BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Dewasa ini, melihat perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, mendorong penerapan sebuah sistem manajemen modern yang mendukung pengolahan informasi-informasi dalam suatu organisasi. Dalam organisasi publik dikenal dengan sebutan Management Information System (MIS) atau Sistem Informasi Manajemen (SIM). Ackof (dalam Effendy, 1989) mendefinisikan sistem sebagai setiap kesatuan, secara konseptual atau fisik, yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lain. Sedangkan yang disebut informasi merupakan data atau fakta yang telah diproses sedemikian rupa, sehingga berubah menjadi informasi. Sesuai dengan yang diutarakan oleh Davis (2002) mengenai informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi yang menerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini dan saat mendatang. Kemudian, Sistem Informasi menurut O’Brien dan Marakas (2009) adalah kombinasi dari people, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber-sumber data, prosedur dan kebijakan yang terorganisasi dengan baik yang dapat menyimpan, mengadakan lagi, menyebarluaskan informasi dalam suatu organisasi. Sehingga yang disebut dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa (McLeod, 1996). Hasil dari pengolahan informasi oleh SIM tersebut dijadikan acuan bagi manajer dalam membuat keputusan maupun pemecahan masalah. Dengan adanya SIM, menyebabkan perubahan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen dalam setiap tingkat. Oleh karena itu, manajemen harus memahami sistem sepenuhnya dan memperoleh informasi yang memiliki kredibilitas tinggi untuk menjawab permasalahan dalam organisasi. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Apa yang dilakukan oleh Manajer Publik? Ketika berbicara mengenai apa yang dilakukan oleh seorang manajer publik, maka sama halnya dengan membahas tentang bagaimana manajemen dalam pelayanan publik. Sesuai dengan yang diuraikan oleh George R. Terry (dalam Hasibuan, 2009) mengenai fungsi-fungsi manajemen meliputi Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Actuating), dan Pengendalian (Controlling). Menurut Henry Fayol (dalam Safroni, 2012) fungsi-fungsi manajemen meliputi Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Commanding), Pengkoordinasian (Coordinating), dan Pengendalian (Controlling). Pendapat kedua ahli diatas hampir mengemukakan fungsi-fungsi manajemen yang selaras, dengan ditempatkannya proses perencanaan sebagai langkah awal untuk menentukan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Kemudian pengorganisasian adalah langkah yang erat dengan proses perencanaan sebelumnya. Selanjutnya melaksanakan fungsi pengarahan yang dapat diartikan dalam kata yang berbeda seperti Actuating dan Commanding dengan tujuan yang sama supaya bawahan diarahkan menuju tata kerja yang lebih efektif. Fungsi pengkoordinasian mengatur bawahan agar mampu bekerjasama dan bersinergi sehingga terjauh dari kekacauan. Fungsi pengendalian atau pengawasan (Controlling) meliputi fungsi terakhir supaya kerja bawahan tidak overlapping. Pada dasarnya keempat fungsi manajemen diatas juga menjadi pekerjaan yang dilakukan manajemen publik. Manajemen publik merupakan upaya mengelola berbagai (aspek) manajemen dalam proses mempersiapkan, menyediakan atau menyerahkan, barang dan jasa kepada masyarakat, serta memonitor perkembangannya, dan menindaklanjutinya jika diperlukan. Menurut Noverman Duadji (2013) manajemen publik berkenaan dengan tata-kelola pelayanan yang berpangkal dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi sebagai mekanisme umpan balik menginovasi pelayanan yang dilakukan agen publik dalam memobilisasi sumber (pencapaian tujuan) dan alokasi sumber (adaptasi kepentingan publik) guna menyediakan pelayanan barang/jasa yang sebaik-baiknya kepada masyarakat yang memiliki daya ungkit atau daya dorong terjadinya peningkatan kualitas kehidupan, peningkatan kesejahteraan, kemandirian, harkat dan martabat bangsa sebagai owner negara bangsa. Manajemen publik juga melaksanakan fungsi umum manajemen yang berada dalam sektor bisnis, namun melalui inovasi pelayanan dalam penyediaan dan pengalokasian sumberdaya demi sebesar-besarnya peningkatan kesejahteraan publik (public oriented). Donovan dan Jackson (dalam Keban, 2004) merinci subproses atau tugas manajemen sebagai berikut.
Manajer tingkat perencanaan stratejik (strategic planning)
Manajer tingkat pengendalian manajemen (management control)
Manajer tingkat pengendalian operasi (operational control)
Menurut Policy Analysis Financial Management, Human Resources Management, Information Management, dan External Relation (PAFHRIER), para manajer publik (atau pemangku eselon) dituntut untuk menerapkan fungsi manajemen secara tepat, yakni; 1. Fungsi Manajemen Kebijakan Dalam fungsi ini, manajer publik dipandang sebagai implementator kebijakan publik yang harus melaksanakan fungsi-fungsi;
2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Memiliki tugas utama untuk menyesuaikan jumlah, jenis, kualitas, dengan tuntutan pekerjaan yang ada; mengatur distribusi pegawai agar sesuai dengan beban kerja tiap unit; sebagai utilisasi atau menggerakkan pegawai untuk mencapai tujuan. 3. Fungsi Manajemen Keuangan Memiliki tugas utama untuk mencari dana, merencanakan, mengalokasikan sesuai kebutuhan, memanfaatkan secara optimal, dan mengendalikan sesuai rencana. 4. Fungsi Manajemen Informasi Semua keputusan pimpinan (perencanaan, anggaran, pembuatan keputusan, pengembangan organisasi, kontrol, dan koordinasi) membutuhkan data informasi. Pelayanan publik yang baik ditentukan oleh kualitas manajemen informasi. 5. Fungsi Manajemen Hubungan Luar Tuntutan globalisasi mendorong organisasi publik untuk menjalin kemitraan (partnership) dengan pihak luar sehingga mampu mencapai tujuan untuk menjalin hubungan yang sehat dengan kepuasan semua stakeholders (masyarakat, LSM, swasta). 2.2 Pengambilan Keputusan dan Kebijakan Publik Salah satu fungsi yang sangat penting dalam kepemimpinan yaitu pengambilan keputusan, seorang pimpinan sebagian besar waktu, perhatian, maupun pikirannya dipergunakan untuk mengkaji proses pengambilan keputusan. Menurut Max, pengambilan keputusan merupakan pemilihan dari beberapa alternative. Sedangkan menurut Shull pengambilan keputusan merupakan proses kesadaran manusia terhadap fenomena individual maupun social berdasarkan kejadian factual dan nilai pikiran, yang mencakuo aktivitas perilaku pemilihan satu atau beberapa alternative, sebagai jalan keluar untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah sebuah hasil dari pemecahan masalah, jawaban dari suatu pertanyaan, sebagai hokum situasi, dan merupakan pemilihan dari salah satu alternatif dari alternatif yg ada, serta pengakhiran dari proses pemikiran tentang masalah atau problema yang dihadapi. Hasil dari pengambilan keputusan adalah keputusan. Pengertian keputusan menurut Prajudi Atmosudirjo (2002) adalah suatu pengakhiran dari pada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada satu alternative. Fungsi pengambilan keputusan :
Tujuan pengambilan keputusan:
Unsur-unsur dalam pengambilan keputusan yang harus dipertimbangkan menurut Ibnu syamsi:
Pengambilan keputusan menurut George R. Terry dalam Iqbal hasan (2002) didasarkan pada:
Menurut Woll, Kebijakan publik adalah sejumlah sebuah kegiatan pemerintah dalam memecahkan suatu masalah dalam masyarakat, baik secara langsung ataupun melalui berbagai suatu lembaga yang dipengaruhi sebuah kehidupan masyarakat. Menurut Robert Eyestone kebijakan publik yakni sebagai suatu hubungan unit pemerintah dengan sebuah lingkungannya. Dalam pernyataan ini bisa diklasifikasikan sebagai democratic governance, yang mana didalamnya terdapat suatu interaksi negara dengan rakyatnya dalam rangka untuk mengatasi dalam persoalan publik. Menurut Carl Friedrich, kebijakan publik yaitu sebuah usulan arah tindakan atau sebuah kebijakan yang diajukan oleh seseorang, kelompok, atau sebuah pemerintah agar untuk mengatasi suatu hambatan atau untuk memanfaatkan sebuah kesempatan pada sebuah lingkungan tertentu dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan atau dapat merealisasikan suatu sasaran. Sedangkan, menurut James Anderson Kebijakan merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah
Macam-macam model kebijakan publik :
2.4 Bagaimana Teknologi Informasi Mengubah Proses Manajemen Publik Beberapa peranan teknologi informasi dalam manajemen publik:
Dengan demikian teknologi informasi dalam manajemen publik juga dapat membantu dalam memberikan pelayan melalui:
Untuk memastikan bahwa proses manajemen public dalam memberikan pelayanan dapat berjalan secara konsisten diperlukan adanya Standard Operating Procedures. Dengan adanya SOP, maka proses pengolahan yang dilakukan secara internal dalam unit pelayanan dapat berjalan sesuai dengan acuan yang jelas, sehingga dapat berjalan secara konsisten. Disamping itu SOP juga bermanfaat dalam hal:
Standar pelayanan memiliki arti yang sangat penting bagi manajemen public untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Standar pelayanan merupakan suatu komitmen penyelenggara pelayanan untuk menyediakan pelayanan dengan suatu kualitas tertentu yang ditentukan atas dasar perpaduan harapan-harapan masyarakat dan kemampuan penyelenggara pelayanan. Penetapan standar pelayanan yang dilakukan melalui proses identifikasi jenis pelayanan, identifikasi pelanggan, identifikasi harapan pelanggan, perumusan visi dan misi pelayanan, analisis proses dan prosedur, sarana dan prasarana, waktu dan biaya pelayanan. Proses ini tidak hanya akan memberikan informasi mengenai standar pelayanan yang harus ditetapkan, tetapi juga informasi mengenai kelembagaan yang mampu mendukung terselenggaranya proses manajemen yang menghasilkan pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Informasi lain yang juga dihasilkan adalah informasi mengenai kuantitas dan kompetensi-kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan serta distribusinya beban tugas pelayanan yang akan ditanganinya. IT dapat meningkatkan kinerja organisasi karena dapat mempercepat proses pertukaran informasi dalam bentuk yang lebih mudah. Sehingga tidak ada ketertinggalan informasi. 2.5 Bagaimana Sistem Informasi Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Sesuai dengan tujuan penggunaannya, Sistem Informasi Manajemen diharapkan mampu membantu dalam proses pengambilan keputusan secara tepat dan akurat. Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan. Kondisi ini menjadi tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Apalagi informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung dari sumbernya. Untuk itu manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu sistem pendukung (support systems) yang mampu meningkatkan pengambilan keputusannya, terutama untuk kondisi yang tidak terstruktur atau pun sistem pendukung untuk tingkatan tertentu saja. Ada dua alasan penting mengapa manajemen membutuhkan sistem pendukung yang mampu untuk meningkatkan pengambilan keputusannya yakni sebagai berikut.
Adapun jenis sistem pendukung yang tersedia dan mampu melengkapi sistem informasi manajemen yang ada, antara lain;
Menurut Herbert A. Simon menambahkan bahwa keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan (Continuum), dengan keputusan terprogram pada satu ujungnya dan keputusan tidak terprogram pada ujung yang lainnya. Keputusan terprogram bersifat “berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi”. Keputusan tak terprogram bersifat “baru, tidak terstruktur, dan jarang konsekuen. Untuk maksud klasifikasi, maka pada dasarnya ada tiga tingkat pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan strategis dicirikan oleh sejumlah besar ketidakpastian dan berorientasi ke masa depan. Keputusan-keputusan ini menetapkan rencana jangka panjang yang
Pengambilan keputusan taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan. pengambilan keputusan taktis memerlukan gabungan dari kegiatan perencanaan dan pengawasan. Jenis keputusan ini memiliki potensi yang kecil untuk melaksanakan pengambilan keputusan terprogram. Untuk sebagian besar aturan-aturan keputusan dalam pengambilan keputusan taktis tidak tersusun dan tidak dapat dipertanggungjawabkan terhadap kebiasaan sehari-hari.
Pada tingkat teknis, standar-standar ditentukan dan output bersifat deterministik (sifatnya menentukan). Pengambilan keputusan teknis adalah suatu proses yang dapat menjamin bahwa tugas-tugas spesifik dapat dilaksanakan dalam cara efektif dan efisien. Tingkat ini lebih ditekankan pada fungsi pengawasan dan sedikit sekali fungsi perencanaan. Pada tingkat ini pengambilan keputusan terprogram dapat dilaksanakan. Tujuan adanya sistem pendukung pengambilan keputusan ini adalah sebagai berikut;
Selanjutnya, G. Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton pada tahun 1971, mereka mengembangkan suatu kerangka kerja untuk mengarahkan aplikasi komputer kepada pengambilan keputusan manajemen dan mengenalkan apa yang kemudian dikenal sebagai Gorry and Scott Morton Grid. Anthony Gory dan Scott Morton menggambarkan jenis-jenis keputusan menurut struktur masalah, dan terstruktur hingga tidak terstruktur. Anthony menggunakan nama perencanaan strategis, pengendalian manajemen, dan pengendalian operasional untuk menjelaskan tingkat manajemen puncak, menengah dan bawah. Tahap-tahap pengambilan keputusan Simon digunakan untuk menentukan struktur masalah, masalah terstruktur merupakan suatu masalah yang memiliki struktur pada tiga tahap pertama Simon, yaitu intelijen, rancangan, dan pilihan. Jadi, dapat dibuat algoritma, atau alternatif diidentifikasi dan dievaluasi, serta suatu solusi dipilih. Masalah tak terstruktur, sebaliknya, merupakan suatu masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur pada tiga tahap Simon di atas. Masalah semi terstruktur merupakan masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahap Simon. Anthony Gorry dan Scott Morton memisahkan masalah yang telah, pada saat itu, berhasil dipecahkan dengan komputer dari masalah yang belum terkena pengolahan komputer. Area yang berhasil dipecahkan dengan komputer dinamakan sistem keputusan terstruktur (structure decision system-SDS), dan area yang belum terkena pengolahan komputer dinamakan sistem pendukung keputusan (decision support system-DSS). Anthony Gorry dan Scott Morton awalnya menggunakan istilah DSS hanya untuk aplikasi komputer di masa depan. Selanjutnya istilah tersebut diterapkan pada semua aplikasi komputer yang didedikasikan untuk dukungan keputusan – baik sekarang maupun masa depan. “Decision support systems are interactive, computer-based systems that aid users in judgment and choice activities. They provide data storage and retrieval but enhance the traditional information access and retrieval functions with support for model building and model-based reasoning. They support framing, modeling, and problem solving.” Terdapat tiga komponen dasar DSS, meliputi;
Pada tahun 1976, Steven L. Alter, mengembangkan suatu taksonomi dan enam jenis DSS berdasarkan kerangka kerja Anthony Gorry dan Scott Morton dalam tingkat dukungan pemecahan masalah, jenis-jenis DSS tersebut ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Kemudian, tipe-tipe DSS dibedakan menjadi dua, yakni Model-Driven DSS dan Data-Driven DSS, dengan penjabaran dibawah ini. Merupakan suatu sistem yang berdiri sendiri terpisah dari sistem informasi organisasi secara keseluruhan. DSS ini sering dikembangkan langsung oleh masing-masing pengguna dan tidak langsung dikendalikan dari divisi sistem informasi. Kemampuan analisis dari DSS ini umumnya dikembangkan berdasarkan model atau teori yang ada dan kemudian dikombinasikan dengan tampilan pengguna yang membuat model ini mudah untuk digunakan. DSS ini dapat dioperasikan dalam sebuah desktop komputer yang menyajikan sistem menu yang membuat pengguna mudah untuk memasukkan data atau mendapatkan informasi. Menganalisis sejumlah besar data yang ada atau tergabung di dalam sistem informasi organisasi. DSS ini membantu untuk proses pengambilan keputusan dengan memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dari data yang tersimpan di dalam database yang besar. Banyak organisasi atau perusahaan mulai membangun DSS ini untuk memungkinkan para pelanggannya memperoleh data dari website-nya atau data dari sistem informasi organisasi yang ada. Dampak Pemanfaatan DSS Dampak dari pemanfaatan Decision Support System (DSS) antara lain;
Faktor Pendukung DSS Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh;
Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Dewasa ini, kebutuhan akan metodologi perencanaan akan selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun mengingat pergeseran paradigma perencanaan baik dari cara berpikir, merencanakan dan mendesain untuk masyarakat, maupun kebutuhan masyarakat itu sendiri. Dorongan ini yang mengharuskan seorang perencana untuk selalu berinteraksi lebih intensif dengan masyarakat yang dapat memiliki pandangan berbeda-beda terhadap perencana. Sebab masyarakat sering mengganggap perencana sebagai teknokrat yang seringkali memaksakan aturan, hukum, dan perubahan-perubahan tanpa memikirkan banyak pertimbangan. Sehingga kebutuhan untuk tidak hanya melibatkan perencana tetapi juga melibatkan para pembuat kebijakan dalam proses perencanaan mendorong pendekatan perencanaan yang lebih mengintegrasikan kelompok tersebut. Salah satu cara untuk mengintegrasikan para pelaku dalam proses perencanaan adalah melalui penggunaan sistem pendukung keputusan spasial (Spatial Decision System) yang didasarkan pada pengembangan model matematika yang user-friendly melalui penggunaan sistem pakar. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan alat dan sarana analisis spasial yang bermanfaat untuk menurunkan informasi baru berdasarkan sekumpulan informasi tematik (Arnoff, 1989). Sedangkan cara operasional SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, menganalisa, dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan, untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan (Burrough, 1986). SIG adalah sistem berbasis komputer menyediakan kemampuan canggih untuk menangani data spasial dan deskriptif. SIG atau yang juga disebut Geography Information System (GIS) dianggap sebagai satu-satunya alat yang mendukung analisis digital yang terintegrasi dari proses multi komponen dengan mempertimbangkan setiap atribut yang diperlukan dari kombinasi berbagai komponen. Arnoff (1989) dan Burrough memiliki pandangan yang berbeda mengenai komponen-komponen yang ada didalam SIG, meliputi; 1. Pemasukan Data Adapun proses pemasukan data terdiri atas;
2. Manajemen Data Manajemen data meliputi semua operasi penyimpanan, pengaktifan kembali dan pencetakan semua data yang diperoleh dari masukan data. Dengan berkembangnya sistem komputerisasi, berkembang pula sistem manajemen basis data yang efisien. 3. Manipulasi dan Data Analisis Salah satu kemampuan SIG dalam manipulasi dan analisis data (spasial) dalam menghasilkan informasi baru meliputi penyuntingan untuk pemutakhiran data, interpolasi spasial, tumpangsusun peta, dan pembuatan model dan analisis data, 4. Keluaran Keluaran utama dari SIG ialah informasi spasial baru. Informasi ini disajikan dalam bentuk tercetak supaya dapat dimanfaatkan dalam kegiatan operasional. Pemodelan dalam proses pengambilan keputusan diperlukan karena proses pembuatan suatu keputusan bukan proses yang mudah harus melalui beberapa tahap untuk mendapatkan keputusan yang tepat. Turban (2005) mengusulkan empat tahap yang harus dilalui dalam membentuk suatu keputusan tergambar pada gambar dibawah ini. Identifikasi Masalah, meliputi serangkaian aktivitas sebagai berikut;
Dalam proses ini, akan ditemui kendala yang seringkali terjadi seperti; (a) ketidaktersediaan data yang mengakibatkan hasil yang tidak akurat; (b) biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan data cukup mahal; (c) estimasi seringkali bersifat subjektif; (d) data tidak aman; (e) data yang terlampau banyak, dsb. Hasil akhir dari tahap ini adalah pernyataan masalah secara formal (formal problem statement). Perancangan, yang meliputi aktivitas-aktivitas;
Pemilihan, merupakan pencarian cara yang paling tepat untuk melakukan aksi, melakukan evaluasi, dan pemilihan terhadap solusi yang paling cocok. Pencarian cara yang paling tepat untuk melakukan aksi melalui teknik analitik dan menggunakan algoritma. Ataupun melalui aktivitas-aktivitas;
Implementasi, yang diimplementasikan adalah hasil solusi yang diperoleh dalam tahap pemilihan. Aplikasi SIPPD (Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah) sebagai Implikasi SIM dalam Sektor Publik Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pemerintahan dibutuhkan Proses Bisnis dan Sistem Informasi yang mendukung terlaksananya Good Governance. Implementasi E-Goverment pada pemerintah daerah berkaitan dengan pengembangan sistem informasi yang relevan dengan kebutuhan birokrasi dan administrasi Pemerintah Daerah sangat diperlukan. Sistem Informasi tersebut ditujukan untuk membantu manajemen dalam pemerintahan untuk mengatur hal-hal yang dapat dilakukan secara komputerisasi. Komputerisasi manajemen pemerintahan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memudahkan pimpinan dalam mengontrol pekerjaan. Kontrol langsung dari atasan akan dapat meningkatkan efisiensi kerja dan juga dapat meningkatkan etos kerja pegawai karena merasa diperhatikan oleh atasannya. Dalam keterkaitannya dengan tugas Bappeda sebagai aparatur perencana pembangunan, diperlukan suatu sistem informasi yang mengimplementasikan proses perencanaan sehingga mampu mendorong peningkatan kinerja, memberikan kemudahan pada perencanaan dan konsolidasi data serta memudahkan konsistensi pengelolaan data perencanaan dan anggaran. Hal ini merupakan kaitan antara penggunaan sistem informasi dengan proses manajemen perencanaan daerah. SIPPD adalah Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah yang merupakan suatu sistem yang diharapkan mampu memaduserasikan dan mensinkronkan program prioritas Pembangunan antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, konsistensi alokasi anggaran dan program prioritas,menjelaskan hubungan antara alokasi anggaran dengan output kegiatan dan outcome program, serta dapat digunakan untuk sebagai baseline dalam pengendalian dan evaluasi pembangunan dalam memastikan pencapaian sasaran pembangunan daerah, sehingga belanja negara/daerah efektif sebagai instrumen fiscal untuk semata-mata pelayanan dan kemakmuran rakyat. Melalui perangkat lunak ini diharapkan tersedia Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan, Sistem Informasi Rencana Kerja (SIRENJA) yang dapat dioperasikan oleh segenap aparatur di Bappeda dan SKPD lain, terkait dengan proses perencanaan pembangunan. Tujuan yang dicapai dalam implementasi Aplikasi SI Perencanaan Pembangunan daerah ini adalah:
Manfaat yang diperoleh dalam proses dan pasca implementasi Aplikasi Si Perencanaan Pembanguna Daerah ini adalah:
Ruang lingkup pekerjaan Implementasi Aplikasi SI Perencanaan Pembangunan daerah adalah:
Dengan melewati tahap-tahap pada proses tersebut, diharapkan SDM Pemda khususnya Bappeda mampu secara mandiri dan percaya diri menggunakan perangkat Teknologi Informasi khususnya aplikasi yang telah dikembangkan guna menunjang tugas dan fungsinya di dalam instansi Bappeda. Fitur Aplikasi yang ada pada SI Perencanaan Pembangunan Daerah ini adalah:
BAB III PENUTUP Penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam sektor publik sangat berguna untuk proses pengelolaan data. Proses pengelolaan data tersebut berperan dalam pertimbangan pengambilan keputusan seorang manajer. Salah satu pemanfaatan sistem pendukung pengambilan keputusan adalah Decision Support System (DSS) yang banyak diterapkan dalam organisasi-organisasi yang sudah mapan. Banyak cara yang digunakan untuk menerapkan DSS guna membantu mempertajam proses pengambilan keputusan. Kapabilitas yang melekat pada DSS sangat membantu organisasi-organisasi yang menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya koordinasi proses kegiatan baik internal maupun eksternal dengan cara yang lebih akurat. Adapun implikasi dari penerapan DSS dalam sektor publik diantaranya dalam prosedur Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem berbasis komputer yang menyediakan analisis data spasial untuk kegiatan operasional institusi-institusi terkait yang membutuhkan informasi tersebut. Selanjutnya ada Sistem Informasi Perencanan Pembangunan Daerah (SIPPD) merupakan salah satu upaya pengembangan E-Government di daerah dimana berisi informasi-informasi yang dihimpun melalui musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) yang dilaksanakan oleh lembaga publik di tingkat desa yang digunakan untuk menyusun Rencana Kerja Pembangunan (RKP) Desa. DAFTAR PUSTAKA Aronoff, Stan. 1989. Geographic Information System; A Management Perspective, Ottawa. WDL, Publications. Burrough, Peter A & McDonnel, Rachel A., 1986, Principles of Geographical Information System, University Press, Oxford, New York. Duadji, Noverman. 2013. Manajemen Pelayanan Publik (Wacana Konsep, Teori dan Problema Pelayanan Publik). Bandar Lampung: Universitas Lampung. Davis, Gordon B, 2002 Sistem Informasi Manajemen, PPM, Jakarta. Effendy, Onong Uchjana; Kamus Komunikasi; Mandar Maju; Bandung; 1989. Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. McLeod, Raymond, Jr, Sistem Informasi Manajemen. Jilid I dan II, terjemahan oleh Hendra Teguh (1996), PT.Buana Ilmu Populer, Jakarta. Keban, T. Yeremias. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep, Teori dan Isu. Gava Media. Yogyakarta. O’Brien dan Marakas, 2010. Management System Information. McGraw Hill, New York. Safroni, Ladzi. 2012. Manajemen dan Reformasi Pelayanan Publik dalam Konteks Birokrasi Indonesia. Surabaya : Aditya Media Publishing. Turban, E, 2005, Decision Support Systems and Intelligent Systems Edisi Bahasa Indonesia Jilid 1, Andi, Yogyakarta. |