Aldi menggambar dengan bantuan batang daun pisang teknik menggambar yang dipakai aldi adalah

adalah cara memanipulasi bahan atau mengolah bahan dengan alat tertentu untuk membuat suatu karya seni.

2.2.2 Pelepah Pisang sebagai Media Berkarya Dua Dimensi Teknik Kolase

Erman dan Ismiatun 2004:3 menyatakan bahwa pohon pisang mempunyai nama latin Musa paradisiaca ditemukan kurang lebih pada tahun 63- 14 sebelum Masehi. Tanaman pisang memiliki ciri spesifik yang berbeda dari jenis tanaman lainnya. Tanaman ini mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari daun, batang bonggol, batang semu, bunga, dan buah. Pisang merupakan tanaman semak berbatang semu dengan tinggi bervariasi dari 1 sampai dengan 4 meter, tergantung varietasnya. Daunnya lebar dan panjang, batang daun besar, tepi daun tidak mempunyai ikatan kompak mudah robek, batang mempunyai bonggol umbi yang besar dan terdapat banyak mata tunas pada permukaannya Erman dan Ismiatun 2004:4. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008 pelepah adalah “tulang daun yang terbesar tentang daun pisang, daun pepaya, dan sebagainya; bagian pangkal atau bawah daun yang membungkus batang”. Jadi pelepah pisang adalah bagian yang membungkus batang pohon pisang. Sebagian besar orang hanya memanfaatkan buah dan daun pisangnya, tetapi menganggap pelepah pisangnya sebagai sampah tidak berguna. Banyak pelepah pisang yang sudah mengering atau layu dibiarkan saja menempel pada batang pohon pisang atau bahkan dibakar karena dianggap hanya mengotori kebun. Pelepah pisang yang sudah mengering dapat digunakan sebagai media dalam berkarya dua dimensi dengan teknik kolase. Kata kolase berasal dari bahasa Inggris collage dan dalam bahasa Perancis coller yang artinya merekatkan. Seperti yang dijelaskan dalam Sunaryo 2009 bahwa kolase adalah teknik dalam berkarya seni dengan cara merekatkan atau menempelkan serpihan bahan-bahan limbah atau barang bekas. Menurut Susanto 2002:63 kolase adalah salah satu teknik seni dengan cara menempel bahan-bahan selain cat seperti kertas, kaca, logam dan sebagainya pada bidang datar. Jadi kolase adalah salah satu teknik dalam berkarya seni rupa dengan cara merekatkan bahan-bahan selain cat pada bidang datar dengan menggunakan perekat sesuai bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan dalam pembuatan karya dua dimensi teknik kolase ini adalah pelepah pisang. Pelepah pisang digunakan karena banyak terdapat pohon pisang di daerah lokasi penelitian. Alat yang dapat digunakan yaitu gunting kain atau kertas, cutter, lem kertas, dan lem kayu. Karya seni dua dimensi teknik kolase dengan media pelepah pisang dibuat dengan cara menempelkan sobekan-sobekan pelepah pisang pada bidang datar. Pelepah pisang yang dapat digunakan adalah pelepah pisang yang sudah mengering. Mulyono 2007:13 menjelaskan langkah-langkah membuat hiasan atau karya dua dimensi teknik kolase dengan media pelepah pisang, yaitu: 1 merekatkan selembar karton pada triplek dengan menyesuaikan panjang dan lebarnya, 2 membuat pola pada kertas karton dengan pensil, 3 menggunting pelepah pisang sesuai dengan pola, 4 memberi lem pada pelepah pisang yang sudah dibentuk, dan 5 menempelkan pelepah pada kertas karton sesuai dengan pola yang sudah dibuat sampai menjadi sebuah karya seni. Pemanfaatan pelepah pisang sebagai media berkarya tidak juga bebas dari berbagai kendala dalam Sulistyowati 2007 yaitu pelepah pisang mudah robek dan mudah berjamur saat disimpan maupun setelah karya selesai dibuat, namun kendala-kendala tersebut bukan berarti tidak bisa diatasi. Pelepah pisang sebaiknya tidak dijemur di tempat yang terlalu panas, tetapi cukup diangin-anginkan saja di tempat yang teduh. Bila menginginkan pelepah menjadi lebih rata atau halus bisa menggunakan setrika, tetapi dalam menggunakannya tidak boleh terlalu kasar dan penyetrikaan dilakukan dari satu arah saja. Pelepah yang mudah berjamur sebaiknya dijemur atau dikeringkan sampai benar-benar kering. Pelepah pisang disimpan di tempat kering dan tidak lembab. Pelepah pisang yang sudah menjadi lukisan sebaiknya dilapisi dengan silica gel, yaitu butiran-butiran kecil bahan kimia yang mampu menyerap kelembaban atau dengan cara dilapisi lem kayu atau vernis sehingga mengurangi kemungkinan berjamur.

2.3 Pembelajaran Seni Rupa

Aldi menggambar dengan bantuan batang daun pisang teknik menggambar yang dipakai aldi adalah

Jawaban:

Aldi menggambar dengan bantuan batang daun pisang teknik menggambar yang dipakai aldi adalah Teknik Cetak

Jawaban:

Penjelasan:GAMBAR MENCETAK DENGAN PELEPAH PISANG

    MENCETAK

Mencetak adalah salah satu kegiatan dalam seni rupa untuk memperbanyak gambar dengan alat cetak/ acuan/ klise dengan cara menggores atau mencukil pada sekeping papan, gips, logam, atau bahan lainnya.

MACAM-MACAM

Berbagai macam proses mencetak, antara lain:

1.  Cetak Tinggi (alto relief print)

Yakni seni cetak yang mana bagian-bagiannya timbul, apabila diberi tinta dan diletakkan path permukaan kertas (bidang datar) akan meninggalkan bekas yang sesuai dengan bagian yang timbul path cetakan (klise).

Proses cetak tinggi menggunakan klise/ acuan/ alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol atu akan menerima tinta. Jika klise/ alat cetak itu ditempelkan pada kertas kemudian diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas.

Contoh cetak tinggi yang sederhana ialah: stempel, jari, uang logam, potongan pelepah pisang, tutup botol, kulit kacang, buah-buahan, rol tissu dan benang ditempel, cukilan ubi/ wortel, dan sebagainya.

Pembuatan klise untuk cetak tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan guntingan gambar, dan selanjutnya dapat untuk mencetak, contohnya media berupa: guntingan gambar, papan/ karet (linolium)/ ubi, cat poster/ pewarna kue, pensil, kuas atau pencukil, dan kertas gambar.

Cara pembuatan:

a.       Gambar ditempelkan pada papan atau karet atau ubi;

b.       Pola ditoreh/ dicukil dengan pisau/ alat pencukil;

c.       Klise/ alat cetak selesai;

d.       Klise/ alat cetak dioles dengan tinta;

e.       Cetakan ke atas kertas gambar;

f.        Jadilah gambar cetakan.

Adapun contoh lain adalah Cetak Penampang, Daun-daunan, dan Umbi-umbian

*      Bahan dan alat yang diperlukan: kertas, pewarna, pelepah daun, buah, daun-daunan, umbi-umbian, pisau, cutter, silet, alas pewarna, spon/busa, kapas, koran bekas. Proses pengerjaannya:

a)      Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau buah-buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak adalah: pelepah daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak.

b)      Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau silet. Arah potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan permukaan potongan sangat menentukan hasil cetakannya.

c)      Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan, cukup disediakan serbuk pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah dicampur dengan air.Pewarna serbuk, cukup disebarkan pada alas warna yang bentuknya datar dan rata misalnya: kaca, formica, lembaran plastik, piring. Penampang acuan cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan pada serbuk warna yang ditaburkan di alas hingga rata, maka terjadilah warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon, atau pada kapas.

d)      Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan ikutilah petunjuk ini.

1.      Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan pada pewarna yang ada pada alas warna tadi.

2.      Selanjutnya tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut pada kertas yang sudah diletakkan di atas koran.

3.      Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada kertas. Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti yang dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang sama atau yang lain.

4.      Acuan cetak yang sudah kering (tidak mengeluarkan cairan), pengisian warnanya harus dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada spon/busa, atau kapas yang sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama seperti pada pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian pula pengulangan pencetakkannya.

5.      Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan cetak tidak berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya tidak akan memuaskan.