Lihat Foto Show KOMPAS.com - Perkembangan zaman membuat permainan anak tradisional semakin kehilangan peminatnya. Padahal sebagian besar jenis permainan ini dapat mengajarkan keterampilan fisik, strategi, pengulangan pola, dan kreativitas anak. Selain itu, permainan anak tradisional juga baik untuk kesehatan karena mendorong anak-anak untuk berolahraga dan menerapkan gaya hidup sehat. Sebagian besar permainan anak tradisional umumnya dimainkan dengan peralatan minimal dan tanpa ada aturan tertulis. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak berusia 7-12 tahun. Selain menyenangkan, hal yang paling menarik dari permainan anak tradisional adalah hampir semua generasi tahu permainan ini. Jadi, seluruh anggota keluarga bisa ikut bermain bersama anak. Berikut adalah jenis-jenis permainan anak tradisional yang bisa kita kenalkan pada anak di Hari Anak Nasional ini. 1. Petak umpet Semua orang pastinya mengetahui permainan anak tradisional yang satu ini. Selain seru, petak umpet juga mudah untuk dimainkan. Seorang anak akan menghitung dengan mata terpejam dan anak-anak lainnya akan bersembunyi. Ketika selesai berhitung, ia memberi tahu anak-anak lain bahwa ia akan mencari mereka. Peserta lain dibebaskan untuk bersembunyi di mana pun. 2. Kucing dan tikus Permainan anak tradisional ini, membutuhkan dua anak untuk menjadi kucing dan tikus. Para pemain lain harus membentuk lingkaran dan mulai memutar memegang tangan. Pemain yang menjadi tikus berdiri di dalam lingkaran, sementara kucing berdiri di luar. Editor: Wisnubrata
TIKUS DAN KUCING TUJUAN: MELATIH KERJASAMA ANTAR PESERTA SAAT MENGGUNAKAN: AWAL KEGIATAN KELOMPOK GRUP SIZE: 10-25 ORANG WAKTU: 5-10 MENIT ALAT: TAPE RECORDER LANGKAH LANGKAH Buat kelompok sebanyak 10 sampai 25 orang, di sesuaikan dengan luasnya area. Kemudian mintalah mereka untuk membuat lingkaran besar dengan bergandeng tangan. Sementara membuat lingkaran tunjuklah 2 orang peserta yang berperan sebagai kucing dan tikus. Masukkan satu orang sebagai tikus ke dalam lingkaran dan kucing berada di luar lingkaran Setelah semua siap putar musik, dan para peserta harus berjalan berputar. Saat itu kucing harus menangkap tikus yang ada di dalam lingkaran. Para peserta harus menjaga agar tikus tiak tertangkap. Bila tikus tertangkap permainan berhenti dan babak baru dimulai. TERIMA KASIH Perkembangan zaman membuat permainan anak tradisional semakin kehilangan peminatnya. Padahal sebagian besar jenis permainan ini dapat mengajarkan keterampilan fisik, strategi, pengulangan pola, dan kreativitas anak. Selain itu, permainan anak tradisional juga baik untuk kesehatan karena mendorong anak-anak untuk berolahraga dan menerapkan gaya hidup sehat. Sebagian besar permainan anak tradisional umumnya dimainkan dengan peralatan minimal dan tanpa ada aturan tertulis. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak berusia 7-12 tahun. Iklan – Artikel dilanjutkan di bawah Selain menyenangkan, hal yang paling menarik dari permainan anak tradisional adalah hampir semua generasi tahu permainan ini. Jadi, seluruh anggota keluarga bisa ikut bermain bersama anak. Jenis-jenis permainan anak tradisionalBerikut adalah jenis-jenis permainan anak tradisional yang bermanfaat bagi Si Kecil. Iklan – Artikel dilanjutkan di bawah 1. Petak umpetSemua orang pastinya mengetahui permainan anak tradisional yang satu ini. Selain seru, petak umpet juga mudah untuk dimainkan. Seorang anak akan menghitung dengan mata terpejam dan anak-anak lainnya akan bersembunyi. Ketika selesai berhitung, ia memberi tahu anak-anak lain bahwa akan mencari mereka. Peserta lain dibebaskan untuk bersembunyi di mana pun. Iklan – Artikel dilanjutkan di bawah 2. Kucing dan tikusPermainan anak tradisional ini, membutuhkan dua anak untuk menjadi kucing dan tikus. Para pemain lain harus membentuk lingkaran dan mulai memutar memegang tangan. Pemain yang menjadi tikus berdiri di dalam lingkaran, sementara kucing berdiri di luar. Tujuan dari permainan ini adalah agar tikus keluar dari lingkaran dan menghindari tertangkap oleh kucing. Meskipun kucing tidak bisa masuk ke lingkaran, mereka bisa tetap bisa menarik tangan pemain yang menjadi tikus. Pemain yang membentuk lingkaran harus mencoba dan menjauhkan kucing dari tikus dengan mengangkat tangan mereka supaya membiarkan tikus masuk dan keluar dari lingkaran. Jika tikus tertangkap, mereka akan bergantian peran. 3. Kelereng atau gunduBiasanya permainan kelereng atau gundu menjadi favorit bagi anak laki-laki. Pertama-tama, buatlah lingkaran kecil di tanah. Semua pemain menempatkan masing-masing kelereng mereka di dalam lingkaran. Para pemain kemudian menempatkan satu kelereng jagoan mereka di luar lingkaran. Pemain yang paling jauh menempatkan jagoannya dari lingkaran mendapatkan giliran pertama untuk mencoba mengenai kelerang yang ada dalam lingkaran dengan cara menyentil atau melempar kelerengnya. Jika berhasil melakukannya, maka ia berhak untuk mendapatkan kelereng yang berhasil dikeluarkan dari lingkaran. 4. Lompat taliLompat tali adalah permainan anak tradisional yang sering dimainkan anak perempuan. Di Indonesia, biasanya tali yang digunakan terbuat dari ratusan karet gelang yang diikat menjadi satu untuk membentuk cincin besar. Anak-anak bergiliran mencoba melompati tali yang dipegang oleh dua orang anak di setiap ujungnya. Ketinggian tali biasanya mulai dari setinggi pergelangan kaki dan secara bertahap akan naik setelah pelompat berhasil melompati ketinggian yang lebih rendah. Alasan penggunaan karet gelang adalah untuk meminimalisir risiko cedera saat gagal melompat. 5. Congklak atau dakonCongklak dimainkan dengan menggunakan papan dengan lekukan melingkar di kedua sisi dan di setiap ujung papan. Permainan ini dimainkan dengan 98 biji congklak (biasanya terbuat dari kerang atau manik-manik), yang terbagi rata di antara semua lekukan. Meskipun sekilas tampak sulit dimainkan, permainan ini cukup menantang dan membutuhkan banyak latihan sebelum seorang pemain menjadi mahir. Alasan permainan anak tradisional lebih baik ketimbang gadgetBerikut alasan mengapa permainan anak tradisional lebih baik bagi anak ketimbang permainan di gawai. 1. Melestarikan budayaInilah perbedaan mendasar antara permainan anak tradisional dengan gadget. Permainan anak tradisional secara tidak langsung menanamkan nilai-nilai moral dan budaya yang dianggap penting oleh tradisi pendiri dan mewariskan warisan ini kepada mereka yang memainkannya. 2. Meningkatkan keterampilan sosialBeberapa permainan anak tradisional melibatkan lebih dari satu orang. Oleh karena itu, jenis permainan ini akan mendorong interaksi sosial yang sangat bermanfaat bagi perkembangan anak. Contohnya seperti mengajarkan anak untuk bekerja sama sebagai tim dengan anak-anak lainnya. 3. Mendorong kesehatan fisikSeperti yang Anda ketahui, permainan di gawai tidak membutuhkan pergerakan fisik. Lain halnya dengan permainan anak tradisional, yang biasanya melibatkan cukup banyak aktivitas fisik. Walaupun demikian, permainan anak tradisional tidak kalah seru dan menyenangkan. Itulah beberapa jenis permainan tradisional dan alasan mengapa permainan tersebut lebih baik ketimbang game di gawai. Tidak ada salahnya bagi Anda untuk segera mengenalkan jenis-jenis permainan ini kepada anak supaya mereka bisa mendapatkan manfaatnya. !!!!!TOLONG BANTTTUANNYA !!!!!! Tolong bantuin Yak Kakak,mbak,mas,banGIni mapelnya PJOK/penjaskes ... ya... bukan ipa mungkin mirip sih...!!!!!Tooolooonggg Baantttuaaannnnnnya!!!!! lompat dibagi menjaditolongg di bantu kk/abng berapa luas lapangan sepak bola tolong di bantu ya KK apa bila bola sudah menyentuh fisik lawan dan di golkan tapi dalam posisi ofside apa hukumnya - - Pak 'Amir membunyikan peluit. Anak- anak memulai gerakan jongkok - berdiri - melompat. Peluit Pak Amir sebagai tanda .... a. suara C. start b. bun … 1. Pemegang tali memutar tali jatuh ke ta- nah. Pelompat harus segera .... a. jongkok c. melompat b. berdiri d. diam di tempat Rudi menghentikan bola menggunakan dada teknik tersebut di gunakan apabila?? mengapa saat mengiring bola basket dari sebelah kiri menggunakan tangan kiri, berikan alasannya No. Date Joogit Menyciel Sokiar Ting a Seorang mahasiswa Rosni 32 tahun Denyut nadinya nadinya 72 Kali Dengan dia melakukan intensitas latihan % berap … |