Asi dalam dot bisa bertahan berapa lama

Asi dalam dot bisa bertahan berapa lama

Asi dalam dot bisa bertahan berapa lama
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK

Ilustrasi

KOMPAS.com - Menjadi ibu pejuang ASI bukan hanya mengharuskan Anda untuk menjaga suplai air susu ibu cukup bagi si buah hati.

Anda pun harus mengetahui seluk-beluk ASI tersebut agar tetap berkualitas, termasuk daya tahan ASI, cara penyimpanan ASI, dan ciri ASI basi itu sendiri.

Pengetahuan mengenai seluk-beluk penyimpanan ASI ini sangat diperlukan terutama bagi ibu yang akan kembali bekerja setelah cuti melahirkan usai.

Hal ini tidak memungkinkan mereka untuk terus menyusui bayi secara langsung sehingga sebagai gantinya bayi akan meminum ASI perah.

Meskipun demikian, ibu yang tidak harus bekerja di luar rumah juga bisa memerah kemudian menyimpan ASI. Tujuannya sebagai tindakan preventif, bila sewaktu-waktu ibu sakit atau harus bepergian ke suatu tempat yang harus menitipkan bayi untuk sementara waktu.

Baca juga: Bagaimana Cara Menyimpan ASI Perah dengan Tepat?

Daya tahan ASI sesuai dengan cara penyimpanannya

Setelah ASI dipompa dengan tangan atau menggunakan alat pompa khusus, simpan hasil perahan tersebut pada wadah khusus ASI. Wadah ini bisa terbuat dari plastik (pastikan berlabel BPA-free) maupun botol kaca.

Apa pun wadah yang Anda pilih, pastikan wadah tersebut bersih, steril, serta dapat ditutup dengan rapat. Jangan pernah menggunakan plastik atau botol kaca bekas yang diperuntukkan bagi keperluan selain penyimpanan ASI.

Setelah itu, ASI dapat disimpan di suhu ruang, kulkas, freezer, maupun deep freezer (-20 derajat celcius). Perbedaan daya tahan ASI berdasarkan cara penyimpanan ASI tersebut adalah sebagai berikut:

Suhu ruang (25 derajat celcius atau kurang)

Editor: Wisnubrata

Asi dalam dot bisa bertahan berapa lama

Asi dalam dot bisa bertahan berapa lama
Lihat Foto

shutterstock

Ilustrasi menyimpan ASI perah

KOMPAS.com - Ibu menyusui jamak berupaya memberikan asupan air susu ibu (ASI) secara optimal bagi buah hatinya.

Salah satunya dengan memberikan ASI perah agar kebutuhan nutrisi si kecil senantiasa tercukupi.

Seperti dilansir dari Healthline, proses memerah dan menyimpan ASI, baik diperah secara manual maupun menggunakan alat pompa, tak boleh asal-asalan.

Sebelum memerah ASI, pastikan ibu selalu mencuci tangan sampai benar-benar bersih.

Baca juga: 8 Makanan Penambah Produksi ASI secara Alami

Selain itu, gunakan wadah penampungan ASI yang bersih dan tertutup rapat.

Pilihan wadah penyimpanan ASI bisa dari kaca atau plastik bebas BPA. Hindari kantong plastik biasa atau botol bekas untuk mencegah kontaminasi.

Bagaimana cara terbaik menyimpan ASI perah?

Asi dalam dot bisa bertahan berapa lama

Asi dalam dot bisa bertahan berapa lama
Lihat Foto

Shutterstock.com

Ilustrasi ASI

Melansir Mayo Clinic, setiap ASI perah perlu disimpan dengan cara yang benar.

Beri label atau tanda kapan ASI diperah di setiap wadah penampungan ASI perah.

Cara terbaik menyimpan ASI perah adalah di bagian belakang lemari es atau freezer.

Bagian belakang lemari pendingin adalah tempat penyimpanan yang suhunya paling dingin.

Memerah ASI menjadi pilihan agar asupan gizi anak tetap terpenuhi, khususnya bagi para ibu menyusui yang bekerja atau beraktivitas di luar rumah. Itu sebabnya penting untuk mengetahui bagaimana penyimpanan ASI perah yang benar.

Ada berbagai pilihan tempat penyimpanan ASI perah, seperti di botol kaca, botol plastik dengan label bebas bahan berbahaya, atau kemasan plastik khusus untuk ASI.

Asi dalam dot bisa bertahan berapa lama

Sebaiknya hindari menyimpan ASI perah dalam kemasan botol atau plastik yang biasa digunakan untuk keperluan umum. Hal ini karena tempat penyimpanan ASI turut memengaruhi kualitas ASI yang disimpan.

Jaga Kebersihan Kemasan

Menjaga kebersihan diri maupun peralatan yang akan dipakai dalam memerah ASI sangat penting untuk menjaga kesehatan Si Kecil. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Sterilisasi wadah ASI

Agar ASI yang disimpan terjaga kualitasnya, penting untuk melakukan sterilisasi wadah ASI perahterlebih dahulu. Cuci bersih botol kemasan ASI, kemudian lakukan sterilisasi dengan merebus botol dan bagian pompa ASI yang bersentuhan dengan kulit dalam air panas mendidih selama 5 menit.

Selain merebus secara manual, Bunda juga dapat menggunakan alat sterilisasi elektrik. Namun sebelumnya, jangan lupa mengecek keamanan dan ketahanan kemasan. Hati-hati saat melakukan sterilisasi botol yang terbuat dari kaca karena bahan ini lebih berisiko pecah.

Sementara itu, kantong plastik khusus ASI tidak memerlukan sterilisasi, selama penyimpanannya benar dan baru digunakan ketika dibutuhkan.

2. Mencuci tangan

Hal yang tak kalah penting demi mencegah perkembangan bakteri dari ASI perah adalah menjaga kebersihan tangan saat memerah atau saat menyimpan ASI dalam kemasan. Gunakan sabun untukmencuci tangan sebelum memerah.

3. Penyimpanan

Sebaiknya Bunda tidak mengisi penuh botol atau plastik kemasan. Alasannya karena ASI perah cenderung mengembang dalam keadaan beku.

Khusus untuk kantong plastikpenampung ASI perah, tempatkan lagi dalam kontainer atau wadah lain sebelum memasukkannya ke dalam lemari pendingin. Hal ini karena kemasan plastik lebih berisiko mengalami kebocoran.

Terakhir, jangan lupa memberikan label yang mencantumkan tanggal ASI diperah pada botol atau plastik kemasan.

4.Penyimpanan

Penyimpanan ASI perah sebaiknya disesuaikan dengan penggunaannya. ASI yang akan digunakansecepatnya, lebih baik dimasukkan ke dalam bagian lemari pendingin yang tidak akan membuat beku.

ASI perah dapat disimpan mulai dari beberapa jam hingga beberapa bulan, tergantung dari suhu penempatannya. Berikut prinsip penyimpanan ASI yang harus diketahui:

  • ASI perah tahan hingga 4 jam jika ditaruh pada suhu ruangan sekitar 25°C
  • ASI perah tahan hingga 24 jam saat disimpan dalam kotak pendingin yang ditambah kantung es (ice pack)
  • ASI perah tahan sampai 4 hari, ketika ditaruh pada kulkas bagian lemari pendingin (chiller) dengan suhu minimal 4°C
  • ASI perah tahan hingga 6 bulan apabila disimpan di dalam freezer dengan suhu -18°C atau lebih rendah lagi

Hanya saja, perlu diingat bahwa proses pembekuan ASI perah kemungkinan menghilangkan beberapa zat yang penting untuk menghalau infeksi pada bayi. Semakin lama penyimpanan ASI perah, baik didinginkan maupun dibekukan, akan menghilangkan kandungan vitamin C pada ASI.

Meski demikian, ASI perah yang sudah dibekukan nilai gizinya tetap masih jauh lebih baik dibandingkan susu formula.

Tips Mencairkan ASI Perah

ASI perah beku yang dicairkan kemungkinan akan mengalami perubahan pada warna, bau, dan konsistensinya dibandingkan ASI segar. Oleh karena itu, wajar jika Bunda mendapati ASI mengendap setelah disimpan di dalam kulkas.

Kondisi ini normal dan Bunda cukup menggoyang-goyangkan botol ASI dengan pelan untuk mencampurnya lagi. Jika tetap terbentuk gumpalan atau tidak bisa tercampur setelah botolnya digoyang secara perlahan, sebaiknya jangan berikan ASI perah ini kepada Si Kecil, ya Bun, karena mungkin ASI sudah basi.

Sebagian bayi ada yang menolak ASI perah beku. Jika demikian, Bunda bisa mencoba memperpendek masa penyimpanan ASI atau menghangatkan ASI sebelum diberikan kepada Si Kecil.

Untuk mencairkan ASI perah, rendam wadah penyimpanan ASI perah di dalam mangkuk berisi air hangat. Diamkan beberapa saat. Ingat, jangan menghangatkan ASI perah di atas kompor atau menggunakan microwave.

ASI perah yang dibekukan sebaiknya tidak langsung dikeluarkan dalam suhu ruang. Beberapa penelitian mengungkap perubahan suhu yang cepat dapat memengaruhi kandungan antibodi dalam ASI yang bermanfaat bagi bayi.

ASI perah beku dari freezer dapat diturunkan terlebih dahulu di kulkas selama semalaman, kemudian hangatkan sebagaimana cara di atas. Penting untuk diketahui, Bunda jangan membekukan ulang ASI perah yang sudah dicairkan.

Berikut ini adalah hal lain yang perlu diperhatikan dalam mencairkan ASI perah:

  • Jika ASI perah dibutuhkan segera, letakkan wadah ASI perah di bawah air mengalir. Lanjutkan merendamnya dalam mangkuk air hangat.
  • Untuk memeriksa apakah suhu ASI sudah sesuai untuk Si Kecil, teteskan ke pergelangan tangan. Jika suhu sudah sesuai, ASI bisa langsung diberikan kepada Si Kecil.
  • Gunakan ASI dalam waktu 24 jam setelah dicairkan seluruhnya. Setelah ASI dibawa ke suhu kamar atau dihangatkan, ASI harus digunakan dalam 2 jam.

ASI merupakan asupan nutrisi yang terbaik bagi bayi. Penyimpanan ASI perah yang benar dapat membantu ibu menyusui yang bekerja atau beraktivitas di luar rumah untuk tetap mencukupi kebutuhan bayi.

Jika Si Kecil mengalami kesulitasn menyusu atau Anda masih bingung dengan pengelolaan ASI perah, berkonsultasilah dengan dokter laktasi.