Tokoh yang kagum terhadap kesabaran Lebah dalam dongeng kesabaran Lebah Madu adalah

Kamu gemar membaca dongeng atau cerita fabel? Yuk, baca cerita dongeng seru Beruang dan Lebah yang telah kami siapkan di artikel ini. Nggak cuma seru, kisahnya juga mengandung pesan moral, lho. Selamat membaca!

Buat yang suka baca dongeng tentang hewan, sudahkah kamu membaca cerita Beruang dan Lebah Madu? Kalau belum, secara singkat, dongeng ini mengisahkan tentang seekor beruang yang kelaparan.

Ia lalu pergi mencari makan dan menemukan madu di sebuah pohon. Padahal, madu tersebut sebenarnya milik para lebah yang saat itu sedang berkelana mencari bunga.

Lantas, apakah si Beruang berhasil mengambil madu itu? Nah, biar kamu nggak penasaran, mending lanjutin aja baca dongeng Beruang dan Lebah ini. Baca sampai habis, ya, karena kami juga telah memaparkan unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menarik dari kisah ini.

Tokoh yang kagum terhadap kesabaran Lebah dalam dongeng kesabaran Lebah Madu adalah

Alkisah, di sebuah hutan belantara, hiduplah seekor beruang bernama Berto yang tinggal sendiri. Meski begitu, ia tak pernah merasa kesepian. Setiap hari ia lalui dengan suka cita.

Persediaan makanannya pun cukup banyak. Berto adalah beruang yang malas. Aktivitasnya tiap hari adalah tidur, makan, dan sesekali memanjat pohon.

Suatu hari, Berto merasa bosan dengan makanannya.  “Hmm, aku bosan bila hanya makan daun dan buah. Sepertinya aku ingin makan makanan lainnya,” ucapnya.

“Tapi, apa yang bisa kumakan, ya? Haruskah aku menangkap serangga? Tapi, hal itu sangatlah melelahkan,” gumamnya bingung.

Lalu, ia pun memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar hutan. Barangkali ia mendapatkan makanan lezat yang menggugah seleranya. Setelah menyusuri hutan, ia tak kunjung menemukan makanan.

“Hmm, kenapa di hutan ini aku hanya bisa menemukan buah-buahan saja? Aku menginginkan makanan lain, tapi tak kunjung mendapatkannya. Huhuhu,” ucapnya sedih.

Berto terus menyusuri hutan dan danau. Meski rasanya malas, ia tetap bersikukuh untuk mencari makanan selain buah dan daun. Ketika beristirahat di bawah pohon rindang, Berto mencium aroma madu.

“Hmm, aku mencium aroma manis madu. Di mana asal aroma ini?” tanyanya dalam hati.

Ia lalu mencari madu di sekeliling pohon itu. Lalu, di sebuah pohon yang tumbang, ia melihat ada sarang lebah. Secara perlahan ia mendekati sarang itu.

Baca juga: Legenda Datu Pujung dari Kalimantan Selatan Beserta Ulasan Lengkapnya, Kisah Kakek Sakti yang Berhasil Menyelamatkan Negeri

Memakan Madu

Berto melihat sarang lebah itu dipenuhi dengan madu yang tampak manis dan lezat. Ditambah lagi, tidak ada lebah yang menjaga sarang itu. “Wah, kebetulan sekali. Sarang ini tidak ada penjaganya. Aku bisa memakan madu ini. Hahaha,” ucap Berto kegirangan.

Ia lalu mengambil madu dan memakannya. “Aku akan mengambilnya sedikit saja. Pasti para lebah tak akan mengetahuinya saat pulang nanti,” ucapnya dalam hati.

Namun, Berto tak kuasa menahan diri. Rasa madu itu manis dan terlalu nikmat baginya. Ia tak sanggup berhenti memakannya. “Hmmm, nikmat sekali rasanya. Aku tak bisa berhenti makan. Baiklah, aku akan makan sampai kenyang, lalu pulang sebelum para lebah datang,” ucap Berto.

Beruang itu hampir menghabiskan madu dalam sarang tersebut. Hanya ada sedikit madu yang tersisa di dalamnya. Karena makan terlalu banyak dan kekenyangan, Berto pun ketiduran di dekat pohon itu.

Ketika sore datang, para lebah telah kembali pulang. Betapa terkejutnya mereka melihat seekor beruang tertidur di dekat sarang. Mereka semakin terkejut ketika mendapati madu yang dikumpulkan tinggal sedikit.

“Tuan, tampaknya madu kita dicuri oleh beruang yang sedang tidur itu,” ucap salah satu lebah pada pemimpinnya.

“Hmm, ini tak bisa dibiarkan. Ayo, kita membangunkannya,” jawab sang pemimpin. Beberapa lebah lalu mengitari Berto dan menyengat pantatnya.

Berto yang semula tertidur pulas, terbangun dan berteriak. “Aduhhh, sakit sekali,” teriaknya. “Kenapa kalian menyengatku?” tanya Berto.

“Seharusnya kami yang bertanya padamu, kenapa kamu memakan madu yang telah kami kumpulkan?” ucap pemimpin lebah.

Berto Tak Mengakui Perbuatannya

“Ma… Madu apa? Memangnya kalian melihatku memakannya?” ucap Berto gugup. Ia tak ingin mengakui kesalahannya karena khawatir para lebah itu akan melukainya.

“Siapa lagi kalau bukan kamu? Kamu yang tidur di dekat sarang kami. Dan madu kami yang semula penuh, kini tinggal sedikit. Mengaku saja,” ucap pemimpin lebah.

“Hanya karena aku tidur di sini, bukan berarti aku memakannya. Berani-beraninya kalian menuduhku,” ucap Berto.

Para lebah itu tak bisa berkutik. Mereka tak punya cukup bukti untuk menjadikan beruang itu sebagai pencuri yang mengambil makanan mereka.

Melihat para lebah terdiam, Berto menganggap dirinya berhasil mengelabui mereka. Dalam hati, ia berkata, “Hahaha, untung saja aku pandai berakting.”

“Jadi, karena aku bukan pelakunya. Izinkan aku pergi dari sini,” ucap Berto.

“Baiklah, jika kau bukan pelakunya. Kau boleh pergi,” ucap pemimpin lebah. Mereka mengizinkan beruang itu pergi karena tidak memiliki bukti. Saat Berto pergi, para lebah merasa bingung dengan siapa pencuri dari madu. Tapi, mereka tak mau ambil pusing.

Keesokan harinya, para lebah pergi berkelana untuk mencari bunga dan mengumpulkan madu. Mereka kembali ke sarang saat sore menjelang. Sarang yang awalnya kosong, kini sudah dipenuhi lagi dengan madu.

Si Beruang Mengulangi Kesalahannya

Setelah 2 hari lamanya, Berto tiba-tiba ingin memakan madu lagi. “Aku selalu teringat akan rasa madu yang manis itu. Haruskah aku kembali dan memakannya lagi?” tanyanya dalam hati.

“Tapi, bagaimana kalau para lebah itu mendapatiku sedang memakan madu? Mereka pasti akan menyengatku habis-habisan,” imbuhnya dalam hati.

Karena tak kuasa menahan keinginannya, ia pun pergi ke sarang lebah itu. Secara perlahan, ia mengendap-endap untuk memastikan apakah sarang itu sepi atau berpenghuni.

Ketika mengetahui bahwa sarang itu tak dijaga oleh lebah, Berto dengan lahap memakan madu-madu itu. “Hmmm, rasanya sangat nikmat. Aku ingin sekali memakannya setiap hari,” ucapnya sambil menikmati madu.

Sebelum para lebah pulang, ia pergi meninggalkan sarang. Setiap hari, Berto melakukan hal tersebut. Para lebah pun merasa bingung kenapa madu yang mereka hasilkan setiap hari selalu berkurang.  Tak ingin terus-terusan mengalaminya, pemimpin pun meminta seluruh lebah kawanannya untuk berkumpul.

“Teman-teman, kita tak mungkin seperti ini terus. Madu yang kita hasilkan selalu berkurang. Kita harus mengatur rencana agar kejadian ini tak terulangi,” ucap sang Pemimpin.

“Bagaimana kalau besok kita tak pergi mencari bunga. Tapi, kita bersembunyi di balik semak-semak, untuk memantau siapa yang datang ke sarang dan memakan madu,” ujar salah satu lebah.

“Ide yang bagus. Besok kita akan bersembunyi di balik semak. Lalu, kita akan menangkap pencurinya,” ucap Pemimpin.

Menangkap Berto

Keesokan harinya, para lebah bersembunyi di balik semak. Mereka ingin menangkap siapa pun yang kerap mengambil madu dari sarang. Saat siang tiba, mereka mendapati Berto mengendap dan hendak mengambil madu.

“Tuan, bukankah beruang itu yang tidur di dekat sarang kita beberapa hari yang lalu?” tanya salah satu lebah.

‘”Benar sekali. Ternyata dia berbohong! Ayo kita beri pelajaran!” ucap sang Pemimpin. Pemimpin lebah diikuti oleh yang lain langsung keluar dari semak.

“Rupanya kamu yang selama ini mengambil madu kami? Jadi, dulu kamulah yang sebenarnya mencurinya?” ucap Pemimin geram.

“Aku hanya ingin makan sedikit saja dari madu kalian. Apakah salah? Bukankah kita harus saling berbagi?” tanya Berto tak mau disalahkan.

“Kau bisa memintanya dari kami dengan baik-baik. Kau bisa meminta izin. Mencuri bukanlah tindakan yang benar!” bentak sang Pemimpin.

Merasa tak terima dimarahi, Berto mengamuk. Ia mengambil kayu dan menghancurkan sarang para lebah. Tak tahan dengan amarah si Berto, para lebah itu pun menyengat tubuhnya.

“Aduh…Aduh…Sakit! Hentikan!” teriak Berto kesakitan.

“Kami hanya akan menghentikan serangan ini bila kamu mengakui kesalahanmu dan berjanji tak akan mengulanginya lagi!” ucap salah satu lebah.

“Tapi, aku sangat menyukai madu kalian. Rasanya manis. Aku menyukainya,” ucap Berto.

“Minta maaf dan mengakulah salah!” teriak sang Pemimpin sambil terus menyengat tubuh Berto.

Si Beruang Mengaku Salah

Karena tak tahan lagi dengan sengatan para lebah, beruang pencuri itu pun mengaku salah. “Baiklah, baiklah! Aku mengaku salah. Aku yang dulu mencuri madu dan aku pula yang setiap hari memakannya. Maafkan aku tak meminta izin,” ucapnya minta maaf dan mengaku salah sambil menahan sakit dari sengatan para lebah.

“Aku sangat menyukai madu ini. Rasanya begitu manis. Aku tak bermaksud mencuri, hanya saja aku tak berani meminta izin,” ucap Berto.

“Baiklah jika kau meminta maaf. Sekarang tunggullah kami di sini, kami akan berunding sejenak,” ucap sang Pemimpin.

Para lebah itu bergerombol untuk berdiskusi perihal perbuatan Berto. “Tuan, apa yang harus kita perbuat? Akankah kita membebaskannya begitu saja? tanya salah satu lebah.

“Kita tidak bisa membiarkannya begitu saja. Ia sangat menyukai madu ini. Ia mungkin tak lagi mengambil madu kita, tapi bisa saja ia mencuri dari sarang lain,” ucap sang Pemimpin bijaksana.

“Lantas, apa yang akan kita perbuat?” tanyanya kembali.

“Ia punya tubuh yang besar dan kuat. Sebenarnya, kita dan beruang itu bisa bersahabat dan saling membantu,” ucap sang Pemimpin.

“Saling membantu? Bagaimana bisa seekor beruang bersahabat dengan lebah?” ucap lebah lainnya.

“Bisa saja. Ayo kita temui dulu beruang itu dan aku akan menjelaskan caranya,” ucap sang Pemimpin.

Rencana Besar Pemimpin Lebah

“Jadi, siapa namamu, Beruang? Dan, bagaimana kau bisa menemukan sarang kami? Tampaknya, kami sudah meletakkannya di tempat yang tertutup dan tersembunyi. Tujuannya jelas untuk menghindari pencuri sepertimu,” ujar Pemimpin.

“Namaku Berto. Semua berawal saat aku bosan dengan buah-buahan dan dedaunan. Aku berkeliling untuk mencari makanan. Tibalah aku di pohon ini untuk beristirahat. Kemudian aku mencium aroma manis madu dan menemukan sarang kalian. Sebenarnya, aku hanya ingin mengicipinya sedikit. Tapi, aku tak kuasa menahannya. Maafkan aku. Madu kalian terasa nikmat. Aku belum pernah merasakan madu senikmat ini,” ucap Berto.

“Hmm, jadi begitu rupanya. Setiap hari kami terbang cukup jauh ke bukit di seberang sana hanya untuk menghisap bunga terenak. Lalu, kami membawanya ke sarang ini untuk menghasilkan madu nikmat yang setiap hari kamu ambil. Bisa membayangkan betapa lelahnya kami terbang?” ucap Pemimpin.

“Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa kami tidak membuat sarang di dekat bunga-bunga yang ada di bukit sana. Jawabannya, karena di sana tidak aman. Ada banyak binatang yang mungkin akan memangsa madu yang telah kami produksi. Maka dari itu, kami membuat sarang di hutan yang sepi ini,” imbuhnya.

“Oh, jadi begitu rupanya. Lantas, kenapa kalian tidak menanam bunga di sekitar sini saja?” tanya Berto.

“Tentu saja kami ingin melakukannya. Tapi, kami tidak mampu. Tubuh kami terlalu kecil untuk memindahkan bunga itu ke mari. Kami jelas tidak bisa melakukannya,” jawab Pemimpin lebah.

“Hmm, begitu rupanya,” jawab Berto sambil mengangguk.

“Nah, karena kamu sangat suka madu kami dan telah mengambil cukup banyak. Kamu harus membayar sesuatu pada kami sehingga kami bisa memaafkanmu,” ucap sang Pemimpin.

Awal dari Persahabatan Lebah dan Beruang

Mendengar ucapan sang Pemimpin, para lebah lainnya terkejut. Begitu pun dengan Berto. “Apa yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalahanku?” tanyanya penasaran.

“Aku ingin kamu memindahkan beberapa bunga yang ada di bukit itu di sekitar sarang kami. Jadi, kami tak perlu lagi terbang sejauh itu untuk mendapatkan bunga terlezat. Kamu tak keberatan, bukan?” tanya Pemimpin itu.

Para lebah lainnya mengangguk tanda setuju dan menyukai saran dari pemimpin mereka. Lalu, Berto pun setuju untuk mengambil beberapa bunga dan menanamnya di sekitar sarang. “Baiklah, aku akan melakukannya untuk menebus kesalahanku,” ucap Berto.

“Jika kau berhasil menanam bunga di sekitar sini, kami akan semakin mudah menghasilkan madu. Artinya, makin banyak pula yang bisa kita hasilkan. Lalu, kamu boleh meminta madu setiap hari,” ucap Pemimpin itu.

“Benarkah aku bisa memintanya setiap hari?” tanya Berto kegirangan.

“Tentu saja,” ucap Pemimpin diikuti oleh para lebah lainnya.

Lalu, Berto berangkat menuju bukit itu. Ia mengambil beberapa bunga dan ditanamnya di sekitar sarang lebah. Dalam waktu sehari, ia berhasil menanam banyak sekali bunga.

Sejak saat itu, para lebah senang karena bisa menghasilkan madu yang banyak. Berto turut berbahagia karena sepanjang hari ia bisa makan madu kesukaannya. Ia juga kerap membantu lebah menjaga bunga-bunga itu agar tak layu. Mereka pun bersahabat dan hidup rukun selamanya.

Baca juga: Legenda Ratu Melinting dan Ratu Darah Putih dari Lampung dan Ulasan Lengkapnya, Kisah Dua Orang Anak yang Mencari Ayahnya

Unsur Intrinsik

Cerita dongeng Beruang dan Lebah di atas seru banget, kan? Nah, pembahasan mengenai unsur intrinsik dari dongeng ini tak kalah menarik, lho. Berikut ulasannya;

1. Tema

Tema dari dongeng Beruang dan Lebah ini adalah tentang pentingnya kejujuran. Beruang alias Berto dalam kisah ini alih-alih minta izin untuk meminta madu pada lebah, ia justru mencuri dan mengambilnya diam-diam.

2. Tokoh dan Perwatakan

Sesuai dengan judulnya, tokoh utama dalam dongeng ini adalah beruang dan lebah. Beruang digambarkan sebagai sosok hewan pemalas, pemarah, dan pencuri. Padahal, ia bisa meminta madu dengan cara yang baik pada para lebah. Tapi, ia lebih memilih untuk tidak meminta izin.

Karakter paling menonjol dari para lebah adalah si Pemimpin. Ia memiliki sikap yang bijak dan solutif. Berkat keputusannya, para lebah dan beruang bisa saling menguntungkan dan bersahabat.

3. Latar

Cerita dongeng Beruang dan Lebah ini menggunakan beberapa latar tempat. Awal cerita terjadi di sebuah hutan tempat Berto tinggal. Lalu, tempat berikutnya adalah di sekitar pohon di mana para lebah membuat madu.

4. Alur Cerita Dongeng Beruang dan Lebah

Tokoh yang kagum terhadap kesabaran Lebah dalam dongeng kesabaran Lebah Madu adalah

Alur cerita dongeng Beruang dan Lebah adalah maju. Cerita berawal dari seekor beruang bernama Berto yang merasa bosan dengan makanannya. Ia biasanya memakan buah dan daun. Lalu, muncullah keinginan untuk memakan makanan lain.

Untuk mewujudkan keinginannya, ia pergi mengelilingi hutan untuk mencari makanan lezat. Setelah pergi ke sana ke mari, pada akhirnya ia menemukan sarang lebah yang berisi begitu banyak madu. Para lebah penghuni sarang itu sedang terbang mencari bunga.

Awalnya, ia hanya ingin coba-coba. Lama-lama, ia ketagihan. Berto merasa belum pernah memakan madu senikmat itu. Karena makan terlalu banyak, ia pun ketiduran di dekat sarang lebah.

Ketika sore tiba, para lebah itu kembali ke sarang. Mereka terkejut mendapati madu yang mereka kumpulkan telah lenyap dan hanya bersisa sedikit. Keberadaan Berto membuat mereka curiga.

Namun, beruang itu tak mengakui kesalahannya. Ia bahkan sempat marah-marah karena para lebah menganggapnya sebagai pencuri madu. Karena tak punya bukti, para lebah membiarkan Berto pergi.

Sejak saat itu, Berto setiap hari mengambil madu para lebah secara diam-diam. Pada akhirnya, para lebah itu pun bersembunyi untuk menangkap pelaku pencurian.

Mereka mendapati Berto sedang mengambil madu dan langsung menyengatnya. Berto mengaku salah dan meminta maaf. Ia mencuri karena sangat suka dengan madunya.

Padahal, jika Berto mau meminta baik-baik, para lebah pun akan mengizinkannya memakan madu. Lalu, sang Pemimpin lebah meminta Berto untuk bekerja sama. Ia ingin Berto memindahkan menanam bunga dari bukit di dekat sarang lebah.

Tujuannya adalah agar para lebah tak kesulitan untuk menghasilkan madu. Berto menyetujuinya dan sejak saat itu mereka pun bersahabat. Lebah semakin mudah menghasilkan madu dan Berto pun bisa meminta madu itu kapan saja ia mau.

5. Pesan Moral

Pesan moral apa sajakah yang bisa kamu petik dari cerita dongeng Beruang dan Lebah ini? Amanat pertama adalah jangan mengambil milik orang lain bila belum mendapatkan izin.

Jika menginginkan sesuatu yang bukan milikmu, cobalah untuk meminta izin apakah kamu boleh memilikinya atau tidak. Jangan asal ambil tanpa izin karena itu sama saja dengan mencuri.

Pesan berikutnya adalah jangan berbohong seperti yang Berto lakukan. Sebenarnya, dari awal ia bisa mengakui kesalahannya karena telah mencuri madu.

Namun, ia berbohong dan malah mengulangi perbuatan tak pantasnya itu setiap hari. Padahal, para lebah juga bakalan mengizinkan Berto memakan madu mereka.

Pesan terakhir yang tak kalah penting adalah kontrol emosimu saat menghadapi suatu masalah. Jangan seperti Berto yang tiba-tiba mengamuk dan merusak sarang lebah saat ia mencoba menutupi kesalahannya.

Selain unsur intrinsik, cerita dongeng Beruang dan Lebah ini juga ada unsur ekstrinsiknya. Di antaranya adalah nilai-nilai dari luar kisahnya yang mempengaruhi berlangsungnya jalannya cerita. Seperti, nilai sosial, budaya, dan moral.

Baca juga: Kisah Putri dan Kacang Polong Beserta Ulasan Lengkapnya, Dongeng Seorang Pangeran yang Mencari Putri Sejati

Fakta Menarik

Dongeng anak berjudul Beruang dan Lebah ini memiliki satu fakta menarik yang sayang untuk kamu lewatkan. Apakah itu? Berikut ulasannya;

1. Ada Versi Lainnya

Tokoh yang kagum terhadap kesabaran Lebah dalam dongeng kesabaran Lebah Madu adalah

Cerita dongeng Beruang dan Lebah memiliki versi selain yang kami jabarkan di artikel ini. Secara garis besar ceritanya masih sama, yaitu tentang seekor Beruang yang ingin memakan madu.

Namun, dalam versi lainnya, beruang itu tak berhasil memakan madu. Sebelum mengambil madu, ia sempat mondar-mandir di sekitar sarang lebah untuk memastikan tak ada yang berada di sana.

Rupanya, di dalam sarang itu ada banyak lebah yang sedang beristirahat. Merasa gerak-gerik beruang itu mencurigakan, beberapa lebang datang mendekati beruang.

Mereka sebenarnya ingin bertanya pada si beruang kenapa ia mondar-mandir di sekitar sarang. Namun, beruang itu tersinggung dengan pertanyaan para lebah. Ia pun menghancurkan sarang mereka.

Kemudian, keluarlah seluruh lebah dalam sarang itu yang jumlahnya tak sedikit. Mereka melawan serangan beruang dengan sengatan. Beruang kesakitan dan lari terbirit-birit.

Para lebah pun mengikutinya dan terus menyengat tubuhnya. Untuk membebaskan diri, beruang itu lompat ke danau dan para lebah pun pergi. Setelah itu, Beruang merintih kesakitan karena sekujur tubuhnya tersengat lebah.

Baca juga: Dongeng Almira Si Peri Penjaga Hutan dan Ulasan Menariknya, Pengingat untuk Tidak Seenaknya Membuat Keputusan

Bagikan Dongeng Beruang dan Lebah Pada Teman-Temanmu

Nah, inilah akhir dari artikel yang memaparkan cerita dongeng Beruang dan Lebah beserta ulasan lengkapnya. Kamu suka, kan, dengan kisah serunya? Kalau suka, yuk, bagikan artikel ini ke teman-temanmu.

Bila masih ingin membaca kisah lainnya, jangan ragu lagi, langsung kunjungi kanal Ruang Pena di Poskata.com. Ada banyak banget cerita yang bisa kamu baca, seperti dongeng Singa dan Kelinci, Burung dan Semut, Pangeran Ikan, dan masih banyak lagi. Selamat membaca!