Apa yang seharusnya dilakukan setelah seorang muslim berusaha atau berikhtiar

Oleh Prof. Dr. Masri Mansoer, MA

Manusia dan semua ciptaan Allah yang Maha Kuasa terlahir dan maujud ke alam ini adalah atas, desain dan rencana Allah SWT, itulah takdir. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang sebaik-baik ciptaan dilengkapi dengan empat hidayah, yaitu gharizah (instink), pancaindera, akal dan agama. Atas dasar empat hidayah ini manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan taqwa-surga dan fujur-neraka. Kemampuan memilih jalan yang terbaik itulah ikhtiar. Di banyak ayat dalam al-Qur’an Allah SWT berfirman: “Dan Dia Allah telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya” (QS al-Furqan: 2). “Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya” (QS al-Ra`du: 11). “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS al-Mukmin: 60). “Apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” (QS Ali Imran: 159).

Ikhtiar berasal dari kata khair (baik), yaitu berusaha memilih jalan atau cara yang terbaik sesuai dengan ajaran al-Qur`an dan sunnah untuk menjalankan kehidupan ini atau mencapai apa yang dicita-citakan. Takdir adalah segala ketetapan dan ketentuan Allah yang sudah ditetapkan dan ditentukan oleh Allah kepada semua makhluk-Nya termasuk manusia.

Takdir terbagi dua, yaitu Mualaq (ada usaha manusia didalamnya) dan Mubram (tidak dapat diubah atau diusahakan). Contoh takdir mualaq, kalau kita mau menjadi pintar berusaha memilih metode belajar yang benar dan sungguh-sungguh. Kalau kita mau tetap sehat kita ikuti resep DODOD (D = Diet-atur makan minum, O = olahraga degan teratur, Dokter = kalau sakit berobat ke dokter dan Obat diminum, D = doa). Sedangkan contoh takdir mubram, kita terlahir ke dunia ini sebagai seorang laki-laki atau perempuan dari orang tua yang berasal dari desa/kampung atau kota. Ketika seseorang berjalan di trotoar dengan disiplin dan tertib, tiba-tiba datang sebuah mobil menabraknya dan langsung wafat di tempat, itu namana takdir mubram.

Syarat berikhtiar, yakin kepada Allah bahwa yang kita kerjakan itu akan disampaikan/dikabulkan oleh Allah; berilmu tentang yang diusahakan; bekerja keras, semangat, tidak cepat menyerah; disiplin, rajin dan penuh tanggung jawab; dan belajar terus meningkatkan kemanpuan.

Pengaruh ikhtiar dalam kehidupan, yaitu  kita akan menjadi orang yang sukses dunia akhirat; terhindar dari sikap malas; merasa optimis dalam menjalankan usaha atau pekerjaan; memberikan contoh tauladan bagi orang lain; merasa batinnya puas sebab dapat mencukupi kebutuhan hidupnya; dan selalu bersyukur kepada Allah.

Takdir adalah masalah ghaib dan merupakan salah satu rukun iman, karena itu kewajiban  manusia adalah berusaha sesuai dengan sunnatullah. Agar ikhtiar yang kita lakukan itu mencapai tujuan dan mendapat pertolongan dari Allah, maka kita harus berdoa sebelum dan sesudah berikhtiar. Berdoa sebelum berikhtiar agar kita diberikan pentunjuk untuk memilih jalan atau usaha yang diridhai, sedangkan berdoa setelah berikhtiar adalah agar ikhtiar kita dikabulkan atau diberikan hasil sesuai dengan kehendak Allah. Maka apa pun hasil yang kita peroleh setelah melalui proses yang demikian, itulah yang terbaik bagi kita menurut Allah.

Doa dalam artian luas adalah semua permohonan atau permintaan oleh seorang hamba kepada Allah, sedangkan tawakal menitipkan usaha dan doa kepada Allah agar segala apa-apa yang telah diusahakan dan dimohonkan kiranya Allah menyempaikan atau mengabulkannya.

Dalam berdoa kita harus memperhatikan etika berdoa,yaitu suci dari hadas; menghadap kiblat; mengangkat kedua tangan; memulai dengan istighfar;  membaca hamdalah;  shalawat kepada nabi; dengan hati yang khusuk dan tawadluk;  sungguh-sungguh yakin doanya akan diijabah oleh Allah;  jangan terburu-buru;  ber-tawashul dengan nama-nama dan sifat Allah; dan berdoalah yang baik-baik.

Supaya doa kita diijabah maka perlu memperhatikan waktu yang baik untuk berdoa: sepertiga malam terakir (salat tahajud), ketika azan, antara azan dan iqamat, hendak melakukan shalat wajib, ketika imam naik mimbar sampai akhir salat jumat, dan sesudah shalat ashar.

Tiga cara Allah mengijabah doa hamba-Nya: dikabulkan di dunia, seperti kita berdoa minta diberikan anak-keturunan yang shaleh/shalehah maka Allah kabulkan; ditabung untuk akhirat, insya Allah kita ditakdirkan masuk surga; dan dicegah dari musibah atau bahaya yang akan menimpanya, seperti sekarang banyak masyarakat ditimpa musibah Covid-19, tetapi alhamdulillah kita tetap diberikan kesehatan oleh Allah walaupun berada di zona merah.

Orang yang ditolak doanya: musyrik, pemakan riba, makan dan minum dari rejeki tidak halal, pezina, orang memutuskan silaturrahim, orang yang takabbur/sombong, orang yang bermaksiat, dan orang selalu mencari-cari aib orang lain.

Karena itu marilah kita merencanakan dalam mengisi kehidupan ini dengan rencana yang baik, kemudian kita lanjutkan dengan berdoa agar diberikan kemampuan berikhtiar dan menjalankan ikhtiar itu, selanjutnya kita berdoa dan bertawakal kiranya Allah memberikan hasil atas usaha/ikhtiar yang kita lakukan.

Semoga Allah selalu membimbing kita ke jalan yang benar serta istiqamah di jalan-Nya. Terimakasih, mohon maaf. Astaghfirullahal `azhim wa atubuu ilaihi. (ns)

* Penulis adalah Guru Besar Fakultas Ushuluddin dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

** Link video naskah ini dapat juga dilihat di https://youtu.be/LiqXzTfE02U.

Sumber: UIN Jakarta

Apa yang seharusnya dilakukan setelah seorang muslim berusaha atau berikhtiar
Ilustrasi ikhtiar. ©Shutterstock

TRENDING | 11 Juni 2020 12:42 Reporter : Billy Adytya

Merdeka.com - Ikhtiar adalah berusaha atau usaha seorang hamba dalam memperoleh sesuatu yang ingin dicapainya. Umumnya, seseorang yang sedang berikhtiar memiliki target dalam pekerjaan yang dilakukan demi meraih keberhasilan dan juga kesuksesan.

Dalam agama Islam, bagi salah seorang hamba Allah SWT yang sedang menghadapi cobaan serta ujian hidup tetap berikhtiar adalah sesuatu yang harus dianjurkan. Sebab, ditanamkan dalam setiap pikiran pemeluk agama Islam, bahwa Allah tidak akan memberikan suatu cobaan di luar batas kekuatan seseorang itu sendiri.

Ikhtiar ini juga merupakan salah satu contoh sikap akhlak baik dan terpuji yang sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada para umat Islam. Ikhtiar pun sebenarnya memiliki bentuk-bentuk yang perlu dipahami. Bagi Anda yang belum mengetahuinya, berikut ulasan selengkapnya yang sudah dirangkum Merdeka.com dari berbagai sumber.

2 dari 6 halaman

Ikhtiar merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Arab dengan arti yakni berusaha. Jika diistilahkan, sebenarnya ikhtiar merupakan segala perilaku dan perbuatan manusia guna mencapai sesuatu yang sedang ingin diraihnya.

Ikhtiar juga dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan umat Islam guna memenuhi sebuah kebutuhan hidup yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh, hati lapang dan mengerahkan semua tenaga serta keterampilan, akan tetapi tetap disesuaikan dengan syariat agama yang sudah diajarkan. Perlu diketahui, Ikhtiar ini terbagi menjadi 3 bentuk antara lain tidak mudah putus asa, bersungguh-sungguh dan bekerja keras, berikut penjelasannya.

3 dari 6 halaman

Dalam hidup, manusia memang ditakdirkan untuk selalu berusaha dalam menjalaninya. Seperti saat Anda sedang mengusahakan sesuatu, namun hasil yang didapatkan tidak sesuai apa yang ada dalam bayangan atau target Anda, maka disitulah Anda perlu melakukan ikhtiar dan tidak pantang menyerah serta putus asa, Anda harus bangkit dari keterpurukan sembari terus belajar dan terus belajar.

Contohnya saat Anda menjalani bisnis sebagai seorang wirausaha dengan mendirikan sebuah rumah makan, namun setelah dijalani Anda mendapati kerugian yang membuat usaha tersebut mengalami kebangkrutan. Maka Anda harus tetap berikhtiar dan mencoba cara lain demi melanjutkan apa yang sudah Anda jalani sebelumnya.

4 dari 6 halaman

Bentuk ikhtiar selanjutnya yang wajib menjadi perhatian adalah bersungguh-sungguh. Hal tersebut lantaran saat Anda memiliki sebuah impian atau target tertentu dalam menjalani hidup, dibutuhkan rasa bersungguh-sungguh yang amat mendalam agar dapat meraih semua itu.

Maka dari itu, Anda perlu menanamkan usaha yang harus dijalani dengan sungguh-sungguh dan tidak boleh setengah hati. Contohnya sederhananya adalah dalam hal jodoh, di dunia ini tak ada manusia menginginkan seseorang pasangan yang tak baik dalam hidupnya, maka dengan begitu Anda perlu banyak belajar serta melakukan perubahan guna memantaskan diri agar mendapatkan sosok jodoh yang terbaik.

5 dari 6 halaman

Ikhtiar berikutnya adalah dengan melakukan kerja keras dalam menggapai sebuah mimpi. Berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan yang sudah diberikan oleh Allah SWT harus dilakukan untuk meraih sesuatu yang diinginkan, dalam hal ini malas dan bekerja seenaknya sangat tak dianjurkan.

Anda harus berusaha dan berjuang sekuat tenaga demi mendapatkan hasil yang dapat memuaskan Anda pada nantinya. Seperti jika Anda sedang mendapatkan ujian suatu penyakit, maka Anda harus berikhtiar dengan menjauhi segala pantangan, rajin berolahraga, patuh dalam mengonsumsi obat, atau hal-hal lainnya yang merupakan penunjang kesembuhan dari suatu penyakit Anda.

6 dari 6 halaman

Adapun dalil tentang ikhtiar yang sudah disebutkan dalam kitab suci Alquran sebagai berikut:

"Sesungguhnya allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS. Ar-Ra’du:11).

"Apabila telah di tunaikan shalat, maka bertebarlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia allah dan ingatlah allah banyak-banyak supaya kamu beruntung" (QS. Al-Jumu’ah 10).

"Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok”, kecuali (dengan menyebut): “Insya-Allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini" (Q.S. al Kahfi:23-24).

(mdk/bil)