Oleh: Azza Zahar Show
MUSIK tradisional merupakan seni yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi kegenerasi pada suatu masyarakat. Musik tradisional juga menjadi ciri khas bagi setiap daerah dari suatu negara. Karena bukan hanya Indonesia saja yang memiliki budaya yang ada di dalam suatu sukunya. Negara lain juga pasti memiliki ciri khas tersendiri yang diwariskan dan dipertahankan kelestariannya. Biasanya dalam penggunaan musik tradisional dipakai untuk sarana upacara adat budaya, pengiring tarian dan hiburan. Selain fungsi di atas ada juga yang lainnya seperti sarana komunikasi, sarana ekspresi diri bahkan menjadi sarana ekonomi. Dalam area globalisasi ini, musik tradisional tidak terlalu diminati karena dianggap kuno. Hal ini dibantah oleh Purba (2007:2) yang mengatakan musik tradisional tidak berarti, suatu musik dan beragam unsur di dalamnya bersifat kolot, kuno atau ketinggalan zaman. Musik tradisional adalah musik yang bersifat khas dan mencerminkan kebudayaan suatu etnis atau masyarakat. Pada saat ini kebanyakan para remaja lebih memilih musik lebih moderen yang menjadi trend masa kini. Mereka menganggap kuno musik tradisi yang ada di dalam negeri sendiri. Hal ini yang ditakuti, jika musik tradisi tidak dapat diwariskan lagi kepada generasi muda selanjutnya. Tentu ini tidak terlepas dari suatu dampak globalisasi yang tidak adanya batasan antara semua negara. Bukan hanya itu saja kebanyakan dari media local yang ada di dalam negeri lebih banyak menayangkan musik luar. Inilah yang menjadi salah satu dampak, mengapa anak negeri lebih menyukai musik luar. Mereka kebanyakan melihat musik dari luar ketimbang dari negara sendiri. Jika ini terus terjadi, maka siapa yang akan tetap mempertahankan warisan musik tradisi yang sudah ada dari dulu. Ada juga beberapa faktor lain seperti tidak adanya pembaharuan yang terjadi pada musik tradisi, sehingga timbul kebosanan. Wajar saja mengapa musik tradisional mudah tergeser dari diri anak bangsa. Bisa saja dilakukan kombinasi yang lebih baru terhadap musik tradisi atau pun kombinsi yang lainnya. Agar musik tradisi tidak terlalu membosankan pada masyarakat yang mendengar lagu tersebut. Dengan kata lain walaupun ada pembaharuan atau penambahan pada musik tradisi, namun tidak boleh sampai menghilangkan cirikhasnya. Saat ini sudah ada ditemui beberapa musik tradisi yang sudah hampir punah. Karena terus-terusan di aransmen kedalam musik masa kini. Bahkan suda ada akibat dari pengaransmenan ini diungkapkan oleh Peneliti musik dari Amerika, Philip Yampolsky. Dia mengatakan, lagu-lagu dan musik tradisional daerah Sulsel diprediksi segera punah jika terus diarensemen ke musik trend. Ruh musik dan lagu tradisional itu dikhawatirkan hilang setelah diutak-atik dan dicampur dengan unsur modern. Ditakuti kepunahan musik tersebut benar-benar terjadi, hingga anak bangsa tidak mengetahui lagi musik tradisi, akibat dari pengaransmenan. Ada juga cara lain yang dapat dilakukan agar musik tradisi tetap dapat dipertahankan kelestariannya. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan membuat pembelajaran musik tradisi dalam pendidikan seni budaya. Ini dilakukan agar dalam pembelajaran seni budaya terutama pada musiknya akan menambah ilmu pengetahuan bagi peserta didik. Bukan hanya itu saja. Pengharapan untuk menambah rasa cinta peserta didik terhadap budaya lokal. Jika terus menerus dilakukan dalam sarana pendidikan di Indonesia, akan menjadikan pencegahan agar tidak hilangnya ciri khas suku bangsa. Biasanya di Indonesia penerapan pembelajaran budaya sudah diterapkan di sekolah. Ini terbukti dari pembahasan buku seni budaya yang mempelajari musik tradisional. Ada juga bahan pembelajaran di SMA yang mengkaji tentang budaya musik tradisional. Bukan hanya di SMA saja SMP dan bahkan SD juga ada bahan ajar musik nusantara yang terkandung di dalamnya. Karena pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis. Biasanya dalam hal perubahan atau perkembangan pendidikan berjalan sesuai dengan perubahan budaya. Dalam perubahan tingkatan pendidikan memang harus dilakukan secara terus menerus supaya menjadi antispasi masa depan. teori dari UNESCO: “ education is now engaged is preparinment for a tife Society which does not yet exist”. Pendidikan itu sekarang adalah untuk mempersiapkan manusia bagi suatu tipe masyarakat yang masih belum ada. Konsep system pendidikan mungkin saja berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat dan pengalihan nilai-nilai kebudayaan (transfer of culture value). Konsep pendidikan saat ini tidak dapat dilepaskan dari pendidikan. Harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan pendidikan masa lalu,sekarang,dan masa datang. Dari itu, jika pendidikan seni budaya terdapat unsur musik tradisional peserta didik akan mendapatkan pemahaman lebih dalam. Baik dalam macam-macam musik tradisi akan diketahui maupun kebudayaan yang ada di dalamnya. Diharapkan ini dapat menjadi pengaruh besar terhadap peserta didik. Dalam proses pembelajarannya semua tidak berjalan dengan lancar ada juga beberapa kendala yang ditemui. Salah satunya adalah memperkenalkan alat musik tradisional. Karena dalam pengajaran musik tradisi harus memperkenalkan alat musik agar murid lebih paham. Hanya beberapa alat musik tradisi yang ada dibeberapa sekolah. Karena biasanya alat musik yang ada di sekolah seperti pianika, rekorder, bahkan alat musik drum, violin dan sebagainya. Biasanya dalam pengenalan alat musik tradisi guru hanya memperlihatkan bagai mana bentuk suatu gambar alat musik tersebut. Ini akan menjadikan para peserta didik mengetahi bentuk, namun tidak dengan bunyi. Ada juga beberapa guru seni budaya yang tidak paham mengenai permainan alat musik tradisional dari suku yang berbeda darinya. Karena seseorang akan lebih memahami permainan musik yang ada disukunya sendiri. Diharapkan seorang guru dapat memberikan pengemasan yang menarik pada musik tradisional yang diketahuinya. Ini akan menjadi daya tarik untuk peserta didik dalam mempelajarinya. Peserta didik pun diajarkan dari pendidikannya dapat menyukai dan mencintai musik tradisi yang ada di dalam negeri sendiri.
Alat Musik Tradisional – Sepuluh tahun silam, sekitar 5.000 orang lebih dari berbagai etnis dan kewarganegaraan berkumpul di sebuah monumen di ibukota Amerika Serikat, Washington DC. Ribuan orang tersebut datang untuk bermain angklung, alat musik tradisional kebangaan masyarakat Jawa Barat. Dengan jumlah partisipan yang sangat banyak, kegiatan tersebut berhasil memecahkan rekor Guiness Book World Record. Namun, lebih dari itu, pencapaian yang sesungguhnya ialah keberhasilan dari masyarakat Indonesia untuk mempromosikan budaya khas nusantara ke kancah internasional. Angklung hanya salah satu dari beberapa alat musik tradisional lainnya yang berhasil mencuri perhatian dunia. Alat musik kebangaan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), sasando juga cukup rutin ditampilkan dalam panggung-panggung kesenian di Eropa. Gamelan Jawa juga sama, alat musik ini bukan hanya ditampilkan di atas panggung namun juga dibawa masuk ke dalam kelas-kelas sebagai mata pelajaran di beberapa perguruan tinggi di Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru. Melihat pencapaian tersebut tentunya bangga bukan? Masih ada lebih banyak lagi alat musik tradisional yang sebenarnya memiliki keunikan dan tentunya tidak kalah bernilai budaya tinggi. Ironisnya, mungkin banyak alat musik tradisional yang tidak diketahui oleh masyarakat saat ini ketimbang beragam model baru alat musik modern. Karena itu, penting untuk memahami apa itu alat musik tradisional, bagaimana fungsi dan jenis-jenisnya serta mana saja alat musik yang terancam hilang di masa depan. [algolia_carousel] Tifa – Alat musik asal papuaPengertian alat musik tradisional perlu berangkat dari pemahaman yang jelas tentang definisi alat musik dan kata tradisional itu sendiri. Dalam banyak sumber, istilah alat musik sering kali bermakna luas bukan hanya beragam alat yang dipakai dalam orkestra atau oleh band. Alat musik ialah segala benda yang bisa digunakan untuk menciptakan nada dan irama, tentunya agar nada dan irama terdengar indah maka alat musik dibuat dengan pengaturan-pengaturan tertentu. Tujuan dalam menciptakan suara yang harmonis inilah yang membedakan antara benda yang dikategorikan sebagai alat musik dengan benda bukan alat musik. Contohnya, dinding kayu yang dipukul secara acak akan menghasilkan suara. Meski begitu, karena suara yang dihasilkan tidak beraturan, maka tidak dapat dikategorikan sebagai musik. Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tradisional merujuk pada hal-hal yang berkaitan erat dengan tradisi dan budaya. Ini juga menandakan, tradisional merupakan sesuatu yang sudah ada sejak lama dan masih dipertahankan hingga saat ini. Contohnya, batik merepresentasikan karya seni tradisional karena sudah ada sejak lama dan diwariskan turun-temurun hingga saat ini. Sehingga, yang dimaksud dengan alat musik tradisional merupakan jenis alat musik yang merupakan objek tradisi yang telah ada sejak periode-periode leluhur dan masih eksis hingga saat ini sebagai sebuah warisan budaya. Keberadaan alat musik tradisional selalu identik dengan kelompok suku atau kebudayaan masyarakat tertentu. Seperti pada masyarakat suku Sunda yang memiliki beragam alat musik tradisional, salah satunya yang masih eksis hingga saat ini adalah angklung. Atau masyarakat dari suku Minahasa di Sulawesi Utara yang masih menjaga eksistensi kolintang sebagai warisan budaya leluhur mereka. Mengingat kondisi masyarakat Indonesia yang sangat beragam, tidak heran jika ada banyak sekali alat musik tradisional yang berbeda-beda dari ujung barat hingga timur. Keanekaragaman jenis ini bukan hanya dari aspek perbedaan bentuknya semata, namun juga berbeda cara memainkan dan fungsinya. Perbedaan setiap alat musik tradisional tersebut juga dapat dilihat dari penggunaan bahan utamanya yang berbeda-beda pula. Masyarakat di daerah Jawa Barat cenderung memiliki alat musik tradisional yang terbuat dari bahan utama bambu. Beberapa bahan alat musik diambil dari sumber daya yang tersedia di sekitar mereka. Pada masyarakat NTT menggunakan daun lontar untuk membuat sasando, alat musik tifa di Papua yang bagian membrannya terbuat dari kulit binatang, juga masyarakat suku Minangkabau yang membuat alat musik Pupuik Tanduak dari tanduk kerbau. Dengan beragamnya alat musik tradisional, Grameds dapat mempelajarinya melalui buku Ensiklopedia Negeriku: Alat Musik Tradisional oleh Dian Kristiani yang menyediakan berbagai pengetahuan mengenai alat musik tradisional dari berbagai penjuru nusantara. Sebagai bagian penting budaya dari sebuah komunitas masyarakat, alat musik memainkan peran penting dalam sejumlah aspek kehidupan. Meski begitu, beberapa fungsi alat musik tradisional bisa jadi sudah mulai berubah seiring perubahan gaya hidup masyarakat dan penetrasi teknologi. Berikut merupakan enam fungsi alat musik tradisional. 1. Sarana KomunikasiPada masyarakat tradisional Indonesia, beberapa alat musik dimainkan sebagai media untuk berkomunikasi secara massal. Bunyi yang dihasilkan dari alat musik memberikan pertanda khusus yang oleh masyarakat pendengarnya dapat dipahami sebagai sebuah pesan atau isyarat tertentu. Khususnya di lingkungan masyarakat pedesaan, fungsi ini tampaknya masih relevan di era sekarang. Contohnya saat waktu sore hari bedug dibunyikan dengan ritme tertentu untuk memberikan tanda waktu shalat maghrib telah tiba. Begitu juga saat warga memukul kentongan dengan irama yang keras, menandakan sedang ada bencana atau pengumuman penting. 2. Sarana HiburanKemampuan alat musik tradisional untuk menghasilkan bunyi yang harmonis akan memberikan kenyamanan bagi pendengarnya. Dalam konteks masyarakat tradisional maupun modern, musik sering kali jadi pilihan hiburan untuk menghilangkan penat. Dalam sejumlah penelitian, bermain alat musik dapat melatih fokus dan kerja otak sehingga dapat merangsang kemampuan kognitif seseorang. Selain itu, sebagai sarana hiburan alat musik tradisional bukan hanya dimainkan sebagai instrumen tunggal. Biasanya alat musik dipakai untuk mengiringi tarian, pesta atau acara tertentu yang merupakan sumber hiburan bagi masyarakat. 3. Sarana BerekspresiFungsi ini terutama dilakukan oleh para seniman untuk mengaktualisasikan diri dan gagasan mereka lewat permainan alat musik yang mereka mainkan. Bagi seniman, kemampuan untuk menyampaikan pesan lewat karya seni terutama permainan alat musik adalah tujuan yang paling penting. Seniman mampu mengekspresikan gagasannya tentang asmara, keluarga, ketuhanan, kesakitan dan pesan moral lainnya lewat karya seni musik. Terlebih pada alat musik tradisional juga sangat lekat dengan hal-hal yang sifatnya tidak nampak namun diyakini keberadaannya. 4. Sarana Pengiring PertunjukanIni adalah fungsi paling umum dari alat musik tradisional. Umumnya tari-tari tradisional atau seni pertunjukan peran (lakon) yang ada di Indonesia pasti memiliki pengiring musik yang tentunya menggunakan instrumen alat musik tradisional. Kehadiran alat musik dalam panggung pertunjukan memberi tambahan daya tarik. Pesan yang ingin disampaikan dalam setiap gerakan tarian atau adegan dalam pertunjukan peran, bisa tersampaikan dengan baik kepada penonton juga berkat bantuan musik. Karena itu, tidak berlebihan jika menyebut permainan alat musik menjadi bumbu pelengkap dalam penampilan seni. Seperti contohnya, dalam pertunjukan wayang terdapat berbagai unsur yang saling mendukung seperti peran dhalang, wayang, dan gamelan untuk menyampaikan sebuah pesan yang ingin disampaikan. Grameds dapat mempelajari hal tersebut pada buku Dhalang, Wayang dan Gamelan. [algolia_carousel page=2] 5. Sarana Upacara Adat dan BudayaDalam konteks budaya masyarakat tertentu, bunyi-bunyian yang dihasilkan dari alat musik diyakini mampu memberikan energi khusus yang sifatnya immaterial dan mistis. Karena itu, alat musik juga sering kali difungsikan sebagai pelengkap dalam rangkaian ritual kebudayaan. Seperti pada gong luwang dalam instrumen gamelan Bali yang dianggap sakral dan umumnya dimainkan hanya dalam acara adat tertentu. Bukan hanya itu, beberapa fungsi lain dari alat musik tradisional dalam kaitannya dengan aktivitas budaya bisa juga sebagai pengiring dalam acara pernikahan, pesta rakyat dan kenegaraan atau juga festival budaya di era modern seperti sekarang. Contohnya pada instrumen gamelan yang biasanya dimainkan dalam beberapa acara pemerintahan di Keraton Yogyakarta. 6. Sarana EkonomiAlat musik juga memberikan dampak yang signifikan bagi beberapa kelompok masyarakat dalam hal pendapatan ekonomi. Menjadi pegiat alat musik tradisional bukan hanya dipandang sebagai aksi heroik untuk melestarikan kebudayaan, melainkan sekaligus menjadi ladang mata pencaharian lewat pentas-pentas seni. Terlebih di tengah gempuran beragam alat musik modern, memiliki kemampuan pada alat musik tradisional merupakan keunikan yang tidak banyak dimiliki orang lain. Contohnya Jacob Hendrich, seorang pemain sasando dari NTT yang berulang kali diundang pemerintah Belanda untuk tampil dalam acara kenegaraan. Atau juga Djitron yang pertama kali tampil di acara Asia’s Got Talent dengan sasandonya pada tahun 2015. Berkat ketenarannya, ia juga sering terbang ke luar negeri untuk menghadiri undangan untuk bermain sasando. Macam-macam Alat Musik Tradisional dan DaerahnyaGambar Angklung – Alat musik asal Jawa BaratBerikut ini adalah daftar alat musik tradisional setiap daerah di Indonesia : 1. Aceh : Serune Kalee, Rifai atau Rapai, Bangsi Alas, Arbab, Geundrang, Tambo, Taktok Trieng, Berenguh, Canang, dan Celempong 2. Sumatera Utara : Oloan, Ihutan, Panggora, Doal, Hesek, Garantung, Gordang, Taganing, Odap, Sarune Bolon, Sarune Bulu, Sulim, Ole-Ole 3. Sumatera Barat : Saluang, Bansi, Talempong, Rabab, Gandang Tabuik, Tambua, Serunai atau Puput Serunai 4 Riau : Gambus 5 Kepulauan Riau : Gendang Panjang 6 Jambi : Akordeon 7 Sumatera : Selatan Akordeon 8 Bangka Belitung : Gendang Melayu 9 Bengkulu Dol dan : Genderang Perang 10 Lampung : Bende 11 DKI Jakarta : Tehyan dan Tanjidor 12 Jawa Barat : Angklung, Gamelan, Kecapi, dan Calung 13 Banten : Gendang Dogdog 14 Jawa Tengah : Gamelan dan Siter 15 DI Yogyakarta : Gamelan 16 Jawa Timur : Gamelan dan Terompet Reog 17 Bali Gengceng, : Gamelan, Bumbang 18 Nusa Tenggara Barat : Genggong, Rebana Burdah, Gambus, Mandolin, Preret, Barong Tengkok 19 Nusa Tenggara Timur : Sasando, Suling, Gambus, Heo, Prere, Sowito, Thobo, Mendut, Reba, Kerontang 20 Kalimantan Utara : Babun, Gambang, Rebab 21 Kalimantan Barat : Tuma 22 Kalimantan Tengah : Japen dan Garantung 23 Kalimantan Selatan : Panting 24 Kalimantan Timur Sampe 25 Sulawesi Utara : Kulintang 26 Sulawesi Barat : Kecapi Mandar, Sattung, Pompang, Poponda 27 Sulawesi Tengah : Ganda 28 Sulawesi Tenggara : Ladolado 29 Sulawesi Selatan : Keso-Keso, Alosu, Lembong, Popondoli 30 Gorontalo Ganda 31 Maluku : Nafiri 32 Maluku : Utara Fu 33 Papua : Barat Guoto 34 Papua : Tifa Berbagai alat musik tersebut digunakan untuk membuat alunan lagu di daerahnya masing-masing, Grameds dapat mempelajari berbagai lagu wajib nasional serta daerah yang ada di Indonesia tersebut melalui buku Kumpulan Lagu Wajib, Nasional, Tradisional Dan Anak Terpopuler + Cd. Jenis Alat Musik Tradisional(Sumber: Pixabay/JamesDeMers) Ada banyak sekali jenis alat musik tradisional. Secara umum, alat musik termasuk pula jenis tradisional dapat dibedakan berdasarkan beberapa kategori. Jenis alat musik tradisional berdasarkan sumber bunyinya serta perbedaan berdasarkan cara memainkannya. 1. Alat Musik Tradisional Berdasarkan Sumber BunyiBerdasarkan sumber bunyinya, alat musik tradisional terbagi atas lima jenis, di antaranya sebagai berikut. a. IdiofonSumber suara dari alat musik jenis ini dihasilkan dari bagian badan atau bagian utama dari alat musik. Karena itu, kebanyakan alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul atau digoyangkan. Contohnya kolintang dari Sulawesi Utara dan angklung dari Jawa Barat. b. AerofonSumber suara dari alat musik jenis ini dihasilkan dari getaran udara yang ditiupkan ke dalam bagian tabung alat musik, dan memainkannya dengan cara ditiup. Contoh jenis ini yaitu seruling yang bisa ditemui di hampir semua suku di Indonesia. c. MembranofonSumber suara dari alat musik jenis ini dihasilkan dari bagian selaput yang menjadi bagian pentingnya, dan biasanya terbuat dari kulit hewan. Contohnya kendang dari suku Jawa dan tifa dari Papua. d. ChordofonSumber suara dari alat musik jenis ini dihasilkan dari tali senar atau dawai yang membentang pada bagian badan alat. Umumnya, jenis ini dimainkan dengan cara dipetik. Contohnya sasando milik masyarakat pulau Rote. 2. Alat Musik Tradisional Berdasarkan Cara MemainkannyaBerdasarkan cara memainkannya, alat musik tradisional terbagi atas lima jenis, di antaranya sebagai berikut. a. DitiupAlat musik tradisional jenis ini biasanya memiliki rongga berbentuk tabung dan terdapat beberapa lubang pada bagian badan untuk mengatur hasilan nadanya. Pemain akan meniupkan udara untuk menghasilkan suara. Contoh jenis ini adalah seruling. b. DigesekAlat musik tradisional jenis ini biasanya memiliki dawai, dan bagian atasnya terdapat semacam tuner pada gitar untuk mengatur nada yang dihasilkan. Memainkannya dengan cara menggesekkan busur dengan senar. Contohnya alat musik arbab dari Aceh dan tarawangsa yang merupakan khas masyarakat sunda. c. DipukulAlat musik tradisional jenis ini biasanya merupakan jenis alat musik membranofon dan idiofon. Memainkannya dengan cara menabuh pada bagian badan alat atau bagian selaput kulit hewan jika jenisnya membranofon. Contohnya talempong yang merupakan alat musik khas suku Minangkabau. d. DipetikAlat musik tradisional jenis ini biasanya memiliki dawai pada bagian badannya, dan dimainkan dengan cara memetik dawai-dawai tersebut. Contohnya siter yang merupakan salah satu bagian dalam instrumen gamelan masyarakat Jawa. e. DisentuhAlat musik tradisional jenis ini biasanya memiliki bagian tuts atau tombol-tombol yang jika disentuh atau ditekan dapat mengatur nada yang dihasilkan. Sangat jarang alat musik tradisional Indonesia yang dimainkan dengan cara ini. Namun dalam beberapa literatur, alat musik akordeon yang berkembang di Sumatera Selatan di abad ke-19 sampai 20-an, termasuk dalam salah satu jejak budaya pada instrumen musik ansambel masyarakat Melayu. Alat Musik Tradisional Indonesia Yang Terancam PunahSeiring perkembangan zaman, beragam alat musik tradisional ini juga terus berkembang. Beberapa mulai beradaptasi dan disesuaikan dengan genre musik yang berkembang saat ini. Terutama dalam aliran musik elektronik, beberapa musisi tidak jarang memasukkan instrumen musik tradisional ke dalam karya musik yang mereka buat. Langkah ini bukan hanya dilihat sebagai pilihan para musisi untuk menciptakan warna baru pada musik, namun juga dalam rangka merawat eksistensi alat musik tradisional. Meski begitu, tidak sedikit juga alat musik tradisional yang mulai kesulitan menghadapi perubahan zaman, beberapa diantaranya mulai ditinggalkan. Kondisi inilah yang banyak dikhawatirkan, pasalnya beberapa alat musik tradisional seperti yang ada di Indonesia mulai menghadapi usia senja dan terancam punah. Jika kekhawatiran tersebut benar-benar terjadi, maka ancaman tergerusnya warisan budaya Indonesia yang sangat kaya ini akan semakin nyata. Hal tersebut bukanlah paranoia semata, pasalnya banyak alat musik tradisional saat ini yang mulai ditinggalkan. Berikut 5 alat musik tradisional Indonesia yang terancam kepunahan. Salah satu buktinya, semakin sedikit orang-orang yang mampu memainkan alat musik tersebut. 1. OliAlat musik khas masyarakat di Sangihe Sulawesi Utara ini dimainkan dengan cara ditiup. Oli terbuat dari bambu dan cara memainkannya sangat mirip dengan seruling. Di masyarakat Sangihe, oli dimainkan dalam upacara adat khusus tahunan sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan. 2. TarawangsaAlat musik ini mirip dengan alat musik cello yang dimainkan dengan cara digesek. Bedanya tarawangsa biasanya hanya memiliki dua hingga tiga dawai. Tarawangsa merupakan alat musik khas masyarakat suku Sunda yang biasanya dimainkan dalam acara pesta hasil panen. Ini sesuai namanya, ta-ra-wangsa yang artinya ‘kisah kehidupan bangsa matahari’. 3. CelempungSatu lagi alat musik khas dari Jawa Barat yang terancam punah, yaitu Celempung. Ini merupakan jenis alat musik khas masyarakat Sunda yang dibuat dari bahan utama bambu dan dimainkan dengan cara dipukul. Biasanya celempung dimainkan dalam panggung hiburan khusus yang dikenal sebagai ‘Celempungan’. 4. SatoAlat musik ini dimainkan dengan cara digesek, hampir mirip dengan biola. Bedanya, sato dibuat dari bagian utama buah maja sebagai bagian badannya. Masyarakat desa Waturaka di dekat Taman Nasional Danau Kelimutu di Flores, NTT sedang berjuang melestarikan alat musik ini. 5. SaluangAlat musik ini merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Minangkabau di wilayah Sumatera Barat. Saluang mirip dengan seruling, dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik saluang kini mulai susah ditemui, bahkan jenis ‘saluang sirompak’ hanya bisa ditemukan di wilayah Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Limapuluh Kota dan yang bisa memainkannya pun hanya beberapa orang saja. Baca juga artikel terkait “Alat Musik Tradisional” berikut ini :
Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.
|