Jelaskan arti laporan KEUANGAN dan dasar analisis laporan KEUANGAN

Kinerja perusahaan dapat tercermin dari laporan keuangan. Dengan data-data yang termuat dari laporan tersebut dapat diketahui bagaimanan kondisi keuangan suatu perusahaan.

Oleh karena itu, laporan keuangan mesti dibuat secara jelas, akurat, serta terstruktur agar kondisi perusahaan dapat diketahui dengan pasti.

Laporan keuangan diartikan sebagai pencatatan dan pelaporan uang serta transaksi yang terjadi pada bisnis yang dijalankan yang biasanya dibuat pada periode tertentu menyesuaikan kebutuhan dan kebijakan perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Mengutip jurnal "Ruang Lingkup Analisis Laporan Keuangan" oleh Evita Puspitasari, pada akhir periode pelaporan keuangan, perusahaan diwajibkan menyiapkan laporan keuangan yang menginformasikan semua aktivitas bisnis yang dilakukan, baik kegiatan investasi dan pendanaan, maupun kegiatan operasional di periode tertentu.

Dalam laporan tersebut, kegiatan investasi dan pendanaan dilaporkan oleh perusahaan dalam neraca (balance sheet) dan laporan perubahan modal (statement of owner equity). Sedangkan, kegiatan operasional dilaporkan dalam laporan laba rugi (loss and income statement).

Advertising

Advertising

Untuk melengkapi ketiga laporan tersebut, perusahaan juga perlu menyusun laporan arus kas yang berisi informasi terkait kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan dengan menggunakan basis kas.

Jenis-jenis Laporan Keuangan

Pembuatan laporan keuangan mengikuti Pedoman Standar Akuntasi Keuangan (PSAK), yang menentukan lima jenis laporan keuangan, yakni laporan laba rugi, neraca, perubahan modal, arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

1. Laboran Laba Rugi

Jenis laporan keuangan ini menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi dapat terlihat jumlah pendapatan, sumber-sumber pendapatan yang diperoleh, jumlah biaya dan jenis-jenis yang dikeluarkan selama periode tertentu.

Menurut Short, Libby dan Libby (2007), laporan laba rugi adalah laporan utama akuntan dalam mengukur kinerja ekonomi suatu usaha, yaitu pendapatan dikurangi biaya-biaya selama periode akuntansi tertentu.

Laporan laba rugi menyajikan kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan untuk periode tertentu. Laporan ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja yang telah dicapai perusahaan dan memberikan gambaran tentang pencapaian arus kas di masa mendatang.

Laba yang dihasilkan merefleksikan tingkan profitabilitas perusahaan. Hal tersebut bisa dijadikan indikator tingkat profitabilitas, antara lain marjin kotor, laba operasi, laba sebelum pajak, dan laba operasi berlanjut.

Menurut Baridwan (2000), laporan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu:

  • Single Step Model: bentuk ini tidak melakukan pengelompokan atas pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan di luar usaha tetapi hanya dipisahkan antara pendapatan-pendapatan dan laba dengan biaya-biaya kerugian.
  • Multistep Model: dilakukan beberapa pengelompokan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urutan tertentu.

Penyusunan laporan keuangan laba rugi bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan di masa lalu, sebagai basis untuk mempertimbangkan kinerja perusahaan di masa mendatang, serta menilai risiko pencapaian arus kas di masa mendatang.

2. Laporan Neraca

Laporan keuangan neraca menunjukan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Posisi keuangan tersebut maksudnya adalah posisi jumlah dan jenis aktivitas (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) perusahaan.

Menurut Smith dan Skousen (2007), neraca adalah laporan pada suatu saat tertentu mengenai sumber daya perusahaan (aktiva), utangnya (kewajiban) dan klaim kepemilikan terhadap sumber daya (ekuitas pemilik).

Neraca dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu T (T form) dan L (L form). Dalam bentuk T form, semua harta perusahaan ditempatkan pada sisi kiri neraca dengan judul aktiva (assets). Sedangkan utang dan modal berada pada sisi kanan dengan judul pasiva. Dalam bentuk L form, semua harta perusahaan ditempatkan pada bagian atas neraca dan utang/modal ditempatkan pada bagian bawah neraca.

Data yang terdapat dalam neraca bermanfaat untuk:

  • Menyediakan basis data finansial untuk menghitung tingkat pengembalian perusahaan.
  • Mengevaluasi struktur permodalan yang dimiliki perusahaan, yaitu menilai likuiditas, solvabilitas, serta fleksibilitas keuangan perusahaan.

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan ini berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan perubahan modal juga menjelaskan perubahan modal beserta sebab-sebab terjadinya.

Untuk perusahaan dengan bentuk perseoran, laporan ini disebut sebagai laporan perubahan ekuitas pemegang saham.

Laporan perubahan modal bermanfaat untuk mengidentifikasi penyebab perubahan ekuitas pemilik perusahaan atas nilai aktiva yang menjadi haknya (aktiva bersih).

4. Laporan Arus Kas

Jenis ini menunjukan arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sementara arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dalam periode tertentu.

Laporan arus kas juga sering disebut laporan sumber dan penggunaan dana. Menurut Warren (1996), laporan arus kas adalah suatu ringkasan mengenai penerimaan dan pembayaran kas dari suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

Dalam penyajiannya, laporan arus kas dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:

  • Aktivitas Operasional (Operating): meliputi seluruh kegiatan dan transaksi yang tidak termasuk di dalam kegiatan investasi maupun pembiayaan perusahaan. Arus kas yang berasal dari kegiatan operasional meliputi arus kas dari kegiatan produksi, distribusi dan penyediaan jasa.
  • Aktivitas Investasi (Investing): meliputi pembelian dan penagihan piutang, pengembalian persediaan barang dagang, pembayaran pinjaman, pengadaan serta penjualan ekuitas dan harta kekayaan perusahaan, dan sebagainya.
  • Aktivitas Pendanaan atau Pembiayaan (Financing): meliputi perolehan sumber daya dari para pemilik dan pemberian hasil atas investasi yang telah dilakukan, peminjaman, serta pembayaran kembali utang oleh pemiliknya atau sebaliknya.

5. Laporan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Laporan keuangan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas penyebabnya. Hal ini dimaksudkan agar pengguna laporan dapat memahami dengan jelas data keuangan dalam laporan keuangan tersebut.

Analisis laporan keuangan adalah elemen penting yang tidak bisa dipisahkan dari perusahaan. Hal ini karena analisis laporan keuangan menjadi salah satu dasar untuk mengambil keputusan strategis pada bisnis. Di sisi lain, laporan keuangan juga digunakan untuk memberikan gambaran terhadap sehat-tidaknya suatu perusahaan. Lebih lengkap mengenai analisis laporan keuangan beserta metode-metodenya, mari simak artikel ini.

Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Sebelum mengetahui apa itu analisis laporan keuangan mari ingat jenis-jenis laporan keuangan secara umum. Jika Anda lupa, laporan keuangan umumnya terdiri dari laporan laba rugi, neraca, perubahan modal, dan juga arus kas. Untuk lebih jelas mengenali jenis-jenis laporan keuangan Anda bisa membaca melalui artikel berikut: 5 Jenis Laporan Keuangan

Tentu laporan-laporan keuangan ini berfungsi sebagai sumber informasi yang dapat digunakan baik oleh perusahaan maupun stakeholder seperti investor.

Bagi perusahaan, laporan keuangan digunakan untuk melakukan pengambilan keputusan strategis pada bisnis ke depannya.

Sedangkan bagi investor, laporan keuangan berfungsi sebagai sumber informasi untuk mengevaluasi nilai dan kesehatan bisnis secara keseluruhan.

Informasi pada laporan keuangan tentu tidak bisa ditelan mentah-mentah sehingga perlu dianalisis untuk menghasilkan informasi yang benar-benar akurat, mendalam, dan bisa dipertanggungjawabkan.

Di sinilah kegiatan analisis laporan keuangan dilakukan. Jadi apa sebenarnya analisis laporan keuangan?

Analisis laporan keuangan adalah aktivitas identifikasi, menilai, mengolah hingga membandingkan informasi laporan keuangan menjadi informasi yang sebenar-benarnya dan mendalam.

Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Tujuan umum dari analisis laporan keuangan telah dijelaskan sebelumnya di awal pembuka artikel ini; sebagai dasar pengambilan keputusan strategis dan informasi nilai bisnis perusahaan.

Namun sebenarnya, analisis laporan keuangan memiliki tujuan yang lebih spesifik seperti:

  • Mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
  • Menilai kinerja bisnis pada tahun berjalan.
  • Membandingkan nilai perusahaan sendiri dengan pesaing.
  • Mengetahui kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aset ke arah yang lebih menguntungkan.
  • Memproyeksikan bisnis yang terjadi di masa depan.
  • Mengetahui perubahan posisi keuangan pada periode tertentu.
  • Mengidentifikasi pos-pos keuangan yang bermasalah.

Metode Analisis Laporan Keuangan

Secara umum ada dua metode analisis laporan keuangan yaitu metode horizontal dan vertikal.

Analisis Horizontal

Metode analisis keuangan horizontal adalah metode analisis dengan membandingkan pos-pos laporan keuangan yang sama pada periode yang berbeda.

Biasanya perbandingan laporan keuangan yang dianalisis menggunakan dua atau tiga periode dimana periode yang lebih awal digunakan sebagai dasar pembandingnya.

Analisis ini digunakan dengan melihat persentase penurunan dan kenaikan pos-pos laporan keuangan dari periode yang dibandingkan. 

Oleh karena itu, metode ini sering disebut juga dengan metode dinamis.

Selain membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih yang disebut juga dengan analisis komparatif, ada beberapa metode lain yang umum digunakan untuk melakukan analisis horizontal, yaitu:

  • Analisis trend atau indeks – analisis untuk mengetahui kecenderungan dari posisi keuangan. Analisis ini biasanya dinyatakan dalam persentase. Namun dapat juga dinyatakan dalam indeks apabila menggunakan lebih dari dua periode.
  • Analisis sumber dan modal kerja – digunakan apabila ingin mengetahui sumber dan alokasi modal perusahaan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahannya.
  • Analisis perubahan laba kotor – digunakan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perubahan laba kotor perusahaan dari periode ke periode.
  • Analisis sumber dan penggunaan kas – digunakan untuk mengetahui kondisi kas dan penyebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode tertentu.

Contoh Sederhana Analisis Laporan Keuangan Horizontal

Sebagai gambaran, mari ambil contoh sederhana dengan membandingkan pendapatan perusahaan dari periode saat ini dan sebelumnya.

Sebuah perusahaan PT ABC pada tahun 2019 memiliki pendapatan sebesar Rp625.500.000 dan pada tahun 2020 memiliki pendapatan sebesar Rp575.000.000

Maka untuk melakukan analisis horizontal, Anda perlu mencari persentase perubahan pendapatan dari periode tahun 2019 ke tahun 2020 dengan cara:

= (Pendapatan tahun 2020 – Pendapatan 2019) / Pendapatan 2019.

= (Rp625.500.000 – Rp 575.000.000) / Rp575.000.000

= 8.78%

Maka terdapat penurunan pendapatan PT ABC sebesar 8.78% dari tahun 2019 ke tahun 2020. Melalui persentase ini, Anda bisa melihat penyebab adanya penurunan dari persentase pos-pos lain dari perbandingan laporan periode sebelumnya.

Analisis Vertikal

Analisis vertikal digunakan dengan membandingkan pos-pos keuangan yang berbeda pada satu laporan keuangan yang sama di satu periode yang sama.

Oleh karena itu, analisis vertikal sering disebut juga sebagai metode analisis statis.

Adapun yang termasuk ke dalam analisis laporan keuangan vertikal adalah sebagai berikut.

1. Analisis Common Size

Analisis common size adalah analisis yang membandingkan pos-pos laporan keuangan dengan menggunakan persentase dalam satu periode tertentu. 

Laporan yang dianalisis biasanya adalah laporan laba rugi dan neraca. 

Untuk laporan laba rugi dinyatakan sebagai persentase dimana setiap akun barisnya dibagi dengan pendapatan. Sedangkan pada laporan neraca, setiap akun dibandingkan dengan total aset.

2. Analisis Break Even

Analisis break even atau analisis titik impas adalah analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat pendapatan yang harus dicapai oleh perusahaan.

Analisis break even membantu perusahaan untuk menganalisis berapa produk yang harus dijual atau berapa rupiah yang harus diterima pada satu periode tertentu.

Analisis ini bertujuan untuk membantu perusahaan dalam mengambil keputusan strategi bisnis agar perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dan mengurangi risiko kerugian.

Baca Juga: Break Even Point (BEP): Pengertian dan Cara Hitungnya

3. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan digunakan untuk menilai suatu kinerja perusahaan berdasarkan pos-pos laporan keuangan pada satu periode tertentu.

Analisis rasio keuangan berfungsi sebagai tolak ukur dalam mengambil langkah strategis perusahaan pada periode selanjutnya dan mengevaluasi sumber daya perusahaan.

Ada empat alat ukur dalam analisis rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas.

Penjelasan mengenai analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut:

  • Rasio likuiditas berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio likuiditas membandingkan kas, efek, dan piutang dengan hutang jangka pendeknya.

  • Rasio solvabilitas digunakan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

Rasio solvabilitas membandingkan seluruh beban utang perusahaan terhadap aset atau modalnya.

  • Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang berhubungan dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal.
  • Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan asetnya untuk dikonversikan menjadi keuntungan.

Contoh Sederhana dari Analisis Laporan Keuangan Vertikal

Seperti yang diketahui bahwa analisis vertikal membandingkan pos-pos laporan keuangan pada satu periode tertentu.

Mari ambil contoh analisis likuiditas lancar (current ratio). 

PT ABC memiliki total aset lancar sebesar Rp10.000.000 dan memiliki utang yang harus dilunasi dalam jangka waktu satu tahun sebesar Rp5.000.000 pada tahun 2020.

Maka, pada analisis ini Anda akan membandingkan dua pos laporan keuangan yaitu total aset lancar dan juga utang jangka pendek perusahaan dalam satu periode tertentu.

Melalui rumus rasio likuiditas lancar maka:

= Total aset lancar/utang jangka pendek

= Rp10.000.000/Rp5.000.000 X 100% = 2

Pada current ratio, jika perbandingan angkanya di atas 1, maka perusahaan terbilang aman dan mampu melunasi utang lancar atau jangka pendeknya.

Kesimpulan

Itulah penjelasan singkat mengenai laporan keuangan serta metode analisisnya. Sebenarnya ada banyak jenis metode analisis laporan keuangan yang bisa digunakan.

Namun secara umum, analisis laporan keuangan dibagi menjadi dua metode yaitu analisis vertikal dan juga horizontal. Dimana perbedaan keduanya berada pada objek pembanding dan tujuan analisisnya.

Dari kedua metode tersebut, Anda bisa mengembangkan metode-metode analisis yang lebih komprehensif sesuai dengan kebutuhan analisis perusahaan.