Wilayah dikepulauan Indonesia yang paling banyak ditemukan fosil purbakala adalah pulau

LIHAT SEMUA: Wilayah di kepulauan indonesia yang paling banyak ditemukan fosil purbakala adalah pulau

Sebutkan 3 program bantuan pasca PD2 yang disalurkan oleh Uni Soviet dan sebutkan negara penerimanya​

jelaskan menurut pendapat anda tentang pemberontakan PKI 1965. sebanyak 2 lembar kertastolong bntu ya kmau kmpul sekarang ​

buatlah rumus abc dari x²+2+1​ ?

peristiwa apa saja yang terjadi pada tahun 1945-1998​

Sebuah batang homogen bermassa m ditopang pada titik 0 dan diikat diujung B. Panjang batang AB = 4 m. Jika untuk membuat batang AB mendatar dibutuhkan … beban 200 N maka tentukan massa batang m?​

Bagaimana ulama pembagian najis ditinjau dari tingkatan atau najisnya ​

ringkasan riwayat Nabi Muhammad saw​

Coba sebutkan peristiwa penting apa yang mesti diingat pada masa sebelum atau sesudah kelahiran Pancasila? (50-100 kata)

Jelaskan secara terperinci apa peristiwanya dimanakah peristiwa itu terjadi kapan peristiwa itu terjadi siapa saja yg trlerlibat dalam peristiwa itu t … erjadi tuliskan sumber sejarah yg dapat menjelaskan tentang berbagai peristiwa penting tersebut

Jelaskan apa peristiwanya

Wilayah dikepulauan Indonesia yang paling banyak ditemukan fosil purbakala adalah pulau

Wilayah dikepulauan Indonesia yang paling banyak ditemukan fosil purbakala adalah pulau
Lihat Foto

flickr

Museum Sangiran

KOMPAS.com - Para ahli sejarah meyakini bahwa Indonesia merupakan salah satu tempat ditemukannya fosil manusia purba tertua di Indonesia.

Beberapa lokasi penemuan situs purbakala pun tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Salah satu contohnya adalah Sangiran, situs terpenting bagi para peneliti kehidupan manusia prasejarah.

Situs Sangiran menyimpan kekayaan fosil-fosil purbakala, mulai dari fosil manusia purba, binatang-binatang purba, hingga hasil kebudayaan manusia praaksara.

Selain sangiran, di mana saja lokasi penemuan fosil manusia purba?

Berikut ini merupakan situs-situs penemuan manusia purba di Indonesia.

Baca juga: Peralatan Manusia Purba dan Fungsinya

Sangiran

Sangiran terletak di kaki Gunung Lawu, sekitar 15 km dari lembah Sungai Bengawan Solo.

Para peneliti bahkan menganggap Sangiran sebagai pusat peradaban besar, penting, dan lengkap manusia purba di dunia.

Sangiran menjadi salah satu situs yang memberikan petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun lalu.

Pada 1864, P.E.C. Schemulling mengawali penyelidikan purbakala di Sangiran dengan meneliti fosil vertebrata.

Eugene Dubois kemudian juga mendatangi tempat ini pada 1895, tetapi tidak melanjutkan penelitiannya karena tidak menemukan apa-apa.

Setelah sekian lama, von Koenigswald berhasil menemukan berbagai peralatan manusia purba dengan berbekal peta geologi yang dibuat oleh L.J.C van Es pada 1932.

Koenigswald menemukan seribu peralatan sederhana dari batuan kalsedon yang dapat digunakan untuk memotong, menyerut, dan melancipi tombak kayu.

Pada 1936, penduduk setempat menyerahkan fosil rahang kanan manusia purba kepada Koenigswald.

Inilah temuan pertama fosil manusia purba, yang kemudian diberi kode S1 (Sangiran 1).
Sejak saat itu hingga 1941, Koenigswald menemukan fosil manusia purba Homo erectus.

Dari situlah situs Sangiran menjadi sangat terkenal dan ditetapkan sebagai Warisan Dunia pada 1996.

Lebih menarik lagi, lapisan batuan Sangiran memperlihatkan proses evolusi lingkungan yang sangat panjang.

Mulai dari formasi Kalibeng dari akhir Pliosen, berlanjut formasi Pucangan dari Pleistosen Bawah, formasi Kabuh dari Pleistosen Tengah, formasi Notopuro dari Pleistosen Atas, hingga endapan-endapan teras Resen.

Baca juga: Corak Kehidupan Manusia Zaman Prasejarah

Trinil

Selain Sangiran, situs purba di sekitar Bengawan Solo adalah Trinil, di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Trinil menjadi hunian kehidupan purba, tepatnya pada masa Pleistosen Tengah.

Penelitian manusia purba di Trinil pertama kali dilakukan oleh Eugene Dubois pada 1890, sebelum penelitian von Koenigswald di Sangiran.

Eugene Dubois menemukan tulang rahang, dan kemudian menemukan gigi geraham, bagian atas tengkorak, serta tulang paha kiri pada penggalian berikutnya.

Setelah melakukan rekonstruksi pada hasil temuannya, Eugene Dubois memberi nama penemuannya Pithecathropus erectus.

Penemuan fosil manusia purba pertama pada 1890 ini kemudian mendorong beberapa penelitian lain.

Seperti penemuan Lenore Selenka pada 1907-1908 yang berhasil menemukan fosil-fosil hewan dan tumbuhan yang dapat digunakan untuk menggambarkan lingkungan hidup Pithecanthropus erectus.

Baca juga: Pembabakan Masa Prasejarah Berdasarkan Geologi

Wajak

Nama daerah Wajak di Tulungagung mulai mengemuka pada 1889, saat B.D. Reitschoten menemukan sebuah fosil tengkorak.

Fosil ini kemudian diserahkan kepada Eugene Dubois, yang menganggap temuan tersebut sebagai missing link asal usul manusia.

Dubois akhirnya tinggal selama lima tahun di Wajak dan berhasil menemukan sisa fosil reptil, mamalia, serta fosil tengkorak manusia.

Hasil temuan Dubois tersebut kemudian dinamakan Homo Wajakensis.

Flores

Flores merupakan salah satu pulau di gugusan Kepulauan Nusa Tenggara.

Penelitian di daerah ini dimulai pada 2003, oleh peneliti dari Indonesia dan Australia.

Tim Indonesia dipimpin oleh Raden Pandji Soejono dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan tim Australia dipimpin oleh Mike Morwood dari Universitas New England.

Pada penggalian di Gua Liang Bua, Flores, mereka menemukan fosil manusia kerdil yang diberi nama Homo floresiensis.

Referensi:

  • Pujiani, Sri. (2019). Zaman Prasejarah. Singkawang: Maraga Borneo Tarigas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Wilayah dikepulauan Indonesia yang paling banyak ditemukan fosil purbakala adalah pulau

Wilayah dikepulauan Indonesia yang paling banyak ditemukan fosil purbakala adalah pulau
Lihat Foto

Mahandis Y. Thamrin/NGI

Fosil yang memperlihatkan gigi-geligi rahang atas dari Stegodon yang ditemukan di Desa Grogolan Wetan, Kabupaten Sragen. Kawasan tersebut merupakan bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO, Sangiran. Gajah purba ini diduga hidup 800 ribu tahun silam.

KOMPAS.com - Dalam melacak kehidupan manusia purba, Indonesia memegang peranan penting.

Sebanyak 60 persen fosil manusia purba ditemukan di Indonesia. Nah, di Indonesia, fosil manusia purba banyak ditemukan di daerah Sangiran, Jawa Tengah.

Sangiran bahkan dinobatkan sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO.

Seperti apa sih peran Sangiran dalam penemuan manusia purba? Simak penjelasannya seperti dilansir dari UNESCO!

Awal penemuan situs Sangiran

Situs Sangiran berlokasi sekitar 15 kilometer ke utara Solo, Jawa Tengah, tepatnya di Sragen. Luas situs ini sekitar 5.600 hektar.

Baca juga: Museum Purbakala Sangiran, Tempat Belajar Evolusi Manusia

Nama Sangiran mendunia setelah penemuan fosil manusia purba dan beberapa artefak zaman prasejarah di tahun 1930-an.

Pada 1936-1941, GHR Von Koenigswald dan F Weidenreich melakukan penyelidikan di sepanjang Sungai Bengawan Solo dan berhasil menemukan fosil tengkorak manusia yang disebut Meganthropus Palaeojavanicus.

Dari penemuan itu disimpulkan bahwa manusia tertua bukan Pithecanthropus erectus yang ditemukan pada 1890 di Trinil, melainkan Meganthropus palaeojavanicus.

Sejak saat itu, ekskavasi dilakukan untuk mencari peninggalan launnya. Sekitar 50 fosil Meganthropus palaeojavanicus dan Pithecantropus erectus/Homo erectus berhasil digali dari sini.

Lebih dari separuh fosil manusia purba hominidae ditemukan di Sangiran. Diperkirakan, manusia purba yang hidup 1,5 juta tahun lalu bermukim di Sangiran.

Pentingnya situs Sangiran

Penemuan di situs Sangiran memperjelas pembabakan geologis. Manusia purba diperkirakan hidup di Kala Pleistosen

Era pleistosen dibagi lagi menjadi tiga yakni Pleistosen awal (lapisan bawah), Pleistosen tengah, dan Pleistosen akhir (lapisan atas).

Baca juga: Manusia Purba di Indonesia: Jenis dan Ciri-cirinya

Berkat Sangiran, terungkap era lapisan atas hingga akhir lapisan tengah. Sangiran menunjukkan manusia, hewan, dan evolusi yang berlangsung sejak 2,4 juta tahun terakhir.

Kemudian lapisan bawah yang berlangsung pada 1,2 juta tahun yang lalu juga menunjukkan bagaimana manusia berevolusi.

Lebih dari 100 individu Homo erectus ditemukan. Mereka diperkirakan hidup 1,5 juta tahun lalu.

Evolusi berlangsung dari 1,5 juta hingga 400.000 tahun lalu.

Selain itu, ditemukan pula banyak batuan yang menjadi alat hidup manusia purba.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.