Apa maksud ohm pada speaker

Pada spesifikasi speaker tertulis disana, 8Ω ada juga yang 4Ω atau 2Ω dst. Ukuran spesifikasi ini harus disesuaikan dengan kemampuan power amplifier supaya efektif hasilnya dan tidak rusak baik speaker maupun amplifiernya. Seperti kita ketahui OHM(Ω) adalah satuan nilai hambatan listrik(resistansi) pada resistor sesuai dengan pernyataan hukum ohm, dimana besar arus listrik yang melalui penghantar berbanding lurus dengan tegangan yang diterapkannya. Nah, Resistansi pada suatu penghantar ini satuannya ohm(Ω). Semakin tinggi nilai Ω pada resistor, maka semakin besar hambatan listrik dari resistor tersebut, sehingga ketika arus listrik yang mengalir akan semakin kecil.

Dan hambatan pada reistor ini bisa dikur dengan alat yang namanya Ohm meter. Lalu bagaimana dengan loudspeaker, apakah sama dengan resistansi pada resistor? sama saja karena lilitan atau coil pada loudspeaker memiliki resistansi yang tak terlepas dari hukum Ohm. Tapi ketika kita berbicara nilai IMPEDANSI speaker, maka dalam hal ini tidak sekedar berbicara hambatan listrik!

Bagaimana nilai Ohm (Ω) pada Loudpeaker Itu Dihitung?

Jika kamu adalah orang yang suka teknik elektronika khususnya audio maka wajib mengenal Ohm pada loudspeaker, karena ini pengetahuan ini sangat dibutuhkan ketika menyesesuaikan impedansi speaker terhadap amplifier supaya audio dalam keadaan aman dan terkendali. Karena banyak orang yang masih suka ngawur merangkai banyak sepaker tanpa memperhatikan impedansi ini. Nah, disini Kamu akan saya ajak mengenal apa dan bagaimana Ohm pada Loudpseaker.

Loudspeaker adalah beban induktif

Loudpseaker adalah beban dari ouput amplifer yang dijelaskan dengan nilai Impedansi dengan satuan Ohm.

Loudspeaker memiliki kumparan yang dililit pada inti kumparan yang bekerja berdasarkan prinsip kerja induksi, maka disebut sebagai beban induktif sedangkan pada resistor disebut beban resitif karena bekerja berdasarkan prinsip hambatan yang tidak menyebabkan perubahan faktor daya kecuali manghasilkan panas saja.

Beban induktif(seperti pada loudspeaker) menyerap daya aktif dan daya REAKTIF, menghasilkan daya harmonik yang dapat menurunkan nilai cosphi menjadi lebih kecil dari 1,00. Kumparan yang ada pada beban induktif menyebabkan terhambatnya laju arus, yang mana mengakibatkan pergeseran posisi gelombang arus tertinggal dari gelombang tegangan(lagging).

Loudspeaker memiliki nilai tahanan reaktif

Kumparan pada coil loudspeaker selain memiliki tahanan resitif, juga memiliki nilai tahanan reaktif yang disebut REAKTANSI atau dilambangkan Xl.

Reaktansi ini terjadi sebab lilitan dialiri arus dengan tegangan yang besarnya berubah-ubah/fluktuatif. Tegangan yang berubah-ubah ini mendapatkan reaksi perlawanan dari induktor maka hal itu disebut reaktansi. Nilai reaktansi ini tergantung dari frekwensi perubahan tegangannya. Rumus untuk reaktansi tersebut adalah:

Xl = 2 x phi x f x L phi = 3,14 f = frekwensi  satuannya Herz

Le = induktansi satuannya Henry atau H

Nah jadi kumparan yang dipasang pada tegangan berfluktuasi baik AC atau DC dalam bentuk pulsa, maka akan timbul reaktansi yang satuannya ohm(Ω) juga.

Contoh menghitung reaktansi :
Sebagai contoh umpamanya sebuah kumparan nilainya 200 mH, berapa nilai reaktansinya jika kumparan dipasang pada tegangan dengan frekwensi 50 kHz ? Maka :

Le = 10 mH = 0,2 H
f = 50 kHz = 50.000Hz

Jadi mari kita hitung dengan rumus reaktansi :

Xl = 2 x 3,14 x 50.000 x 0,2
Xl = 62,8 Ω

Mengenal IMPEDANSI berdasarkan pemahaman diatas

Nilai tahanan pada kumparan yang dipasang pada tegangan yang berfluktuasi seperti pada loudspeaker ini tidak hanya akan terjadi tahanan reaktif (Xl) juga ada nilai tahanan resistif (R) yang terukur dengan alat ohm meter.

Penjumlahan antara R dan Xl inilah yang disebut dengan IMPENDANSI atau juga ditulis dengan lambang Z. Sekarang kita tahu apa itu impendansi yang tertulis pada spesifikasi loudspeaker.
Akan tetapi untuk menjumlha Xl dan R ini tidak bisa dijumlah dengan penjumlahan biasa, karena pada Xl terjadi pergeseran phasa.

Rumus impendansi :
Z = √(R² + Xl²)

Jika pada contoh diatas kumparan bernilai 200 mH itu mempunyai nilai R sebesar 10 Ω. Maka: Z = √(10 x 10)+(62,8 x 62,8) Z = √(100 + 3943.84) Z = √4043.84

Z = 63,59 Ω.

Ternyata hasil penghitungan impedansi (Z), tidak terlalu jauh berbeda dengan reaktansi (Xl). Apalagi jika nilai R semakin kecil, maka Z akan mendekati nilai XL.

Contoh menghitung impedansi loudspeaker yang ditemukan dilapangan

Nah sekarang mari coba kita lihat kasus speaker dilapangan, dan sebagai contoh menemukan sebuah loudspeaker dengan spesifikasi teknis sbb:

Impedansi  4Ω
Re (resistansi)
Le (Induksi) 0.28mH @ 1Khz

Hitung reaktansi induktif menggunakan rumus sebelumnya yaitu XL = 2 x phi x f x L

Le = 0.28mH = .000280

F = 1Khz = 1.000Hz

Xl= 2 x 3.14159 x .000280 x 1.000

Xl= 1.759 Ω

Sekarang mari kita tentukan impedansi total (Z)dengan rumus Z = √(^R  + ^Xl).

Z = √(3.0² + 1.759²)

Z = √ (3.0×3.0+1.759×1.759)

Z = √(9+3.094)

Z = √(3.477)

Z = 3.477Ω

Jadi sekarang setelah kita hitung, ternyata benar bahwa speaker yang kita temukan dilapangan sebagai contoh diatas adalah 4Ω atau angka hasil menghitung dengan rumus 3.477Ω yang secara dibulatkan.

Perhitungan diatas adalah secara teknisnya yang penting juga sih untuk diketahui supaya ngerti bahwa betapa penting menghitung dan mematuhi kaidah hukum-hukum yang ada dalam kelistrikan dalam prakteknya. Namun karena seperti yang telah pelajari diatas bahwa nilai reaktansi(Xl) dan nilai impedansi(Z) loudspeaker tidak terpaut jauh, sebagai praktek dilapangan sederhana cukup diukur nilai resistansinya pakai ohm meter(itupun kalau tidak ada tulisan atau spek teknisnya loudspeaker). Tetapi jika ingin membuat loudspeaker sendiri maka teori diatas mungkin sangat penting untuk digunakan 😀 .

Demikian secara singkat penjelasan mengenai bagaimana Impedansi dari Loudspeaker itu diukur atau dihitung. Jadi kesimpulannya Impedansi tidak didapat dengan cara mengukur memakai ohm meter saja, karena kumparan atau coil pada loudspeaker selain memiliki resistansi juga memiliki reaktansi karena berbagai pengaruh yang sudah dijelaskan diatas.

Info penting :  karena sejumlah tahanan yang dirangkai akan berpengaruh dengan nilainya menjadi bertambah atau berkurang tergantung bagaimana cara merangkainya yaitu seri atau pararel, maka ini sama halnya dengan speaker. Biar tidak salah merangkai yang dapat menyebabkan amplifier rusak atau audio tidak maksimal makan ketahui bagaimana cara menghitung ketika merangkai banyak loud speaker dalam 1 channel power amplifier pada artikel ==> Cara Menyambung Banyak Speaker yang Benar pada Audio Sound System

Ohya, cara mengukur impedansi speaker ketika ada crossover akan beda lagi misalnya ini yang terjadi pada tweeter. Nantikan artikel selanjutnya akan bahas mengenai itu!

Semoga mudah dipahami sebagai tambahan wawasan pengetahuan tentang audio khususnya pada loudspeaker.

Salam solder dingin, anget, panas! 😀

Iklan

KENAPA SPEAKER YANG DI PARALLEL LEBIH ENAK KETIMBANG YANG DI SERI

Apa maksud ohm pada speaker

dan diartiekl kali ini saya akan membahas kenapa speaker yang di rangkai parallel sebih enak ketimbang yang di seri,?

sebenarnya ini pertanyaan yang umum bagi para pecinta soundsistem untuk seri parallel speaker.

banyak yang keliru tentang kenapa speaker parallel lebih enak. apakah bener speaker yang di parallel lebih enek???  jawabanya: yaaa betul 100

tapi banyak yang  tidak tau apasih penyebab speaker yang di rangkai parallel labih enek ketimbang yang di seri?

bukan hanya karena 2 unit speaker di parallel menjadi   4ohm lantas suara menjadi enak, bukan berarti speaker yang inpek 8ohm tidak enak,

jadi begini. semakin besar ipedensi ohm maka akan lebih kecil arus watt yang di hasilkan, dan begitu sebaliknya ,jika inpedensi ohm speaker lebih kecil maka watt yang dihasilkan akan makin besar,

seandainya power amplifier bisa bicara dia pasti lebih memilih inpedensi besar,katanya aku dingin seperti disurga,sedangkan inpedensi kecil 4ohm aku seperti dineraka.panasss,xixii

jika 2 buah speaker ber inpek 8ohm dan berdaya masing-masing 750watt, jika di di pasang secara parellel maka yang keluar akan menjadi 4ohm. 

sementara jika kita mengunakan speaker dengan daya 1000 watt maka watt power akan naik hampir 2x lipat kita bulatkansaja menjadi 1500watt 

memang sampai saat ini belum ada penlitian tentang bahwa speaker yang ber inpedensi rendah atau tinggi memiliki suara yang lebih enak, seumpamanya ada yang menjawab. ada atau ohm rendah lebih enak ketimbang ohm tinggi,? saya akan kembali bertanya,klo gitu kenapa ngak di buat saja ohm speaker itu rendah..atau di setarakan.klo masalah powerkan bisa di sesuaikan

penyebab speaker 4ohm parallel lebih enak

yang menjadi kunci utama kenapa speaker yang di parallel lebih enak,? itu dikarenakan watt yang keluar dari power menjadi lebih besar,sedangkan kita tahu jika ingin menghasilkan suara speaker yang enak trutama di nada rendah suplai watt harus memadai, selain itu pula speaker yang di susun secara bersamaan atau di tumpuk akan menjadi responsif,

seandainyapun jika kita pasang 2 buah speaker yang di parallel totalnya menjadi =4ohm dengan daya masing masing speaker max power 750 watt x2=1500 dan daya power 1000 watt maka total watt yang keluar=1500 ini cukup untuk menyuplai daya dari kedua speaker itu.

tetapi ada tetapinya gan: jika kita letakan kedua speaker yang kita parallel dengan inpek 4ohm tersebut secara terpisah.

umpama 1 unit speaker kita kasi jarak dengan speaker satunya lagi kira2X jarak 100meter dan dengar satu persatu suara yang keluar dari box speaker ,,apa hasilnya..? tidak ada bedanya dengan speaker yang berinpek 8ohm dgn max power yang sama.pasti belum pernah nyoba ,yakaan? dan lalu bandingkan dengan speaker berdaya sama dengan inpedensi 8ohm,akan sama 

tapi ketika kita kasi speaker yang watt lebih besar umpama 1600watt dengan inpek 8ohm dan power 1500 watt,maka speaker yang di kasi jarak dan disambung secara parallel tidak ada apa apanya,,tidak percaya buktikan.

jadi intinya disini ,bukan karena di parallel lantas suara menjadi enak..tapi menurut saya ada pada watt power juga speaker dan kualitas spaker  itu sendiri ,,

memang suara akan lebih serentak jika speaker di tumpuk,selain itu kita di untungkan dengan watt power semakin besar jadi kita mndapat free 50% ,sehingga bisa menjadi asupan watt untuk speaker yang di parallel menjadi 4ohm, 

jadi bukan speaker diparallel menjadi 4ohm pemicu suara jadi nendang dan enak,tetapi ada pada power amplifier, yang mengasi watt lebih jika speaker di parallel menjadi 4ohm. karena belum ada penelitian yang afdol

memang kurang kerjaan juga sih, jika ada dua buah speaker 18'' yang di tumpuk secara bersamaan ,dan di bebani menjadi 8ohm.selain mubajir juga kurang meguntungkan, yang seharusnya mendapatkan watt tambahan jika di parallel menjadi 4ohm, ini menjadi cuma cuma,

parallel boleh saja tapi ingat jangan melebihi ambang batas kemampuan power amplifier,, maxsimal 4ohm,gunakan 2ohm jika emergensi atau kepepet,jika ada menerapkan 2ohm pada speaker anda makan power akan cepat panas tidak akan tahan lama,mengingat jika sound kita di pakai buat acara pernikahan bisa hidup terus menerus selama 10jam bahkan lebih.

berapasih watt power untuk meyuplai speaker saya???

jika ingin melihat watt power yang cocok untuk meyuplai speaker anda caranya gampang,

cara ini biasanya berlaku untuk speaker kelas atau yang memiliki spesifikasi riel

sedangkan speaker lokal nilai wattnya menurut saya kurang konsisten yang di cantumkan malah nilai max powernya,, 

jika speaker berdaya 800watt berapasih power yang cocok untuk speaker ini???

caranya gampang tingal di bagi lalu di kali,, 

contoh:800watt dibagi 2= 400 watt  lalu dikali 3,,maka hasilnya +1200watt,,

maka power yang cocok untuk meyuplai speaker anda adalah 1200watt max power,

ini berlaku untuk speaker kelas..klo speaker lokal memang dayanya sudah rendah,makanya mereka mencantumkan langsung nilai max powernya

oklah sob sampai disini artikel nya,, 


jika ada yang mau ditambahkan silahkan komentar di kolom bawah..mana tau bisa membantu para sahabat yang lain,demi kemajuan soundsistem indonesia