Yang bukan merupakan komponen pengoperasian kopling sistem mekanik adalah

Ilustrasi Pelat Kopling Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan

Kopling merupakan salah satu komponen terpenting dalam kendaraan khususnya mobil. Komponen tersebut sangat vital dalam sistem mesin mobil. Kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga mesin ke transmisi supaya roda belakang bisa bergerak.

Selain itu, fungsi kopling di antaranya untuk memindahkan gigi supaya mobil berjalan dengan halus, mengangkat tenaga mesin saat tanjakan, untuk menghentikan mobil tanpa mematikan mesin, dan untuk menambah performa pengereman saat kondisi darurat.

Dalam hal ini, kita akan membahas mengenai kopling mekanik. Kopling mekanik biasa disebut sebagai kopling pelat tunggal kering karena istilah ini sesuai dengan komponen penyusunnya. Umumnya, komponen kopling tersusun atas pelat kopling, pegas kopling, dan pelat tekan. Pelat tunggal kering merupakan bagian yang menyusun kopling mekanik.

Komponen Kopling Mekanik pada Mobil

Agar lebih jelas, kami akan membeberkan komponen-komponen apa saja yang terdapat pada kopling mekanik. Ini perlu Anda ketahui karena jika sewaktu-waktu kopling pada kendaraan Anda mengalami kendala, Anda paham akan hal itu. Dilansir dari situs resmi Auto2000, inilah komponen pada kopling mekanik.

1. Pedal kopling (clutch pedal)

Ilustrasi kaki menginjak pedal kopling pada mobil manual. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan

Pedal merupakan komponen input yang digunakan untuk mengendalikan kopling. Cara kerjanya sama seperti pengungkit. Di bagian pangkal pedal, terdapat engsel yang terhubung langsung dengan push rod. Push rod inilah yang menghubungkan pedal dengan piston master silinder kopling.

2. Master silinder kopling

Komponen kopling mekanik kedua yaitu master silinder. Fungsinya adalah untuk mengubah tenaga mekanis dari pedal menjadi tekanan hidrolik. Master silinder kopling dilengkapi dengan sebuah piston. Selain itu, master silinder kopling juga masih terhubung dengan sistem pengereman melalui selang minyak rem.

3. Master silinder kopling atas

Master silinder dibagi menjadi dua, yaitu master silinder kopling atas dan master silinder kopling bawah. Master silinder kopling atas terhubung langsung dengan push rod jadi berfungsi untuk menerima tekanan dari pedal kopling. Tekanan itu kemudian diteruskan ke master silinder kopling bawah melalui fluida atau cairan khusus.

4. Master silinder kopling bawah

Master silinder kedua yaitu master silinder kopling bawah. Komponen ini berfungsi untuk menerima tekanan dari master silinder kopling atas. Tekanan itu disalurkan oleh fluida khusus. Dari master silinder kopling bawah, tekanan diteruskan ke release fork atau garpu pembebas yang fungsinya sebagai semacam media pendorong.

Satu lagi komponen kopling mekanik yaitu aktuator silinder. Fungsi dari komponen ini adalah untuk mengubah tekanan hidrolik kembali menjadi tenaga mekanis. Ada dua jenis aktuator silinder yaitu tipe luar dan tipe dalam. Tipe luar terletak di luar rumah kopling. Sedangkan untuk tipe dalam, letaknya ada di dalam rumah kopling.

Ciri khasnya komponen ini tidak memiliki release fork karena gerakan dari aktuator langsung diteruskan ke release bearing. Selain itu, tipe ini juga tidak memiliki adjuster.

Hydrolic clutch pipe merupakan komponen kopling mekanik berbentuk selang yang bertugas mengalirkan tekanan hidrolik. Material ini digunakan karena tingginya tekanan hidrolik yang mengalir di dalam pipa. Meski begitu, biasanya pada bagian ujung pipa akan terdapat perubahan material.

Kebanyakan ujung hydrolic clutch pipe menggunakan material mika. Namun, ada juga yang terbuat dari material besi. Material mika dipilih karena relatif kuat dan ringan.

7. Garpu pembebas (release fork)

Garpu pembebas adalah komponen kopling mekanik yang bertugas untuk mengubah tenaga mekanis dari aktuator silinder supaya bisa diteruskan ke release bearing. Komponen ini bekerja seperti pedal kopling, yaitu prinsip pengungkit. Panjang garpu akan sangat memengaruhi besar tekanan yang dihasilkan.

Garpu pembebas dengan lengan yang panjang umum ditemukan pada kendaraan dengan beban berat seperti truk dan bus. Ini karena lengan garpu yang panjang akan membuat kopling semakin ringan. Sedangkan garpu pembebas yang lebih pendek umum ditemukan pada mobil multi-purpose vehicle (MPV) dan sedan.

Release bearing berfungsi untuk menyalurkan tekanan yang berasal dari garpu pembebas atau aktuator silinder. Dengan begitu, tekanan dapat digunakan untuk menekan pegas diafragma. Bentuknya serupa cincin tebal, sehingga memungkinkan release bearing untuk mampu terhubung dengan garpu pembebas sekaligus pegas diafragma.

9. Tutup kopling (clutch cover)

Komponen kopling mekanik berikutnya yaitu tutup kopling atau clutch cover. Tutup kopling berguna seperti sebuah “rumah” bagi beberapa komponen seperti pegas diafragma serta pelat penekan. Letaknya menyelimuti kampas kopling dan terhubung langsung dengan roda gila (flywheel).

Konfigurasi seperti ini membuat tutup kopling ikut berputar saat roda gila berputar. Pegas diafragma yang ada di dalam tutup kopling bertugas menekan pelat penekan. Ini terjadi saat Anda sedang tidak menginjak pedal kopling. Sebaliknya, saat Anda menginjak pedal kopling, pegas diafragma akan menarik pelat penekan.

10. Pelat penekan (pressure plate)

Pressure plate atau pelat penekan memiliki fungsi untuk menekan clutch plate dan meneruskan tekanan dari friction plate menuju kampas kopling. Dengan begitu, kampas kopling pun akan terhimpit roda gila. Pelat penekan tersebut akan berputar mengikuti putaran gigi primer kopling.

Pressure plate dibuat tebal supaya bisa menahan tekanan tanpa terjadi keausan. Letaknya berdekatan dengan tutup kopling dan kampas kopling. Sama seperti tutup kopling, pelat penekan juga akan ikut bergerak saat roda gila bergerak.

Pelat kopling merupakan sebuah komponen yang berfungsi untuk menerima putaran mesin agar dapat diteruskan ke transmisi. Pelat kopling yang optimal harus mampu meneruskan putaran mesin dengan halus.

Maka dari itu, pelat kopling terbuat dari material yang kuat seperti baja dan kemudian dilapisi dengan bantalan kampas. Pada saat kopling digunakan, maka komponen ini pun akan terhimpit pelat penekan dan roda gila. Sedangkan saat kopling tidak digunakan, komponen ini akan terlepas dari pelat penekan dan roda gila.