Apakah bayi harus digendong saat maghrib?

Fimela.com, Jakarta Tidur yang cukup tentu diperlukan bagi bayi untuk dukung tumbuh kembangnya. Ada pun perbedaan jam tidur yang tepat sesuai dengan usia mereka masing-masing, mulai dari bayi baru lahir, usia 6 bulan hingga menginjak hampir 1 tahun.

Penting untuk diketahui bahwa salah satu faktor terpenting dari tahun pertama kehidupan bayi adalah tidur, sebab ini akan berkontribusi pada perkembangan fisik dan kognitif mereka. Saat mereka mendekati usia enam bulan, bayi mulai tidur lebih lama dan beberapa bahkan bisa tidur sepanjang malam.

Bayi disebut tidak boleh tidur saat maghrib. Lantas, mengapa demikian? Sebelum itu, pahami terlebih dahulu terkait jam tidur yang baik dan tepat untuk bayi usia enam bulan. Berikut ulasannya yang Fimela rangkum dari sleep.org, Sabtu (11/12).

Berapa Lama Sebaiknya Bayi Usia 6 Bulan Tidur?

Apakah bayi harus digendong saat maghrib?

ilustrasi fakta asi membuat bayi mudah tidur dan tidak mudah sakit/Yan/pexels

Para ahli merekomendasikan bayi berusia enam bulan untuk tidur setidaknya 14 jam per hari. Namun, sebuah penelitian terhadap 5.000 bayi menemukan bahwa bayi berusia enam bulan di Amerika Serikat tidur rata-rata 12,9 jam per periode 24 jam. Namun, bayi di sebagian besar negara Asia cenderung kurang tidur dibanding bayi di negara lain, di mana hal ini menandakan faktor budaya pun mempengaruhi jam tidur pada bayi.

Sementara, sebagian besar studi tidur bayi menunjukkan bayi berusia enam bulan pun setidaknya 11 jam setiap periode 24 jam. Selain faktor budaya, kamar dan cara mereka diberi makan juga menjadi faktor yang mempengaruhi total durasi harian tidurnya.

Menurut Centers for Disease Control, jika bayi rata-rata tidur setidaknya 12 jam selama periode 24 jam tetapi tidak lebih dari 16 jam, maka mereka berada dalam kisaran yang dianggap normal. Tidak semua bayi sehat berusia enam bulan tidur selama 14 jam.

Apakah bayi harus digendong saat maghrib?

Ilustrasi/copyrightshutterstock/maramorosz

Ada banyak variasi antara jadwal tidur bayi usia enam bulan. Beberapa di antara mereka mendapatkan sebagian besar tidur di malam atau siang hari. Berikut jadwal tidur bayi usia enam bulan yang baik:

  • 06.30 Bangun
  • 08.00 – 09.30 Tidur siang
  • 13.00 – 03.00 Tidur siang
  • 20.30 – 23.00 Tidur dan bangun hanya untuk makan (ASI)
  • 23.30 Kembali tidur

Dalam jadwal tersebut, bayi tidur selama dua setengah jam di malam hari, bangun untuk makan, lalu tidur selama tujuh jam lagi tanpa gangguan di malam hari. Bayi juga tidur selama tiga setengah jam di siang hari dengan dua jam tidur siang. Maka, secara keseluruhan bayi akan tidur selama 13 jam dalam periode 24 jam.

Alasan Bayi 6 Bulan Harus Tidur di Jam Tertentu

Tidur menjadi hal penting bagi bayi karena pertumbuhan mental dan fisik yang cepat akan dialami di tahun pertama kehidupannya. Pada waktu tersebut, otak dan sistem saraf pusat berkembang dengan pesat dan seringkali ini terjadi saat tidur.

Sebuah tinjauan dari 10 studi, bayi menunjukkan bahwa tidur meningkatkan memori, bahasa dan fungsi eksekutif seperti kognitif dan perilaku si kecil. Tidur juga disebut bisa mempengaruhi pertumbuhan fisik dan emosional pada bayi dan anak-anak lainnya.

Berangkat dari berbagai penjelasan tadi, maka dapat disimpulkan, bayi tidak boleh tidur pada jam 6 sore dan sebaiknya tidur di jam 8 atau setengah sembilan malam, sebab ini bisa mempengaruhi berbagai faktor tumbuh kembangnya.

Itulah ulasan tentang jam tidur bayi 6 bulan yang perlu diketahui oleh para orangtua. Semoga membantu!

Penulis: Atika Riyanda Roosni

#Elevate Women

Apakah bayi harus digendong saat maghrib?

Memahami sebab akibat

Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan sebab dan akibat apapun yang ada di dunia ini. Setiap kejadian tidaklah tejadi kecuali karena ada sebab, baik sebab yang terbukti secara kauni/qadari ataupun sebab yang terbukti secara syar’i.

Pertama, sebab kauni/qadari adalah sebab yang Allah jadikan secara kodratnya memiliki hubungan sebab akibat. Sebab qodari terkait dengan penciptaan, pertumbuhan dan seluruh komponen ciptaanNya.
Contoh sebab qodari:
– Makan akan mengakibatkan kenyang.
– Minum mengakibatkan hilang dahaga.
– Nyala api dapat mengakibatkan terbakarnya sesuatu.
– Air yang dimasukkan ke freezer dapat menyebabkan menjadi es/membeku.
– Belajar mengakibatkan pandai.
Sebab akibat diatas secara empiris terbukti memiliki hubungan.

Kedua, sebab syar’i adalah sebab yang Allah ciptakan dengan bukti dalil syar’i.
Contoh :
– Ruqyah, madu, habbatussauda’ menjadi sebab hilangnya penyakit.
– Taqwa dan silaturrahmi menjadi sebab Allah lapangkan rizqi seseorang.
– Tawakkal kepada Allah menjadi sebab Allah berikan jalan keluar dari kesulitan.
– Membaca surat Al-Baqarah dapat mengusir setan dari rumah.
Sebab akibat diatas telah jelas ditunjukkan oleh dalil-dali shahih sehingga sesuai dengan kenyataan.

Tidak membiarkan anak keluar rumah saat menjelang malam

Diantara sebab yang Allah jadikan secara syar’i terbukti melindungi anak dari gangguan setan adalah tidak membiarkan anak keluar rumah saat sore menjelang malam.

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhuma berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

إذا كان جنح الليل أو أمسيتم فكفوا صبيانكم؛ فإن الشياطين تنتشر حينئذ، فإذا ذهب ساعة من الليل فحلوهم، فأغلقوا الأبواب واذكروا اسم الله؛ فإن الشيطان لا يفتح باباً مغلقاً، وأوكوا قربكم واذكروا اسم الله، وخمروا آنيتكم واذكروا اسم الله، ولو أن تعرضوا عليها شيئاً، وأطفئوا مصابيحكم

“Jika malam telah tiba atau sore menjelang malam maka tahanlah anak-anak kalian (agar tidak keluar rumah) karena saat itu setan berhamburan. Jika waktu malam telah berlalu maka lepaskanlah mereka. Tutuplah pintu dan sebutlah nama Allah (membaca basmalah) karena sesungguhnya setan tidak akan dapat membuka pintu yang tertutup. Tutuplah bejana minum kalian dan sebutlah nama Allah, meskipun hanya dengan meletakkan sesuau diatasnya dan matikanlah lampu-lampu kalian.” (HR. Bukhari No. 5623 dan Muslim No. 2012)

Dalam riwayat lain disebutkan,
Dari Jabir berkata, Rasulullah shallalahu’alaihi wasallam bersabda,

لا ترسلوا فواشيكم وصبيانكم إذا غابت الشمس حتى تذهب فحمة العشاء؛ فإن الشياطين تنبعث إذا غابت الشمس حتى تذهب فحمة العشاء

“Janganlah kalian lepas binatang-binatang ternak kalian dan anak-anak kalian tatkala matahari tenggelam sampai berlalu kegelapan awal malam (antara waktu maghrib dan Isya’).” (HR. Bukhari 2380 dan muslim 2013)

Dari dua hadis diatas dengan jelas menyebutkan bahwa yang dimaksudkan ‘menahan anak-anak’ dengan melarang dan tidak melepas mereka keluar rumah tatkala awal malam.

An-nawawi menjelaskan,
“Tahanlah anak-anak kalian” maksudnya laranglah mereka agar tidak keluar rumah ketika itu.
“Karena setan sedang berkeliaran” maksudnya berbagai jenis setan berhamburan. Dikhawatirkan anak-anak akan mendapat gangguan setan di waktu itu karena banyaknya setan yang keluar saat itu. (Syarhun Nawawi Ala Muslim, 13:185)

Apa hikmah larangan ini?

Ibnu Hajar menjelaskan dengan menukil keterangan Ibnul Jauzi beliau berkata, “Anak-anak ditahan (tidak keluar rumah) di waktu itu karena najis yang disukai setan umumnya menempel pada tubuh mereka. Sementara dzikir yang melindungi seseorang dari setan, dilalaikan anak-anak secara umum. Saat setan berhamburan mereka akan bergelantungan di tempat apa saja yang dapat digantungi. Oleh karena itu anak-anak ditahan didalam rumah di waktu itu. Hikmah dibalik berhamburannya setan-setan di saat itu bahwasanya waktu malam, waktu yang lebih mudah bagi setan untuk bergerak daripada waktu siang. Karena kegelapan mendukung kekuatan bagi setan daripada kondisi lainnya. Begitupula setiap yang hitam. Oleh karena itu sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam dalam hadis Abu Dzar, “Apa yang dapat memutus shalat? Anjing hitam karena dia adalah setan.” (HR. Muslim) (Fathul Bari, 6: 341-342)

Menggendong bayi saat maghrib

Banyak orang tua berwasiat kepada putri-putrinya yang memiliki anak bayi agar menggendongnya tatkala waktu maghrib tiba. Dengan tujuan agar si bayi tidak diganggu makhluk halus, genduruwo, kuntil anak (baca:setan) dll.

Angapan ini bisa benar dan bisa juga salah.

Anggapan ini salah bila seseorang meyakini bahwa dengan menggendong menjadi sebab si bayi selamat dari gangguan maka ini termasuk menjadikan sebab yang tidak terbukti baik secara kauni/qadari ataupun secara syar’i. Karena yang dimaksudkan dalam hadis “menahan anak” adalah dengan melarang mereka, tidak melepas mereka keluar rumah; sehingga anak selamat dari gangguan setan yang sedang berkeliaran di luar rumah saat itu. Sementara menjadikan sesuatu menjadi sebab padahal tidak terbukti secara qadari maupun syar’i maka termasuk syirik kecil.
Karena itu para ulama membuat kaidah:

Barangsiapa yang menetapkan sesuatu sebagai sebab, padahal Allah tidak menjadikannya sebagai sebab, tidak secara Syar’i maupun Qadari, maka berarti ia telah melakukan kesyirikan dengan jenis syirik kecil (asghar).

Misalnya: Hanifa bayi umur 3 bulan, tidak suka rewel, baik budi dan tidak suka menangis. Setiap kali tenggelam matahari, si ibu bergegas menggendong Hanifa dengan keyakinan agar Hanifa tidak diganggu setan. Padahal Hanifa tidak minta digendong, juga tidak menangis. Keyakinan seperti inilah yang bisa merusak akidah seseorang.

Namun anggapan ini menjadi benar bila dengan menggendong menjadi salah satu cara orang tua untuk menahan anak agar tidak keluar rumah.
Misalnya Ahmad, balita usia 4 tahun yang sangat aktif. Sang Ibu sudah menasehati agar Ahmad tidak keluar rumah saat maghrib namun Ahmad tidak menggubris. Terpaksa si Ibu harus menggendong Ahmad agar tidak membuka pintu dan lari keluar rumah. Jika demikian kondisinya maka tidak termasuk syirik kecil.

Ringkasnya,yang kita lakukan menjelang matahari tenggelam agar terhindar dari gangguan setan adalah
1. Dzikir petang hari dan mengingatkan anak agar berdzikir sore hari.
2. Bila anak belum mampu membaca doa sendiri, hendaknya orangtua mendoakannya. Silakan baca:Cara Melindungi Anak Dari Setan
3. Menahan anak agar tidak keluar rumah.
4. Mengunci pintu, jendela dengan membaca basamlah.
5. Menutup panci, gelas dan tempat makanan lainnya.
6. Mematikan api.

Sebagai penutup kami nasehatkan kepada diri kami dan juga para ibu agar lebih giat belajar agama dengan pemahaman yang benar, belajar tentang aqidah shahihah karena dengannya kita dapat mengetahui mana tauhid yang wajib kita tunaikan dan mana syirik yang harus kita jauhi.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui.”

Wallahua’lam bishshowab.

***
Penyusun: Ummu Fatimah Abdul Mu’ti
Sumber:
https://muslim.or.id/26657 -hukum-sebab-4.html
http://www.almoslim.net/node/111371
https://islamqa.info/ar/179441

Artikel wanitasalihah.com

Mengapa bayi saat maghrib harus digendong?

Pasalnya, waktu magrib adalah waktunya jin dan setan berkeliaran. Itulah sebabnya sebagai orangtua harus menjaga anaknya dari gangguan makhluk tersebut. Dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya.

Apakah bayi tidak boleh tidur saat maghrib?

Saat mereka mendekati usia enam bulan, bayi mulai tidur lebih lama dan beberapa bahkan bisa tidur sepanjang malam. Bayi disebut tidak boleh tidur saat maghrib.

Kenapa tidak boleh tidur di waktu maghrib?

Bahwa tidur terlalu sore atau menjelang magrib bisa mengundang penyakit. pada duduk perkara medis, ternyata tidur menjelang magrib mampu menyebabkan terganggunya sistem metabolisme dan menurunkan daya tahan tubuh.

Kenapa bayi Menangis saat sore hari?

Alasannya ternyata sederhana: sama seperti orang dewasa, bayi merasa lelah pada penghujung hari. Hal ini juga dijelaskan oleh Harvey Karp, M.D., dalam bukunya The Happiest Baby on the Block. Dokter spesialis anak ini menjelaskan, tidak hanya lelah tapi suhu tubuh bayi biasanya naik pada sore hari.