Pendahuluan Tekanan darah perlu dikontrol secara teratur/periodik agar dapat diantisipasi bila tekanannya tinggi. Memeriksa tekanan darah (tensi) sebenarnya sangat mudah. Selama ini ketrampilan memeriksa tekanan darah seolah menjadi monopoli beberapa kelompok tertentu saja. Sekarang Anda bisa mengkur sendiri tekanan darah Anda dan keluarga. Sangat banyak manfaat yang kita peroleh bila kita bisa mengukur sendiri tekanan darah. Selain untuk diri sendiri, Anda juga dapat menolong keluarga dan teman-teman untuk mengukur tekanan darah (tensi) mereka. Penulis akan menjelaskan bagaimana cara mengukur tekanan darah tahap demi tahap. Alat yang kita butuhkan untuk memeriksa tekanan darah adalah manset tensimeter (sphygmomanometer) dan stetoskop, kedua alat ini dapat kita peroleh di toko alat kesehatan dengan harga relatif murah. Sphygmomanometer ada yang model Air Raksa dan bukan Air Raksa (model jarum dan digital), anda dapat memilih yang mana saja sesuai selera dan kondisi keuangan, semuanya dapat dipakai dengan cukup presisi/akurat. Cara mengukur Tekanan darah
Bagaimana menentukan tekanan sistole dan diastole? Fase I: Perhatikan ketika Anda memompa manset sampai suatu nilai tekanan (misal 140 mmHg) atau sampai tidak terdengar suara duk..duk..duk.., maka kegiatan memompa dihentikan. Ketika katup pengatur udara dibuka sedikit, udara akan dikeluarkan sedikit demi sedikit, maka tekanan manset berkurang secara bertahap. Mendadak akan terdengar suara yang jelas, pendek-pendek, bersifat ketukan (tapping) yang makin lama semakin keras, suara ini dinamakan suara Korotkoff. Suara ini terdengar selama tekanan manset diturunkan 10-14 mmHg. Fase II: Suara berubah menjadi bising (murmur) dan kerasnya berkurang selama penurunan tekanan 15-20 mmHg. Fase III: Suara menjadi jelas kembali dan lebih keras selama penurunan 5-7 mmHg berikutnya. Fase IV: Suara menjadi redup dan lemah dengan cepat selama penurunan 5-6 mmHg berikutnya. Fase V: Suara mulai menghilang. Catatan: Ingat dan catat suara yang pertama kali terdengar (fase I) terjadi pada tekanan berapa? itulah tekanan sistole. Suara yang menghilang (fase V) berkorelasi dengan tekanan diastole pada orang dewasa. Tekanan diastole pada anak-anak terjadi pada fase IV. Juga pada waktu kerja fisik pada orang dewasa, tekanan diastole terjadi pada awal fase IV. Lakukan pemeriksaan ini dua sampai tiga kali.
Selamat berlatih. Bila Anda perlu mempelajari pengukuran tekanan darah melalui penayangan audio visual, klik video di bawah ini. https://www.youtube.com/watch?v=Gmic13mvsgo Video cara mengukur tekanan darah. (Sumber: www.youtube.com) Penulisan (pencatatan) hasil pemeriksaan tekanan darah Hasil pemeriksaan tekanan darah ditulis sebagai berikut: tekanan diastole/tekanan sistole, dalam satuan milimeter Air raksa (mm Hg). Contoh: bila dari hasil pengukuran didapatkan tekanan diastole 120 dan tekanan sistole 80, maka penulisannya adalah 120/80 mm Hg. Hasil pengukuran tekanan darah sebaiknya dicatat pada buku catatan (note book). Hal-hal yang perlu dicatat antara lain nama yang diperiksa, nama pemeriksa, waktu pemeriksaan dan hasil pemeriksaan. Anda dapat memeriksa dan mencatat tekanan darah secara reguler misalnya setiap 15 menit sekali bila memang diperlukan pada kasus-kasus gawat darurat, atau setiap 1 jam, 6 jam, 24 jam dan 1 minggu sekali. Catatan ini bermanfaat untuk melihat perbandingan (perkembangan) tekanan darah seseorang dari waktu kewaktu. Contoh pencatatan hasil pemerksaan tekanan darah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Page 2
Pendahuluan Di dalam tubuh manusia, darah mengalir ke seluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terus-menerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrien lainnya agar organ-organ tubuh tetap dapat berfungsi dengan baik. Aliran darah keseluruh tubuh dapat berjalan berkat adanya pemompa utama yaitu jantung dan sistem pembuluh darah sebagai alat pengalir/distribusi. Pembagian Sistem Sirkulasi Secara umum sistem sirkulasi darah di dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian: 1. Sistem sirkulasi umum (sistemik): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kiri keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan. 2. Sistem sirkulasi paru (pulmoner): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kanan ke paru-paru lalu kembali ke jantung kiri. Sumber: www.bcb.uwc.ac.za
Aliran Darah Dalam Sistem Sirkulasi di Tubuh Manusia Pada orang dewasa, jumlah volume darah yang mengalir di dalam sistem sirkulasi mencapai 5-6 liter (4,7 - 5,7 liter). Darah terus berputar mengalir di dalam sistem sirkulasi sistemik dan paru-paru tanpa henti. Untuk menjelaskan alur aliran darah, kita dapat memulai dari sistem sirkulasi sistemik kemudian sistem sirkulasi pulmoner. a. Sistem Sirkulasi Sistemik Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah bersih (darah yang mengandung banyak oksigen yang berasal dari paru) dipompa keluar oleh jantung melalui bilik (ventrikel) kiri ke pembuluh darah Aorta lalu keseluruh bagian tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh darah yang diameternya paling kecil yang dinamakan kapilaria.Kapilaria melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian yang disebut dengan vasomotion sehingga darah didalamnya mengalir secara terputur-putus (intermittent). Vasomotion terjadi secara periodik dengan interval 15 detik- 3 menit sekali. Darah mengalir secara sangat lambat di dalam kapilaria dengan kecepatan rata-rata 0,7 mm/detik. Dengan aliran yang lambat ini memungkinkan terjadinya pertukaran zat melalui dinding kapilaria. Pertukaran zat ini terjadi melalui proses difusi, pinositosis dan transpor vesikuler, serta filtrasi dan reabsorpsi. Ujung kapilaria yang membawa darah bersih dinamakan arteriole sedangkan ujung kapilaria yang membawa darah kotor dinamakan venule, terdapat hubungan antara arteriole dengan venule melalui 'capillary bed' yang berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan langsung (bypass) dari arteriole ke venule melalui 'Arteria-Vena Anastomose (A-V Anastomosis).' (lihat gambar 2 di bawah). Darah dari arteriole mengalir kedalam venule kemudian melalui pembuluh darah balik (vena terbesar yang menuju jantung kanan yaitu Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior) kembali ke jantung kanan (serambi/atrium kanan). Darah dari atrium kanan memasuki ventrikel kanan melalui Katup Trikuspid (katup berdaun 3). b. Sistem Sirkulasi Paru (Pulmoner) Sistem sirkulasi paru dimulai ketika darah kotor (darah yang tidak mengandung Oksigen (O2) tetapi mengandung banyak CO2, yang berasal dari Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior) mengalir meninggalkan jantung kanan (Ventrikel/bilik kanan) melalui Arteri Pulmonalis menuju paru-paru (paru kanan dan kiri). Kecepatan aliran darah di dalam Arteri Pulmonalis sebesar 18 cm/detik, kecepatan ini lebih lambat daripada aliran darah di dalam Aorta. Di dalam paru kiri dan kanan, darah mengalir ke kapilaria paru-paru dimana terjadi pertukaran zat dan cairan melalui proses filtrasi dan reabsorbsi serta difusi. Di kapilaria paru-paru terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 sehingga menghasilkan darah bersih (darah yang mengandung banyak Oksigen). Darah bersih selanjutnya keluar paru melalui Vena Pulmonalis (Vena Pulmonalis kanan dan kiri) memasuki jantung kiri (atrium/serambi kiri). Kecepatan aliran darah di dalam kapilaria paru-paru sangat lambat, setelah mencapai Vena Pulmonalis, kecepatan aliran darah bertambah kembali. Seperti halnya Aorta, Arteri Pulmonalis hingga kapilaria juga mengalami pulsasi (berdenyut). Selanjutnya darah mengalir dari dari atrium kiri melalui katup Mitral (katup berdaun 2) memasuki Ventrikel kiri lalu keluar jantung melalui Aorta, maka dimulailah sistem sirkulasi sistemik (umum), dan seterusnya secara berkesinambungan.Gambar 1. Penampang jantung manusia. Gambar 2. Hubungan arteriole dengan venule. Jadi secara ringkas aliran darah dalam sistem sirkulasi darah manusia sebagai berikut:
Sifat Pembuluh Darah Pembuluh darah dapat kita ibaratkan sebagai selang yang bersifat elastis, yaitu diameternya dapat membesar atau mengecil. Sifat elastis ini sangat bermanfaat untuk mempertahankan tekanan darah yang stabil. Pada keadaan normal, apabila tekanan di dalam pembuluh darah meningkat, maka diamater pembuluh darah akan melebar sebagai bentuk adaptasi untuk menurunkan tekanan yang berlebih agar menjadi normal. Sebaliknya diameter pembuluh darah akan mengecil bila tekanan darah turun. Bila pembuluh darah mengalami kekakuan maka ia menjadi kurang fleksibel sehingga tidak dapat melakukan antisipasi terhadap kenaikan/penurunan tekanan darah. Elastisitas pembuluh darah tidak tetap, pembuluh darah akan menjadi kaku seiring bertambahnya usia (misal oleh karena terjadi pengapuran pada dindingnya) oleh karena itu tekanan darah pada orang lanjut usia cenderung sedikit lebih tinggi dari pada orang muda. Penyebab lain dari kekakuan pembuluh darah adalah karena adanya tumpukan kolesterol pada dinding bagian dalam pembuluh darah. Kolesterol juga menyebabkan penyempitan diameter pembuluh darah. Pembuluh darah yang kaku akan menyebabkan hipertensi (penyakit darah tinggi), walau sebenarnya tidak semua penyakit darah tinggi disebabkan karena kekakuan pembuluh darah. Apabila dinding pembuluh darah menjadi kaku disertai penyempitan pada sebagian besar pembuluh darah, maka tekanan darah dapat menjadi sangat tinggi (hipertensi berat). Untuk menjaga agar elastisitas pembuluh darah tetap baik sehingga kita tidak mudah terkena penyakit tekanan darah tinggi, salah satu cara terbaik adalah dengan berolahraga (exercise) secara teratur dan sewajarnya. Dengan melakukan olahraga secara teratur, akan melatih jantung dan pembuluh darah tetap terjaga kelenturannya. Sifat Darah Darah merupakan cairan yang terdiri dari plasma (cairan bening) dan sel-sel darah (yang terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan sel pembeku darah). Adanya sel-sel darah menyebabkan adanya semacam pergeseran intern (internal friction) diantara lapisan yang berdampingan sehingga menyebabkan adanya sifat viskositas darah. Viskositas darah normal = 3-4 kali viskositas air. Viskositas plasma darah = 1,5-2 kali viskositas air. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Viskositas Darah Viskositas darah memegang peranan penting dalam aliran darah. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas darah antara lain: a) Volume hematokrit (volume sel darah merah): volume hematokrit yang meningkat akan diikuti viskositas darah yang meningkat. b) Kadar protein plasma: bila kadarnya naik maka viskositas naik dan sebaliknya. c) Suhu tubuh: bila suhu tubuh naik, viskositas turun. d) Kecepatan aliran darah: bila kecepatan aliran darah turun maka viskositas naik. e) Diameter pembuluh darah: bila diameter pembuluh darah kurang dari 1,5 mm, maka viskositas darah turun. Hal ini dikenal sebagai Fahreus-Lindquist effect. Di dalam pembuluh darah kecil dimana darah mengalir lambat, maka d) dan e) bekerja saling berlawanan. Aliran Darah Agar darah dapat mengalir dan mencapai seluruh bagian tubuh, maka diperlukan adanya tekanan darah minimum yang disebut juga critical clossing pressureyield pressure. Tekanan minimal ini diperlukan untuk membuka rongga pembuluh darah kecil (kapiler) yaitu sebesar 20 mm Air Raksa.(Hg). Kecepatan aliran darah yang tercepat pada Aorta (pembuluh darah tempat keluarnya darah dari jantung), makin jauh makin rendah kecepatannya. Jumlah total darah yang dipompa keluar jantung kira-kira 5,5 liter darah per menit. Penggolongan Pembuluh Darah Berdasarkan ukuran dan fungsinya, pembuluh darah dapat digolongkan sebagai berikut:
Tekanan Darah Jantung memompa darah secara terputus-putus (intermittent) kedalam pembuluh darah terbesar (aorta), selanjutnya kedalam arteri, dst sehingga tekanan darah di dalamnya berganti-ganti naik turun. Aorta dan arteri merupakan pembuluh darah yang elastis sehingga tekanan yang mendadak naik dapat turun secara berangsur-angsur dan disebarkan keseluruh tubuh. Oleh karena itu aorta dan arteri besar dinamakan Windkessel vessels (compression chamber). Jenis tekanan darah dapat dibedakan sbb:
Pengukuran Tekanan Darah Tekanan darah dapat diukur dengan 2 cara:
Simak cara mengukur tekanan darah / tensi: http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=52:cara-mengukur-tekanan-darah-anda-sendiri&catid=36:yang-perlu-anda-ketahui&Itemid=28 Daftar Referensi Page 3
Details Parent Category: Info umum Category: Yang perlu anda ketahui Published: 10 October 2006 Created: 11 August 2008 Hits: 24232
Definisi Terapi urin atau urine therapy adalah suatu cara pengobatan dengan memakai urin (air seni) untuk mengobati penyakit atau untuk tujuan pemeliharaan kesehatan. Sedangkan terapi auto urin (auto urine therapy) adalah suatu cara pengobatan dengan memakai urin sendiri untuk mengobati penyakit atau untuk tujuan pemeliharaan kesehatan diri sendiri. Sejarah Terapi urin sudah dikenal dan dipraktekkan manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Bangsa-bangsa di dunia yang dikenal sudah lama mempraktekkan terapi urin adalah bangsa India, Cina, Jepang dan beberapa bangsa di Eropa. Manfaat terapi urin Sebenarnya banyak sekali manfaat terapi urin, secara umum ada beberapa manfaat yang sudah terbukti yaitu:
Cara melakukan terapi urin Untuk memulai terapi urin ternyata sangat sulit bagi banyak orang, tetapi bagi beberapa orang yang lain, mudah saja melakukannya. Selain itu, urin juga diharamkan bagi penganut agama tertentu. Bagi para pemula yang ingin menerapkan terapi urin, disarankan cara berikut:
Apa saja kandungan Urin? Pada tahun 1975, seorang ilmuwan dari Miles Laboratories yang bernama Dr. A.H. Free, dalam bukunya 'Urinalysis in Clinical Laboratory Practice', mengatakan bahwa urin tidak hanya steril tetapi juga banyak mengandung zat-zat nutrien, vitamin, hormon, asam amino dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Zat-zat yang terkandung di dalam urin manusia antara lain:
Cara kerja Auto Urine Therapy (AUT) Cara kerja auto urine therapy (AUT) sebenarnya masih belum banyak diteliti, yang ada hanya dugaan dan hipothesis antara lain:
Referensi 1. Martha Christy, "Your Own Perfect Medicine" in http://www.shirleys-wellness-cafe.com/urine_martha.htm 2. Iwan T. Budiarso, 2002, "Therapy Auto Urin" |