Bagaimana reproduksi seksual pada Basidiomycotina?

Sumber : www.youtube.com- reproduction in fungi.flv

Tayangan di atas merupakan tahapan-tahapan dari reproduksi basidiomycota, berikut ini keterangan lebih lengkapnya :

Daur hidup Basidiomycota dimulai dari pertumbuhan spora basidium. Spora basidium  akan tumbuh menjadi benang hifa yang bersekat dengan satu inti, kemudian hifa membentuk miselium. Reproduksi seksual dengan cara membentuk basidiospora. Hifa (+) dan hifa (-) saling mendekat dan dinding selnya larut (plasmogami) sehingga terbentuk hifa dengan inti dua haploid yang berpasangan (dikariotik). Hifa tersebut kemudian tumbuh menjadi miselium sekunder (dikariotik). Ujung miselium dikariotik berkembang menjadi basidium. Dua inti haploid dalam basidium bersatu menjadi 2n (kariogami). Setelah itu terbentuk empat tonjolan pada ujung basidium (sterigma). Inti 2n membelah secara meiosis menjadi 4 inti haploid dan bergerak menuju sterigma membentuk basidiospora. Basidiospora ini kemudian tumbuh menjadi hifa bersekat (n) (Campbell, 2003: 194).

Bagaimana reproduksi seksual pada Basidiomycotina?

Gambar 19. Daur hidup Basidiomycota (Campbell, 2003: 194)

 Dari tempat budidaya jamur, dapat kita pelajari siklus hidup Basidiomycota untuk mempelajari gambar diatas:

1. Dua miselia haploid dengan tipe perjodohan yang berlawanan mengalami plasmogami.

2.  Menghasilkan suatu miselium dikariotik yang tumbuh lebih cepat dan mendesak miselia haploid induknya. Miselia Basidiomicetes yang meliputi genus yang digambarkan disini membentuk mikoriza dengan pohon (jika di alam bebas).

Fase 1 dan 2 ini terjadi selama 4-5 minggu yang dapat diamati dari awal inokulasi bibit F2  hingga pembiakan ke  F3 (bag log) :

Bagaimana reproduksi seksual pada Basidiomycotina?

Gambar 20. Pembiakan miselium F2 di UPTD BP2APH 

Bagaimana reproduksi seksual pada Basidiomycotina?

 Gambar 21. Pembiakan miselium F3 pada bag log di  UPTD BP2APH

3.   Lingkungan yang mendukung akan menginduksi miselium dikariotik untuk membentuk kumpulan yang kompak dan membentuk basidiokarpus. Fase 3 ini dapat diamati secara jelas karena sudah berbetuk jamur makroskopis, seperti jamur yang tumbuh pada baglog setelah 2-3 minggu inokulasi miselium berikut ini :

Bagaimana reproduksi seksual pada Basidiomycotina?
Gambar 22. Pertumbuhan basidiokarpus jamur tiram putih di SMA N 6 Yogyakarta.

Contoh tayangan pertumbuhan basidiokarpus:

  Sumber : www.erik-rasmussen.com

4.  Permukaan bawah tudung berbilah-bilah dilapisi sel-sel dikariotik terminal yang disebut basidia.



Bagaimana reproduksi seksual pada Basidiomycotina?
Gambar 23. Bilah jika tudung dipotong secara membujur

Jika diamati secara mikroskopis sebagai berikut :

Bagaimana reproduksi seksual pada Basidiomycotina?

Gambar 24. basidia secara mikroskopis

Sumber :www.emc.maricopa.edufacultyfarabeeBIOBKbasidioLC.gif

5. Kariogami menghasilkan nucleus diploid yang secara cepat mengalami meiosis.

6. Masing-masing menghasilkan empat nucleus haploid. Setiap basidium menumbuhkan empat penjuluran, dan satu nukleus haploid memasuki masing-masing penjuluran itu dan berkembang menjadi basidiospora.

7. Ketika matang, basidiospora itu didorong perlahan (dengan gaya elektrostatik) ke dalam ruangan antara bagian bawah. Setelah spora itu jatuh di bawah tudung, akan disebarkan oleh angin.

Fase 5 dan 6 ini dapat dikembangbiakkan pada kultur murni, sehingga didapat bibit F1 :


Bagaimana reproduksi seksual pada Basidiomycotina?

 Gambar 25. pertumbuhan miselium pada media PDA(Kultur murni)

Bagaimana reproduksi seksual pada Basidiomycotina?



Page 2

Ilustrasi Fungi. Foto: Shutter Stock

Klasifikasi fungi atau jamur dikelompokkan berdasarkan cara reproduksinya.

Terdapat lebih dari 100.000 jenis fungi yang ditemukan oleh para ilmuwan Sains. Setiap tahunnya, mereka bisa menemukan 1.000 jenis fungi yang berbeda.

Jamur atau fungi umumnya hidup di tempat yang lembap. Kemudian, bentuknya menyerupai payung berukuran kecil.

Makhluk hidup yang dikategorikan dalam klasifikasi fungi atau jamur memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan makhluk hidup di kingdom lain.

Ciri-ciri dari fungi adalah eukariotik yang memiliki dinding sel dan tidak berklorofil.

Berdasarkan cara reproduksinya, klasifikasi fungi dikelompokkan berdasarkan empat jenis, yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.

Berikut ini adalah klasifikasi kingdom fungi, dikutip dari buku Biology for Senior High School terbitan Esis:

Klasifikasi Fungi Berdasarkan Cara Reproduksi

Ilustrasi Zygomycota. Foto: Stux/Pixabay

Zygomycota ini bereproduksi secara aseksual dan seksual. Pada reproduksi aseksual, sporangium pada Zygomycota melakukan fragmentasi miselium. Fragmentasi miselium adalah pembentukan spora vegetatif secara aseksual.

Reproduksi seksualnya dilakukan secara perkawinan antara hifa yang berbeda jenis. Reproduksi seksual akan menghasilkan spora generatif atau disebut zigospora.

Tahapan reproduksi aseksual Zygomycota diawali dengan pertemuan hifa yang berbeda jenis (+ dan -).

Hifa tersebut nantinya akan membentuk cabang bernama gametangium yang mengandung banyak inti haploid (n).

Selanjutnya, dinding gametangium itu pecah sehingga plasma selnya menyatu. Hal itu mengakibatkan inti haploid dari hifa (+) dan hifa (-) bergabung dan menghasilkan zigospora.

Zigospora akan tumbuh di lingkungan yang menguntungkan dan membentuk sporangium. Sporangium itulah yang akan jatuh ke tempat jamur baru muncul dan berkembang untuk membentuk makhluk baru.

Ilustrasi Ascomycota. Foto: Weevinz/Pixabay

Klasifikasi jamur fungi ini biasa ditemukan sebagai tumbuhan yang hidup di sisa organisme. Selain itu, beberapa jenis Ascomycota adalah parasit.

Ascomycota juga bereproduksi secara seksual dan aseksual. Secara aseksual, fungi jenis Ascomycota uniseluler ini bereproduksi dengan membentuk tunas baru atau kuncup. Kuncup itu akhirnya lepas dan menjadi organisme baru.

Ascomycota multiseluler bereproduksi secara aseksual dengan membentuk spora konidia, spora aseksual yang berada di ujung konidiofor.

Reproduksi seksual Ascomycota baik itu uniseluler atau multiseluler adalah dengan menyatukan dua sel haploid (n) yang berbeda jenisnya sebagai sel kelamin mereka. Dua sel haploid itu akan membentuk zigot yang diploid (2n).

Zigot akan tumbuh semakin besar membentuk askus dan menghasilkan spora yang akan tumbuh sebagai fungi.

Ilustrasi Basidiomycota. Foto: Brett Hondow/Pixabay

Basidiomycota merupakan jenis atau klasifikasi dari fungi multiseluler. Beberapa Basidiomycota yang biasa kita makan adalah jamur merang.

Seperti halnya Ascomycota dan Zygomycota, jamur Basidiomycota bereproduksi secara aseksual dengan menghasilkan spora. Secara seksual, tahapan reproduksi Basidiomycota sangatlah berbeda.

Hifa (+) dan hifa (-) Basidiomycota bertemu dan membentuk plasmogami dengan cara salah satu inti dari hifa tersebut pindah ke hifa satunya.

Hifa tersebut berubah menjadi hifa yang memiliki dua inti haploid dan berpasangan atau dikariotik.

Pada akhirnya, hifa dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid dan membentuk basidiokarp muda.

Ujung-ujung basidiokarp disebut dengan basidium yang berisi basidiospora. Basidiospora akan lepas dari basidium dan menjadi hifa baru yang haploid.

Curvularia yang termasuk Deuteromycotina merupakan parasit bagi tumbuhan. Foto: Flickr

Terakhir, contoh klasifikasi fungi adalah Deuteromycota. Jamur-jamur dalam klasifikasi Deuteromycota masih belum teridentifikasi cara reproduksi secara seksualnya, sehingga disebut juga jamur tidak sempurna.

Beberapa jamu yang awalnya masuk ke dalam kelompok Deuteromycota sudah diketahui cara reproduksinya, bisa jadi masuk ke dalam kelompok Ascomycota, Zygomycota, atau Basidiomycota. Hal ini dapat mempengaruhi penamaan spesiesnya.

Secara aseksual, cara reproduksi jamur ini sudah diketahui, yaitu sama dengan jenis jamur lainnya.

Itulah klasifikasi fungi yang dilihat berdasarkan cara reproduksi seksualnya.