakteri ini banyak ditemukan pada saluran cerna dan di dalam vagina. Infeksi ini termasuk langka dan biasanya berbahaya terhadap kondisi kehamilan dan pada bayi baru lahir. Infeksi pada kehamilan Streptococcus B merupakan bakteri yang umum yang berada di dalam tubuh, sehingga memungkinkan terjadinya penularan pada bayi saat hamil. Meskipun demikian, risiko infeksi cenderung kecil di mana hanya 1 diantara 2.000 kasus paparan pada kandungan yang menyebabkan infeksi Streptococcus B pada bayi. Infeksi pada kehamilan dapat menyebabkan keguguran dan lahir mati, namun hal ini sangat jarang terjadi. Infeksi pada bayi baru lahir Bayi baru lahir memiliki daya tahan yang sangat lemah, maka paparan Streptococcus B dapat dengan mudah menyebabkan infeksi serius seperti meningitis dan pneumonia. Infeksi bakteri Streptococcus grup C dan GStreptococcus grup C dan G memiliki hubungan dekat dengan Streptococcus A. Akan tetapi, cara penularannya berbeda. Bakteri ini pada umumnya ditemukan pada hewan dan menyebar melalui sentuhan atau bahan pangan yang masih mentah. Misalnya daging dan susu mentah yang terpapar oleh bakteri tersebut.
Detail CantumanXML
Latar Belakang: Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi menular saluran pernafasan dan menjadi penyebab kematian terbesar di dunia. Balai Kesehatan Wilayah Semarang merupakan pusat kesehatan masyarakat yang terpusat pada penyakit dalam salah satunya penyakit infeksi pada paru-paru yang menangani pemeriksaan pasien terduga Tuberculosis paru dan memberikan OAT kepada pasien yang BTAnya positif dan tidak pada pasien yang hasil pemeriksaan BTA negatif . Bakteri gram positif coccus genus Staphylococcus sp dan Streptococcus sp merupakan flora normal yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan bawah selain bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menjadi patogen apabila daya tahan tubuh manusia menurun. Tujuan: mengetahui ada tidaknya bakteri gram positif coccus pada sputum pasien terduga BTA negatif di Balai Kesehatan Masyarakat Wilayah Semarang. Metode: jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional deskriptif (non-eksperimental) dengan rancangan pendekatan cross sectional. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 10 dari 11 sputum positif tumbuh (91%) bakteri gram positif coccus dan 1 (9%) sampel sputum tidak tumbuh bakteri gram positif coccus. Dari 10 sputum BTA negatif Terdapat 13 galur bakteri tumbuh yang terdiri dari 9 galur Streptococcus alfa hemolisis (69,2%), 1 galur Streptococcus beta hemolisis (7,7), 1 galur Staphylococcus aureus (7,7%), 1 galur Staphylococcus saprophyticus (7,7%), dan 1 galur Staphylococcus epidermidis (7,7%). Kesimpulan: Dari 11 sputum pasien terduga BTA negatif terdapat 10 sputum positif (91%) terdapat bakteri gram positif coccus genus Staphylococcus sp dan Streptococcus sp Gram-positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop.[1] Disisi lain, bakteri gram-negatif akan berwarna merah atau merah muda.[1] Perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel yang berbeda dan dapat dinyatakan oleh prosedur pewarnaan Gram.[2] Prosedur ini ditemukan pada tahun 1884 oleh ilmuwan Denmark bernama Christian Gram dan merupakan prosedur penting dalam klasifikasi bakteri.[3] Bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus (bakteri patogen yang umum pada manusia) hanya mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan.[2] Sekitar 90 persen dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan sedangkan sisanya berupa molekul lain bernama asam teikhoat.[1] Di sisi lain, bakteri gram negatif (seperti E. coli) memiliki sistem membran ganda di mana membran pasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel.[2] Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara membran dalam dan membran luarnya.[2] Berikut ini adalah karakteristik dari bakteri Gram positif dan negatif. Prescott LM, Harley JP, Klein DA. 2002. Microbiology. 5th Ed. Boston: McGraw-Hill.
Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Skema dinding sel bakteri gram positif Berikut ini adalah klasifikasi dari bakteri Gram positif.
Berikut ini adalah penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan bakteri Gram positif dan negatif.[4]:
|