Baguskah hati ayam potong untuk bayi?

Kompas.com- Daging ayam menjadi salah satu favorit para ibu sebagai campuran makanan pendamping ASI. Akan tetapi, sebaiknya Anda memilih ayam kampung, bukan ayam negeri. Pasalnya meski dari sudut gizinya sama saja, namun makanan ayam negeri dan kampung berbeda.

"Makanan ayam kampung masih alamiah, sedangkan makanan ayam negeri sudah diberi suplemen dan bermacam-macam hormon. Nah, hormon-hormon tersebut akan disimpan dan terakumulasi atau menumpuk di dalam tubuhnya," kata dr. Dadang Primana, MSc, SpGZ, SpKO.

Jadi, bila bayi diberikan ayam negeri, secara tak langsung pakan yang disuntikkan pada ayam negeri akan termakan juga oleh bayi. "Bayi seperti mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif secara langsung saja," lanjut Dadang.

Adapun yang dimaksud zat aditif ialah zat tambahan pada makanan yang membuat makanan menjadi lebih enak, beraroma lebih harum atau yang membuat makanan lebih tahan lama. Jikapun Bapak dan Ibu ingin si kecil diberikan ayam negeri, menurut Dadang, boleh saja. "Tapi jangan terlalu sering, ya," pesannya. Yang jelas, kalau mau aman, sebaiknya, sih, berikan ayam kampung saja.

Sedangkan telur ayam, setelah bayi berusia 6 bulan dapat diberikan kuning telur karena kuning telur mengandung protein yang tinggi. Namun frekuensi pemberiannya tak perlu setiap hari, lebih baik seminggu sekali. Pasalnya, kuning telur mengandung kolesterol yang tinggi. "Kalau terlalu sering diberikan pada bayi, dikhawatirkan setelah dewasa nanti tingkat kolesterolnya akan tinggi," tutur Dadang.

Sedangkan putih telur, pada prinsipnya boleh diberikan. Namun sebelumnya, Bapak dan Ibu perlu tahu dulu, apakah si kecil memiliki riwayat alergi. Soalnya, putih telur dapat memicu reaksi alerginya.

"Putih telur mengandung suatu jenis protein yang tak dapat berubah menjadi asam amino sehingga dapat terserap dalam darah. Inilah yang dapat memicu reaksi alergi," terang Dadang.

Tak demikian halnya bila bayi normal mendapat ASI eksklusif hingga usia 4 bulan, pemberian putih telur pada usia 5 bulan ke atas tak jadi masalah. Soalnya, si bayi telah memperoleh zat anti bodi dari ASI. Namun demikian, frekuensi pemberiannya hendaknya tak terlalu sering, cukup seminggu sekali. Akan halnya hati ayam, menurut Dadang, tak berbeda dengan kuning telur.

Hati ayam merupakan sumber protein yang tinggi namun memiliki kolestrol yang tinggi. "Bayi tentu saja memerlukan kolesterol namun tak perlu banyak sehingga frekuensi pemberiannya cukup seminggu sekali saja." Memang, aku Dadang, kebanyakan ibu biasanya hanya mencampur nasi tim dengan hati ayam atau telur.

Padahal, nasi tim itu enggak apa-apa, kalau dicampur dengan ayam, daging giling, ataupun ikan. "Bahkan, kalau bayi mau diberi kaki ayam juga boleh, karena kaki ayam juga mengandung protein seperti halnya daging ayam." Tapi jangan lupa, agar menunya setiap hari berganti-ganti, beragam, dan bervariasi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Hati ayam sering ibu gunakan sebagai menu MPASI untuk bayi dengan berbagai cara penyajian. Ibu bisa mengolah hati ayam menjadi bubur atau nasi tim, tergantung dengan kemampuan mengunyah dan usia si kecil. Lalu, apa manfaat hati ayam untuk si kecil? Apakah ada panduan khusus untuk mengolahnya? Berikut penjelasannya.

Baguskah hati ayam potong untuk bayi?

Rasanya memang pahit, tetapi kandungan gizi dalam hati ayam sangat baik bagi pertumbuhan si kecil, terutama pada masa pengenalan makanan padat pada bayi.

Berdasarkan keterangan dari Data Komposisi Pangan Indonesia, 100 gram hati ayam mengandung gizi berikut.

  • Energi: 261 kalori
  • Protein: 27, 4 gram
  • Lemak: 16,1 gram
  • Kalsium: 118 miligram
  • Fosfor: 373 miligram
  • Zat besi: 15,8 miligram

Hati ayam tidak hanya bisa ibu jadikan sebagai menu makanan keluarga dan MPASI, tetapi juga bermanfaat untuk bayi di masa pertumbuhannya.

1. Menurunkan risiko anemia

Dalam 50 gram hati ayam mengandung 7,3 milligram zat besi.

Sementara itu, menurut Angka Kecukupan Gizi 2019, kebutuhan zat besi bayi usia 6-11 bulan adalah 11 miligram.

Hal ini membuat hati ayam bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan zat besi dan gizi harian bayi.

Zat besi berperan dalam pembentukan hemoglobin, bagian dari sel darah merah.

Hemoglobin berfungsi untuk membawa oksigen dan menyalurkannya ke seluruh tubuh.

Kalau bayi kekurangan zat besi, pembentukan hemoglobin bisa terganggu.

Kemudian sel darah merah tidak terbentuk sempurna sehingga berisiko mengalami anemia defisiensi zat besi.

2. Memproduksi enzim dan hormon

Selain tinggi akan zat besi, hati ayam juga mengandung protein yang baik untuk bayi.

Dalam 100 gram hati ayam mengandung 27,4 protein yang mencukupi kebutuhan protein harian si kecil.

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi 2019, kebutuhan protein bayi usia 6-11 bulan yaitu 15 gram per hari.

Jika melihat dari angka kecukupannya, memang berlebih. Namun, porsi makan si kecil hanya perlu 2-3 potong hati ayam, tidak semuanya.

Protein berperan penting dalam produksi enzim dan hormon untuk menjaga fungsi sel dan organ tubuh bayi.

Cara kerjanya, enzim bersama hemoglobin membawa oksigen ke dalam darah. Sementara itu, hormon menjaga keseimbangan tubuh agar tidak gampang sakit.

Baguskah hati ayam potong untuk bayi?

3. Membantu perkembangan otak dan tubuh bayi

Bagi orang dewasa, penting untuk membatasi konsumsi lemak dalam per hari.

Namun, bagi bayi, lemak berperan dalam membantu perkembangan otak dan tubuhnya.

Dalam 100 gram hati ayam, mengandung 16,1 gram lemak yang bisa mencukup kebutuhan lemak harian bayi.

Pasalnya, kebutuhan lemak total bayi dalam sehari adalah 35 gram. Kebutuhan lemak si kecil bisa ibu dapatkan dari hati ayam.

Hati ayam bisa memberikan asam lemak esensial untuk bayi yang membantu proses penyerapan vitamin larut lemak.

Selain itu, lemak bisa menjadi cadangan otot yang meningkatkan persediaan energi bayi.

4. Baik untuk kesehatan mata bayi

Hati ayam juga baik untuk kesehatan mata si kecil karena kandungan vitamin A dan betakaroten yang tinggi.

Kandungan ini bisa mengurangi risiko gangguan penglihatan pada anak.

Kebutuhan vitamin A bayi usia 6-11 bulan adalah 400 mikrogram dalam sehari. Nah, satu potong hati ayam mengandung 200 mikrogram vitamin A.

Namun, ibu tetap perlu waspada dalam memberikan hati ayam pada si kecil. Pasalnya, kandungan vitamin A pada hati ayam terlalu tinggi.

Dalam 100 gram hati ayam mengandung 4957 mikrogram vitamin A, sehingga bisa memicu keracunan.

Sebaiknya, ibu hanya memberikan satu potong kecil hati ayam dalam seporsi makan bayi lalu tambahkan sayuran, daging, dan sumber makanan sehat lainnya.

Ibu bisa mengolah berbagai resep hati ayam untuk MPASI, salah satunya menjadi bubur lumat untuk bayi 6-8 bulan.

Sementara untuk resep MPASI usia 9-11 bulan sudah bisa naik tekstur menjadi bubur tim. Sesuaikan dengan tekstur dan selera makan si kecil, ya!

Bolehkah bayi makan hati ayam potong?

Hati Ayam Tidak Berbahaya untuk Bayi Setelah berusia 6 bulan atau sudah layak mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI), bayi perlu diberikan makanan bergizi guna menunjang tumbuh kembangnya. Nah, salah satu makanan bergizi ini adalah hati ayam.

Apa manfaat hati ayam untuk bayi?

Selain tinggi akan zat besi, hati ayam juga mengandung protein yang baik untuk bayi. Dalam 100 gram hati ayam mengandung 27,4 protein yang mencukupi kebutuhan protein harian si kecil. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi 2019, kebutuhan protein bayi usia 6-11 bulan yaitu 15 gram per hari.

Berapa kali bayi makan hati ayam?

Manfaat Hati Ayam Bagi Si Kecil Namun, pemberian hati ayam untuk bayi sebaiknya dimulai sejak ia berusia 6 bulan. Itupun hanya sekali seminggu dan dalam porsi yang kecil, misalnya hanya 1-2 sendok teh sekali makan.