Tiga contoh momen yang membuat hukum Permintaan dan penawaran tidak berlaku

Indonesia - Dalam ilmu ekonomi, tentu sudah tidak asing dengan hukum permintaan dan penawaran (supply & demand). Permintaan dan penawaran merupakan salah satu ilmu ekonomi pasar paling mendasar. Hukum permintaan dan penawaran merupakan teori yang menjelaskan interaksi antara penjual dan pembeli untuk suatu sumber daya tertentu.

Hukum Permintaan

Hukum permintaan menyatakan bahwa harga suatu barang memainkan peran penting dalam menentukan permintaan konsumen untuk barang. Semakin tinggi harganya, maka semakin sedikit konsumen akan membeli barang itu. Begitu juga sebaliknya semakin rendah harga barang, maka semakin tinggi pembelian untuk barang itu. Sebagai contoh, cabai merah di pasar yang dijual seharga Rp 3.000 per gram, hal ini akan membuat permintaan masyarakat pada cabai meningkat. Namun jika dijual seharga Rp 20.000 per gram, permintaan masyarakat akan sedikit dan masyarakat akan mencari barang pengganti (barang subtitusi).

Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Permintaan sangat erat kaintannya dengan konsumen, berikut beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan:

Hal ini sesuai dengan bunyi hukum permintaan dimana jika harga barang naik, maka permintaan akan menurun, begitu juga sebaliknya

Saat pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah barang atau jasa yang diminta juga naik. Sementara apabila pendapatan turun, maka jumlah permintaan juga ikut turun. Ini artinya jumlah permintaan sangat berkaitan dengan daya beli masyarakat.

Barang yang terkait (komplementer) dengan barang tertentu lainnya juga bisa mempengaruhi permintaan. Sebagai contoh, saat harga BBM naik, maka permintaan masyarakat akan kendaraan menurun.

Tren yang berkembang di masyarakat secara langsung berdampak juga pada permintaan barang. Jika sebuah barang tidak lagi bisa memenuhi selera masyarakat, maka permintaannya akan turun.

Hukum Penawaran

Hukum penawaran mengatakan bahwa harga suatu barang menentukan penawaran suatu barang juga. Karena harga yang bersedia dibayar oleh konsumen meningkat, maka jumlah unit yang diproduksi oleh bisnis juga meningkat. Contohnya, saat musim panas, orang jarang membutuhkan sekop, jadi penjual sekop menjualnya dengan harga murah dan produsen tidak akan membuat dalam jumlah banyak karena keuntungan yang bisa mereka dapatkan sedikit. Namun, saat musim dingin semakin dekat, harga sekop meningkat untuk mengantisipasi peningkatan salju. Karena sekop bernilai lebih tinggi, bisnis akan memproduksi lebih banyak sekop untuk meraup keuntungan yang lebih.

Faktor yang Mempengaruhi Penawaran

Secara umum, faktor yang mempengaruhi penawaran adalah harga barang atau jasa dan variabel lainnya. Berikut penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran:

Dalam hukum penawaran, jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat jika terjadi kenaikan harga. Namun dalam beberapa kasus, jika ada spekulasi kenaikan harga barang di masa depan, maka produsen cenderung mengurangi jumlah barang yang ditawarkan untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan.

Faktor lain yang menyebabkan perubahan penawaran adalah kemajuan teknologi yang mengurangi biaya produksi. Proses produksi yang semakin efisien berkat adanya teknologi membuat biaya produksi semakin menurun. Di saat yang bersamaan, penawaran akan produk-produk teknologi seperti komputer dan mesin meningkat tajam.

Pemerintah memiliki pengaruh yang besar terhadap penawaran barang dan jasa. Semakin rendah pajak yang dibebankan pada produsen, maka semakin tinggi jumlah penawaran. Di sisi lain, peraturan yang terlampau ketat dan proses yang rumit bisa menurunkan jumlah penawaran sebuah barang.

Dalam proses distribusi, transportasi memegan peran penting mulai dari distribusi bahan baku, distribusi barang hingga sampai ke tangan konsumen. Semakin tinggi biaya transportasi maka semakin sulit pula penawaran yang dilakukan produsen.

Itulah penjelasan mengenai hukum permintaan dan penawaran yang dimana yang menjadi dasar bukan hanya dalam dunia perekonomian, tapi untuk semua orang karena berkaitan dengan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari.

Permintaan dan Penawaran– Pernahkah kamu mendengar dengan melonjaknya harga cabai di pasaran ketika hari raya lebaran? Jika iya, hal itu memang terjadi secara berkala pada momen-momen spesial. Bukan hanya cabai, sebagian besar harga bahan pokok naik dan itu cukup menguntungkan bagi para pengusaha.

Lebih lanjut, kamu pasti pernah membeli kopi “A” dengan harga Rp. 10 ribu. Namun berselang beberapa bulan kemudian, kopi tersebut menjadi terkenal sehingga mereka menaikkan harganya menjadi Rp. 15 ribu setiap satu cangkirnya. Dalam sebuah bisnis, hal itu cukup lazim terjadi sebagai dampak ‘terkenalnya’ sebuah produk.

“Semakin banyak peminat atau pelanggan akan berbanding lurus dengan semakin tinggi harga yang akan diberikan sebuah produk“.

Di dalam konteks sebuah bisnis, hal ini biasa dikenal sebagai Permintaan dan Penawaran. Singkatnya, permintaan yang tinggi akan menimbulkan kelangkaan sehingga membuat harga produk menjadi lebih mahal. Agar kamu bisa menangkapnya lebih jelas, baca artikel ini hingga selesai.

Pengertian Permintaan dan Penawaran

Tiga contoh momen yang membuat hukum Permintaan dan penawaran tidak berlaku

Supply and Demand

Permintaan dan Penawaran (Demand and Supply) menggambarkan interaksi hubungan yang terjadi di antara dua pihak, yakni penjual dan pembeli. Apabila penjual menerima banyak permintaan produk dari pelanggan, otomatis hal itu menyebabkan ketidakseimbangan antara pembelian dan produksi. Akibatnya, kelangkaan dapat terjadi.

Untuk mengantisipasi kelangkaan dalam produk, penjual memilih untuk menaikkan harga yang bertujuan untuk menekan ketertarikan tersebut. Dalam kasus ini, pengusaha memang diuntungkan dengan laba yang lebih besar namun mereka juga harus merasa rugi karena tidak mampu menyediakan stok dalam jumlah besar.

Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat perbandingan antara permintaan dan penawaran di bawah ini:

Baca Juga: Tanpa Sadar, 3 Kesalahan Pengelolaan Stok Ini Pasti Dilakukan Pengusaha

Apa Itu Penawaran (Supply) ?

Penawaran (Supply) adalah jumlah kuantitas produk yang disiapkan oleh pihak pengusaha untuk dijual kepada para pelanggannya. Dalam menentukan besaran jumlah produk, pengusaha biasanya akan menentukan melalui beberapa faktor di bawah ini:

1. Keinginan pengusaha untuk menyediakan produk.

  • Permintaan atau minat pembelian dari pelanggan.
  • Perkembangan atau progress dari produk yang ingin dijual (harga ke depannya).
  • Pajak yang harus dibayarkan.

2. Ketersediaan produk di dalam gudang.

  • Tingkat kecepatan sebuah produk bisa dibuat atau diproduksi.
  • Efisiensi pembuatan sebuah produk.
  • Ketersediaan SDM dan SDA dalam membuat produk tertentu.

3. Kemampuan dalam menjual produk

  • Legalitas sebuah produk.
  • Perhatikan hak cipta dari produk.
  • Keperluan logistik dalam penjualan.

Apa Itu Permintaan (Demand)?

Permintaan (Demand) adalah tingkat keinginan pelanggan untuk membeli sebuah produk atau jasa yang diberikan oleh penjual. Biasanya, tinggi permintaan bakalan mempengaruhi harga produk. Sebaliknya, rendahnya permintaan juga bakal membuat harga produk semakin rendah (re: tidak laku).

Di bawah ini, terdapat beberapa faktor yang menimbulkan tingginya tingkat permintaan.

1. Kualitas Produk

Faktor yang menimbukan tingginya tingkat permintaan yang pertama adalah kualitas produk atau jasa. Semakin bagus produk atau jasa yang disiapkan pihak penjual, akan berbanding lurus dengan harga dari produk itu sendiri. Pemilik usaha pastinya tidak akan ragu untuk meningkatkan harga jual setelah melihat antusiasme pasarnya.

2. Peningkatan Harga Lainnya

Selain kualitas produk, peningkatan permintaan juga bisa terjadi lantaran naiknya harga di kategori yang berbeda namun memiliki fungsi yang sama. Dalam ekonomi, peningkatan harga yang dimaksud terjadi kepada barang substitusi.

Contoh barang substitusi dapar terlihat pada saat Idul Adha. Harga sebuah kambing meningkat begitupula dengan sapi (patungan 7 orang). Keduanya memiliki fungsi yang sama yang dipotong untuk kurban.

3. Daya Beli Konsumen

Meningkatnya permintaan yang terakhir juga bisa terjadi sebab dari daya beli konsumen. Semakin besar pendapatan yang seseorang dapatkan akan mempengaruhi cara ia mempergunakan uang mereka. Hal ini lazim terjadi dan terlihat di dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, Riko hanya bisa membeli motor secara kredit karena uang gajinya tidak terlalu banyak. Namun, Mia memilih untuk membeli motor secara tunai karena ia memiliki uang lebih. Daya beli konsumen yang tinggi seperti Mia sangatlah menguntungkan bagi pemilik usaha.

Itu dia penjelasan lengkap mengenai permintaan dan penawaran beserta faktor yang mempengaruhi keduanya. Kesimpulannya adalah peningkatan permintaan akan semakin membuat sibuk para pemilik usaha. Alhasil, kamu akan sering lupa untuk kirim Invoice atau catat Laporan Keuangan apabila masih menggunakan cara manual.

Solusi dari hal itu adalah dengan menggunakan Software Akuntansi #1 di Indonesia, Paper.id. Dengan menggunakan Paper.id, kamu tidak perlu lagi mencatat di kertas sebab semuanya bisa kamu lakukan melalui smartphone atau laptop kamu. Sekali rekap, pencatatan akan lebih rapih dan tidak berantakan.

Klik tombol di bawah dan gunakan Paper.id secara Gratis sekarang juga!

Tiga contoh momen yang membuat hukum Permintaan dan penawaran tidak berlaku

(Visited 18.161 times, 8 visits today)