Apa yang dimaksud dengan menjadi pendengar yang baik dalam berbisnis

Richard Branson, pengusaha sukses dunia yang memiliki usaha Virgin Group sempat bilang bahwa kebiasaan mendengarkan dengan baik menjadi kunci kesuksesannya.

Nah menjadi pendengar yang baik memang sangat berguna buat masa depan kamu, manfaatnya antara lain:

1. Kerja jadi efektif dan efisien karena kamu mengerti arahan dengan baik.

Karena kamu menyimak dan konsentrasi, nggak perlu bolak-balik menjelaskan atau bertanya jika mengerjakan suatu proyek. Pekerjaan pun relatif jadi lebih cepat beres dan nggak bertele-tele.

2. Lebih solid dengan tim kerja.

Kemauan untuk mendengarkan orang lain juga menghindarkan kamu dari kesalahpahaman. Trus, komunikasi kamu dengan orang lain jadi lancar dan mereka pun merasa dihargai karena kamu mau mendengarkan.

3. Bisa memahami karakter dan kebutuhan orang lain.

Dengan banyak mendengar, kamu jadi tahu apa yang orang lain butuhkan. Baik klien, atasan, maupun rekan kamu. Trus, kamu pun jadi tahu cara berhadapan dengan orang lain, karena bisa mengenali karakternya.

4.  Jadi pembicara yang baik.

Pengen punya skill berbicara yang oke? Banyak-banyak deh, mendengar saat orang berbicara. Baik berbicara secara informal, ataupun dalam acara seperti workshop dan seminar.

Prinsipnya sama seperti: 'kalau mau jago nulis kamu harus banyak membaca'. Dengan mendengarkan orang berbicara atau menyimak public speaking, kamu pun bakal banyak belajar. Kamu jadi tahu apa saja yang perlu dan apa saja yang kurang pas untuk disampaikan. Kamu juga bisa menganalisa cara penyampaian yang paling tepat.

5. Lebih banyak ilmu.

Ketika kamu berbicara, kamu bisa berbagi dan menerapkan ilmu yang kamu miliki. Namun saat kamu mendengar, kemu akan menambah ilmu dan pengetahuanmu.

Yup, pengalaman, pemikiran serta masukan dari orang lain bisa memperluas wawasan kamu. Walaupun nggak semua harus ditelan bulat-bulat, sih. Dan mungkin ada beberapa hal yang butuh cek dan ricek.

Tapi beneran deh, saat kamu mau meluangkan waktu untuk mendengarkan orang lain dengan lebih baik, maka akan banyak pelajaran dan inspirasi yang bisa kamu dapatkan.

***

Gaes, menjadi pendengar yang baik memang bermanfaat banget bagi masa depan dan saat kamu bekerja. Tapi sekarang juga beguna, kok!

Nggak perlu jauh-jauh nungguin kerja untuk mengasah skill mendengar dengan baik. Terapkan saja saat kamu berorganisasi atau saat berada dalam suatu kepanitiaan. Pasti kamu akan merasakan sisi positifnya. Good luck!

(sumber gambar: amy-castro.com)

Apa yang dimaksud dengan menjadi pendengar yang baik dalam berbisnis

Apa yang dimaksud dengan menjadi pendengar yang baik dalam berbisnis
Ilustrasi mendengarkan suara sendiri. © someecards.com

SUMUT | 13 Oktober 2021 16:01 Reporter : Ani Mardatila

Merdeka.com - Terlalu banyak suara di dunia ini namun hanya beberapa orang saja yang mau mendengarkannya dengan seksama. Dalam kehidupan sehari-hari diberikan kesempatan untuk berbicara dan bercerita merupakan suatu pengalaman berharga yang membuat seseorang terkadang lupa untuk mendengarkan suara orang lain.

Menjadi pendengar yang baik bagi seseorang kini cukup sulit dilakukan, seseorang perlu menjadi pendengar aktif untuk melakukannya. Mendengarkan secara aktif adalah keterampilan yang berharga di mana pendengar membuat upaya sadar untuk memahami seluruh pesan pembicara.

Anda sebagai pendengar melakukan ini dengan menahan dorongan untuk menyela komentar atau pertanyaan setiap kali ada keheningan, dan juga dengan memberikan sinyal yang jelas bahwa Anda sedang mendengarkan pembicara, sehingga mereka merasa Anda memahami pesan mereka.

Mendengarkan secara aktif adalah soft skill yang membantu orang mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih baik. Ini adalah proses yang Anda gunakan untuk mendapatkan informasi dari seseorang atau kelompok.

Berikut merdeka.com merangkum manfaat menjadi pendengar yang baik bagi seseorang:

2 dari 4 halaman

Manfaat menjadi pendengar yang baik berarti memberi dan menyampaikan kesan bahwa kita menghormatinya. Ketika Anda mendengarkan dengan penuh perhatian, Anda mengkomunikasikan rasa hormat. 

Dengan menawarkan rasa hormat kepada pembicara, Anda kemungkinan akan mendapatkan penghargaan mereka sebagai balasannya. Dengan bersikap hormat saat seseorang berbicara, itu juga menunjukkan kepada orang lain di sekitar Anda, gaya kepemimpinan dan bahwa Anda menghargai orang lain dengan memberi mereka perhatian penuh.

Memperoleh Informasi Lebih Detail

Manfaat menjadi pendengar yang baik bagi seseorang dengan penuh perhatian membantu Anda belajar lebih banyak tentang orang lain. Mengetahui lebih banyak tentang orang-orang sangat membantu dalam kehidupan professional dan mungkin pribadi juga kehidupan pribadi. 

Bayangkan manfaatnya ketika Anda memahami kolega, manajer, pelanggan, mitra, teman, dan anggota keluarga dengan lebih baik. 

3 dari 4 halaman

Manfaat menjadi pendengar yang baik dengan saksama membantu Anda memahami dengan jelas apa yang orang coba katakan dan karenanya membantu menghindari beberapa kebingungan, kesalahpahaman, dan potensi konflik yang biasa terjadi dalam percakapan. 

Mendengarkan dengan cermat menawarkan kesempatan untuk benar-benar memahami. Seperti yang dikatakan Covey - “Kebanyakan orang tidak mendengarkan dengan maksud untuk memahami; mereka mendengarkan dengan maksud untuk membalas.” jadi lupakan jawabannya, dengarkan saja dan berusahalah untuk benar-benar memahami apa yang dikatakan orang tersebut.

Hubungan yang Lebih Baik

Mendengarkan menciptakan rasa hormat, koneksi dan niat baik dalam hubungan pribadi dan profesional. Tingkatkan hubungan dengan mendengarkan tanpa menghakimi apa yang orang lain katakan. Semakin banyak Anda mendengarkan tanpa menghakimi, semakin banyak kebebasan yang dimiliki pembicara untuk menemukan solusi mereka sendiri untuk masalah.

Seperti kebanyakan keterampilan sosial lainnya, untuk menguasai mendengarkan, diperlukan latihan. Untungnya, dunia ini penuh dengan orang-orang yang memiliki cerita untuk diceritakan dan akan menyambut baik kesempatan untuk membagikannya kepada Anda.

4 dari 4 halaman

Mendengarkan secara aktif memerlukan klarifikasi untuk memastikan Anda memahami pesan pembicara dengan benar. Ini menciptakan peluang untuk mengukur apakah ada masalah, atau apakah yang mereka katakan adalah tanda bahwa masalah bisa muncul, dan menyusun strategi untuk mengatasi masalah tersebut. 

Yang penting, Anda membiarkan diri mengembangkan seluruh rasa masalah dan mengevaluasi semua aspek yang berbeda, berdasarkan detail yang Anda dengar. Ini dapat membantu menemukan masalah yang berpotensi mendasari dan mengatasi masalah pada akarnya, alih-alih hanya menyembuhkan gejala dan kemudian melihat masalah muncul kembali nanti.

(mdk/amd)

Apa yang dimaksud dengan menjadi pendengar yang baik dalam berbisnis

Menjadi pendengar yang baik, ini adalah salah satu komponen penting dalam pekerjaan. Tidak peduli dimanapun kita bekerja, kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik sangat diperlukan demi kenyamanan dan kelancaran pekerjaan. 

Sayangnya, tidak semua orang mampu dan mau untuk menginvestasikan waktu mereka untuk berusaha menjadi pendengar yang baik. Terkadang, meskipun kita sudah berusaha untuk menjadi pendengar yang baik, ada banyak tantangan yang membuat kita sulit menjadi pendengar yang aktif untuk orang lain. 

Apalagi ditambah dengan kemajuan teknologi, informasi-informasi salah yang menyebar di media sosial sering membuat kita menjadi seorang yang mudah menghakimi dan tidak mau mendengarkan orang lain.  

Lantas, adakah langkah-langkah khusus yang dapat membantu kita untuk menjadi pendengar yang baik? Yap tentu saja ada, karena pada artikel kali ini kita akan membahas kiat-kiat menjadi pendengar yang baik. Yuk, kita simak penjelasannya di bawah ini. 

Menjadi pendengar yang aktif dan baik bisa dengan menerapkan beberapa langkah penting di bawah ini 

Langkah paling utama dalam segala tindakan adalah niat. Agar kita dapat menjadi sukses, yaitu dengan niat yang kuat dalam bekerja keras. Nah, sama halnya dengan menjadi pendengar yang baik nih rekan-rekan Career Advice. Teguhkan niat kita dalam mendengar untuk mengerti apa yang orang lain ingin sampaikan, bukan sekedar merespon namun tanpa sebuah pengertian. 

Dengarkanlah orang lain dengan pikiran yang terbuka, bukan dengan penuh prasangka. Ketika kita berkomunikasi dengan maksud untuk memahami, maka kita tidak akan memotong atau menyela pembicaraan lawan bicara kita sebelum mereka menyelesaikan kalimatnya. 

Ini bukan berarti kita tidak memiliki hak untuk bertanya atau menyanggah, namun kita tahu dengan baik kapan waktu yang pas untuk bertanya. Pertanyaan yang diajukan juga bukan untuk menyakiti lawan bicara, namun untuk memastikan bahwa pesan yang kita terima adalah pesan yang diinginkan oleh lawan bicara kita.

Dengan menerapkan mendengar untuk memahami, secara tidak langsung kita menjadi pribadi yang mendengarkan orang lain dengan niat yang tulus. Kita benar-benar memberikan perhatian yang penuh pada setiap isyarat yang diberikan pada percakapan, baik verbal maupun nonverbal. 

Langkah kedua ini memiliki keterkaitan dengan langkah sebelumnya. Dengan niat yang tulus mendengarkan orang lain untuk memahami, maka akankah lebih baik jika kita tidak banyak menginterupsi apa yang orang lain sampaikan. Biarkanlah mereka menyelesaikan pembicaraan terlebih dahulu, dan cari jeda waktu yang tepat untuk bertanya atau menginterupsi. 

Seorang pendengar yang baik akan paham membaca situasi. Dan, tidak akan menyakiti lawan bicaranya meskipun mereka lambat dalam mengutarakan pendapat atau selalu berputar-putar dalam berbicara. Selain itu, penting untuk tidak merasa paling hebat atau paling buruk dalam setiap pembicaraan. Misalnya sebagai berikut:

Teman Anda: “Saya sedang merasa sedih deh, sudah dua minggu ini saya tidak mendapat kabar apapun dari perusahaan yang saya lamar, padahal…” 

Belum selesai teman Anda berbicara lalu Anda mulai menginterupsinya dengan, “Oh iya, yah itu mah biasa. Saya juga dulu pernah seperti itu, malah sepertinya lebih lama deh menunggunya daripada kamu..” Tanpa disadari kita menyela pembicaraan orang lain dan membuat kesan seakan keadaan kita jauh lebih buruk dari mereka, atau malah sebaliknya. 

Konsekuensinya, jika orang lain merasa tidak atau belum pernah didengar oleh kita, maka mereka akan merasa kesulitan membangun kepercayaan dengan kita.

Setelah memiliki niat yang kuat dalam mendengarkan untuk memahami dan memberikan sedikit interupsi pada setiap perbincangan, langkah selanjutnya adalah berhati-hati saat memproses kata-kata yang kita dengar dari orang lain. 

Dalam hal ini, kita harus memproses perkataan lawan bicara dengan tenang dan berpikir dengan kepala yang dingin. Jangan sampai kita terlalu sensitif dengan apa yang mereka sampaikan kepada kita, padahal mungkin maksud dan tujuan mereka sebenarnya baik atau ingin memuji kita. Contohnya, di kantor saya suka sekali minum air hangat, karena saya merasa lebih sehat dengan mengonsumsinya daripada selalu minum air dingin. Salah satu rekan kerja saya yang menyadarinya menyampaikan bahwa kebiasaan minum air hangat hanya dilakukan oleh para orang-orang tua di desanya. Sontak, saya kaget dengan ucapan rekan kerja saya. Tidak hanya itu, saya merasa sangat tersinggung dengan ucapannya. 

Namun setelah saya berpikir lebih matang dan tenang, saya mengerti bahwa dia bermaksud kebiasaan minum air putih adalah suatu kebiasaan yang baik dan sehat. Tidak seperti anak muda yang selalu mengonsumsi apapun yang mereka mau, dan secara tidak langsung dia mengatakan bahwa saya memiliki pola hidup yang sehat. 

Sekarang pembaca Career Advice sudah paham kan mengapa memproses perkataan yang kita dengar dengan sebaik-baiknya adalah hal yang penting dalam sebuah komunikasi? Dengan memprosesnya sebaik mungkin, ini akan membantu kita menjadi pendengar yang baik. 

Langkah keempat ini adalah mengulangi kembali apa yang kita tangkap dari pembicaraan antara kita dengan lawan bicara. Kiat hebat ini sering dilakukan oleh karyawan yang bekerja dalam pelayanan pelanggan atau customer service. 

Sebelumnya, apakah rekan-rekan Career Advice pernah menelpon bagian customer service untuk memberikan keluhan terkait suatu produk yang rekan pembaca gunakan? Nah, saat Anda menelepon mereka dan mencoba menyampaikan keluhan, maka di akhir pembicaraan mereka akan berusaha untuk mengulangi kembali poin-poin penting yang Anda utarakan. Betul tidak?

Sebagai contoh, Anda mengatakan bahwa sabun pencuci muka yang Anda terima sampai dengan bungkus yang sudah terbuka dan harumnya sudah tidak sama lagi. 

Mereka akan coba untuk mengulangi kembali dengan “Baik ibu, saya coba untuk ulangi kembali ya atas keluhan terkait produk kami bahwa ibu menerima produk kami dengan kemasan produk yang segelnya sudah terbuka dan dengan harum yang sudah memudar, apakah poin yang saya sampaikan ini benar, bu?” 

Kita juga bisa melakukan ini dengan lawan bicara kita, meskipun kita tidak bekerja sebagai customer service. Dengarkan percakapan dengan menangkap sebanyak mungkin, dan berikan kesimpulan dari poin-poin penting yang disampaikan oleh lawan bicara kita. 

“Eh dengerin dong, aku lagi ngomong nih”

“Iya ini aku sambil dengerin kamu, meskipun tangan aku sambil ngetik dan menghadap laptop”

Apakah rekan-rekan Career Advice pernah mengalami hal tersebut? Jika ya, bagaimana rasanya jika kita berbicara, namun lawan bicara kita tidak menatap mata kita? (teralihkan oleh hal lain). Jawabannya pasti sangat menyebalkan, bukan?

Satu hal yang perlu kita ketahui, mendengarkan secara aktif adalah tentang mendengarkan orang lain dengan seluruh tubuh dan indera kita. Kita tidak dapat mendengarkan orang lain dengan konsentrasi yang baik, jika kita menghadap kepada suatu hal yang lain. 

Lakukan kontak mata yang baik dengan individu tersebut selama percakapan berlangsung. Ini akan membantu kita lebih memahami kata-kata yang diucapkan, ekspresi wajah, serta gerakan yang dilakukan oleh orang tersebut.

Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, kita mungkin sudah berusaha untuk menjadi pendengar ya baik, namun kemajuan teknologi seringkali mengganggu konsentrasi kita. Sebagai contoh, saat kita sedang mengadakan pertemuan penting dengan klien, tiba-tiba ponsel kita menyala dan terdapat notifikasi bahwa seseorang memberikan komentar pada foto kita di Instagram. 

Detik itu juga kita mulai tidak fokus dengan pembicaraan yang disampaikan oleh klien. Otak kita mulai meraba-raba, kira-kira komentar apa ya yang saya dapatkan pada foto terbaru saya? Dan berbagai pemikiran lainnya yang sangat mengganggu. Untuk menjadi pendengar yang baik, coba kurangi gangguan media sosial yang kita miliki. Bisa dengan mengaktifkan mode senyap pada ponsel atau menonaktifkan notifikasi media sosial saat kita sedang berbicara dengan orang lain.

Ini adalah salah satu kiat yang baik saat rekan pembaca sedang merasa lelah atau tidak bisa memberikan energi sepenuhnya untuk mendengarkan lawan bicara. Namun untuk dapat menjadi pendengar yang baik, kita harus tetap memberikan upaya yang maksimal dalam mendengarkan mereka. Kami menyarankan rekan pembaca untuk mencondongkan badan. 

Mencondongkan badan akan memberikan kita energi yang diperlukan untuk menjadi pendengar yang lebih baik.

Ketika kita sedang mengobrol dan sangat tertarik dengan apa yang dikatakan oleh seseorang, cobalah untuk mencondongkan badan seolah-olah Anda berdua duduk di sebelah atau di seberang satu sama lain. Atau, jika Anda sedang berdiri di samping pembicara, cobalah untuk berdiri cukup dekat dengan orang itu untuk berkomunikasi dan memberikan kesan bahwa Anda tertarik pada percakapan mereka. 

Kami tahu bahwa ini adalah hal yang sulit, namun ini merupakan suatu hal yang dapat dicoba dan dapat dilatih secara terus-menerus. Menjadi pendengar yang baik itu lebih dari sekedar memahami. Kita juga perlu merasakan apa yang orang lain rasakan saat mereka menyampaikan suatu hal kepada kita. Dengan melakukan ini, kita juga dapat mengembangkan rasa empati kepada lawan bicara kita. 

Agar kita benar-benar bisa menjadi pendengar yang baik, kita tidak boleh terlalu cepat dalam menghakimi orang lain. Coba kita kembali pada contoh sebelumnya, saat teman dekat Anda bercerita bahwa sudah dua minggu dia tidak mendapat kabar apapun setelah wawancara kerja dengan perusahaan yang ia lamar. Mendengar hal tersebut, kita langsung menyimpulkan bahwa teman kita tidak kompeten atau tidak memberikan upaya yang maksimal pada saat wawancara.

Kami sangat tidak menyarankan rekan pembaca melakukan hal ini, karena ini malah akan membuat kita menjadi pendengar yang buruk dan tidak memahami orang lain. 

Ini adalah langkah terakhir yang bisa kita lakukan untuk menjadi pendengar yang baik.  Cara ini juga memiliki keistimewaan lainnya yaitu, tidak mengganggu seseorang ketika mereka berbicara.  Dengan begitu, kita bisa mendengarkan sambil membuat catatan kecil, sehingga tidak mengganggu pembicaraan lawan bicara kita. Nilai positif lainnya, kita dapat terus mengingat poin-poin penting yang disampaikan di dalam percakapan tersebut. 

Nah, itu dia 10 langkah yang diterapkan oleh orang-orang yang berusaha dan telah berhasil menjadi pendengar yang baik. Jangan lupa ya, bahwa menjadi pendengar yang baik merupakan salah satu komponen penting dalam berkomunikasi dengan orang lain, dan ini juga akan memberikan dampak yang positif pada pekerjaan kita. Selamat mencoba, rekan-rekan Career Advice.