Apa yang akan terjadi pada tenggorokan ketika Anda tidur dengan mulut terbuka?

Halodoc, Jakarta – Perjalanan panjang saat mudik membuat kita seringkali harus tidur di dalam kendaraan. Malah kadang-kadang saking lelahnya, beberapa orang bisa tidur dalam keadaan mangap! Rasanya pasti malu banget bila orang lain mendapati kamu sedang tidur dengan mulut menganga. Tapi tahukah kamu, tidur dengan mulut mangap juga bisa membuat kamu tersedak, lho.

Tidur mangap adalah hal umum yang hampir pernah dialami oleh semua orang saat tidur dalam perjalanan. Apalagi bila kamu tidur dengan posisi kepala mendongak ke atas. Tidur dengan mulut menganga sering diartikan sebagai tanda kelelahan. Namun, selain karena kelelahan, ternyata masih ada beberapa alasan lain yang bisa membuat orang tidur mangap.

1. Otot Menjadi Rileks

Saat tidur, mulut mangap adalah reaksi yang otomatis terjadi karena otot menjadi rileks. Jadi, seiring tubuh beristirahat, otot-otot pun menjadi lebih lemas dan mengakibatkan mulut kamu terbuka. Berbeda pada saat mulut menutup, otot-otot cenderung berkontraksi.

2. Kesulitan Mengambil Oksigen

Normalnya, kita semua bernapas menghirup oksigen melalui hidung untuk kemudian disalurkan ke paru-paru. Namun, saat kamu dalam keadaan yang sangat lelah, tubuh mungkin akan kesulitan mengambil oksigen melalui hidung. Karena itulah, mulut secara otomatis akan terbuka untuk mengambil oksigen yang diperlukan tubuh.

3. Tidur dengan Posisi Mendongak

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tidur dengan posisi kepala mendongak memang lebih memungkinkan kamu untuk tidur dengan mulut mangap.

4. Faktor Kegemukan atau Obesitas

Tubuh yang kegemukan alias obesitas juga bisa menekan jalur napas sehingga menjadi lebih sempit. Akhirnya, pada saat tidur, mulut akan cenderung terbuka untuk membantu mengumpulkan oksigen.

Bahaya Tidur Mangap Saat Mudik

Kamu sebaiknya berhati-hati bila tidur dalam perjalanan mudik. Pasalnya, tidur mangap bisa bikin kamu tersedak oleh air liur atau bila ada serangga yang masuk. Tersedak bisa terjadi saat kamu harus menelan dan bernapas dalam waktu yang bersamaan. Ini tidak berbahaya sih, tapi bisa berakibat pada kejadian yang mengganggu kualitas tidur.

Selain tersedak, tidur mangap juga bisa menyebabkan mulut kering yang berujung pada kerusakan gigi, bau mulut, bibir pecah-pecah, dan struktur rahang berubah.

Tips Mencegah Tidur Mangap Saat Tidur

Selain tidak enak dilihat, tidur mangap saat mudik pun bisa membuat kamu tidak sengaja menelan benda-benda asing yang kotor, apalagi serangga. Jadi, cegah tidur mangap saat mudik dengan tips-tips berikut:

  • Tutupi Mulut dengan masker

Ini adalah solusi terbaik untuk mengatasi tidur mangap saat mudik. Selain agar tidak kelihatan orang lain, masker juga bisa mencegah serangga masuk ke dalam mulut yang bisa bikin tersedak.

  • Temukan penyebabnya

Cari tahu hal apa yang menyebabkan kamu sering tidur dengan mulut terbuka. Cara paling efektif untuk mencegah tidur mangap adalah dengan mengatasi penyebabnya.

  • Perbaiki posisi tidur

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tidur dengan kepala mendongak lebih memungkinkan kamu untuk tidur dengan mulut mangap. Jadi sebaiknya, tidurlah dengan menyandarkan kepala di suatu tempat, seperti di bantalan leher.

  • Menurunkan Berat Badan

Kegemukan enggak hanya bisa membuat kamu tidur mangap, tapi juga ngorok saat tidur. Karena itu, bila berat badan kamu berlebih, berusahalah menurunkan berat badan dengan cara mengatur pola makan dan berolahraga secara rutin.

Nah, itulah sekilas tentang dampak tidur mangap saat mudik yang sebenarnya tidak berbahaya, tapi juga bukan kebiasaan yang baik. Jangan lupa download juga Halodoc yang bisa menjadi teman penolong untuk membantu menjaga kesehatan kamu selama mudik. Kamu bisa menggunakan fitur tanya dokter dari aplikasi Halodoc untuk minta saran kesehatan melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja.

#LiputanMedia

TRIBUNNEWS.COM – Tidur adalah kebutuhan semua orang dan penting untuk kesehatan.

Berbicara tentang tidur, salah satu tren yang sedang ramai dibicarakan adalah tidur dengan mulut diplester.

Salah satu yang mempraktikkan metode ini adalah penyanyi Andien Aisyah.

Tak hanya Andien dan suami, anaknya yang akrab disapa Kawa juga dilatih tidur dengan memplester mulut.

“Setelah saya menjalankan tidur dengan diplester, ada beberapa kualitas baik yang saya rasakan. Jauh lebih mudah untuk mencapai deep sleep atau tidur yang berkualitas, ketika bangun badan lebih segar, tenggorokan tidak lagi kering, dan pas bangun enggak ada aroma mulut yang nggak sedap,” ujar Andien dalam postingan story instagramnya.

Meski begitu, tren menutup mulut saat tidur juga menimbulkan pro kontra di sosial media. Ada yang mendukung dan langsung praktik, ada juga yang masih meragukan.

Berkaitan dengan memplester mulut saat tidur, Konsultan Laring Faring Departemen THT-KL FKUI RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr. dr. Fauziah Fardizza, SpTHT-KL (K) menjelaskan, secara fisiologis manusia bernapas melalui hidung.

Namun, ada saat-saat tertentu di mana mulut secara otomatis terbuka untuk membantu bernapas.

Misalnya saat hidung tersumbat karena sedang pilek atau jika seseorang memiliki anatomi hidung sempit yang membuatnya kesulitan bernapas dengan hidung sehingga membuat mendengkur.

Tidur mendengkur oleh para dokter dikategorikan sebagai Sleep Disorder Breathing (SDB), salah satunya adalah penyakit sleep apnea atau henti napas saat tidur.

Orang dengan gangguan sleep apnea tidak dianjurkan untuk memplester mulut saat tidur, salah satu upaya sederhana dalam metode buteyko breathing seperti dilakukan Andien.

Metode ini lebih tepat dilakukan pada penderita asma.

Buteyko breathing adalah teknik pernapasan untuk memperbaiki udara yang masuk ke paru-paru agar kualitas udara bagus, yakni udara dengan suhu 37 derajat Celsius dan kelembaban 100 persen terjadi di carina yang disebut isothermic saturation boundaries.

Metode ini mengajarkan napas melalui hidung yang secara teknis akhirnya memperbaiki pola napas orang asma, di mana napas mereka cenderung hiperventilasi, atau bernapas dengan cepat dan dalam.

“Ketika asma kumat dan seseorang bernapas seperti itu (hiperventilasi), banyak CO2 yang terbuang dan akhirnya kadar CO2 di badan jadi rendah. Makanya orang asma disuruh napas pakai kantong supaya oksigen yang keluar diisap lagi,” jelas perempuan yang akrab disapa Ezzy kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (11/7/2019).

“Nah, mungkin metode ini bagusnya untuk orang asma dan tidak untuk semua kasus sleep disorder breathing,” tegas dia.

Orang dengan gangguan sleep apnea atau napas berhenti saat tidur, tidak bisa tidur dengan mulut diplester. Pasalnya hal ini justru membuat mereka lebih kesulitan napas.

“Bisa biru (badannya) jika orang dengan sleep apnea melakukan praktik ini karena mereka enggak bisa napas” ungkap Ezzy.

Soal tidur dengan mulut terbuka memang tidak disarankan, terutama bagi anak-anak. Selain udara yang dihirup mulut berbeda dengan udara yang dihirup hidung, bernapas dengan mulut dapat mengubah struktur gigi dan wajah anak.

Lebih lanjut Ezzy menjelaskan, kebiasaan bernapas dengan mulut dapat membuat gigi berantakan atau gigi maju di masa pertumbuhannya.

“Jadi, enggak semua mouth breather diterapi dengan plester. Kemungkinan, metode pernapasan ini bisa digunakan bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan di paru-paru seperti asma, bukan sumbatan jalan napas atas,” tutup Ezzy.

Manfaat atau Sugesti

Tidur cukup dan nyenyak memang syarat penting agar tubuh selalu sehat. Salah satu cara untuk mendapatkan tidur nyenyak itu adalah tidur dengan mulut diplester seperti yang belakangan ini ramai di media social.

Penyanyi Andien merupakan salah satu yang membagikan testimoni manfaat memplester mulut selama tidur. Lewat akun Instagramnya, Andien mengatakan tidurnya lebih nyenyak.

Warganet pun mengomentari postingan Andien tersebut dan banyak di antaranya mengaku merasakan manfaat yang sama.

Menurut pakar kesehatan tidur, dr.Andreas Paradja, RSPGT, jika banyak orang merasa tidurnya lebih nyenyak gara-gara mulutnya diplester, hal itu hanya sugesti.

“Kalau mulut diplester lalu jadi mudah tidur dan sebagainya, ini sugesti. Tapi, kalau berlaku pada pendengkur, lalu merasa lebih segar, ini baru benar,” ujarnya kepada Kompas.com (Kamis 11/7/2019).

Andreas menjelaskan, banyak orang yang punya masalah mengantuk berlebihan tanpa tahu adanya penyakit tidur berupa mendengkur parah yang menyebabkan henti napas (sleep apnea).

“Mulut dirapatkan dengan plester atau chin strap adalah salah satu cara untuk atasi mendengkur kan,” ujar dokter dari RS Mitra Kemayoran ini.

Orang yang sering ngorok biasanya akan bangun dengan perasaan tidak segar dan mengantuk seharian atau dalam bahasa medis disebut hipersomnia.

Gangguan tidur sendiri dibagi dua, yakni insomnia dan hipersomnia. Menurut Andreas, mulut diplester tujuannya untuk memperbaiki kualitas tidur atau mengatasi hypersomnia.

“Mulut diplester maka insomnia sembuh? Beda kasusnya. Jadi tujuannya bukan biar mudah tidur,” imbuhnya.

Pada pendengkur, mencoba memplester mulut pun tidak selalu berhasil. Hal itu tergantung pada derajat dengkurnya. Jika sudah mengalami sleep apnea atau henti napas beberapa kali sehingga penderita seperti tercekik saat tidur, maka tetap saja bangun tidur akan merasa tidak segar.

Menurut Andreas, memplester mulut saat tidur tidak berbahaya, jadi tak ada salahnya dicoba.

“Kalau berhasil ya syukur, kalau tidak berhasil ya coba periksakan ke dokter. Intinya jangan pernah meremehkan gejala ngantuk berlebihan karena banyak penyakitnya. Mendengkur lebih berbahaya bagi jantung dibanding kolesterol tinggi atau merokok, ” katanya.

Sumber berita: https://www.tribunnews.com/…/fakta-singkat-tidur-mulut-dipl…

Apa yang akan terjadi pada tenggorokan saat tidur dengan mulut terbuka?

Tak hanya tenggorokan kering, tidur dengan mulut terbuka juga menyebabkan bau mulut, kelelahan di siang hari karena gangguan tidur, mendengkur, dan berhenti napas saat tidur. Terkadang, orang tidur juga dengan mulut terbuka saat pilek, flu, atau hidungnya bermasalah.

Bagaimana cara agar mulut tidak terbuka saat tidur?

Metode 1 dari 3: Di saat Anda bernapas melalui mulut, cobalah menutup mulut dan bernapaslah melalui hidung secara sadar. Tinggikan posisi kepala selama tidur. Sebelum tidur, letakkan bantal ekstra di bawah kepala. Meninggikan kepala selama tidur bisa membantu mencegah mulut Anda membuka.

Kenapa anak tidur mulut Terbuka?

Bayi bisa tidur dengan mulut terbuka apabila memiliki kebiasaan bernapas melalui mulut. Hal ini utamanya dialami bayi yang pernah mengalami masalah pernapasan.