tirto.id - Pada era Pergerakan Nasional, Pramuka masih bernama kepanduan. Istilah pandu atau kepanduan, seperti dicatat dalam buku 30 Tahun Indonesia Merdeka 1950-1964 (1989), dipakai Haji Agus Salim untuk mengganti istilah asing padvinder atau padvinderij. Kala itu, Nederlandsch Indische Padvinders Verenging (NIPV) alias Perhimpunan Kepanduan Hindia Belanda mayoritas beranggotakan orang-orang Belanda. Show
Gerakan kepanduan dipelopori oleh Letnan Jenderal Robert Stephenson Baden-Powell yang pernah jadi tentara kolonial di Mafeking, Afrika Selatan, saat Perang Boer. Ia mengorganisasi anak-anak di bawah umur untuk membantu tentara Inggris dalam cadet corps.
Baca juga: Sejarah Pramuka: Awalnya Kurir Pasukan Inggris dalam Perang Boer
Menurut AG Pringgodigdo dan kawan-kawan dalam Ensiklopedi Umum (1973), NIPV berdiri pada 1917. Sementara kepanduan di kalangan pribumi pertama kali muncul pada 1916 dengan nama Javaansche Padvinders Organitatie (JPO). Organisasi ini dimaksudkan sebagai pembibitan militer Mangkunegara. Kepanduan secara luas dikenal di Indonesia sejak 1920-an. Dalam buku Sedjarah Perdjuangan Pemuda Indonesia (1965) disebutkan bahwa pada 1924 Partai Komunis Indonesia membentuk organisasi kepanduan bernama International Padvinder Organisatie (IPO). Organisasi lain tak ketinggalan. Menurut AG Pringgodigdo dan kawan-kawan, Algemene Stuedieclub punya Nationaal Padvinders Organitatie (NPO), Sarekat Islam punya Sarekat Islam Afdeeling Pandu (SIAP), Muhammadiyah punya Hizbul Wathan, Boedi Oetomo punya Nationale Padvinders, Jong Java punya Jong Java Padvinders, Jong Islamieten Bond punya Nationale Islamistische Padvinders (Natipy), Taman Siswa punya Siswo Prodjo, dan Partai Bangsa Indonesia (PBI) punya Surya Wirawan. Pada 1930-an, beberapa kelompok kepanduan itu bersatu dalam Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI). Pada zaman Jepang, kepanduan dilarang. Sebagai gantinya, militer Jepang membentuk Seinendan (Barisan Pemuda) dan Keibodan (Pembantu Kepolisian). Langkah Jepang itu sesuai dengan garis politik negara fasis lainnya: Jerman dan Italia. "Pada 1933, Adolf Hitler melarang keberadaan kepanduan dan hanya membolehkan adanya satu gerakan pemuda di Jerman yaitu Hilter Jugend. Di Itali, Benito Mussolini melarang kepanduan dan menggantinya dengan Balilla, yaitu gerakan sebagai perbaikan dari pandu," tulis Darmanto Djojodibroto dalam Pandu Ibuku: Mengajarkan Budi Pekerti, Membangun Karakter Bangsa (2012:80).
Setelah Indonesia merdeka, gerakan kepanduan mulai tumbuh lagi. Pada 1954 terdapat 71 kelompok kepanduan dengan 90 ribu anggota pandu putra dan 41 ribu pandu putri. Kelompok terbanyak Hizbul Wathan, disusul Ansor, Pandu Rakjat Indonesia, KBI, Pandu Islam Indonesia dan lainnya. Beberapa kepanduan itu ada yang tergabung dalam Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) yang berdiri pada 16 September 1951. Tanggal 17 Agustus 1955, Jambore pertama diadakan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959, seperti ditulis Darmanto Djojodibroto, kepanduan mulai dianggap produk imperialis, kolonialis, dan gerakan kekanak-kanakan yang tidak berguna. Kemudian timbul wacana untuk membubarkan kepanduan dan menggantinya dengan pramuka. Mei 1960, IPINDO berubah menjadi Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo). Di dalamnya tergabung Perserikatan Kepanduan Putri Indonesia (PKPI) dan Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia (POPPINDO). Menurut Ayatrohaedi dkk dalam Kumpulan Buklet Hari Bersejarah I (1994:43), Perkindo hanya menampung 60 dari 100 organisasi pandu. Ayatrohaedi menambahkan, lemahnya gerakan kepanduan "dipergunakan oleh pihak komunis sebagai alasan untuk memaksa gerakan kepanduan di Indonesia menjadi Gerakan Pionir Muda seperti terdapat di negara-negara komunis."
Infografik Mozaik Hari Lahir Pramuka. tirto.id/Nauval Meski demikian, Perkindo menentangnya. Dan berkat lobi Perdana Menteri Djuanda, maka Presiden Sukarno merilis Keputusan Presiden RI nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. Keppres ini diteken pada 20 Mei 1961 oleh Perdana Menteri Djuanda karena Presiden Sukarno sedang berada di Jepang. Dalam Keppres itu Sukarno menetapkan bahwa penyelenggaraan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan pemuda ditugaskan kepada perkumpulan Gerakan Pramuka. Disebutkan pula dengan jelas bahwa "badan-badan lain yang sama sifatnya atau menyerupai Gerakan Pramuka dilarang adanya." Pada 14 Agustus 1961, tepat hari ini 59 tahun yang lalu, 70 anggota Majelis Pimpinan Nasional Pramuka berkumpul. Sultan Hamengkubuwono IX menjadi Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka. Di lingkungan Pramuka, ia dipanggil Kak Sultan. Pada hari itu pula Pramuka diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia. Organisasi ini memakai lambang tunas kelapa yang diciptakan Sumardjo Atmodipuro. Hari itu dikenang sebagai Hari Pramuka. Sebagai Ketua Kwarnas pertama dan pencetus nama Pramuka, Sultan Hamengkubuwono IX kemudian dikukuhkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Ia bahkan menerima penghargaan Bronze Wolf Award dari Organisasi Kepanduan Internasional. Pramuka sebagai organisasi tunggal kepanduan di Indonesia dilanjutkan pada era Orde Baru. Prinsip ini tentu saja cocok dengan rezim pimpinan Soeharto yang memang menyukai penyeragaman.
Baca juga: Fakta & Sejarah Bapak Pramuka Indonesia: Sultan HB IX ========= Pada versi sebelumnya ada kesalahan dalam artikel ini yang menyebutkan "Sultan Hamengkubuwono IX bukan ahli kepanduan". Redaksi telah mengoreksinya.
Baca juga
artikel terkait
SEJARAH PRAMUKA
atau
tulisan menarik lainnya
Petrik Matanasi
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Orang Muda yang Suka Berkarya. Apa yang dimaksud dengan Pramuka ?
Sedangkan Pramuka mengandung pengertian sebagai anggota dari Gerakan Pramuka. Jadi pengertian antara kepramukaan, Gerakan Pramuka, dan Pramuka mempunyai pengertian yang berbeda namun saling terkait. Sejarah Pramuka di dunia
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park. Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss. Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen. Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin. Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell sebuah buku karyanya yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, seorang keturunan Inggris-Kanada yang tinggal di Amerika Serikat, sering mengadakan pertemuan dengan Baden-Powell dan menyusun rencana tentang suatu gerakan pemuda.Pertemuannya dengan Seton tersebut mendorongnya untuk menulis kembali bukunya, Aids to Scouting, dengan versi baru yang diberi judul Boy’s Patrols. Buku tersebut dimaksudkan sebagai buku petunjuk kepanduan bagi para pemuda ketika itu. Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia mengadakan sebuah perkemahan untuk 21 pemuda dari berbagai lapisan masyarakat selama seminggu penuh, dimulai pada tanggal 1 Agustus, di kepulauan Brownsea, Inggris. Metode organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli atau patrol system dalam bahasa Inggris) menjadi kunci dari pelatihan kepanduan yang dilakukannya.Sistem ini mengharuskan para pemuda untuk membentuk beberapa kelompok kecil, kemudian menunjuk salah satu diantara mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut.Setelah bukunya diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya berjalan dengan sukses. Baden-Powell pergi untuk sebuah tur yang direncanakan oleh Arthur Pearson untuk mempromosikan pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari pemikirannya tersebut, dibuatlah sebuah buku berjudul Scouting fo Boys, yang saat ini dikenal sebagai buku panduan Kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi pertama. Saat itu Baden-powell mengharapkan bukunya dapat memberikan ide baru untuk beberapa oraganisasi pemuda yang telah ada.Tapi yang terjadi, beberapa pemuda malah membentuk sebuah organisasi baru dan meminta Baden-Powell menjadi pembimbing mereka.Ia pun setuju dan mulai mendorong mereka untuk belajar dan berlatih serta mengembangkan organisasi yang mereka dirikan tersebut.Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell semakin kesulitan membimbing mereka; Ia membutuhkan asisten untuk membantunya. Oleh karena itu, ia merencanakan untuk membentuk sebuah pusat pelatihan kepemimpinan bagi orang dewasa (Adult Leadership Training Center). Pada tahun 1919, sebuah taman di dekat London dibeli sebagai lokasi pelatihan tersebut. Ia pun menulis buku baru yang berjudul Aids to Scoutmastership dan beberapa buku lainnya yang kemudian ia kumpulkan dan disatukan dalam buku berjudul Roverinng to Success for Rover Scouts pada tahun 1922.Perkembangan Gerakan Pramuka tak lama setelah buku Scouting For Boys diterbitkan, Pramuka mulai dikenal di seluruh Inggris dan Irlandia. Gerakannya sendiri, secara perlahan tapi pasti, mulai dicoba dan diterapkan diseluruh wilayah kerajaan Inggris dan koloninya.Unit kepanduan di luar wilayah kerajaan Inggris yang pertama diakui keberadaannya, dibentuk di Gilbraltar pada tahun 1908, yang kemudian diikuti oleh pembentukan unit lainnya di Malta. Kanada ialah koloni Inggris pertama yang mendapat ijin dari kerajaan Inggris untuk mendirikan Gerakan Kepanduan, diikuti oleh Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan.Chile ialah negara pertama diluar Inggris dan koloninya yang membentuk Gerakan Kepanduan. Parade Pramuka pertama diadakan di Crystal Palace, London pada tahun 1910. Parade tersebut menarik minat para remaja di Inggris.Tidak kurang dari 10.000 remaja putra dan putri tertarik untuk bergabung dalam kegiatan Kepanduan. Pada 1910 Argentina, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, India, Meksiko, Belanda, Norwegia, Russia, Singapura, Swedia, dan Amerika Serikat tercatat telah memiliki organisasi Kepramukaan. Semenjak didirikan, Gerakan Pramuka yang memfokuskan program pada remaja usia 11-18 tahun telah mendapat respon yang menggembirakan, anggota bertambah dengan cepat. Kebutuhan program pun dengan sendirinya bertambah.Untuk memenuhi keinginan dan ketertarikan para generasi muda pada saat itu, Gerakan Pramuka menambah empat program dalam organisasinya untuk melebarkan lingkup keanggotaan Gerakan Pramuka. Keempat program tersebut meliputi : Pendidikan Generasi Muda usia dini, Usia Remaja, pendidikan Kepanduan Putri, dan pendidikan kepemimpinan bagi Pembina Program untuk golongan siaga, unit Satuan Karya, dan Penegak/Pandega mulai disusun pada akhir tahun 1910 di beberapa negara. Terkadang, kegiatan kegiatan tersebut hanya berawal di tingkat lokal/ ranting yang dikelola dalam skala kecil, baru kemudian diakui dan diadopsi oleh Kwartir Nasional. Kasus serupa terjadi pada pendirian golongan siaga di Amerika Serikat, dimana program golongan siaga telah dimulai sejak 1911 di tingkat Ranting, namun belum mendapatkan pengakuan hingga 1930 sejak awal didirikannya Gerakan Kepanduan, para remaja putri telah mengisyaratkan besarnya minat mereka untuk bergabung. Untuk mengakomodasi minat tersebut, Agnes Baden Powel- adik dari bapak kepanduan sedunia, Robert Baden Powell, pada tahun 1910 ditunjuk menjadi Presiden Organiasi Kepanduan putri pertama di dunia. Agnes pada awalnya menamakan organisasi tersebut Rosebud, yang kemudian berganti menjadi Brownies (Girl Guide) pada 1914 .Agnes mundur dari kursi Presiden pada tahun 1917 dan digantikan oleh Olave Baden Powell, Istri dari Lord Baden Powell. Agnes tetap menjabat sebagai wakil Presiden hingga ia meninggal pada usia 86 tahun.pada waktu tersebut, kepanduan putri telah diposisikan sebagai unit terpisah dari kepanduan pria, hal tersebut dilakukan menimbang norma sosial yang berlaku saat tersebut. Pada era 90-an, Banyak organisasi kepanduan di dunia yang saling bekerjasama antara unit putra dan putri untuk memberikan pendidikan kepanduan.Program awal bagi pendidikan pembina diadakan di London pada tahun 1910, dan di Yorkshire pada tahun 1911.Namun, Baden Powell menginginkan pendidikan tersebut dapat dipraktekkan semaksimal mungkin.Hal tersebut berarti bahwa dalam setiap pendidikan diperlukan praktek lapangan semisal berkemah. Hal ini membimbing pembentukan kursus Woodbadge.Akibat perang dunia 1, pendidikan woodbadge bagi para pembina tertunda hingga tahun 1919.Pada tahun tersebut, diadakan kursus woodbadge pertama di Gilwell Park.Pada saat ini, pendidikan bagi pembina telah beragam dan memiliki cakupan yang luas. Beberapa pendidikan yang cukup terkenal bagi pembina antara lain :
Siapa nama Bapak Pramuka di Dunia?
Namun Jika Pertanyaannya Adalah Siapa Bapak Pramuka Indonesia dan dunia?
Sejarah Pramuka di Indonesia
Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina. Jika Ada Pertanyaan Hari Pramuka tanggal berapa? atau Tanggal 14 Agustus itu hari apa ?
Kelahiran Gerakan Pramuka/Lahirnya Gerakan PRAMUKA di Indonesia
Gerakan Pramuka DiperkenalkanPidato Presiden pada 9 Maret 1961 juga dijelaskan bahwa Proklamasi Kemerdekaan Memorial Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu, Keputusan Presiden 238 tahun 1961 perlu pendukung bahwa dewan dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan asosiasi ini diselenggarakan oleh Dewan Nasional (MAPINAS) di mana ada pramuka nasional dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat simbolis disusun dengan mengambil suci nomor 17-8-’45, yang yang terdiri dari Mapinas terdiri dari 45 orang dari siapa duduk di Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres 447 tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian 70 anggota dari 17 orang di dalamnya sebagai anggota Kwarnas dan 8 antara anggota adalah anggota Kwarnari Kwarnas. Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden dan Wakil Ketua I, jalur IX dan Wakil Ketua II Brigjen Dr.A. Aziz Saleh. Sementara itu di Kwarnas, jalur IX menjabat sebagai Ketua dan Brigjen Dr.A. Aziz Saleh merangkap sebagai Wakil Ketua Ketua Kwarnari. Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada 14 Agustus 1961 tidak hanya di ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta, sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar Diikuti dengan pawai pembangunan dan prosesi di depan Presiden dan sekitar Jakarta. Acara perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 kemudian dilakukan sebagai SCOUT HARI yang dirayakan setiap tahun oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka. Fungsi Gerakan Pramuka di IndonesiaDengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut: Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik. Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi. Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya. Tujuan PramukaGerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya :
Tingkatan dalam Gerakan PramukaTingkatan dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh kemampuan anggotanya, kemampuan itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum atau SKU. Untuk Pramuka siaga dan penggalang, masing-masing Kelompok umur memiliki tiga Tingkatan. Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega hanya satu tingkatan :
Ada juga sebuah tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu tingkatan tertinggi dalam setiap kelompok umur dalam kepramukaan.Kelompok umur adalah sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan oleh umur anggotanya.
Ada juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan untuk orang yang memiliki kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya Pramuka Pembina, adalah sebutan untuk orang dewasa yang memimpin Pramuka. Dan Pramuka Andalan, adalah anggota Pramuka yang mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh lainnya adalah Pelatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing. Sifat Gerakan PramukaBerdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
Metode PramukaMetode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
Metode Kepramukaan pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode Kepramukaan juga digunakan sebagai sebagai suatu sistem yang terdiri atas unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan. Kode Kehormatan PramukaKode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan. Satya adalah :
Dwisatya adalah satya yang digunakan khusus untuk Pramuka Siaga. selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Trisatya merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan Pramuka. Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan setiap Pramuka. Kode Moral Trisatya digunakan oleh pramuka golongan penggalang, penegak dan pandega. Trisatya untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut : Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh: 1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila. 2. menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat 3. menepati Dasadharma. Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi sebagai berikut : Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh: 1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila. 2. menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat 3. menepati Dasadarma. Dharma adalah :
Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwidharma dan Dasadharma”
a. Dwidarma Pramuka Siaga
Siaga berani dan tidak putus asa. b. Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut: Pramuka itu:
Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan Pramuka.Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo Admodipura, seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972. Bentuk dan Arti Kiasan atau jika ada pertanyaan Apa arti dari lambang gerakan pramuka? Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa. Arti kiasan lambang gerakan pramuka :
Siapa yang menemukan lambang Tunas Kelapa?
Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap megikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka.
Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap Jiwa anggota Pramuka, antara lain :
“Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati dan selalu diingat bagi anggota Pramuka dalam merealisasikan pengamalan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari hari”. Untuk meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan Gerakan Pramuka (mis. Ambalan), disamping wajib menggunakan Motto Gerakan Pramuka juga diperbolehkan membuat motto Satuan di satuan masing-masing. PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN(1) Prinsip Dasar Kepramukaan adalah:
(2) Prinsip dasar kepramukaan sebagai norma hidup sebagai anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan kepada setiap peserta didik melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadi dengan bantuan para Pembina, sehingga pelaksanaan dan pengalamannya dapat dilakukan dengan inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. (3) Pada hakekatnya anggota Gerakan Pramuka wajib menerima Prisip Dasar Kepramukaan, dalam arti:
Demikian Penjelasan Tentang Sejarah Pramuka Indonesia Secara Singkat Menurut Para Sejarawan Semoga Dapat Bermanfaat Untuk Semua Pembaca GuruPendidikan.Com 😀
|