Zat makanan berikut yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh atau homeostatis adalah

Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang terdapat di dalam sel, jaringan, dan cairan tubuh, termasuk darah, urine, dan keringat. Ada banyak jenis elektrolit dengan fungsinya masing-masing. Agar semua organ tubuh dapat berfungsi dengan baik, diperlukan asupan elektrolit yang cukup.

Elektrolit berfungsi untuk mendukung aktivitas sel dan jaringan tubuh, seperti saraf dan otot. Elektrolit juga berperan penting dalam memelihara fungsi jantung dan menjaga kadar cairan tubuh tetap seimbang.

Zat makanan berikut yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh atau homeostatis adalah

Elektrolit bisa diperoleh dari makanan dan minuman, seperti buah, sayuran, minuman elektrolit atau minuman isotonik, infused water, air mineral, atau suplemen tertentu. Selain dari makanan dan minuman, elektrolit juga bisa diberikan secaraparenteralatau lewat pembuluh darah, yaitu melalui infus.

Ada banyak jenis elektrolit dalam tubuh, di antaranya kalium (potasium), magnesium, kalsium, natrium (sodium), dan klorida.

Berbagai Jenis Elektrolit dalam Tubuh dan Manfaatnya

Jumlah elektrolit di dalam tubuh dikendalikan oleh berbagai hormon, terutama hormon yang diproduksi di ginjal dan kelenjar adrenal. Apabila terjadi gangguan keseimbangan elektrolit, baik kelebihan atau kekurangan, fungsi jaringan dan organ tubuh pun akan terganggu.

Berikut ini adalah berbagai jenis elektrolit yang ada di dalam tubuh beserta manfaatnya:

1. Natrium

Natrium dibutuhkan tubuh untuk menjaga keseimbangan elektrolit, mengendalikan cairan dalam tubuh, dan mengatur kontraksi otot serta fungsi saraf. Normalnya, kadar natrium di dalam darah berkisar antara 135–145 milimol/liter (mmol/L).

Masalah kesehatan tertentu bisa menyebabkan tubuh kelebihan atau kekurangan natrium. Kelebihan natrium (hipernatremia) biasanya terjadi akibat dehidrasi berat, misalnya kurang minum air, diet ekstrem, atau diare kronis.

Sementara itu, kekurangan sodium (hiponatremia) bisa disebabkan oleh konsumsi air yang terlalu banyak, gangguan fungsi ginjal atau hati, gagal jantung, atau kelainan pada hormon antidiuretik yang bertugas untuk mengatur jumlah cairan tubuh.

2. Kalium

Elektrolit yang satu ini berfungsi untuk mengatur irama dan pompa jantung, menjaga tekanan darah tetap stabil, mendukung aktivitas listrik saraf, mengatur kontraksi otot dan metabolisme sel, serta menjaga kesehatan tulang dan keseimbangan elektrolit.

Dalam darah, jumlah kalium normal berada di kisaran 3,5–5 milimol/liter (mmol/L). Kekurangan kalium (hipokalemia) dapat disebabkan oleh diare, dehidrasi, dan efek samping obat diuretik.

Sementara itu, kelebihan kalium (hiperkalemia) biasanya disebabkan oleh dehidrasi parah, gagal ginjal, asidosis, atau rendahnya jumlah hormon kortisol dalam tubuh, misalnya karena penyakit Addison.

3. Klorida

Klorida dalam tubuh berfungsi untuk menjaga pH atau tingkat keasaman darah, jumlah cairan tubuh, dan aktivitas saluran pencernaan. Normalnya, kadar klorida dalam tubuh adalah 96–106 mmol/L.

Kekurangan klorida (hipokloremia) dapat terjadi karena gagal ginjal akut, keringat berlebih, gangguan makan, gangguan fungsi kelenjar adrenal, dan fibrosis kistik. Sementara itu, kelebihan klorida (hiperkloremia) terjadi akibat dehidrasi parah, gangguan kelenjar paratiroid, gagal ginjal, atau efek samping cuci darah.

4. Kalsium

Kalsium merupakan mineral dan elektrolit penting yang berperan untukmenstabilkan tekanan darah, mengendalikan kontraksi otot dan aktivitas listrik saraf, menguatkan tulang dan gigi, serta menunjang proses pembekuan darah.

Kelebihan kalsium (hiperkalsemia) dapat disebabkan oleh hiperparatiroidisme, penyakit ginjal, gangguan paru-paru, kanker, atau kelebihan asupan vitamin D dan kalsium.

Sebaliknya, kekurangan kalsium dapat disebabkan oleh gagal ginjal, hipoparatiroidisme, kekurangan vitamin D, pankreatitis, kekurangan albumin, dan kanker prostat.

5. Magnesium

Magnesium berperan penting dalam proses pembentukan sel dan jaringan tubuh, menjaga irama jantung, serta mendukung fungsi saraf dan kontraksi otot. Mencukupi kebutuhan magnesium juga bermanfaat untu memperbaiki kualitas tidur pada penderita insomnia.

Normalnya, kadar magnesium dalam tubuh ialah 1,4–2,6 mg/dL. Kelebihan magnesium (hipermagnesemia) bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti penyakit Addison atau gagal ginjal berat.

Sementara itu, kekurangan magnesium (hipomagnesemia) bisa disebabkan olehgagal jantung, diare kronis, kecanduan alkohol, atau efek samping obat-obatan, misalnya diuretik dan antibiotik.

6. Fosfat

Fosfat berfungsi untuk memperkuat tulang dan gigi, menghasilkan energi, serta mendukung pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Kekurangan fosfat (hipofosfatemia) biasanya disebabkan oleh kelenjar paratiroid yang terlalu aktif, kekurangan vitamin D, luka bakar parah, dan kecanduan alkohol.

Sementara itu, kelebihan fosfat (hiperfosfatemia) biasanya disebabkan oleh cedera parah, kelenjar paratiroid kurang aktif, gagal napas, penyakit ginjal kronis, kadar kalsium rendah, atau efek samping obat-obatan, misalnya kemoterapi dan obat pencahar yang mengandung fosfat.

7. Bikarbonat

Jenis elektrolit ini berfungsi untuk menjaga pH darah tetap normal, menyeimbangkan kadar cairan tubuh, dan mengatur fungsi jantung. Normalnya, kadar bikarbonat dalam tubuh berkisar antara 22–30 mmol/L.

Jumlah bikarbonat dalam darah yang tidak normal dapat disebabkan oleh gangguan pernapasan, gagal ginjal, asidosis dan alkalosis, sertapenyakit metabolik.

Setiap jenis elektrolit di atas memiliki peran penting dalam tubuh. Namun, jumlah elektrolit terkadang bisa terganggu akibat berbagai faktor, seperti dehidrasi atau penyakit tertentu.

Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh bisa saja tidak menimbulkan gejala, terutama bila masih ringan. Namun, pada kondisi yang lebih parah, ketidakseimbangan elektrolit biasanya akan menimbulkan beberapa gejala berikut ini:

  • Mual dan muntah
  • Lemas
  • Tubuh bengkak-bengkak
  • Detak jantung cepat (dada berdebar)
  • Otot kram atau terasa lemah
  • Sakit kepala
  • Kejang
  • Penurunan kesadaran
  • Koma

Agar berbagai organ tubuh dapat berfungsi dengan baik, Anda perlu menjaga kadar setiap jenis elektrolit di dalam tubuh berada dalam batas normal. Untuk mencukupi asupan elektrolit, Anda bisa mengonsumsi makanan bergizi, minum air mineral yang cukup, serta minum minuman elektrolit atau suplemen sesuai kebutuhan.

Jika mengalami gejala kelebihan atau kekurangan elektrolit, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan.

Jakarta -

Darah adalah merupakan ikatan jaringan dalam sistem sirkulasi yang terdiri dari sel-sel dan cairan yang mengalir pada seluruh tubuh.

Cairannya dapat berbentuk lebih kental daripada air dan berbau khas. Sel darah dibentuk di dalam sumsum tulang merah, khususnya pada tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk.

Secara keseluruhan darah manusia berwarna merah. Warna merah pada darah bisa bervariasi, ada yang berwarna merah terang maupun merah tua kebiruan, hak itu bergantung pada kadar oksigen yang dibawa oleh sel darah merahnya. Pigmen khusus yang ada para darah disebut haemoglobin (Hb).

Heri Setiadi dalam buku bertajuk 'Sistem Peredaran Darah' yang diterbitkan SEAMEO Regional Center for QITEP in Science, mengungkapkan bahwa tubuh manusia sehat memiliki tidak kurang dari 5 liter darah, yang selalu mengalir dalam pembuluh darah.

Volume darah yang beredar dalam tubuh diperkirakan mencapai 8% dari total berat badan dan biasanya volume darah pada laki-laki lebih banyak dari wanita.

Fungsi Darah Bagi Tubuh

Darah memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh manusia. Fungsi darah bagi tubuh manusia adalah:

  • Alat pengangkut gas pernapasan (oksigen dan karbondioksida), air, zat makanan (nutrisi), dan hormon. Oksigen dari paru-paru diangkut darah dan didistribusikan ke sel-sel. Kemudian karbondioksida yang dihasilkan oleh sel-sel diangkut ke paru-paru untuk dibuang setiap kali kita menghembuskan nafas. Darah berfungsi mengangkut hormon yang disekresikan berbagai organ ke dalam pembuluh darah untuk disampaikan ke jaringan.
  • Alat imunologi sebagai pertahanan tubuh dari mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, dan lain-lain). Sel darah putih tertentu mampu menghancurkan patogen dengan cara fagositosis. Sel darah putih lainnya memproduksi dan mengeluarkan antibodi.
  • Alat homeostatis untuk mengatur dan menyeimbangkan derajat keasaman (pH) dan komposisi ion cairan interstisial (jaringan). Bagian cair dari darah (plasma), mengandung garam terlarut dan protein. Zat terlarut ini menciptakan tekanan osmotik darah. Dengan cara ini, darah berperan dalam membantu menjaga keseimbangan. Buffer darah (bahan kimia tubuh yang menstabilkan pH darah), mengatur keseimbangan asam-basa tubuh dan tetap pada pH yang relatif konstan yaitu 7,4.
  • Darah juga memiliki fungsi sebagai alat angkut zat sisa metabolisme tubuh menuju alat ekskresi (dikeluarkan melalui paru-paru, urea, dan ginjal). Darah mengangkut produk-produk limbah lain, seperti kelebihan nitrogen yang dibawa ke ginjal untuk dieliminasi. Sebalinya darah mengambil nutrisi dari saluran pencernaan untuk dikirimkan ke sel-sel.
  • Mempertahankan keseimbangan suhu pada tubuh (termoregulasi). Darah membantu mengatur suhu tubuh dengan mengambil panas, sebagian besar dari otot yang aktif, dan dibawa seluruh tubuh. Jika tubuh terlalu hangat, darah diangkut ke pembuluh darah yang melebar di kulit. Panas akan menyebar ke lingkungan, dan tubuh mendingin kembali ke suhu normal.
  • Alat pembantu untuk menghindari kerusakan jaringan, melalui keseimbangan asam dan basa.
  • Berperan dalam proses pembekuan darah untuk mencegah hilangnya cairan yang terjadi akibat luka.

Komponen dan Bagian Penyusun Darah

Dilansir dari e-Modul Biologi Kelas XI yang disusun oleh Siska Hiswari, S.Pd dan Eka Putri, S.Pt, darah terdiri atas dua bagian utama, yaitu plasma darah dan sel darah.

Plasma darah berbentuk cair yang berisi air dan zat, ion, yang terlarut di dalamnya. Sel darah terbagi menjadi 3 jenis, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit/platelet).

Plasma Darah

Plasma darah merupakan cairan yang mengandung 92 persen air, 7 persen protein plasma, 1 persen bahan campuran kompleks organik, anorganik dan gas darah. Protein plasma terdiri atas albumin, globulin, dan fibrinogen. Albumin dan globulin adalah protein penyusun serum. Plasma darah juga mengandung serum lipoprotein yang dapat membentuk enzim, antigen, dan toksin.

Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel darah merah berfungsi untuk mengedarkan oksigen ke seluruh jaringan melalui pengikatan oksigen oleh hemoglobin. Sel darah merah berbentuk seperti cakram, bagian sentralnya (bikonkaf) mirip seperti cekungan yang dibungkus oleh membran sel yang bersifat elastik dan fleksibel. Setiap sel darah putih mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin yang dapat mengikat oksigen.

Sel Darah Putih (Leukosit)

Sel tidak memiliki bentuk sel yang tetap dan tidak berwarna, namun memiliki sebuah inti. Sel darah putih dalam setiap milimeter kubik darah lebih kurang berjumlah 6.000 - 8.000 sel/ml. Tempat pembentukan sel darah putih terjadi pada sumsum merah tulang pipih, limpa, dan kelenjar getah bening. Sel darah putih memiliki masa hidup antara 6-8 hari.

Keping Darah (Trombosit/Platelet)

Keping darah berperan dalam proses pembekuan darah. Keping-keping darah memiliki bentuk yang tidak beraturan seperti pecahan keramik, tidak memiliki warna dan tidak memiliki inti.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai fungsi darah beserta komponen di dalamnya. Semoga detikers bisa lebih paham ya!

Simak Video "Peneliti AS Uji Tes Darah Biopsi Cair untuk Deteksi Kemunculan Kanker"



(pal/pal)