Apa yang dapat kita teladani dari Asmaul Husna

Sering sekali kita mendengar pembacaan Asma’ul Husna (nama-nama indah Allah) dalam doa-doa, di antaranya doa Ismul A’dham yang masyhur. Asma’ul Husna sendiri sebenarnya memiliki keutamaan-keutamaan tersendiri, banyak rahasia dan manfaat yang terkandung di dalamnya. Apalagi jika sudah terbiasa mengimplementasikan Asma’ul Husna dalam sikap kesehariannya, seperti sifat Karim yang artinya Maha Pemurah, maka bentuk pengimplementasiannya adalah dengan bersikap dermawan terhadap sesama manusia.

Contoh lain dalam meneladani Asmaul Husna al-Karim dantaranya yaitu :

a)    Berupaya menjadi orang yang dermawan. Orang yang dermawan akan menyedekahkan sebagian harta bendanya untuk kemaslahatan umat atau menolong kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Kenapa demikian? Karena segala yang kita miliki sebenarnya bukanlah milik kita. Akan tetapi milik Allah yang dititipkan kepada kita. Oleh karena itu, sudah sepantasnya harta kita digunakan untuk kebaikan bersama. b)   Menanamkan sifat mulia dalam diri kita sehingga kita menjadi seorang mukmin yang berakhlak terpuji. Dengan demikian, Allah Yang Maha Mulia akan mencintai kita karena kita menerapkan sifat mulia yang memunculkan kemuliaan. c)    Menanamkan sifat pemurah dalam diri kita. Allah swt sangat mencintai orang yang bersifat pemurah dan Dia membenci orang yang bersifat kikir. d)   Menumbuhkan rasa cinta yang dalam pada diri kita terhadap orang lain secara tulus. Allah sangat mencintai kepada hamba-hamba-Nya dengan memberi kasih sayang yang melimpah. Oleh karena itu, sangatlah pantas jika kita saling mengasihi dan mencintai di antara sesama manusia. e)    Menumbuhkan sifat suka memuliakan tetangga, tamu dan orang lain. Memuliakan tetangga, tamu dan orang lain adalah salah satu lahan yang baik untuk menjalin silaturahmi. Kenapa demikian? Karena dengan memuliakan mereka dapat membukakan pintu-pintu rezeki. Di samping itu, kita akan dimuliakan oleh mereka. Bukankah hal ini merupakan balasan yang setimpal? Dan secara otomatis kita telah melaksanakan perintah Rasulullah saw. f)    Menjadi seorang pemaaf,karena Allah menyukai sifat pemaaf. Sifat pemaaf inilah akan membuat kita menjadi seorang yang hatinya lapang dan merasa semakin ringan jika menghadapi berbagai masalah yang berat. Seorang pemaaf yang mau memaafkan keasalahan orang lain terhadap dirinya termasuk orang yang sangat mulia di hadapan Allah swt. Perlu diketahui bahwa apabila seorang mukmin berkenan ikhlas memaafkan orang lain atas kesalahan yang diperbuatnya, maka derajat kemuliaannya akan ditambah oleh Allah swt. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw: “Tidaklah seseorang memaafkan, melainkan Allah tambah kemuliaannya.” g)    Berupaya menghiasi diri kita dengan keimanan dan ketakwaan agar dapat meraih kemuliaan. Perilaku-perilaku takwa ini akan mendapat balasan yang setimpal berupa kebaikan, kebahagiaan, dan kemuliaan di hadapan Allah dan manusia.

Itulah beberapa cara dalam meneladani Asmaul Husna Al-Karim semoga para pembaca semua bisa mengimplementasikan Asma’ul Husna dalam kehidupan sehari-hari, semoga bermanfaat. Wallahu 'Alam

Sumber : Dikutip Berbagai Sumber

Allah SWT memiliki 99 sifat yang didefinisikan dengan penuh kesempurnaan, yakni dikenal dengan Asmaul Husna. Mengutip berbagai sumber, Asmaul Husna dinilai sebagai puncak keindahan karena mengandung makna mulia. Salah satunya Al Wahhab artinya Maha Pemberi Karunia.

Sebagai umat Muslim sejatinya mengetahui, juga meneladani Asmaul Husna ini. Tujuannya tentu saja memperkuat dinding iman dan meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh. Al Wahhab artinya juga sangat mulia dan dapat menjadi bekal hidup yang berharga.

Asmaul husna juga dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-A'raaf ayat 180:

وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اَسْمَاۤىِٕهٖۗ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ۖ -

Arab-Latin : Wa lillāhil-asmā`ul-ḥusnā fad'ụhu bihā wa żarullażīna yul-ḥidụna fī asmā`ih, sayujzauna mā kānụ ya'malụn

Artinya : Dan Allah memiliki Asma'ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma'ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Al - A`raaf [7]: 180)

Artikel terkait: Al Khabir Artinya Yang Maha Teliti: Dalil dan Cara Mengimani Asmaul Husna Ini

Al Wahhab Artinya Apa?

Apa yang dapat kita teladani dari Asmaul Husna

Salah satu asma Allah yang akan sangat bermanfaat jika diteladani adalah Al Wahhab. Berada di urutan ke-16, Al Wahhab berasal dari kata “wahaba” yang memiliki arti memberi sesuatu tanpa imbalan. Dengan demikian, Allah Al Wahhab bermakna Allah Maha Pemberi dan murah hati kepada semua makhluk hidup di semesta.

Tanpa diminta oleh makhluk dan tanpa meminta imbalan, Allah akan memberikan semuanya. Mulai dari kecukupan, kesehatan, kekuatan dan kehidupan. Dia pula yang mengkaruniakan kebahagiaan, kesuksesan, dan keberhasilan.

Al Wahhab bukan sekedar nama, tersimpan makna dan hikmah yang dapat dipetik oleh umat Muslim untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalil tentang Asmaul Husna Al Wahhab

Di dalam Al Quran, terdapat beberapa ayat yang menggambarkan kemuliaan Al Wahhab sebagai sifat Allah yang mulia.

1. Surat Ali Imran ayat 8

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Artinya: (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8)

Artikel terkait: Al Quddus Artinya Maha Suci, Dalil dan Teladan Dalam Kehidupan

2. Shad Ayat 9 dan 35

Apa yang dapat kita teladani dari Asmaul Husna

Dalam sebuah surat bernama Shad, terdapat 2 ayat yang menuturkan tentang  Al Wahhab.

أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ رَحْمَةِ رَبِّكَ الْعَزِيزِ الْوَهَّابِ

Artinya: Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Tuhanmu Yang Maha Perkasa lagi Maha Pemberi? (QS. Shad: 9)

قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Artinya: Ia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi”. (QS. Shad: 35)

Mengamalkan Al Wahhab dalam Kehidupan

Apa yang dapat kita teladani dari Asmaul Husna

Sesuai maknanya, Allah memberikan karunia kepada manusia di dunia. Ketika terlahir di dunia, Allah mengkaruniai kasih sayang dari orang sekitar utamanya orangtua. 

Tanpa harus meminta, Allah juga memberikan panca indera lengkap yaitu dua mata, tangan, dan dua kaki. Allah memberikan semuanya tanpa kita harus lebih dulu meminta.

Karenanya, sudah sepatutnya manusia memperbanyak bersyukur dan banyak berdoa dengan menyebut nama Al Wahhab sebagaimana yang telah diuraikan dalam dalil tentang Al Wahhab.

“Buah mengetahui sifat Al Wahhab adalah mengharapkan berbagai anugerah dan pemberian dari Allah,” demikian tulis Syaikh Izzuddin bin Abdussalam dalam Syajarataul Ma’arif mengutip laman Bersama Dakwah.

“Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengkaruniakan kita kecukupan, kesehatan, kekuatan, dan kehidupan. Dia pula yang mengkaruniakan kebahagiaan, keberhasilan, dan jalan-jalan mendapatkan rezeki, serta keturunan baik laki-laki maupun perempuan.” demikian senada penjelasan Syaikh Musthafa Wahbah dalam Syarah Singkat Asmaul Husna. “

Artikel terkait: Al Malik Artinya Maharaja, Begini Dalil dan Hikmah Mempelajari Asmaul Husna

Lebih lanjut, Syekh Izzuddin bin Abdussalam menjelaskan bahwa berakhlak dengan sifat Al Wahhab adalah dengan cara banyak memberi dan berderma. Berderma bisa berwujud infak, sedekah, atau pemberian apapun yang dapat menolong sesama agar bebannya teringankan.

Kemuliaan memberi termaktub dalam Surat Ali Imran ayat 133-134 yang menjelaskan kriteria orang bertakwa adalah orang yang berinfak di segala waktu.

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Artinya: “Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.”

Berbuat amal kebaikan lebih baik dan utama jika tidak mengharapkan balasan. Pemberian tak harus dalam bentuk material, bisa juga memberikan doa, dukungan emosional, maupun berbagi ilmu pengetahuan kepada orang lain.

Setelah menyedekahkan sebagian hartanya, manusia juga dianjurkan untuk tidak mengharapkan balasan. Cukup Allah SWT yang akan membalasnya dengan memberikan rahmat dan keridhoan-Nya.

Hal ini seperti firman Allah SWT dalam Surat Al Mudatsir ayat 6 menegaskan, “Dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. ”

Adapun ayat lain yang juga menjelaskan untuk tidak mengharapkan imbalan dari apa yang telah disedekahkan tercantum dalam Surat Al Insan ayat 8-9.

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan, (sambil berkata), “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhoaan Allah, kami tidak mengharapkan balasan dan terima kasih darimu.” (Q.S Al Insan ayat 8-9).

Parents, semoga penjelasan mengenail Asmaul Husna ini bermanfaat dan bisa kita terapkan dalam keseharian.

Baca juga:

id.theasianparent.com/al-ghafur-artinya

id.theasianparent.com/al-adzim-artinya

id.theasianparent.com/ar-rahman-artinya

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.