Tuliskan dan jelaskan 6 upacara adat yg ada di Indonesia

KOMPAS.com - Upacara adat merupakan kekayaan budaya di Indonesia.

Upacara adat merupakan warisan turun temurun yang diadakan sesuai kepercayaan masyarakat setempat.

Setiap upacara adat memiliki tujuan yang berbeda-beda, ada upacara yang diadakan untuk pernikahan, kelahiran, maupun kematian.

Berikut ini sejumlah upacara adat dan tujuanya di Indonesia.

Upacara Adat di Indonesia dan Tujuannya

1. Upacara Adat Peusijuek di Aceh

Tuliskan dan jelaskan 6 upacara adat yg ada di Indonesia

Tuliskan dan jelaskan 6 upacara adat yg ada di Indonesia
Lihat Foto

HUMAS UNIMAL

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dianugerahi sebagai warga kehormatan Aceh dalam sebuah prosesi peusijuek (tepungtawari) di kediaman Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Dr Herman Fithra di Lhokseumawe, Sabtu (9/4/2022) malam.

Upacara Adat Peusijuek merupakan upacara adat di Aceh, sebagai bentuk syukur terhadap keselamatan dan kesuksesan dalam meraih sesuatu.

Upacara dilakukan saat harapan yang diinginkan tercapai, seperti mempunyai sawah, mempunyai kendaraan, memperolah jabatan baru, naik haji, dan sebagainya.

Upacara dipimpin tokoh agama dengan doa-doa keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Upacara Adat Ngebabali di Lampung

Upacara Adat Ngebabali berasal dari Lampung, khususnya Lampung Barat.

Upacara Adat Ngababali memiliki tujuan untuk melindungi hutan di masyarakat Lampung Barat.

Baca juga: Ngarot, Tradisi Sambut Musim Tanam dan Mencari Jodoh

Upacara dilakukan saat membuka huma atau perladangan baru yang dibersihkan untuk ditanami. 

Selain itu, upacara dilakukan untuk mendirikan rumah dan kediaman yang baru, atau juga untuk membersihkan rumah angker yang memiliki aura gaib jahat.

3. Upacara Adat Yadnya Kasada Suku Tengger

Tuliskan dan jelaskan 6 upacara adat yg ada di Indonesia

Tuliskan dan jelaskan 6 upacara adat yg ada di Indonesia
Lihat Foto

Shutterstock/Piotr Kloska

Masyarakat Suku Tengger menggelar sesaji dalam puncak Upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo.

Upacara adat yadnya kasada dilakukan oleh suku Tengger (Jawa Timur), terutama masyakarakat yang memeluk agama Hindu.

Upacara sebagai wujud syukur dan bhakti kepada Sang Hyang Widhi serta para leluhur.

Rangkaian doa yang dilantunkan untuk meminta keberkahan, kemakmuran, dan keselamatan untuk dijauhkan dari malapetaka.

Baca juga: Upacara Yadnya Kasada Suku Tengger: Sejarah, Tujuan, dan Pelaksanaan Ritual

Pada puncak upacara adat yadnya kasada, pada tengah malam, suku Tenger akan beramai-ramai menuju Gunung Bromo untuk mengantarkan sesajen.

Sesajen tersebut berupa hasil ternak dan pertanian untuk dilarung ke kawah sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan oleh para leluhur.

4. Upacara Adat Ngaben di Bali

Tuliskan dan jelaskan 6 upacara adat yg ada di Indonesia

Tuliskan dan jelaskan 6 upacara adat yg ada di Indonesia
Lihat Foto

Shutterstock/Doni Wirawan

Upacara Adat Ngaben di Bali

Upacara adat ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah umat Hindu di Bali.

Ritual ini dilakukan untuk mengembalikan roh ke leluhur ke tempat asalnya.

Tujuan upacara ngaben adalah mempercepat ragha sarira agar dapat dikembalikan ke asalnya, yaitu panca maha buthadi alam ini dan bagi atma dapat cepat menuju alam pitra.

Prosesi ngaben dilakukan antara tiga sampai tujuh hari setelah jenazah meninggal, namun ada juga yang dilakukan sebulan setelah jenazah meninggal. 

Setelah proses kremasi, abu jenazah dihanyutkan ke laut atau sungai.

5. Upacara Adat Makikuwa di Sulawesi Utara

Upacara Adat Makikuwa dilaksanakan oleh masyarakat suku Minahasa, Manado, Sulawesi Utara.

Baca juga: 7 Upacara Adat di Bali, dari Ngaben hingga Galungan

Upacara adat ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas pemeliharaan sepanjang tahun oleh Tuhan Yang Maha Esa.

6. Upacara Adat Dahau di Kalimantan Timur

Upacara Adat Dahau adalah upacara pemberian nama anak di Kalimantan Timur.

Biasanya, upacara ini digelar oleh keluarga bangsawan atau keluarga mampu yang terpandang di tempat tinggalnya.

Banyak ritual yang dilakukan pada upacara ini, sehingga upacara berlangsung selama satu bulan.

Upacara adat Dahau merupakan upacara adat yang sering dilakukan suku Dayak, Kalimantan Timur.

7. Tradisi Bakar Batu di Papua

Tuliskan dan jelaskan 6 upacara adat yg ada di Indonesia

Tuliskan dan jelaskan 6 upacara adat yg ada di Indonesia
Lihat Foto

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG

Warga bersama-sama mengangkat batu untuk mengambil makanan yang dimasak dengan bakar batu di Lapangan Trikora, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (15/9/2016). Tradisi bakar batu merupakan salah satu tradisi terpenting di Papua yang berfungsi sebagai tanda rasa syukur, menyambut tamu, atau acara perdamaian setelah perang antar suku.

Tradisi Bakar Batu di Papua adalah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga sebagai simbol solidaritas yang kuat.

Ritual tradisi bakal batu adalah memasak bersama yang bertujuan untuk mewujudkan rasa syukur kepada sang pemberi kehidupan. Prosesi memasaknya menggunakan bara batu.

Umumnya, bahan yang dimasak adalah daging babi, namun sekarang di sejumlah tempat juga menyediakan daging ayam untuk yang tidak bisa makan babi.

Baca juga: Apa Itu Tradisi Bakar Batu di Papua?

Tradisi bakar batu juga sebagai alat silaturahmi dengan keluarga dan kerabat, menyambut kabar gembira, mengumpulkan prajurit untuk berperang serta pesta setelah berperang, serta perdamaian dengan kelompok yang berperang.

Tradisi bakar batu juga kerap dilakukan untuk menghimpun orang dalam proses pembukaan lahan, kelahiran, kematian, berburu, perkawinan, membangun rumah, dan sebagainya terutama bersifat memobilisasi massa dalam jumlah besar.

Ritual bakar batu juga sebagai simbol kesederhanaan masyarakat Papua.

Bagi komunitas muslim di Papua, dalam menyambut ramadhan mereka juga melakukan tradisi bakar batu. Namun, media yang dimasak adalah ayam.

Sumber:

jdihn.go.id, probolinggokab.go.id, rapafm.pakpakbharatkab.go.id, www.indonesia.go.id, dan kids.grid.id.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Pesona keindahan alam di Pulau Bali memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Sepanjang pulau kita dapat menikmati keindahan alam yang terbentang, mulai dari gunung, pantai bahkan danau. Namun, ada hal unik yang membuat Bali menjadi lebih istimewa, yaitu pelestarian budaya yang sangat terasa pada sendi kehidupan masyarakatnya. Berkunjung ke Bali terasa lebih spesial jika kita berhasil mendapatkan momen seru dengan menyaksikan upacara adat di Bali. Umumnya upacara adat tersebut dapat disaksikan oleh wisatawan untuk sekadar menyaksikan atau mendokumentasikannya.

Berikut antara lain tujuh upacara adat di Pulau Bali yang memiliki keunikan tersendiri:

1.    Upacara Ngaben

Upacara ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah di Bali yang dipercaya oleh masyarakat Hindu Bali sebagai ritual untuk menyempurnakan jenazah kembali ke Sang Pencipta. Upacara Ngaben terbagi menjadi tiga jenis yaitu: Ngaben sawa Wedana, Ngaben Asti Wedana, dan Swasta. Upacara Ngaben Sawa Wedana dilakukan setelah jenazah diawetkan sebelum waktu ritual pembakaran berlangsung. Sementara itu, Ngaben Asti Wedana dilakukan setelah jenazah dikubur terlebih dahulu. Terakhir, upacara Swasta dilakukan bagi penduduk Bali yang meninggal di luar daerah atau yang jasadnya tidak ditemukan.

 Mengingat banyaknya biaya yang akan dikeluarkan untuk upacara Ngaben, maka tidak semua penduduk Bali bisa melaksanakan upacara ini untuk keluarga yang meninggal dunia. Namun, pemerintah baik desa adat maupun Pemerintah Provinsi mengadakan upacara ngaben massal yang diperuntukkan bagi keluarga yang kurang mampu agar jasad para leluhurnya dapat disucikan atau dibersihkan sesuai dengan ajaran agama Hindu. Jadi, Upacara Ngaben memang tidak akan selalu dilaksanakan dan tidak dapat diprediksi.

 2.    Upacara Melasti

Upacara Melasti merupakan upacara pensucian baik untuk diri serta benda sakral milik Pura. Dalam kepercayaan agama Hindu sumber air seperti danau, laut maupun mata air merupakan sumber kehidupan atau tirta amerta. Dalam acara ini, masyarakat berbondong-bondong menuju laut atau sumber air dengan berpakaian putih serta membawa perlengkapan persembahyangan dan biasanya mengusung pratima, benda atau patung yang disakralkan untuk dibersihkan secara sekala dan niskala.

 Tujuan dari upacara ini adalah meningkatkan bhakti pada para Dewa dan manifestasi Tuhan serta meningkatkan kesadaran umat Hindu agar mengembalikan kelestarian lingkungan. Jika ingin menyaksikan upacara adat ini, datanglah 3 atau 4 hari sebelum perayaan Nyepi dilaksanakan  dan menginap di hotel-hotel yang berdekatan dengan kuil Hindu yang cukup besar seperti di Kuta atau Uluwatu.

 3.   Hari Raya Saraswati

Hari Raya Saraswati adalah hari raya untuk merayakan ilmu pengetahuan. Pada hari raya ini, umat Hindu Bali biasanya melakukan upacara khusus untuk memuja atau mengagungkan Dewi Saraswati yang dipercaya membawa ilmu pengetahuan di bumi hingga membuat semua orang di dunia menjadi pintar dan terpelajar. Semua yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan seperti buku dan kitab didoakan dalam upacara Saraswati. Tak hanya itu, biasanya ditampilkan pula pentas tari dan pembacaan cerita hingga semalam suntuk

 4.    Hari Raya Galungan

Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno dan berarti ‘Menang’. Sesuai dengan asal namanya, upacara adat di Bali yang satu ini bertujuan merayakan kemenangan melawan kejahatan. Selain itu, upacara Galungan juga digelar untuk memperingati terciptanya alam semesta beserta isinya. Rangkaian hari raya Galungan sudah berlangsung sekitar 25 hari sebelum hari raya Galungan. Setiap 210 hari perhitungan kalender Bali, umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Galungan.

 5.   Upacara Mepandes

Dikenal juga dengan nama Metatah atau Mesuguh, upacara adat Mepandes dilakukan ketika seorang anak mulai memasuki masa remaja. Dalam Upacara Mepandes ini, 6 buah gigi taring bagian atas anak-anak yang beranjak dewasa akan dikikis. Upacara pemotongan gigi ini digelar dengan tujuan untuk menghilangkan nafsu buruk seperti keserakahan, kecemburuan, marah, dan sebagainya.

6.    Upacara Ngerupuk

Upacara Ngerupuk dilakukan tepat sehari sebelum hari Nyepi tiba dan masyarakat wajib melakukan persembahan kepada Bhuta Kala, dengan tujuan mengusir Bhuta Kala agar tidak menggangu kehidupan manusia saat sedang melakukan brata penyepian. Ritual dimulai dengan mengobori rumah, menyemburi rumah serta pekarangan dengan mesiu, dan memukul benda hingga menimbulkan suara gaduh. Setelah ritual adat di Bali ini selesai, biasanya akan ada pawai ogoh-ogoh yang diarak bersama obor mengelilingi kawasan tinggal warga.

 7.   Upacara Tumpek Landep

Tumpek Landep merupakan upacara yang dilakukan oleh masyarakat Bali untuk menyucikan senjata dan peralatan yang dimiliki, dengan sesaji dan doa-doa. Upacara ini akan dipimpin oleh pemuka adat, dan dilakukan di Pura yang dianggap sakral dan memiliki lokasi yang tepat.Seluruh senjata dan peralatan milik masyarakat yang disucikan diharapkan dapat memberikan keberkahan bagi para pemilik senjata dan peralatan tersebut.

Sehubungan dengan kondisi pandemi COVID-19 yang belum selesai, pada September 2020 Pemerintah Provinsi Bali bersama Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali mengeluarkan surat edaran yang berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan saat melakukan kegiatan ritual adat dan budaya tersebut. Surat edaran itu intinya membatasi kegiatan adat dan budaya yang menyebabkan keramaian. Dalam pelaksanaannya, Pecalang selaku satuan pengamanan adat bersama tokoh-tokoh desa adat menjadi garda terdepan dalam mengontrol penerapan protokol kesehatan. Kepatuhan warga terhadap aturan adat dan tokoh adatnya menjadi kunci dalam mengantisipasi kondisi saat ini.

 Jika pandemi telah berlalu dan anda berkesempatan untuk berlibur ke Bali, sempatkan waktu untuk menyaksikan upacara adat di Bali ini ya.

 (Penulis : Corry Wulandari dan Putu Oktaviani Putri Sumardhana)