Halodoc, Jakarta – Setiap manusia memerlukan oksigen yang diperoleh melalui proses pernapasan agar tetap hidup. Ada dua jenis teknik pernapasan yang bisa kamu lakukan, yaitu teknik pernapasan dada dan pernapasan perut. Teknik pernapasan dada adalah proses pernapasan yang selama ini kamu lakukan. Kendati demikian, teknik pernapasan juga tak kalah penting untuk kamu coba pelajari. Pasalnya, teknik pernapasan perut dinilai mampu mengoptimalkan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh. Lantas, sebenarnya apa sih yang membedakan antara teknik pernapasan dada dan teknik pernapasan perut? Yuk ketahui perbedaan antara pernapasan dada dan pernapasan perut berikut ini. Baca juga: Mengenal Fungsi Organ Pernapasan Manusia Perbedaan Mekanisme Pernapasan Dada dan PerutPerbedaan yang paling mendasar dari kedua teknik pernapasan ini adalah mekanismenya. Supaya tidak bingung, berikut perbedaan mekanisme pernapasan dada dan perut: 1. Mekanisme Pernapasan DadaPernapasan dada yang selama ini kamu lakukan bekerja dengan mengandalkan pergerakan otot-otot di antara tulang rusuk. Prosesnya dimulai ketika otot di antara tulang rusuk mengembang saat kamu menghirup udara (inspirasi) dan mengempis kembali (relaksasi) setelah mengembuskan udara. Perlu kamu ketahui bahwa otot antar tulang rusuk dan diafragma bekerja dengan mekanisme yang berlawanan. Artinya, saat otot tulang rusuk berkontraksi, diafragma akan berelaksasi, dan berlaku sebaliknya. Nah, berikut proses terjadinya pernapasan dada:
Baca juga: Jenis-Jenis Pernapasan Manusia yang Perlu Diketahui 2. Mekanisme Pernapasan PerutPerbedaan yang paling mencolok antara mekanisme pernapasan dada dengan pernapasan perut, terletak pada bagian otot yang bekerja saat proses respirasi atau pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Jika pernapasan dada menggunakan otot-otot tulang rusuk, maka pernapasan perut melibatkan otot-otot diafragma yang terletak di antara rongga dada dan perut. Nah, pada pernapasan perut, otot diafragma akan berkontraksi saat proses inspirasi dan berelaksasi saat mengeluarkan udara. Berikut proses pernapasan perut yang menggunakan otot diafragma:
Selama proses inspirasi rongga dada mengembang, tetapi otot bagian luar tulang rusuk akan berkontraksi sehingga diafragma pun ikut mengembang. Nah, proses inilah yang memudahkan oksigen untuk langsung masuk ke dalam perut. Ketika pertukaran udara sedang berlangsung dan karbon dioksida siap dikeluarkan, diafragma akan mulai mengendur diikuti dengan otot tulang rusuk dan rongga dada yang mengempis. Mana yang Lebih Efektif?Teknik pernapasan yang selama ini kamu lakukan adalah teknik pernapasan dada. Pada pengidap PPOK, pernapasan dada mungkin dapat menyulitkan pengidap dalam mengalirkan oksigen sehingga cenderung menyebabkan sesak napas. Ini karena pernapasan yang bertumpu pada otot dada dapat membatasi suplai oksigen dan membuat oksigen terperangkap di paru-paru akibat mengempisnya diafragma. Beda halnya dengan teknis pernapasan perut. Otot diafragma yang berkontraksi mampu memberikan lebih banyak ruang untuk rongga dada mengembang. Dengan begitu, paru-paru bisa terisi oksigen lebih maksimal. Meski pernapasan perut dinilai lebih efektif, bukan berarti pernapasan dada tidak punya manfaat kesehatan. Baca juga: 5 Latihan Pernapasan Ini Bisa Tingkatkan Fungsi Paru-Paru Kesimpulannya, kedua teknik pernapasan tersebut sama baiknya. Namun, untuk memaksimalkan suplai oksigen, lakukan teknik pernapasan perut minimal 10 kali sehari untuk mendapatkan manfaatnya. Jika kamu mengalami masalah pernapasan, segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mengetahui penyebab dan penanganan yang tepat. Jangan tunda untuk bertanya pada dokter sebelum kondisinya semakin memburuk. Download aplikasi Halodoc sekarang juga! Referensi:National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses pada 2021. How the Lungs Work.Harvard Health Publishing. Diakses pada 2021. Learning diaphragmatic breathing.Cleveland. Clinic. Diakses pada 2021. Diaphragmatic Breathing.Web MD. Diakses pada 2021. Chest Pain.Pengertian Paru-Paru Paru-paru merupakan organ respirasi (pernapasan) yang berhubungan dengan sistem pernapasan dan sirkulasi (peredaran darah) dalam tubuh vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Jika paru-paru terganggu fungsinya, maka kesehatan tubuh manusia bisa terpengaruh secara keseluruhan. Meski berjumlah sepasang, tetapi paru-paru kanan dan kiri punya ciri yang berbeda. Contohnya, paru-paru kiri orang dewasa umumnya berbobot sekitar 325–550 gram, sementara itu bagian kanan memiliki berat sekitar 375–600 gram. Lalu, paru-paru kanan memiliki tiga bagian (lobus), sedangkan paru-paru bagian kiri memiliki dua bagian lobus. Baca juga: Gejala Berupa Sesak Napas, Bronkitis Sering Dikira Asma Bagian Paru-Paru Paru-paru terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: Pleura merupakan membran tipis berlapis ganda yang melapisi paru-paru. Lapisan pada sistem pernapasan ini mengeluarkan cairan (pleural fluid) yang disebut cairan serous. Fungsinya sebagai pelumas bagian dalam rongga paru agar tidak mengiritasi paru saat mengembang dan berkontraksi saat bernapas. Bronkus adalah cabang batang tenggorokan yang terletak setelah tenggorokan (trakea) dan sebelum paru-paru. Sebagai saluran udara, bronkus memastikan udara masuk dengan baik dari trakea ke alveolus. Bagian sistem pernapasan ini berfungsi untuk mencegah infeksi bakteri penyebab penyakit. Bronkiolus adalah cabang dari bronkus yang berfungsi sebagai penyalur udara dari bronkus ke alveoli. Fungsi lain dari bagian paru-paru ini adalah mengontrol jumlah udara yang masuk dan keluar ketika proses bernapas berlangsung. Alveoli merupakan rongga cekung yang dikelilingi oleh kapiler kecil. Alveoli memiliki peran sebagai tempat oksigen dan karbon dioksida saling bertukar. Setelah oksigen diserap, darah akan mengalirkan karbon dioksida menuju alveoli untuk diembuskan keluar. Pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida tersebut terjadi pada dinding alveoli dan kapiler yang sangat tipis. Penyakit yang Menyerang Paru-Paru Ada banyak penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan seseorang, kemungkinan terjadi saat proses pertukaran udara antara oksigen dengan karbon dioksida. Beberapa gejala yang dapat timbul saat mengalami gangguan pada paru-paru adalah sesak napas, batuk yang tidak kunjung sembuh, dan mengi. Gangguan pernapasan mungkin bersifat sementara atau kronis (jangka panjang). Penyakit yang dapat menyerang sistem pernapasan, antara lain:
Baca juga: Dari Kecil Sering Naik Motor, Waspada Ancaman Bronkitis Pemeriksaan Fungsi Paru-Paru Jika seseorang mengalami gangguan pada sistem pernapasan, beberapa pemeriksaan perlu dilakukan untuk menentukan seberapa efektif paru-paru bekerja. Pemeriksaan juga dapat membantu mendiagnosis penyakit paru-paru kronis, seperti asma. Berikut ini beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan:
Menjaga Kesehatan Paru-paru Meski tubuh memiliki sistem bawaan untuk menjaga kesehatan paru-paru, tetapi ada beberapa hal penting yang harus dilakukan dan diperhatikan setiap hari untuk membantu mengurangi risiko penyakit paru-paru atau meredakan gejala. Berikut ini beberapa kebiasaan sehat yang perlu dilakukan:
Baca juga: 4 Kebiasaan Sehat untuk Mencegah Kanker Paru Kapan Harus ke Dokter? Jika memiliki beberapa gejala gangguan pernapasan yang berlangsung selama beberapa minggu atau menjadi lebih parah, segera kunjungi dokter. Kamu bisa memilih dokter yang sesuai dengan kebutuhan di rumah sakit pilihan melalui aplikasi Halodoc. Kemudahan ini bisa didapatkan cukup dengan download aplikasi Halodoc. Referensi:Livescience.com. Diakses pada 2021. Lungs: Facts, Function and DiseasesWeb MD. Diakses pada 2021. Picture of the Lungs.Healthline. Diakses pada 2021. Breathtaking Lungs: Their Function and AnatomyKlikpdpi. Diakses pada 2021. Ketahui Dimana Letak Paru Paru dan Berbagai Gangguannya.Diperbaharui tanggal 27 Mei 2021. |