Bagaimana mekanisme debet kredit dalam pencatatan transaksi ke Jurnal khusus

14. laporan keuangan perusahaan bagi pemerintah bermanfaat dalam penentuan

Apa saja dampak inflasi yang dialami bagi suatu perusahaan?

apa yang di maksud sengan upah ketenaga kerjaan dalam bidang ekonomi​

Apbn merupakan instrument untuk mengendalikan perekonomian saat terjadinya inflasi atau deflasi.

Bahan untuk mengantisipasi risiko bisnis ketika memilih pekerjaan, pengusaha biasanya mencari

Budi daya pembenihan ikan konsumen jenis air tawar pada umumnya lebih banyak dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di daerah

Cara untuk mengatasi ketimpangan ekonomi yang terjadi di lingkunganmu sendiri

Ciri ciri umum pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi antara lain

Dalam melakukan aktivitas perencanaan produksi selalu berkaitan dengan berbagai hal, salah satunya yaitu .....

Efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan oleh emiten pada proporsi dan harga tertentu

Dalam akuntansi pajak, jurnal bukanlah yang termasuk harus disertakan dalam laporan SPT, namun merupakan catatan awal sebelum proses pemindah bukuan ke laporan keuangan lainnya. Jurnal, seperti namanya adalah catatan kronologis setiap transaksi yang terjadi dari waktu kewatu setiap harinya. Jurnal merupakan bentuk baku yang memang sudah menjadi teori dalam ilmu akuntansi.

Ada 2 bentuk jurnal, yakni umum dan khusus. Dalam jurnal umum, hanya terdapat kolom tanggal, debet dan kredit, sementara jurnal khusus terbagi lagi dalam 4 bentuk jurnal yakni :

  • Jurnal Pembelian, yang mencatat semua transaksi pembelian barang dagangan, aktiva tetap atau barang dan jasa lain secara kredit.
  • Jurnal Penjualan, mencatat transaksi penjualan barang secara kredit.
  • Jurnal pengeluaran kas, mencatat semua transaksi yang menyebabkan kas berkurang.
  • Jurnal Penerimaan Kas, mencatat transaksi yang menyebabkan kas bertambah.

Dua jurnal pertama, lebih sering digunakan pada perusahaan dagang. Dan dari 4 jurnal yang ada, sebenarnya masih bisa disederhanakan menjadi 2 jurnal saja, yakni penerimaan dan pengeluaran kas, dengan catatan semua transaksi kredit terjadi dan dilunasi pada periode yang sama, dan dalam jurnal dibuatkan kolom khusus atau catatan tersendiri atas transaksi kredit yang terjadi.

Mekanisme Debet Kredit

Untuk membuat jurnal, maka harus dipahami terlebih dahulu mekanisme debet kredit. Karena salah dalam memasukkan angka pada kolom maka catatan jurnal akan salah dan nantinya akan berakibat pada laporan keuangan lainnya. Berikut rumusan sederhana yang harus dimengerti dari mekanisme debet kredit dalam jurnal :

Bagaimana mekanisme debet kredit dalam pencatatan transaksi ke Jurnal khusus

Berikut adalah contoh jurnal dengan mengambil ilustrasi yang sama dengan diatas :

Tanggal 1 Januari 2009 – Anda telah memiliki uang sebesar Rp. 40.000.000 yang akan digunakan untuk mendirikan sebuah usaha Laundry. Rp. 20.000.000 diantaranya Anda dapatkan dari kredit bank . Maka jurnalnya akan menjadi sebagai berikut :

Bagaimana mekanisme debet kredit dalam pencatatan transaksi ke Jurnal khusus

Tanggal 2 Januari 2009 – Anda bayarkan sebesar Rp. 1.000.000 sebagai biaya kontrak toko. Dan Rp. 20.000.000 untuk membeli peralatan operasional usaha. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut :

Bagaimana mekanisme debet kredit dalam pencatatan transaksi ke Jurnal khusus

Tanggal 3 Januari 2009 – Anda memanggil tukang untuk melakukan renovasi kecil pada toko yang Anda sewa. Total biaya renovasi, baik jasa tukang sampai dengan perlengkapan kerjanya dari cat dan lain-lain adalah sebesar Rp. 2.000.000. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut :

Bagaimana mekanisme debet kredit dalam pencatatan transaksi ke Jurnal khusus

Tanggal 4 Januari 2009 – Anda membayar sejumlah transaksi untuk pengadaan perlengkapan usaha, yang sudah Anda prediksikan untuk kebutuhan operasional selama 1 bulan awal sebesar Rp. 1.500.000, dimana Rp. 1.000.000 Anda bayarkan tunai dan sisanya dibayar 3 hari kemudian. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut :

Bagaimana mekanisme debet kredit dalam pencatatan transaksi ke Jurnal khusus
Tanggal 5 Januari 2009 –Anda melakukan launching / shop opening yang dikonsep sederhana, kegiatan ini menghabiskan biaya sebesar Rp. 1.000.000. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut :

Bagaimana mekanisme debet kredit dalam pencatatan transaksi ke Jurnal khusus

Tanggal 6 Januari 2009 –Anda mulai mempromosikan usaha tersebut dengan beberapa strategi promosi dengan biaya sebesar Rp. 1.500.000. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut :

Bagaimana mekanisme debet kredit dalam pencatatan transaksi ke Jurnal khusus

Tanggal 7 Januari 2009 –Anda membayarkan utang yang terjadi pada transaksi tanggal 4 Januari :

Bagaimana mekanisme debet kredit dalam pencatatan transaksi ke Jurnal khusus

Tanggal 12 Januari 2009 – Dilakukan pembelian bensin untuk sepeda motor operasional usaha dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 20.000. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut :

Bagaimana mekanisme debet kredit dalam pencatatan transaksi ke Jurnal khusus

Tanggal 19 Januari 2009 – Dilakukan pembayaran listrik, telp dan air Sebesar Rp. 275.000. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut :

Bagaimana mekanisme debet kredit dalam pencatatan transaksi ke Jurnal khusus

Tanggal 23 Januari 2009 – Usaha Anda mendapatkan pelanggan corporate, yang sistem pembayarannya dibelakang menjelang akhir bulan. Besarnya nota tagihan yang Anda bebankan atas service yang diberikan adalah sebesar Rp. 450.000. Disini, kas tidak akan disertakan, karena memang transaksi berlangsung dengan pembayaran secara kredit / dibelakang, sehingga belum ada uang tunai yang masuk kedalam rekening perusahaan, hanya tercatat sebagai pendapatan usaha yang tercatat secara administrasi. Sehingga dalam jurnal yang terpengaruh adalah :

Bagaimana mekanisme debet kredit dalam pencatatan transaksi ke Jurnal khusus

Tanggal 25 Januari 2009 – Datang tawaran dari sebuah produsen detergen untuk melakukan branding pada usaha Anda. Adapun branding yang ditawarkan dengan kontrak sebesar Rp. 3.000.000. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut :

Tanggal 29 Januari 2009 – Pelangganhotel membayarkan tunai semua tunggakan pembayarannya yang terjadi pada transaksi di tanggal 23 lalu. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut :

Tanggal 30 Januari 2009 – Anda membayarkan gaji kepada 2 orang karyawan yang besarnya Rp. 1.900.000. Anda juga mengakumulasikan semua pengeluaran lain2 yang terjadi dari awal bulan sebesar Rp. 150.000. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut :

Tanggal 31 Januari 2009 – Pada tanggal ini, terdapat beberapa aktifitas yang Anda lakukan, salah satunya adalah mengakumulasikan semua perlengkapan yang digunakan sebagai operasional usaha, ternyata perlengkapan yang sudah terpakai sebanyak Rp. 1.225.000. Demikian pula dengan penyusutan peralatan. Nah penghitungan kedua aktifitas ini tidak digolongkan sebagai transaksi, sehingga hanya dicatat dalam persamaan akuntansi [dan dibeberapa laporan keuangan lainnya] tapi tidak dalam jurnal. Karenanya sisa perlengkapan yang belum terpakai dan juga penyusutan diabaikan dari jurnal.

Aktifitas yang dicatat dalam jurnal adalah yang mempengaruhi kas, atau proses transaksi yang terjadi secara langsung seperti yang berikut :

Anda mengakumulasikan semua nota-nota pendapatan mulai dari toko dibuka pada tanggal 5 Januari sampai dengan tanggal 31 Januari. Jumlah total pendapatan usaha sebesar Rp. 6.975.000. Anda kemudian mengambil sejumlah Rp. 1.500.000 untuk biaya hidup sehari-hari. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut :

Jika direkapitulasi, maka laporan jurnal lengkap disajikan dalam bentuk sebagai berikut :

Bagaimana mekanisme debet kredit dalam pencatatan transaksi ke Jurnal khusus
Bagaimana mekanisme debet kredit dalam pencatatan transaksi ke Jurnal khusus


Dalam pembuatan jurnal yang umum dalam bentuk seperti diatas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :

  • Catatlah tanggal atas setiap transaksi yang terjadi, sekalipun terjadi lebih dari 1 transaksi dalam satu tanggal
  • Berikan catatan untuk memudahkan menganalisa dan mengetahui uraian dari sebuah transaksi yang dirasa perlu
  • Dalam keterangan, catatlah keterangan pada baris pertama dan kedua dengan perbedaan, dimana jarak baris kedua menjorok lebih kedalam daripada baris pertama, demikian pula pada kolom debet dan kredit, dimana penulisan angka pada kolom kredit harus selalu dibawah [tidak sejajar] dari kolom debet.

Setelah proses pembuatan jurnal selesai, barulah kita pindah catatan dari jurnal ke dalam laporan keuangan. Disinilah kelemahan jurnal, dimana kita harus mengklasifikasikan kembali setiap transaksi yang akan dimasukkan ke pos-pos dalam laporan keuangan.