Apa penyebab perut bunyi padahal sudah makan

Biasanya, perut bunyi selalu identik dengan tanda lapar. Padahal, bisa jadi ada penyebab lainnya. Apa itu?

Anda pasti pernah mengalami perut yang tiba-tiba berbunyi. Biasanya, perut bunyi selalu dikaitkan dengan tanda lapar atau perut kosong. Padahal, tidak selalu demikian, lho.

Dalam dunia medis, perut bunyi biasa disebut sebagai borborygmi atau bising usus. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada bayi yang baru lahir.

Umumnya, perut bunyi bukanlah kondisi yang berbahaya atau mengancam nyawa. 

Meski begitu, perut bunyi tetap bisa menjadi indikasi atau tanda adanya sesuatu yang salah pada tubuh Anda.

Berikut beberapa penyebab perut bunyi selain lapar yang perlu diketahui:

1. Pergerakan Makanan

Penyebab perut bunyi bisa jadi karena pergerakan makanan dan cairan dalam saluran pencernaan.

Usus memang akan cenderung lebih berisik sehabis makan. Ini adalah hal yang normal terjadi. 

Artikel Lainnya: Perut Bayi Bunyi saat Menyusu, Apa Penyebabnya?

Saat makanan mencapai usus kecil, tubuh memproduksi enzim untuk membantu memecah makanan. 

Setelah itu, muncul kontraksi otot yang fungsinya untuk menggerakkan makanan di saluran pencernaan. Inilah yang memicu suara gemuruh di perut

1 dari 2

2. Terlalu Banyak Gas

Apa penyebab perut bunyi padahal sudah makan

Bila perut sering bunyi, coba amati cara Anda makan, Faktanya, udara bisa masuk ke saluran cerna ketika Anda makan terlalu cepat, bicara, ataupun minum.

Nah, jika jumlah gas lebih banyak dari cairan di saluran cerna, maka akan menyebabkan perut bunyi.

Agar perut tidak bertambah gemuruh, pastikan Anda juga tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung tinggi gas, seperti roti, kubis, kacang-kacangan, minuman bersoda, dan sebagainya. 

3. Infeksi Saluran Cerna

Salah satu penyebab perut sering bunyi adalah infeksi saluran cerna, seperti diare, penyakit Crohn, dan sebagainya.

Infeksi atau peradangan yang terjadi menyebabkan adanya peningkatan aktivitas saluran cerna sehingga gerakan peristaltik pun meningkat.

Selain bunyi perut, biasanya juga dibarengi dengan gejala lain, seperti nyeri perut, mulas, mual, muntah, kembung, dan lemas.

Artikel Lainnya: Pilihan Makanan untuk Mengatasi Perut Kembung dan Begah

2 dari 2

4. Ada Sumbatan Usus

Sumbatan di usus menjadi alasan lain kenapa perut Anda berbunyi. Pasalnya, saat ada sumbatan di usus, cairan dan gas akan sulit melewati saluran pencernaan.

Kondisi tersebut membuat usus meningkatkan jumlah gerakan peristaltik untuk membantu lewatnya cairan dan gas tersebut. Inilah yang membuat perut bunyi. 

Sumbatan usus merupakan kondisi serius. Biasanya dibarengi juga dengan gejala lain, seperti sakit perut, kram yang kuat, kembung, perut semakin besar, nafsu makan kurang, dan mual.

Jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut, sebaiknya segeralah periksa ke dokter agar tertangani dengan baik.

5. Hernia

Hernia adalah kondisi ketika bagian usus yang keluar dari tempatnya. Penyakit ini biasa disebut dengan turun berok.

Hernia dapat menyebabkan penderitanya menjadi sembelit sehingga peristaltik usus meningkat dan menghasilkan bunyi di perut.

Hernia merupakan kondisi yang cukup serius. Jika Anda merasakan ada benjolan di bawah perut atau sekitar selangkangan yang hilang timbul dan nyeri, segeralah ke dokter bedah untuk melakukan evaluasi lebih lanjut.

Ada banyak penyebab perut bunyi yang bisa terjadi, selain karena lapar. Bila disertai keluhan lain, maka segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan tepat.

Bila penasaran mengenai kondisi perut Anda yang sering berbunyi termasuk tanda penyakit apa, tanyakan kepada dokter lewat fitur Live Chat di aplikasi Klikdokter.

[WA]

Laparperut bunyi

Sebagian dari Anda mungkin pernah mengalami perut berbunyi meski Anda baru saja makan. Ya, terkadang kondisi ini bisa bikin malu. Tapi Anda tak perlu cemas berlebihan, sebab kenyataannya perut berbunyi setelah makan itu kondisi yang normal.

Bunyi yang muncul dari perut merujuk pada suara-suara yang muncul dari usus halus dan usus besar, khususnya selama proses pencernaan berlangsung. Bunyinya bisa dianalogikan seperti suara air yang mengalir melalui pipa. Namun Anda mungkin lebih akrab dengan bunyi perut yang terdengar “krucuk-krucuk”.

Apa penyebab bunyi perut?

Dalam dunia medis, bunyi perut disebut dengan borborygmi atau bising usus. Bunyi ini bisa ditemukan pada setiap orang dan di setiap saat. Kondisi ini merupakan hal yang normal. Justru, keberadaan bunyi ini penting karena menggambarkan bahwa usus Anda berfungsi dengan baik untuk mencerna makanan.

Namun, usus memang cenderung lebih “berisik” setelah makan karena sedang mencerna dan mendorong makanan ke bagian usus yang lain. Di malam hari, saat tertidur, bunyi perut dapat menghilang karena usus sedang tidak aktif mencerna.

Usus merupakan organ yang dibentuk oleh otot polos. Ketika Anda makan, otot-otot dinding usus ini akan berkontraksi untuk mencampur dan meremas makanan di dalamnya sehingga tercerna. Proses peristaltik inilah yang membuat perut Anda berbunyi setelah makan. Proses ini dapat terus berlangsung sejak beberapa jam setelah makan hingga malam menjelang tidur.

Intensitas dan frekuensi bunyi perut juga ditentukan oleh jumlah gas di dalam usus, yang bervariasi pada tiap orang. Variasi ini juga berhubungan dengan pola makan serta ada tidaknya gangguan pada saluran cerna. Secara alami, gas merupakan hasil samping proses fermentasi bakteri di dalam saluran cerna, khususnya untuk makanan-makanan tinggi karbohidrat sederhana dan yang menghasilkan gas.

Perlukah perut berbunyi setelah makan dicemaskan?

Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa perut yang berbunyi setelah makan adalah sesuatu yang normal. Meski demikian, jika dirasa terlalu sering atau terlalu keras, bisa mengindikasikan adanya masalah di saluran cerna.

Bila kemunculan bunyi perut cukup sering, kerap mengganggu atau membuat malu, perbaiki pola makan terlebih dulu. Anda bisa membatasi konsumsi makanan yang memproduksi banyak gas. Beberapa contoh makanan yang bisa menghasilkan gas antara lain roti-rotian, tepung-tepungan, kacang-kacangan, minuman kemasan dengan pemanis, minuman bersoda, serta beberapa sayuran seperti brokoli, kol, dan kubis.

Bila tetap tidak ada perubahan atau disertai keluhan-keluhan seperti nyeri perut, mulas, sering buang angin, perut terasa penuh atau begah, demam, mual, muntah, diare, sulit buang air besar, buang air besar berdarah, atau berat badan yang turun tanpa disengaja, bisa jadi ada penyakit yang mendasari. Umumnya bunyi perut lebih sering muncul ketika Anda sedang diare atau terdapat gangguan penyerapan di saluran cerna.

Sesungguhnya, kondisi perut berbunyi setelah makan tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Namun bila Anda rasa bunyinya tidak wajar, terlalu sering atau terlalu keras, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan. Pada dasarnya, bila ada gangguan pencernaan, semakin cepat ditangani tentu lebih baik. Dengan demikian, risiko komplikasi yang lebih serius pun dapat dihindari.

[NB/ RVS]

Kenapa perut bunyi padahal lagi makan?

Pergerakan makanan di saluran cerna Sebagian besar dinding saluran pencernaan terdiri dari lapisan otot. Ketika ada makananan, otot tersebut akan mengalami kontraksi guna mengalirkan makanan hingga ke bagian akhir dari usus. Nah, gerakan inilah yang umumnya menjadi penyebab perut bunyi.

Apakah perut bunyi berbahaya?

Umumnya, perut bunyi bukanlah kondisi yang berbahaya atau mengancam nyawa. Meski begitu, perut bunyi tetap bisa menjadi indikasi atau tanda adanya sesuatu yang salah pada tubuh Anda.

Bagaimana cara menghilangkan bunyi perut?

Agar Anda tak terus-terusan dihantui perasaan khawatir perut akan bunyi, berikut beberapa cara mengatasi perut bunyi yang dapat Anda lakukan..
Makan. ... .
Minum air. ... .
Mengubah kebiasaan makan. ... .
4. Berjalan setelah makan. ... .
Menghindari jenis makanan tertentu..

Perut sering bunyi pertanda apa?

Dilansir laman ygi.or.id, Rabu (10/11/2021), dalam dunia kesehatan, bunyi yang terasa keluar dari perut ini disebut dengan borborygmi, karena adanya gerakan pada usus. Meski begitu, jika kondisi ini terjadi terus-terusan dan disertai gejala lainnya, hal itu bisa jadi tanda suatu penyakit.