Menjadi rumah sakit komunitas (Community Hospital) dan menjadi rumah sakit rujukan bagi instansi kesehatan di wilayah sekitarnya serta menjadi rumah sakit berstandar internasional yang terkemuka dan terpercaya di Indonesia.
© 2018 - 2022 Rumah Sakit Meilia Saat ini, rumah sakit semakin dituntut memberikan layanan prima kepada masyarakat. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistim pelayanan kesehatan sehingga pelayanan keperawatan mempunyai arti penting bagi pasien khususnya untuk penyembuhan maupun rehabilitasi di RS. Tingginya permintaan layanan keperawatan yang berkualitas menjadikan pelayanan keperawatan penting dalam pengembangan RS. Berdasarkan standar akreditasi rumah sakit 2012, kepuasan pasien dan keluarga merupakan salah satu indikator mutu manajerial.Di rumah sakit, Intensive Care Unit (ICU) merupakan salah satu pelayanan central yang memiliki staf maupun perlengkapan khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit kritis, atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa dengan prognosis yang masih bisa diharapkan. ICU menyediakan sarana-prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat, dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut (Jevons & Ewens, 2009).Secara umum, gambaran fisik lingkungan ICU terdapat monitor yang berkedip, ventilator, pompa intravena (IV), maupun kebisingan peralatan yang dapat mempengaruhi emosional lingkungan di ruangan tersebut. Bahkan bagi pengunjung yang baru pertama kali datang ke ICU, perasaan berlebihan tentang tempat tersebut dapat menimbulkan rasa takut. Lingkungan ICU menciptakan rasa rapuh karena ketergantungan fisik dan emosional, serta kurangnya informasi dapat menumbuhkan ketakutan dan kecemasan tidak hanya dirasakan pasien tapi juga oleh keluarga. Fenomena yang sering ditemui penulis dilapangan pada keluarga yang menunggu pasien diluar ruangan ICU yaitu mereka mengeluh terbatasnya waktu kunjungan, tidak adanya akses informasi tentang perkembangan kesehatan pasien, kurangnya komunikasi dari tim kesehatan terhadap keluarga, dan lain sebagainya. Fenomena di atas sesuai dengan pernyataan yang disampaikan Titin (2013) dalam bukunya bahwa keluarga mengeluh hanya bisa melihat pasien saat jam besuk yang menurut mereka terbatas dan pemberian informasi oleh perawat yang tidak adekuat. Sedangkan hasil penelitian Lam (2015) menyebutkan salah satu penyebab ketidakpuasan keluarga pasien ICU karena minimnya frekuensi komunikasi oleh perawat. Dan Bayle (2009) menyebutkan bahwa hal tersebut dapat memberikan dampak negatif pada keluarga berupa depresi, cemas bahkan gejala trauma setelah anggota keluarga dirawat di ruang ICU. Dalam hal ini, perawat di tuntut agar meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan karena perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling berperan penting dalam memfasilitasi hubungan antara keluarga dengan pasien dalam unit perawatan kritis. Oleh karena itu, komunikasi merupakan hal penting yang harus ditingkatkan oleh perawat agar keluarga dapat mengetahui kondisi pasien. Dalam meningkatkan mutu pelayanannya, kotak saran merupakan salah satu sarana yang di sediakan oleh rumah sakit untuk menampung keluhan maupun saran dari pasien/pengunjung selaku pengguna jasa yang telah merasakan kelebihan maupun kekurangan dari suatu pelayanan. Namun kenyataannya bahwa kotak saran masih kurang dimanfaatkan oleh pengguna jasa di Rumah sakit. Berdasarkan yang penulis dapatkan dari survey di beberapa Rumah sakit di Indonesia, hal tersebut disebabkan karena berbagai faktor seperti kurangnya sosialisasi pengisian dan pemanfaatan kotak saran, dan tidak tersedianya kotak saran di ruang perawatan tertentu seperti Intensive Care Unit (ICU), Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Bedah Central (IBS) maupun ruang instalasi yang lain (faktanya dilapangan beberapa rumah sakit penempatan kotak saran hanya di temukan di lobi). Selain itu, selama ini tidak di temukan formulir/quesioner khusus untuk menampung keluhan dan saran yang ditujukan bagi perawat guna untuk meningkatkan mutu peningkatan kualitas pelayanan keperawatan. Di Indonesia, untuk menilai kualitas pelayanan keperawatan masih dilakukan secara manual atau secara langsung melalui survey kuesioner atau hasil dari penyampaian keluhan dan saran dari pasien/keluarga melalui kotak saran. Namun, di era perkembangan teknologi sekarang, elektronik dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Di berbagai negara Eropa telah memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatannya. Seperti Norwegia yang sebagian besar institusi pelayanan kesehatannya telah menerapkan dokumentasi keperawatan elektronik sebagai bagian dari Elektronik Pasien Record (EPR). Yang mana semua tenaga kesehatan diwajibkan agar dalam memberikan pelayanan kesehatannya harus terdaftar dan terdokumentasikan oleh orang yang melakukannya (Smaradottir, 2009). Sedangkan di Asia, terdapat penggunaan Telenursing berbasis pemantauan Telehome di Jepang bagi pasien dengan penyakit PPOK (Kamei et al 2013). Sedangkan di Indonesia, pemanfaatan teknologi di sektor kesehatan untuk peningkatan pelayanan kesehatan telah diperkenalkan namun hanya beberapa Rumah sakit yang mengaplikasikannya. Kotak saran berbasis android dapat digunakan sebagai inovasi terbaru untuk menilai kualitas pelayanan keperawatan. Dalam hal ini, penulis menyebutnya E-Quesioner Nursing yaitu dengan memanfaatkan software yang ada maka penulis mengembangkan penggunanaan Google Form untuk menilai kepuasan pasien/keluarga dengan cara membagikan link via WhatsApp kepada pengguna jasa agar mengisi beberapa butir pertanyaan mengenai kinerja perawat beserta keluhan dan saran yang disertakan. Pengisian E-Quesioner Nursing dilakukan dengan cara mengisi data dan meng “klik” pilihan jawaban yang disediakan. Selain itu, penggunaan E-Quesioner Nursing ini bisa digunakan di ruang perawatan manapun dengan catatan isi quesioner harus disesuaikan dengan ruangan tersebut. Penulis: Ahmad Muzaki, Wa Ode Vita Sumarta, Muhammad Azis (Mahasiswa Magister Keperawatan UMY)Pembimbing : Fitri Arofiati., Ns., MAN., Ph.D (Dosen UMY)
Sebagai sarana pendukung pelayanan kepada pelanggan, kotak saran merupakan perangkat yang wajib ada pada sebuah instansi. Bukan hanya wajib ada, kotak saran merupakan perangkat yang harus terawat dan siap diakses oleh pelanggan. Sayangnya, di berbagai sarana pelayanan umum justru banyak kita temukan adalah kotak saran usang, berdebu, tidak delengkapi dengan sarana menulis saran seperti form penulisan saran, pulpen, alas atau tempat menulis saran. Bahkan masih banyak instansi yang membuat kotak saran dengan bahan kayu tertutup. Kelemahannya adalah sulit mendeteksi/melihat saran pelanggan yang masuk karena bahan kotak saran tertutup/tidak transparan
Seberapa efektifkah kotak saran?Mana lebih efektif? call center atau sms aduan? Kotak saran hanya salah satu sarana menjaring saran kritik dan keluhan pelanggan. Menurut saya sama-sama efektif, masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan, akan tetapi ada satu hal yang prinsip yang menjadi titik paling penting dalam pengelolaan saran adalah tindak lanjut atas pengaduan pelanggan. Jika anda melengkapi diri dengan tindak lanjut tentu akan efektif bagi instansi Anda dan akan sangat bermakna bagi saran, aduan atau bahkan sumpah serapah pelanggan. Mengelola kekecewaan orang itu tentu bukan hal yang mudah. Terkadang emosional pelanggan yang belum tentu benar jika tidak segera ditanggapi akan menjalar kemana-mana, rumitnya lagi kalau menjadi viral di media sosial.
Dalam hal pemenuhan tatagraha akreditasi puskesmas, ada substansi yang lebih penting daripada membandingkan antara kotak saran ataukah sms center. Kotak saran menjadi satu bagian dari sarana menjaring saran dan sebagai sarana berkomunikasi dengan pelanggan, dalam hal ini pasien, pengguna layanan, sasaran program dan juga masyarakat pengakses puskesmas. Jadi, dapat dikatakan bahwa kotak saran dan sms center itu mempunyai kedudukan yang sejajar dengan peran dan fungsi yang sama, yaitu salah satu sarana menjaring keluhan atau aspirasi masyarakat. Jika kita lihat lebih jauh lagi, dalam upaya menjaring aspirasi pelanggan itu secara sistem masih harus kita lengkapi dengan :
Dari semua hal diatas kita tentu mengaturnya menjadi sebuah kebijakan yang ditetapkan dalam bentuk SK ? Mengapa Kotak Saran Tidak Laku dan Tidak Diminati?
Pernahkah Anda berpikir mengapa kotak saran anda tidak laku alias tidak ada saran kritik yang masuk?? Barangkali jawabannya ada di salah satu faktor berikut :
? Kotak Saran atau kotak kepuasan pelanggan merupakan salah satu media kontrol dalam mengakomodir bagaimana pelanggan mencitrakan kita sebagai perusahaan yang care terhadap pelanggan. Di hampir semua perusahaan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat kita akan dapat dengan mudah menemukan yang namanya kotak saran, dengan berbagai variasi desain namun semuanya bertujuan sama yakni bagaimana keluhan terhadap pelayanan sebuah perusahaan mendapat tempat di perusahaan tersebut. Biasanya, kontrol perusahaan terhadap penanganan kotak saran akan semakin baik pada perusahaan/instansi yang kredibel. Bagi institusi misalnya Puskesmas atau RS yang tengah berproses menuju akreditasi atau sertifikasi, bahkan kotak saran ini menjadi sarana wajib yang harus disediakan oleh sarana pelayanan kesehatan.
Seiring dengan permintaan pasar, kami membuat suatu desain baru yang menggabungkan antara model kotak saran kami sebelumnya yang kami modifikasi dengan penambahan berbagai sarana seperti : alas untuk menulis, sarana menyimpan form, dan yang lebih penting lagi adalah sarana untuk menampilkan tindak lanjut atas keluhan pelanggan. Deskripsi Produk : Bahan : Akrilik 3 mm dikombinasi dengan multiplek dan HPL sebagai alas, ukuran kotak saran 12 cm x 30 cm x 15 cm. Dimensi keseluruhan 80 cm x 60 cm x 14 cm (ukuran dapat berubah sesuai permintaan pelanggan). Harga : Rp. 1.000.000,- Hubungi kami :
|