Analisislah penggunaan imaji yang digunakan dalam puisi tersebut Menyesal

You're Reading a Free Preview
Page 4 is not shown in this preview.

MENYESAL
Karya: Ali Hasjmi

Pagiku hilang sudah melayang, Hari mudaku sudah pergi Kini petang datang membayang

Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di pagi hari Beta lengah di masa muda Kini hidup meracun hati

Miskin ilmu, miskin harta

Ah, apa guna kusesalkan Menyesal tua tiada berguna

Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkan Atur barisan di hari pagi

Menuju arah padang bakti.

Analisis Puisi “Menyesal” Karya Ali Hasjmi

Puisi Ali Hasjmi yang berjudul “Menyesal” dianalisis berdasarkan aspek bunyi, aspek bahasa, tipografi, citraan, dan struktur penceritaan. Berikut adalah penjabarannya.

A. Aspek Bunyi

Pada puisi Menyesal terdapat bunyi yang menonjol di bagian akhir. Seperti digunakannya akhiran /ng/, /a/, /n/, dan /i/ yang diulang-ulang sehingga memberi kepuitisan pada puisi tersebut.

2. Rima

Pada puisi Menyesal terdapat rima sebagai berikut:

pada bait pertama ab-ab

pada bait kedua ab-ab

pada bait ketiga a-bb

pada bait keempat a-bb

Puisi Menyesal menggunakan jenis rima akhir, yaitu rima yang terdapat di akhir sajak.

3. Aliterasi dan Asonansi

Pada bait pertama, terdapat aliterasi bunyi /ng/ dan asonansi bunyi /a/.

Pada bait kedua, terdapat aliterasi bunyi /m/ dan asonansi bunyi /i/.

Pada bait ketiga, terdapat aliterasi bunyi /m/ dan /n/ dan asonansi bunyi /a/.

Pada bait keempat, terdapat aliterasi bunyi /r/ dan asonansi bunyi /a/.

4. Efoni dan Kakafoni

Puisi Menyesal didominasi oleh bunyi efoni. Kata-kata seperti hilang, melayang, petang, datang, membayang, lalai, lengah, guna, menyesal, menambah, sukma, muda, padang, terdengar ringan meskipun puisi tersebut bukan puisi gembira.

B. Aspek Bahasa

Penyimpangan dalam puisi Menyesal diantaranya:

“apa guna” seharusnya “apa gunanya”

“menyesal tua” seharusnya “menyesal saat tua”

“di hari pagi” seharunya “di pagi hari”

2. Gaya Bahasa

Pagiku hilang sudah melayang, (personifikasi dan pleonasme)

Hari mudaku sudah pergi (personifikasi)

Kini petang datang membayang (personifikasi dan tautologi)

Batang usiaku sudah tinggi (personifikasi)

Aku lalai di pagi hari (enumerasi)

Beta lengah di masa muda (enumerasi)

Kini hidup meracun hati (hiperbola)

Miskin ilmu, miskin harta (paralelisme)

Ah, apa guna kusesalkan (retoris)

Menyesal tua tiada berguna (ironi)

Hanya menambah luka sukma (hiperbola)

Kepada yang muda kuharapkan (sinekdoke)

Atur barisan di hari pagi (personifikasi)

Menuju arah padang bakti. (tautologi)

C. Tipografi

Bentuk puisi Menyesal masih mengikuti bentuk sajak lama seperti pantun. Puisi tersebut terdiri dari empat bait. Bait pertama dan kedua terdiri dari empat larik. Sedangkan bait ketiga dan keempat terdiri dari tiga larik.

2. Unsur Nonbahasa Lain

Unsur nonbahasa lain berupa koma (,) yang terdapat di larik pertama, dan titik (.) yang terdapat di larik terakhir.

D. Citraan

Pagiku hilang sudah melayang, (citra erak)

Hari mudaku sudah pergi (citra gerak)

Kini petang datang membayang (citra penglihatan)

Batang usiaku sudah tinggi (citra penglihatan)

Aku lalai di pagi hari (citra perasaan)

Beta lengah di masa muda (citra pikiran)

Kini hidup meracun hati (citra perasaan)

Miskin ilmu, miskin harta (citra pikiran)

Ah, apa guna kusesalkan (citra perasaan)

Menyesal tua tiada berguna (citra perasaan)

Hanya menambah luka sukma (citra perasaan)

Kepada yang muda kuharapkan (citra pikiran)

Atur barisan di hari pagi (citra gerak)

Menuju arah padang bakti. (citra penglihatan)

E. Struktur Penceritaan

Latar tempat pada puisi Menyesal adalah sebuah tempat terbuka dimana si penyair bisa melihat matahari tenggelam. Sedangkan latar waktunya adalah pada saat si penyair sudah tua, lebih khususnya lagi pada saat matahari tenggelam.

2. Suasana

Suasana pada puisi Menyesal adalah suasana sedih, menyesal, dan keadaan dimana si penyair mengingat masa mudanya.

F. Tema dan Amanat Puisi “Menyesal” Karya Ali Hasjmi

Tema puisi Menyesal adalah masa muda. Dalam puisi ini pengarang bercerita tentang masa muda yang ia sia-siakan sehingga ia tidak bahagia di hari tuanya.

Adapun amanat dari puisi Menyesal adalah, kita sebagai anak muda harus menggunakan waktu kita sebaik mungkin untuk kegiatan yang negatif. Jangan menyia-nyiakan masa muda dengan hura-hura dan bermalas-malasan. Karena, keadaan kita di masa depan tergantung dari apa yang kita lakukan di masa muda kita.

Menyesal
Karya: A. Hasjmy

Pagiku hilang sudah melayang, Hari mudaku sudah pergi, Sekarang petang datang membayang,

Batang usiaku sudah tinggi.

Aku lalai di pagi hari, Beta lengah di masa muda, Kini hidup meracun hati,

Miskin ilmu, miskin harta.

Akh, apa guna kusesalkan, Menyesal tua tiada berguna,

Hanya menambah luka sukma.

Kepada yang muda kuharapkan: Atur barisan di hari pagi,

Menuju ke arah padang bakti!

Dikutip dari: Suyono Suyatno, Joko Adi Sasmito, Erli Yetti, Antologi Puisi Modern Anak-Anak, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2008
 

Analisislah penggunaan diksi dalam puisi tersebut dengan menggunakan tabel berikut!


Analisislah penggunaan imaji yang digunakan dalam puisi tersebut Menyesal
​​​​ 

Analisislah penggunaan imaji yang digunakan dalam puisi tersebut Menyesal

Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!

Menyesal
                                    oleh: Ali Hasjmi

Pagiku hilang sudah melayang

Hari mudaku sudah pergi

Kini petang datang membayang

Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di pagi hari

Beta lengah di masa muda

Kini hidup meracun hati

Miskin ilmu, miskin harta

Ah apa guna kusesalkan

Menyesal tua tiada berguna

Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkan

Atur barisan di pagi hari

Menuju arah padang bakti

A. Mengapresiasi Puisi Menyesal Karya Ali Hasjmi

Tahap I: Membaca puisi berulang kali Tahap II: Melakukan pemenggalan

            Menyesal
                        oleh: Ali Hasjmi

Pagiku hilang/ sudah melayang//

Hari mudaku/ sudah pergi//

Kini petang/ datang membayang//

Batang usiaku/ sudah tinggi//

Aku lalai/ di pagi hari//

Beta lengah/ di masa muda//

Kini hidup/ meracun hati/

Miskin ilmu,/ miskin harta//

Ah// apa guna kusesalkan//

Menyesal tua/ tiada berguna//

Hanya menambah/ luka sukma//

Kepada yang muda/ kuharapkan/

Atur barisan/ di pagi hari/

Menuju arah/ padang bakti//

Tahap III: Melakukan Parafrase

            Menyesal
                        oleh: Ali Hasjmi

Pagiku hilang/ sudah melayang//

Hari mudaku/ sudah pergi//

Kini petang/ datang membayang//

Batang usiaku/ sudah tinggi//

(dulu) Aku (telah) lalai/ di pagi hari//

(karena)Beta (telah)  lengah/ di masa muda//

Kini hidup (-ku sengsara)/ meracun hati/

(aku) Miskin ilmu,/ (juga) miskin harta//

Ah// apa guna kusesalkan//

Menyesal (di masa) tua/ tiada berguna (lagi)//

Hanya menambah/ luka sukma//

Kepada yang muda/ kuharapkan//

Atur barisan(-mu)/ di pagi hari//

Menuju arah/ padang bakti//

Tahap IV: Menentukan Makna Konotatif Kata Atau Kalimat

a. Pagiku  hilang sudah memiliki makna masa muda yang telah berlalu yang tak bisa diulang kembali.

b. Kini petang sudah membayang memiliki makna masa tua telah datang

c. Aku lalai di pagi hari memiliki makna si aku telah lalai di masa mudanya

d. Beta lengah di masa muda memiliki makna  tidak memperhatikan masa mudanya dan tidak  memikirkan masa tuanya

e. Meracun hati memiliki makna penuh derita

f. Luka sukma memiliki makna sakit hati

g. Atur barisan di pagi hari memiliki makna rencanakan masa depan dengan sebaiknya di masa muda

h. Menuju arah padang bakti memiliki makna menuju masa depan

Tahap V: Menceritakan Kembali Isi Puisi

            Secara keseluruhan puisi ini menceritakan tentang sebuah penyesalan penyair di masa tuanya. Penyair menceritakan keadaan dirinya di masa tua yang penuh kesedihan dan derita. Karena pada masa mudanya ia lalai dan lengah, maka saat tua ia hidup sengsara kekurangan ilmu dan kekurangan harta. Penyair merasa bahwa penyesalan di masa tua hanya menambah derita dan sakit hati. Karena penyair tidak ingin para pemuda menyesal di masa tuanya, penyair menyuruh para pemuda untuk merencanakan masa depannya sebaik mungkin agar dapat berguna bagi bangsa dan negara.

B. Analisis Puisi Menyesal Karya Ali Hasjmi

1. Struktur Fisik Puisi

a. Diksi:

Pemilihan kata pada puisi “Menyesal” karya Ali Hasjmi ini banyak menggunakan kata bermakna konotatif. Karena banyak menggunakan makna konotatif, maka terjadilah penyimpangan bahasa dalam puisi ini. Penyimpangan tersebut adalah penyimpangan semantis dan penyimpangan sintaksis.

1) Penyimpangan semantis, yaitu menunjuk makna ganda. Contonya pada kata pagiku, petang datang, dan padang bakti. Bagi penyair pagiku adalah masa muda, petang datang adalah umur yang sudah tua, dan padang bakti adalah masa depan cerah. Bukan seperti kata sehari-hari yang bermakna waktu dan nama suatu tempat.

2) Penyimpangan sintaksis, seperti pada kalimat menyesal tua tiada guna, padahal menurut kaidah yang benar adalah tidak ada gunanya menyesal di hari tua.

b. Imaji

Di dalam puisi ini terdapat beberapa pengimajian, di antaranya pengimajian penglihatan terdapat pada kutipan berikut ini.

Kini petang datang membayang

(bait pertama baris ketiga)

Selain pengimajian penglihatan, dalam puisi karya Ali Hasjmi ini juga terdapat pengimajian perasaan. Hal itu dapat dilihta dari kutipan berikut ini.

Ah apa guna kusesalkan

Menyesal tua tiada berguna

Hanya menambah luka sukma

(bait ketiga)

c. Kata konkret

            Pada puisi ini ditemukan kata-kata konkret yang dapat membangkitkan citraan seperti penglihatan, dan perasaan. Kata konkret yang di temukan dalam puisi “Menyesal” karya Ali Hasjmi ini seperti melayang, membayang, batang, barisan dan padang bakti.

d. Majas

            Majas yang terdapat dalam puisi “Menyesal” karya Ali Hasjmi adalah majas repetisi. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini.

Miskin ilmu, miskin harta

(bait kedua baris keempat)

Selain majas repetisi juga terdapat majas metafora, berikut kutipannya.

                        Batang usiaku sudah tinggi

                        (bait pertama baris keempat)

Dalam puisi ini juga terdapat majas paralelisme, berikut kutipanya.

pagiku hilang sudah melayang

hari mudaku sudah pergi

(baris 1-2 bait pertama)

aku lalai di hari pagi

beta lengah di masa muda

(baris 1-2 bait kedua

e. Rima/Ritme

Terdapat dua macam rima yang digunakan pada puisi “Menyesal” karya Ali Hasjmi ini. Pertama rima silang yang terdapat pada bait pertama dan kedua. Kedua rima bebas yang terdapat pada bait ketiga dan keempat.

f. Tipografi

Puisi karya Ali Hasjmi ini memiliki terdiri atas 4 bait dimana bait 1-2 terdiri atas 4 baris dan bait 3-4 terdiri atas 3 baris. Tipografi puisi ini termasuk tipografi puisi konvensional.

2. Struktur Batin Puisi

a. Tema

            Puisi yang berjudul “Menyesal” karangan Ali Hasjmi ini memiliki tema penyesalan. Dalam puisi ini tergambar sebuah penyesalan yang datang di masa tua, karena pada masa mudanya ia telah lalai dan lengah sehingga di masa tua ia hidup sengsara dalam sebuah penyesalan yang dalam. Hal itu dapat  dilihat dari salah satu bait berikut ini.

Ah apa guna kusesalkan

Menyesal tua tiada berguna

Hanya menambah luka sukma

(bait ketiga)

Dari kutipan di atas dapat kita ketahui bahwa tema dari puisi karangan Ali Hasjmi ini adalah penyesalan.

b. Rasa

Puisi “Menyesal” karya Ali Hasjmi merupakan ungkapan rasa penyesalan yang teramat sangat. Dimana dalam puisi tersebut ia menjelaskan bahwa penyesalan di masa tua itu sangat tidak mengenakkan dan sangat pedih. Oleh karena itu penyair tak ingin generasi muda saat ini merasakan penyesalan yang sama dengannya. Sehingga penyair menyuruh generasi muda agar mempergunakan masa mudanya sebaik-baiknya untuk mengabdi kepada bangsa dan negara. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut ini.

Aku lalai di pagi hari

Beta lengah di masa muda

Kini hidup meracun hati

Miskin ilmu, miskin harta

(bait kedua) 

Kepada yang muda kuharapkan

Atur barisan di pagi hari

Menuju arah padang bakti

(bait keempat)

c. Nada dan Suasana

1) Nada

Dalam puisi tersebut penulis menggambarkan nada-nada sedih, kecewa dan penyesalan dalam penyampaian puisi ini, karena anyak bait-bait puisi tersebut yang mengandung kata penyesalan. Berikut kutipannya.

Pagiku hilang sudah melayang

Hari mudaku sudah pergi

Kini petang datang membayang

Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di pagi hari

Beta lengah di masa muda

Kini hidup meracun hati

Miskin ilmu, miskin harta

Ah apa guna kusesalkan

Menyesal tua tiada berguna

Hanya menambah luka sukma

(bait kesatu-ketiga)

Selain itu, tergambar juga nada-nada yang tegas. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut ini.

Kepada yang muda kuharapkan

Atur barisan di pagi hari

Menuju arah padang bakti

(bait keempat)

2) Suasana

            Suasana yang dibangun Ali Hasjmi dalam puisi “Menyesal” ini adalah suasana yang penuh kesedihan, penderitaan dan penyesalan. Namun, di bait terakhir penyair membangun suasana tegas dimana penyair menyuruh para pemuda untuk menata masa mudanya dengan sebaiknya.

d. Amanat

            Amanat dalam puisi “Menyesal” karya Ali Hasjmi yang dapat saya simpulkan adalah sebagai berikut. Pertama, manfaatkanlah masa mudamu sebaik mungkin agar tidak menyesal di hari tua. Kedua, penyesalan di kemudian hari (masa tua) tidak berguna oleh karena itu lakukan yang terbaik di masa mudamu. Terakhir, penyesalan di masa tua hanya akan menambah beban dan penderitaan pada diri sendiri.