Tri Koro Dharmo merupakan salah satu organisasi kepemudaan yang didirikan oleh

Tri Koro Dharmo merupakan salah satu organisasi kepemudaan yang didirikan oleh

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>


Tri Koro Dharmo merupakan salah satu organisasi kepemudaan yang didirikan oleh

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. Jong Java
  2. Jong Ambon
  3. Jong Minahasa
  4. Jong Sumatranen Bond

Jawaban terbaik adalah A. Jong Java.

Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan ❝Trikoro Dharmo merupakan salah satu organisasi kepemudaan yang didirikan oleh R. Satiman Wiryosanjoyo dan kawan-kawan. Organisasi ini kemudian berubah nama setelah dilangsungkannya kongres pertama di Solo. Trikoro Dharmo berubah nama menjadi…❞ Adalah A. Jong Java.
Saya Menyarankan Anda untuk membaca pertanyaan dan jawaban berikutnya, Yaitu Sumpah Pemuda dapat menggerakkan para pemuda untuk mencapai kemerdekaan. Selain itu, Sumpah Pemuda adalah … dengan jawaban yang sangat akurat.

Klik Untuk Melihat Jawaban

Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Jakarta -

Menjelang Sumpah Pemuda, pergerakan pemuda diawali dengan berdirinya organisasi yang bernama Tri Koro Dharmo. Organisasi pemuda ini berdiri pada 7 Maret 1915 di Jakarta.

Pendiri Tri Koro Dharmo adalah dr. Satiman Wiryosanjoyo. Tri Koro Dharmo memiliki arti Tiga Tujuan Mulia dan didirikan untuk mempersatukan pelajar-pelajar dari Pulau Jawa.

Kemudian organisasi itu bernama Jong Java dengan Semboyan Sakti, Budi, Bakti. Anggotanya kebanyakan murid-murid sekolah menengah asal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Melansir dari buku bertajuk 'Ringkasan Pengetahuan Sosial' yang ditulis oleh Rachmat dijelaskan tujuan Tri Koro Dharmpo, arti kata serta tokohnya, sebagai berikut:

Tujuan Tri Koro Dharmo1. Menggalang persatuan pemuda2. Memperluas pengetahuan

3. Membuktikan rasa cinta kepada bahasa dan kebudayaan Jawa

Tokoh Tri Koro Dharmo1. Dr. Satiman Wirjosandjojo (Ketua).2. Wongsonegoro (Wakil Ketua).3. Muslich (Anggota).4. Mosodo (Anggota).

5. Abdul Rahman (Anggota).

Arti Tri Koro Dharmo

1. Budi, dengan kepribadian bangsa Indonesia mengusir kaum penjajah.

2. Bakti, seluruh rakyat Indonesia punya kewajiban menyerahkan jiwa raga untuk membela Tanah Air.

3. Sakti, berarti dengan ilmu.

Tri Koro Dharmo lebih bersifat Jawa sentris. Sifat Jawa Sentris yang kental dalam Tri koro Dharmo menimbulkan ketidaksenangan di kalangan luar suku Jawa, seperti pemuda-pemuda suku Sunda dan Madura.

Untuk menghindari perpecahan antara pemuda-pemuda suku Jawa dan non-Jawa dalam tubuh Tri Koro Dharmo, pada kongresnya di Solo, pada 12 Juni 1912 Tri Koro Dharmo mengubah organisasinya menjadi Jong Java.
Menurut anggaran dasar yang ditetapkan pada kongres Jong Java keempat di Bandung (1921), Jong Java bertujuan membangun cita-cita Jawa Raya dengan jalan mengembangkan rasa bersatu di antara golongan-golongan orang Indonesia di Jawa, Madura, dan Bali untuk mencapai kemakmuran dan kekayaan batin.

Pada pertengahan tahun 1920 diadakan kongres yang ketiga di Solo. Dalam kongres-kongres itu tidak disebutkan bahwa Jong Java tidak akan ikut dalam aksi politik. Tetapi dalam kongres kelima di Solo tahun 1922 disebutkan bahwa Jong Java tidak akan mencampuri politik atau aksi politik.

Dalam kongres Jong Java tahun 1926 di Solo dengan suara bulat tujuan perkumpulan diubah, akan berusaha memajukan rasa persatuan para anggota dengan semua golongan bangsa Indonesia, akan bekerja sama dengan perkumpulan-perkumpulan pemuda Indonesia lainnya.

Nah, itulah awal mula berdirinya organisasi pemuda Tri Koro Dharmo yang kemudian berganti nama menjadi Jong Java. Semoga membantu ya, detikers.

Simak Video "Sejarawan Sebut Tak Ada Ikrar Sumpah Pemuda 1928"



(nwy/nwy)

Tri Koro Dharmo merupakan sakah satu organisasi kepemudaan yang didirikan oleh pelajar STOVIA. Organisasi ini kemudian berubah nama setelah dilangsungkanya kongres pertama di Solo. Tri Koro Dharmo berubah nama menjadi?

  1. Jong Java
  2. Jong Ambon
  3. Jong Minahasa
  4. Jong Sumatera Bond
  5. Semua jawaban benar

Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: A. Jong Java.

Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban A benar, dan 0 orang setuju jawaban A salah.

Tri Koro Dharmo merupakan sakah satu organisasi kepemudaan yang didirikan oleh pelajar STOVIA. Organisasi ini kemudian berubah nama setelah dilangsungkanya kongres pertama di Solo. Tri Koro Dharmo berubah nama menjadi jong java.

Pembahasan dan Penjelasan

Jawaban A. Jong Java menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat.

Jawaban B. Jong Ambon menurut saya ini 100% salah, karena sudah melenceng jauh dari apa yang ditanyakan.

Jawaban C. Jong Minahasa menurut saya ini juga salah, karena dari buku yang saya baca ini tidak masuk dalam pembahasan.

Jawaban D. Jong Sumatera Bond menurut saya ini salah, karena dari apa yang ditanyakan, sudah sangat jelas jawaban ini tidak saling berkaitan.

Jawaban E. Semua jawaban benar menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah A. Jong Java

Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih.

Jong Java adalah suatu organisasi kepemudaan yang didirikan oleh Satiman Wirjosandjojo di Gedung STOVIA pada tanggal 7 Maret 1915 dengan nama awal Tri Koro Dharmo (TKD) (bahasa Indonesia: "Tiga Tujuan Mulia"). Perkumpulan pemuda ini didirikannya karena banyak pemuda yang menganggap bahwa Boedi Oetomo dianggap sebagai organisasi elit.[1]

Tri Koro Dharmo merupakan salah satu organisasi kepemudaan yang didirikan oleh

Foto para pendiri Jong Java di arsip Museum Sumpah Pemuda

Pada saat didirikan, ketuanya adalah Dr. Satiman Wirjosandjojo, dengan wakil ketua Wongsonegoro, sekretaris Sutomo dan anggotanya Muslich, Mosodo dan Abdul Rahman.[2] Tri Koro Dharmo bertujuan untuk mempersatukan para pelajar pribumi, menyuburkan minat pada kesenian dan bahasa nasional serta memajukan pengetahuan umum untuk anggotanya. Hal ini dilakukan antara lain dengan menyelenggarakan berbagai pertemuan dan kursus, mendirikan lembaga yang memberi beasiswa, menyelenggarakan berbagai pertunjukan kesenian, serta menerbitkan majalah Tri Koro Dharmo.

TKD berubah menjadi Jong Java pada 12 Juni 1918 dalam kongres I-nya yang diadakan di Solo,[2] yang dimaksudkan untuk bisa merangkul para pemuda dari Sunda, Madura dan Bali. Bahkan tiga tahun kemudian atau pada tahun 1921 terbersit ide untuk menggabungkan Jong Java dengan Jong Sumatranen Bond, tetapi upaya ini tidak berhasil.[3]

Oleh karena jumlah murid-murid Jawa merupakan anggota terbanyak, maka perkumpulan ini tetap bersifat Jawa dan terlihat dalam kongres II yang diadakan di Yogyakarta pada tahun 1919 yang dihadiri oleh sedikit anggota yang tidak berbahasa Jawa. Namun dalam kongres ini dibicarakan beberapa hal besar antara lain:

  • Milisi untuk bangsa Indonesia
  • Mengubah bahasa Jawa menjadi lebih demokratis
  • Perguruan tinggi
  • Kedudukan wanita Sunda
  • Sejarah tanah Sunda dan
  • Arti pendirian nasional Jawa dalam pergerakan rakyat[3]

Pada pertengahan tahun 1920 diadakan kongres III di Solo, Jawa Tengah dan pada pertengahan tahun 1921 diadakan kongres ke-IV di Bandung, Jawa Barat. Dalam kedua kongres tersebut, bertujuan untuk membangunkan cita-cita Jawa Raya. dan mengembangkan rasa persatuan di antara suku-suku bangsa di Indonesia.[3]

1921 - 1929

Dalam semua kongres yang pernah diadakan, perkumpulan ini tidak akan ikut serta dalam aksi politik, di mana hal ini ditegaskan dalam kongresnya yang ke-V, pada tahun 1922 di Solo, Jawa Tengah, bahwa perkumpulan ini tidak akan mencampuri politik ataupun aksi politik.[3]

Namun pada kenyataannya perkumpulan ini mendapatkan pengaruh politik yang cukup kuat yang datang dari Serikat Islam (SI) di bawah pimpinan Haji Agus Salim. Dalam kongresnya pada tahun 1924, pengaruh SI semangkin terasa sehingga mengakibatkan beberapa tokoh yang berpegang teguh pada asas agama Islam akhirnya keluar dari perkumpulan ini dan membentuk Jong Islamieten Bond (JIB).[3]

Pada tahun 1925 wawasan organisasi ini kian meluas, menyerap gagasan persatuan Indonesia dan pencapaian Indonesia merdeka. Pada tahun 1928, organisasi ini siap bergabung dengan organisasi kepemudaan lainnya dan ketuanya R. Koentjoro Poerbopranoto, menegaskan kepada anggota bahwa pembubaran Jong Java, semata-mata demi tanah air.[4] Oleh karena itu, maka terhitung sejak tanggal 27 Desember 1929, Jong Java pun bergabung dengan Indonesia Moeda[4]

  • Museum Sumpah Pemuda
  • Pemoeda Kaoem Betawi
  • Sekar Roekoen
  • Jong Sumatranen Bond

  1. ^ Hanifah, Abu (1975). Peranan Pemuda Sekitar Tahun 1928. Museum Sumpah Pemuda.  Periksa nilai tanggal di: |year= (bantuan)
  2. ^ a b Gendenkboen Jong Java. 1915.  Periksa nilai tanggal di: |year= (bantuan)
  3. ^ a b c d e Pringgodigdo, A. K. (1994). Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Dian Rakyat.  Periksa nilai tanggal di: |year= (bantuan)
  4. ^ a b Buku Panduan Museum Sumpah Pemuda. Museum Sumpah Pemuda, Jakarta. 2009.  Periksa nilai tanggal di: |year= (bantuan)

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jong_Java&oldid=20609565"


Page 2

1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31  

7 Maret adalah hari ke-66 (hari ke-67 dalam tahun kabisat) dalam kalender Gregorian.

  • 1876 - Alexander Graham Bell diberikan paten untuk penemuannya yang ia sebut telepon
  • 1967 - MPRS mencabut mandat dari Presiden pertama RI Soekarno.
  • 1750 - Hamengkubuwana II, raja Kesultanan Yogyakarta (w. 1828).
  • 1872 - Piet Mondrian, pelukis Belanda dan kontributor gerakan De Stijl.
  • 1888 - Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborch Stachouwer, Gubernur-Jendral terakhir Hindia Belanda.
  • 1900 - Albert Carel Willink, pelukis asal Belanda.
  • 1922 - Mochtar Lubis, jurnalis dan pengarang ternama asal Indonesia.
  • 1924 - Eduardo Paolozzi, seniman pop asal Britania Raya.
  • 1938 - Albert Fert, fisikawan asal Prancis.
  • 1950 - Sjahrazad Masdar, Bupati Lumajang periode 2008 - 2018.
  • 1955 - Pangeran Al-Walid bin Talal bin Abdul Aziz al-Saud, anggota keluarga kerajaan Saudi.
  • 1942 - Tanri Abeng, pengusaha Indonesia dan mantan Meneg BUMN.
  • 1960 - Ivan Lendl, petenis asal Ceko.
  • 1960 - Ivanna Lie, pemain bulu tangkis asal Indonesia.
  • 1962 - Nurfitriyana Saiman Lantang, seorang pemanah asal Indonesia yang bersama dengan Lilies Handayani dan Kusuma Wardhani merebut medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade Seoul 1988 dan meraih medali perak.
  • 1973 - Sébastien Izambard, personil Il Divo.
  • 1980 - Laura Prepon, aktris Amerika Serikat
  • 1989 - Roberto Torres Morales, pemain sepak bola Spanyol.
  • 1991 - Yevgeni Tochilin, pemain sepak bola Rusia.
  • 1996 - Rizky Nazar, Aktor Indonesia.
  • 1999 - Nadhifa Salsabila, anggota grup idola Indonesia JKT48
  • 322 SM - Aristoteles, filsuf Yunani.
  • 1274 - Thomas Aquinas, filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia.
  • 1968 - Pdt. Djaulung Wismar Saragih Sumbayak, orang Indonesia pertama yang menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Nusantara (bahasa Simalungun).
  • 1973 - Silas Papare, pejuang penyatuan Papua ke dalam wilayah Indonesia.
  • 1999 - Stanley Kubrick, sutradara Amerika Serikat.
  • 2008 - Nyepi 1930 Saka.
  • 2019 - Nyepi 1941 Saka.
  • Albania: Hari Guru
  • Kosovo: Hari Guru

6 Maret - 7 Maret - 8 Maret

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=7_Maret&oldid=20802047"