Apa yang perlu Diperbaiki dalam sistem PENDIDIKAN di Indonesia

Bagian terpenting yang harus dibenahi dalam sistem pendidikan di Indonesia, antara lain adalah:

  1. Kurikulum, dibuat oleh pihak yang berkompeten dalam bidang pendidikan untuk masa depan, dan dalam pembuatannya dapat bekerja sama dengan ahli yang berpengalaman baik dari sisi implementasi, teori dan lingkungan pendidikan. Saat ini, banyak tenaga ahli yang menyatakan berkompeten, namun pada kenyataannya, mereka hanya menguasai sisi teori, tetapi tidak menguasai sisi praktisnya dari suatu ilmu yang akan diajarkan berdasarkan kurikulum.
  2. Metode belajar dan mengajar, saat ini metode belajar dan mengajar tidak terselenggara secara berkesinambungan, baik dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMU/SMK). Pada setiap tingkatan pendidikan, metode belajar dan mengajar selalu berbeda dan terpisah satu sama lain.
  3. Kualitas (Kompetensi) Nara Sumber (Guru, Dosen), banyak kualitas Nara Sumber (Guru dan Dosen) hanya menguasai secara teori yang diulang-ulang setiap tahunnya, tanpa menguasai visi, misi, dan obyektif dari ilmu yang disampaikan, sehingga seringkali tugas yang diberikan kepada anak hanya bersifat pemenuhan tugas tanpa bisa mengendalikan dan mengevaluasi keberhasilan siswa.
  4. Fasiltas Penunjang (Alat Peraga) Belajar dan Mengajar, Fasilitas dalam mendukung kegiatan belajar dan mengajar yang tidak memadai, sehingga membuat sulit bagi Nara Sumber (Guru, Dosen) dalam melakukan transformasi ilmu dari Nara Sumber kepada siswa.
  5. Pengembangan Modul, Modul (Sylabus) yang ada berdasarkan panduan dan ketentuan Pemerintah Pusat dan Daerah, sangat sulit karena Modul yang ada tidak memberikan panduan tentang bagaimana cara pengembangan modul baik Customize atau Tailor Made, sehingga mengalami kesulitan untuk disesuaikan dengan lingkungan kerja (bisnis) sebagai tempat tujuan akhir dalam implementasi ilmu.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika melihat peringkat pendidikan di Indonesia berada di posisi 69 dari 76 negara, apa yang lantas terpikir dibenak kita? Pasti dari kita semua bertanya-tanya Dimana letak kesalahan yang menyebabkan Indonesia berada di peringkat bontot seperti yang dilansir dari laman bbc news. Menurut hasil ranking pendidikan negara-negara di dunia versi Organisation for Economic Co-Operation and Development (OEDC) tahun 2015, Dari 76 negara di dunia Indonesia berada di peringkat 69. Dimana peringkat tertinggi dipegang oleh negara negara asia, seperti Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, dan Singapura.

Dengan peringkat tersebut, apakah bukti bahwa sistem pendidikan Indonesia tidak konsisten menjaga standar mutu yang sudah ditetapkan pemerintah? Apa yang harus diperbaiki dari sistem pendidikan Indonesia?

Menurut laman news.detik.com, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyampaikan seharusnya memang dilakukan perbaikan sistem pendidikan yang mengacu pada 8 standar pendidikan nasional diantaranya adalah :

  • Kompetensi kelulusan
  • Isi pendidikan
  • Proses pendidikan
  • Pendidik dan tenaga kependidikan
  • Sarana dan Prasarana
  • Pengelolaan atau manajemen kependidikan
  • Pembiayaan pendidikan
  • Penilaian Pendidikan

Berdasar poin-poin perbaikan yang diutarakan Mendikbud tersebut, saya memiliki opini poin-poin penting yang harus sesegera mungkin di pertimbangkan, diantaranya adalah Isi pendidikan, Proses Pendidikan, dan Tenaga Pendidikan.

Isi Pendidikan

Isi pendidikan disini mencakup materi dan kurikulum yang harus diberikan kepada siswa dalam masing masing jenjang pendidikan. Di indonesia materi yang diajarkan terdiri dari materi pokok dan materi penunjang. Materi pokok seperti matematika, pelajaran bahasa, IPA, IPS, dan lain sebagainya. Sedangkan materi penunjang seperti pelajaran keterampilan yang diberikan baik dikelas maupun ekstrakulikuler. Sayangnya pembagian porsi materi dalam setiap jenjang masih perlu dikaji ulang. Yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemapuan siswa dalam setiap jenjangnya.

Seperti yang diterapkan negara tetangga yang berhasil dalam sistem pendidikanya, contohnya Singapura. Negara Singapura juga memiliki kurikulum yang hampir sama seperti Indonesia, terdapat materi pokok dan terdapat Ujian Nasional setiap kenaikan jenjang pendidikan. Namun bedanya, Singapura mempunyai jenjang yang sedikit rumit. Yang mana pembagian materi diberikan sesuai kebutuhan usia dan kemampuan siswa dalam setiap jenjnag tertentu. Seperti misal, di singapura jenjang sekolah menengah terdiri atas dua tahap. 

Yang dilakukan selama 4 hingga 5 tahun melalui program sepesial cepat ataupun normal. Dimana pada program cepat, siswa akan melakukan semacam ujian nasional General Certificate of Education Ordinary (GCE ‘O’) pada tahun ke empat. Sedangkan program normal GCE ‘N’ (normal) akan dilakukan ditahu ke empat. Dan jika hasilnya memuaskan akan melakukan GCE ‘O’ ditahun ke lima. Dan setelah mereka lulus GCE ‘O’ mereka berhak mengikuti kelas pra-universitas selama dua tahun. Sehingga pada setiap jenjang pendidikan di Singapura tujuan dan porsi masing masing jenjang jelas dipersipkan untuk memasuki jenjang berikutnya. Atau dapat dikatakan tahapanya sangatlah sistematik. Sehingga siswa akan fokus dalam satu tahapan untuk maju ke tahap selanjutnya.

Proses Pendidikan

Proses pendidikan mencakup kegiatan belajar dan mengajar demi tercapainya semua isi dari pendidikan yang melibatkan interaksi antara tenaga pendidik dan siswa, atau antara siswa dan siswa. Disini yang menjadi fokus saya adalah metode yang digunakan untuk menyampaikan isi dari semua materi dalam suatu jenjang tertentu.

Tidak banyak tenaga pendidik (guru) yang lihai dan menguasai penggunaan metode metode yang efisien diterapkan untuk menyampaikan suatu materi tertentu, dengan menciptakan kelas yang aktif dan efektif. Kebanyakan guru di Indonesia menggunakan metode spoon feeding atau ceramah. Dimana guru menyuapi semua meteri kepada siswa dengan cara berbicara di depan kelas di hadapan siswa yang tertarik maupun yang tidak tertarik akan pelajaran yang diberikan dengan hanya duduk pasif mendengarkan. Hal ini hanya akan mengajarkan kepada siswa komunikasi satu arah. Dan melatih siswa untuk merasa nyaman menjadi pendengar. Sehingga sering kita jumpai dalam suatu kelas kecil, tidak banyak dari mereka yang aktif bertanya maupun mengutarakan pendapatnya. Mereka lebih senang diam untuk mendengarkan. Karena memang dari TK pun pendidikan di Indonesia mengajarkan hal seperti itu.


Page 2

Ketika melihat peringkat pendidikan di Indonesia berada di posisi 69 dari 76 negara, apa yang lantas terpikir dibenak kita? Pasti dari kita semua bertanya-tanya Dimana letak kesalahan yang menyebabkan Indonesia berada di peringkat bontot seperti yang dilansir dari laman bbc news. Menurut hasil ranking pendidikan negara-negara di dunia versi Organisation for Economic Co-Operation and Development (OEDC) tahun 2015, Dari 76 negara di dunia Indonesia berada di peringkat 69. Dimana peringkat tertinggi dipegang oleh negara negara asia, seperti Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, dan Singapura.

Dengan peringkat tersebut, apakah bukti bahwa sistem pendidikan Indonesia tidak konsisten menjaga standar mutu yang sudah ditetapkan pemerintah? Apa yang harus diperbaiki dari sistem pendidikan Indonesia?

Menurut laman news.detik.com, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyampaikan seharusnya memang dilakukan perbaikan sistem pendidikan yang mengacu pada 8 standar pendidikan nasional diantaranya adalah :

  • Kompetensi kelulusan
  • Isi pendidikan
  • Proses pendidikan
  • Pendidik dan tenaga kependidikan
  • Sarana dan Prasarana
  • Pengelolaan atau manajemen kependidikan
  • Pembiayaan pendidikan
  • Penilaian Pendidikan

Berdasar poin-poin perbaikan yang diutarakan Mendikbud tersebut, saya memiliki opini poin-poin penting yang harus sesegera mungkin di pertimbangkan, diantaranya adalah Isi pendidikan, Proses Pendidikan, dan Tenaga Pendidikan.

Isi Pendidikan

Isi pendidikan disini mencakup materi dan kurikulum yang harus diberikan kepada siswa dalam masing masing jenjang pendidikan. Di indonesia materi yang diajarkan terdiri dari materi pokok dan materi penunjang. Materi pokok seperti matematika, pelajaran bahasa, IPA, IPS, dan lain sebagainya. Sedangkan materi penunjang seperti pelajaran keterampilan yang diberikan baik dikelas maupun ekstrakulikuler. Sayangnya pembagian porsi materi dalam setiap jenjang masih perlu dikaji ulang. Yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemapuan siswa dalam setiap jenjangnya.

Seperti yang diterapkan negara tetangga yang berhasil dalam sistem pendidikanya, contohnya Singapura. Negara Singapura juga memiliki kurikulum yang hampir sama seperti Indonesia, terdapat materi pokok dan terdapat Ujian Nasional setiap kenaikan jenjang pendidikan. Namun bedanya, Singapura mempunyai jenjang yang sedikit rumit. Yang mana pembagian materi diberikan sesuai kebutuhan usia dan kemampuan siswa dalam setiap jenjnag tertentu. Seperti misal, di singapura jenjang sekolah menengah terdiri atas dua tahap. 

Yang dilakukan selama 4 hingga 5 tahun melalui program sepesial cepat ataupun normal. Dimana pada program cepat, siswa akan melakukan semacam ujian nasional General Certificate of Education Ordinary (GCE ‘O’) pada tahun ke empat. Sedangkan program normal GCE ‘N’ (normal) akan dilakukan ditahu ke empat. Dan jika hasilnya memuaskan akan melakukan GCE ‘O’ ditahun ke lima. Dan setelah mereka lulus GCE ‘O’ mereka berhak mengikuti kelas pra-universitas selama dua tahun. Sehingga pada setiap jenjang pendidikan di Singapura tujuan dan porsi masing masing jenjang jelas dipersipkan untuk memasuki jenjang berikutnya. Atau dapat dikatakan tahapanya sangatlah sistematik. Sehingga siswa akan fokus dalam satu tahapan untuk maju ke tahap selanjutnya.

Proses Pendidikan

Proses pendidikan mencakup kegiatan belajar dan mengajar demi tercapainya semua isi dari pendidikan yang melibatkan interaksi antara tenaga pendidik dan siswa, atau antara siswa dan siswa. Disini yang menjadi fokus saya adalah metode yang digunakan untuk menyampaikan isi dari semua materi dalam suatu jenjang tertentu.

Tidak banyak tenaga pendidik (guru) yang lihai dan menguasai penggunaan metode metode yang efisien diterapkan untuk menyampaikan suatu materi tertentu, dengan menciptakan kelas yang aktif dan efektif. Kebanyakan guru di Indonesia menggunakan metode spoon feeding atau ceramah. Dimana guru menyuapi semua meteri kepada siswa dengan cara berbicara di depan kelas di hadapan siswa yang tertarik maupun yang tidak tertarik akan pelajaran yang diberikan dengan hanya duduk pasif mendengarkan. Hal ini hanya akan mengajarkan kepada siswa komunikasi satu arah. Dan melatih siswa untuk merasa nyaman menjadi pendengar. Sehingga sering kita jumpai dalam suatu kelas kecil, tidak banyak dari mereka yang aktif bertanya maupun mengutarakan pendapatnya. Mereka lebih senang diam untuk mendengarkan. Karena memang dari TK pun pendidikan di Indonesia mengajarkan hal seperti itu.


Apa yang perlu Diperbaiki dalam sistem PENDIDIKAN di Indonesia

Lihat Humaniora Selengkapnya


Page 3

Ketika melihat peringkat pendidikan di Indonesia berada di posisi 69 dari 76 negara, apa yang lantas terpikir dibenak kita? Pasti dari kita semua bertanya-tanya Dimana letak kesalahan yang menyebabkan Indonesia berada di peringkat bontot seperti yang dilansir dari laman bbc news. Menurut hasil ranking pendidikan negara-negara di dunia versi Organisation for Economic Co-Operation and Development (OEDC) tahun 2015, Dari 76 negara di dunia Indonesia berada di peringkat 69. Dimana peringkat tertinggi dipegang oleh negara negara asia, seperti Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, dan Singapura.

Dengan peringkat tersebut, apakah bukti bahwa sistem pendidikan Indonesia tidak konsisten menjaga standar mutu yang sudah ditetapkan pemerintah? Apa yang harus diperbaiki dari sistem pendidikan Indonesia?

Menurut laman news.detik.com, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyampaikan seharusnya memang dilakukan perbaikan sistem pendidikan yang mengacu pada 8 standar pendidikan nasional diantaranya adalah :

  • Kompetensi kelulusan
  • Isi pendidikan
  • Proses pendidikan
  • Pendidik dan tenaga kependidikan
  • Sarana dan Prasarana
  • Pengelolaan atau manajemen kependidikan
  • Pembiayaan pendidikan
  • Penilaian Pendidikan

Berdasar poin-poin perbaikan yang diutarakan Mendikbud tersebut, saya memiliki opini poin-poin penting yang harus sesegera mungkin di pertimbangkan, diantaranya adalah Isi pendidikan, Proses Pendidikan, dan Tenaga Pendidikan.

Isi Pendidikan

Isi pendidikan disini mencakup materi dan kurikulum yang harus diberikan kepada siswa dalam masing masing jenjang pendidikan. Di indonesia materi yang diajarkan terdiri dari materi pokok dan materi penunjang. Materi pokok seperti matematika, pelajaran bahasa, IPA, IPS, dan lain sebagainya. Sedangkan materi penunjang seperti pelajaran keterampilan yang diberikan baik dikelas maupun ekstrakulikuler. Sayangnya pembagian porsi materi dalam setiap jenjang masih perlu dikaji ulang. Yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemapuan siswa dalam setiap jenjangnya.

Seperti yang diterapkan negara tetangga yang berhasil dalam sistem pendidikanya, contohnya Singapura. Negara Singapura juga memiliki kurikulum yang hampir sama seperti Indonesia, terdapat materi pokok dan terdapat Ujian Nasional setiap kenaikan jenjang pendidikan. Namun bedanya, Singapura mempunyai jenjang yang sedikit rumit. Yang mana pembagian materi diberikan sesuai kebutuhan usia dan kemampuan siswa dalam setiap jenjnag tertentu. Seperti misal, di singapura jenjang sekolah menengah terdiri atas dua tahap. 

Yang dilakukan selama 4 hingga 5 tahun melalui program sepesial cepat ataupun normal. Dimana pada program cepat, siswa akan melakukan semacam ujian nasional General Certificate of Education Ordinary (GCE ‘O’) pada tahun ke empat. Sedangkan program normal GCE ‘N’ (normal) akan dilakukan ditahu ke empat. Dan jika hasilnya memuaskan akan melakukan GCE ‘O’ ditahun ke lima. Dan setelah mereka lulus GCE ‘O’ mereka berhak mengikuti kelas pra-universitas selama dua tahun. Sehingga pada setiap jenjang pendidikan di Singapura tujuan dan porsi masing masing jenjang jelas dipersipkan untuk memasuki jenjang berikutnya. Atau dapat dikatakan tahapanya sangatlah sistematik. Sehingga siswa akan fokus dalam satu tahapan untuk maju ke tahap selanjutnya.

Proses Pendidikan

Proses pendidikan mencakup kegiatan belajar dan mengajar demi tercapainya semua isi dari pendidikan yang melibatkan interaksi antara tenaga pendidik dan siswa, atau antara siswa dan siswa. Disini yang menjadi fokus saya adalah metode yang digunakan untuk menyampaikan isi dari semua materi dalam suatu jenjang tertentu.

Tidak banyak tenaga pendidik (guru) yang lihai dan menguasai penggunaan metode metode yang efisien diterapkan untuk menyampaikan suatu materi tertentu, dengan menciptakan kelas yang aktif dan efektif. Kebanyakan guru di Indonesia menggunakan metode spoon feeding atau ceramah. Dimana guru menyuapi semua meteri kepada siswa dengan cara berbicara di depan kelas di hadapan siswa yang tertarik maupun yang tidak tertarik akan pelajaran yang diberikan dengan hanya duduk pasif mendengarkan. Hal ini hanya akan mengajarkan kepada siswa komunikasi satu arah. Dan melatih siswa untuk merasa nyaman menjadi pendengar. Sehingga sering kita jumpai dalam suatu kelas kecil, tidak banyak dari mereka yang aktif bertanya maupun mengutarakan pendapatnya. Mereka lebih senang diam untuk mendengarkan. Karena memang dari TK pun pendidikan di Indonesia mengajarkan hal seperti itu.


Apa yang perlu Diperbaiki dalam sistem PENDIDIKAN di Indonesia

Lihat Humaniora Selengkapnya


Page 4

Ketika melihat peringkat pendidikan di Indonesia berada di posisi 69 dari 76 negara, apa yang lantas terpikir dibenak kita? Pasti dari kita semua bertanya-tanya Dimana letak kesalahan yang menyebabkan Indonesia berada di peringkat bontot seperti yang dilansir dari laman bbc news. Menurut hasil ranking pendidikan negara-negara di dunia versi Organisation for Economic Co-Operation and Development (OEDC) tahun 2015, Dari 76 negara di dunia Indonesia berada di peringkat 69. Dimana peringkat tertinggi dipegang oleh negara negara asia, seperti Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, dan Singapura.

Dengan peringkat tersebut, apakah bukti bahwa sistem pendidikan Indonesia tidak konsisten menjaga standar mutu yang sudah ditetapkan pemerintah? Apa yang harus diperbaiki dari sistem pendidikan Indonesia?

Menurut laman news.detik.com, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyampaikan seharusnya memang dilakukan perbaikan sistem pendidikan yang mengacu pada 8 standar pendidikan nasional diantaranya adalah :

  • Kompetensi kelulusan
  • Isi pendidikan
  • Proses pendidikan
  • Pendidik dan tenaga kependidikan
  • Sarana dan Prasarana
  • Pengelolaan atau manajemen kependidikan
  • Pembiayaan pendidikan
  • Penilaian Pendidikan

Berdasar poin-poin perbaikan yang diutarakan Mendikbud tersebut, saya memiliki opini poin-poin penting yang harus sesegera mungkin di pertimbangkan, diantaranya adalah Isi pendidikan, Proses Pendidikan, dan Tenaga Pendidikan.

Isi Pendidikan

Isi pendidikan disini mencakup materi dan kurikulum yang harus diberikan kepada siswa dalam masing masing jenjang pendidikan. Di indonesia materi yang diajarkan terdiri dari materi pokok dan materi penunjang. Materi pokok seperti matematika, pelajaran bahasa, IPA, IPS, dan lain sebagainya. Sedangkan materi penunjang seperti pelajaran keterampilan yang diberikan baik dikelas maupun ekstrakulikuler. Sayangnya pembagian porsi materi dalam setiap jenjang masih perlu dikaji ulang. Yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemapuan siswa dalam setiap jenjangnya.

Seperti yang diterapkan negara tetangga yang berhasil dalam sistem pendidikanya, contohnya Singapura. Negara Singapura juga memiliki kurikulum yang hampir sama seperti Indonesia, terdapat materi pokok dan terdapat Ujian Nasional setiap kenaikan jenjang pendidikan. Namun bedanya, Singapura mempunyai jenjang yang sedikit rumit. Yang mana pembagian materi diberikan sesuai kebutuhan usia dan kemampuan siswa dalam setiap jenjnag tertentu. Seperti misal, di singapura jenjang sekolah menengah terdiri atas dua tahap. 

Yang dilakukan selama 4 hingga 5 tahun melalui program sepesial cepat ataupun normal. Dimana pada program cepat, siswa akan melakukan semacam ujian nasional General Certificate of Education Ordinary (GCE ‘O’) pada tahun ke empat. Sedangkan program normal GCE ‘N’ (normal) akan dilakukan ditahu ke empat. Dan jika hasilnya memuaskan akan melakukan GCE ‘O’ ditahun ke lima. Dan setelah mereka lulus GCE ‘O’ mereka berhak mengikuti kelas pra-universitas selama dua tahun. Sehingga pada setiap jenjang pendidikan di Singapura tujuan dan porsi masing masing jenjang jelas dipersipkan untuk memasuki jenjang berikutnya. Atau dapat dikatakan tahapanya sangatlah sistematik. Sehingga siswa akan fokus dalam satu tahapan untuk maju ke tahap selanjutnya.

Proses Pendidikan

Proses pendidikan mencakup kegiatan belajar dan mengajar demi tercapainya semua isi dari pendidikan yang melibatkan interaksi antara tenaga pendidik dan siswa, atau antara siswa dan siswa. Disini yang menjadi fokus saya adalah metode yang digunakan untuk menyampaikan isi dari semua materi dalam suatu jenjang tertentu.

Tidak banyak tenaga pendidik (guru) yang lihai dan menguasai penggunaan metode metode yang efisien diterapkan untuk menyampaikan suatu materi tertentu, dengan menciptakan kelas yang aktif dan efektif. Kebanyakan guru di Indonesia menggunakan metode spoon feeding atau ceramah. Dimana guru menyuapi semua meteri kepada siswa dengan cara berbicara di depan kelas di hadapan siswa yang tertarik maupun yang tidak tertarik akan pelajaran yang diberikan dengan hanya duduk pasif mendengarkan. Hal ini hanya akan mengajarkan kepada siswa komunikasi satu arah. Dan melatih siswa untuk merasa nyaman menjadi pendengar. Sehingga sering kita jumpai dalam suatu kelas kecil, tidak banyak dari mereka yang aktif bertanya maupun mengutarakan pendapatnya. Mereka lebih senang diam untuk mendengarkan. Karena memang dari TK pun pendidikan di Indonesia mengajarkan hal seperti itu.


Apa yang perlu Diperbaiki dalam sistem PENDIDIKAN di Indonesia

Lihat Humaniora Selengkapnya