Analisis KESALAHAN penggunaan bahasa baku dalam karya ilmiah

ABSTRAK Rejeki, Fittri. 2019. Analisis kesalahan penggunaan kata baku dalam karangan siswa di kelas IV SD Cot Jeumpa Lhoong Aceh Besar. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala. Pembimbing: (1) Drs. Bukhari, M.Pd., (2) Dra. Rosma Elly, M.Pd Kata kunci : kata baku, karangan. Kesalahan penulisan kata baku yang kurang tepat sering terjadi dalam tulisan siswa. Bahkan sepertinya mereka sudah terbiasa menulis tanpa memperhatikan bahasa baku. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana kesalahan penggunaan kata baku dalam karangan siswa di kelas IV SD Cot Jeumpa Lhoong Aceh Besar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan kata baku dalam karangan siswa di kelas IV SD Cot Jeumpa Lhoong Aceh Besar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Subjek penelitian ini adalah keseluruhan siswa pada kelas IV SD Cot Jeumpa, Lhoong Aceh Besar yang berjumlah 25 orang siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes. Tes yang dilakukan adalah membuat karangan bebas. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, menunjukkan kesalahan penggunaan kata baku dalam karangan untuk keseluruhan berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata 63,28. Kesimpulan pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Cot Jeumpa Lhoong Aceh Besar masih melakukan kesalahan penggunaan kata baku dalam karangan, sebagian dari siswa. Dan ada satu siswa yang membutuhkan perhatian lebih dari guru. Hal ini disebabkan siswa belum tepat menggunakan ejaan dengan benar, belum tepat menggunakan kata ulang, belum tepat menggunakan afiksasi, dan belum tepat menggunakan kata majemuk. Disarankan bagi guru untuk memperhatikan kaidah penulisan dalam setiap pembelajaran, karena kegiatan menulis merupakan kegiatan yang dijumpai setiap hari disemua pembelajaran, agar siswa tidak melakukan kesalahan dalam menggunakan kata baku.

oleh: Suhartina (Dosen IAIN Parepare)

OPINI—Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan dalam berkomunikasi. Seseorang bisa menyampaikan ide dan gagasannya, baik secara lisan maupun lisan dengan bahasa. Bahasa memiliki ragam/variasi. Begitu pun dengan bahasa Indonesia. Ragam bahasa Indonesia terdiri dari ragam berdasarkan media, ragam berdasarkan penutur, dan ragam berdasarkan situasi. Setiap kali berkomunikasi kita harus menggunakan ragam bahasa yang sesuai.

Berdasarkan situasi, ragam bahasa Indonesia terdiri dari ragam resmi dan ragam tidak resmi/santai. Ragam resmi digunakan pada forum/situasi formal, sementara ragam tidak resmi digunakan pada situasi santai. Ragam berdasarkan situasi ini digunakan baik dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Berkomunikasi secara lisan berbeda dengan berkomunikasi melalui tulisan. Berkomunikasi secara lisan kemungkinan kesalahpahaman rendah karena mitra tutur bisa langsung bertanya jika tidak paham, sementara berkomunikasi melalui tulisan, rawan menimbulkan kesalahpahaman. Oleh karena itu, saat melakukan komunikasi melalui media tulis seseorang harus jeli memilih kata dan menggunakan ejaan yang tepat.

Karya tulis terdiri dari karya tulis ilmiah dan tidak ilmiah. Perbedaan karya tulis ilmiah dan tidak ilmiah terletak pada penggunaan bahasa (diksi). Karya Ilmiah menggunakan bahasa yang lugas, menghidari multitafsir, dan menganut asas kaidah ilmiah. Sodiq, dkk. (2014) mendefiniskan karya ilmiah sebagai suatu karangan yang mengandung ilmu pengetahuan dan kebenaran ilmiah yang menyajikan fakta dan disusun secara sistematis menurut metode penulisan dengan menggunakan bahasa  ilmiah.

Bahasa  ilmiah adalah salah satu jenis ragam bahasa Indonesia yang strukturnya menggunakan ragam baku. Humaeroh (2017) mendefinisikan ragam baku sebagai ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi. Oleh karena itu, penulisan karya ilmiah, baik berupa buku-buku ilmiah, proposal, skripsi, maupun karya tulis ilmiah lainnya wajib menggunakan ragam baku tulis sebagai standar penulisan.

Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa untuk menyelesaikan studi di perguruan tinggi. Sebagai salah satu jenis karya ilmiah, maka skripsi harus ditulis dengan menggunakan kaidah bahasa Indonesia ragam ilmiah. Sayangnya, banyak mahasiswa yang tidak menggunakan bahasa sesuai kaidah ilmiah. Kondisi ini diperparah dengan pandangan sebelah mata sebagian orang bahwa penggunaan kaidah bahasa Indonesia itu bukanlah hal penting. Beberapa oknum bahkan berdalih bahwa tidak masalah jika hal tersebut tidak mengubah makna dan dipahami oleh pembaca, misal penggunaan kata sekedar, shalawat, dan nasehat. Ketiga kata tersebut merupakan kata berbahasa Arab yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan perubahan fonem disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.. Penulisan kata yang benar adalah sekadar, selawat, dan nasihat.

Tidak jarang ketika seseorang diingatkan ada selentingan seperti ini, “Ah, kaku atau lebai, deh.” Hal tersebut tentu disayangkan sebab sebuah karya ilmiah wajib ditulis dengan menggunakan kata baku. Selain itu, hal tersebut berkaitan dengan sikap bahasa seseorang.  Sikap bahasa berhubungan dengan perilaku seseorang( senang atau tidaknya)  seorang penutur bahasa terhadap suatu bahasa. Pengabaian terhadap penggunaan bahasa baku dengan alasan lumrah ini merupakan ciri dari sikap negatif terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang disinyalir sebagai wujud ketidakcintaan kepada bahasa negara sendiri.

Lalu apakah tidak boleh menggunakan bahasa asing dalam penulisan skripsi berbahasa Indonesia? Boleh, sepanjang kata tersebut tidak memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia. Penulisannya pun harus disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, yakni kata berbahasa asing ditulis dengan huruf miring.

Selain kata ‘nasihat, sekadar, dan selawat’ kata yang paling  sering keliru dituliskan oleh mahasiswa pada penulisan karya ilmiah adalah kata teoretis. Mahasiswa menulis kata tersebut ‘teoritis’. Kata teoritis bahkan tertulis di buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan beberapa templat jurnal. Padahal, kata teoritis merupakan kata yang tidak baku. Kesalahan tersebut  disebabkan oleh mereka menganggap kata teoritis berasal dari kata dasar ‘teori’ lalu mendapat imbuhan asing –is, sehingga menjadi teoritis. Faktanya bukan seperti itu. Kata ‘teoretis’ berasal dari bahasa Belanda theoretisch. Kata theoretisch tersebut diserap secara utuh dengan penyesuaian ejaan, sehingga menjadi teoretis.

            Hal ini sama dengan kasus penggunaan kata aktivitas. Orang sering menganggap bahwa kata aktivitas berasal dari kata dasar aktif, lalu mendapat akhiran –itas, sehingga menjadi aktifitas. Kata aktivitas dalam kelas kata bahasa Indonesia, bukanlah kata turunan/kata berimbuhan. Kata aktivitas diserap dari kata bahasa Inggris ‘aktivity”. Dalam aturan penyerapan kata asing dijelaskan bahwa kata berimbuhan seperti akhiran –ity diserap secara utuh dengan kata dasarnya, sama dengan kata reality diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi realitas. Begitu pun dengan efektivity diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi efektivitas.

Setiap orang pernah melakukan kekeliruan, termasuk kekeliruan berbahasa.  Kesalahan kita bukan karena kekeliruan tersebut tetapi ketika kita terus melakukan kesalahan yang sama dengan mengatasnamakan kelaziman dan tak ingin belajar dari hal tersebut. Ingat, gunakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing!

Cat: Sebagian besar tulisan ini dikutip dari buku 2021 Kesalahan Berbahasa Mahasiswa yang diterbitkan oleh Penerbit Nusantra Press IAIN Parepare

DAFTAR PUSTAKA

Sodiq, I., Suryadi, A., & Ahmad, T. A. (2014). Program Guru Menulis: Upaya Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sejarah dalam Penulisan Karya Ilmiah di Kabupaten Semarang. Rekayasa: Jurnal Penerapan Teknologi Dan Pembelajaran, 12(1), 42–47.

Humaeroh, H. (2017). Humaeroh Efektivitas Berbahasa Indonesia. Al-Ahkam, 13(1), 111–124.

Suhartina, S. (2021). 2021 Kesalahan Berbahasa. Parepare: Nusantara Press

Riyanti, Evi (2017) Kesalahan Penggunaan Kata Baku Pada Karya Tulis Ilmiah Siswa Kelas Ix Smp Muhammadiyah 1 Jember. Undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Jember.

Abstract

Lingkungan sekolah atau lingkungan pendidikan pastinya akan mengajarkan kepada siswa tentang ketatabahasaan yang baik dan benar. Kemampuan berbahasa yang baik dan benar dapat dibagi menjadi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu contoh keterampilan menulis adalah membuat karya tulis ilmiah. Siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 1 Jember masih kurang tepat dalam penggunaan bahasa dan kata-kata yang dituangkan dalam tulisan karya ilmiah mereka. Hal ini disebabkan karena siswa tidak tahu kata baku dan tidak baku. Oleh karena itu peneliti memilih kelas IX untuk dijadikan subjek penelitian. Permasalahan yang muncul dari latar belakang adalah bagaimanakah kesalahan penggunaan kata baku pada karya tulis ilmiah siswa kelas IX SMP muhammadiyah 1 Jember?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan kata baku pada karya tulis ilmiah siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 1 Jember. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Lokasi penelitian di SMP Muhammadiyah 1 Jember. Data penelitian yang menjadi fokus analisis dalam penelitian ini adalah makalah karya tulis ilmiah siswa. Sumber data dalam penelitian adalah dokumen yang berupa makalah karya tulis ilmiah siswa SMP kelas IX yang mengandung kata tidak baku. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa hal-hal yang menyebabkan ketidakbakuan kata dalam karya tulis ilmiah siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 1 Jember kesalahan penggunaan kata baku pada karya tulis ilmiah yang mendominasi banyak ditemukan pada kriteria ejaan tidak benar, yaitu pada menyatukan bagian-bagiannya dari 13 sumber data berupa makalah karya tulis ilmiah ditemukan 20 data. Sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada pembentukan kata yang tidak/kurang pas, hanya menemukan 2 data dari 13 sumber data berupa makalah karya tulis ilmiah. Berdasarkan hasil tersebut, simpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 1 Jember pada penggunaan kata baku dalam karya tulis ilmiah masih terdapat banyak kesalahan

Actions (login required)

Analisis KESALAHAN penggunaan bahasa baku dalam karya ilmiah
View Item