Tercemarnya suatu pantai di daerah tujuan wisata adalah

Pariwisata disebut sebagai “industri tanpa asap” (smokeless industry), karena tidak melibatkan pabrik seperti halnya industri lainnya.  Contohnya wisata pantai, dimana pantai menjadi tempat untuk berlibur dan melakuakn kegiatan seperti selancar, jet ski, wisata kuliner, dan berenang.

Dampak positif jika pantai dijadikan sebagai objek wisata

  1. Meningkatkan kesejahteraan bagi warga sekitar obyek wisata
  2. Membuka lapangan pekerjaan
  3. Menyumbang devisa bagi negara

Dampak negatif jika pantai dijadikan sebagai objek wisata

  1. Meningkatnya pencemaran lingkungan
  2. Timbulnya tindak kejahatan 

Pencemaran pantai sudah terjadi hampir di seluruh pantai yang menjadi objek wisata. Diantara ciri- ciri pencemaran pantai dan pesisir yang bisa kita lihat langsung adalah banyaknya sampah yang berserakan di sepanjang pesisir dan pantai (baca juga : Ciri Ciri Pencemaran Air). Ciri lain dari pantai yang tercemar adalah adanya tumpahan minyak dan terganggunya keseimbangan ekosistem pantai (baca juga : Pengertian Ekosiste Pantai) Agar bisa mencegah terjadinya pencemaran pantai dan pesisir yang lebih parah lagi, kita harus tahu penyebab terjadinya pencemaran pantai. Berikut adalah uraian lengkapnya.

Ada banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran pantai. Penyebab- penyebab tersebut bisa dikarenakan faktor alam dan juga faktor aktivitas manusia. Di bawah ini adalah beberapa penyebab pencemaran pantai dan pesisir yang terjadi di Indonesia.

Abrasi yang disebut juga dengan erosi pantai, adalah proses mundurnya garis pantai dari kedudukan garis pantai yang lama. Abrasi ini disebabkan oleh faktor alam seperti tiupan angin di atas laut yang menghasilkan gelombang dan juga arus laut yang kuat. Gelombang laut yang besar dan terjadi sacara terus- menerus dapat mempercepat proses abrasi. Selain mengurangi jarak laut dengan daratan sehingga lahan penduduk pesisir menjadi sempit, abrasi juga menggusur tempat berkumpulnya ikan perairan pantai sehingga menyulitkan nelayan untuk mencari ikan di tepi laut.

  1. Penebangan hutan mangrove

Masyarakat pesisir pantai menebang hutan mangrove untuk dijadikan pertambakan. Selain itu, kayu- kayu dari pohon mangrove juga dijual dan dijadikan pondasi bangunan. Kegiatan tersebut sangat mengganggu regenerasi dan menghambat proses suksesi hutan mangrove. Hal ini menyebabkan terjadi abrasi, dan hilangnya beberapa ekosistem pulau (baca juga : Jenis Jenis Ekosistem).

  1. Pencemaran sampah anorganik

Daerah dengan pencemaran tingkat tinggi merupakan daerah pesisir padat penduduk. Salah satu sumber pencemaran ekosistem pesisir tersebut adalah pencemaran limbah kegiatan rumah tangga, terutama sampah anorganik seperti botol plastik dan kaleng yang sangat sulit terurai. Misalnya, untuk mengurai satu botol plastik dibutuhkan waktu sekitar 450 tahun. Hal tersebut tentu membuat kelestarian ekosistem pantai semakin terancam.

  1. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan (over exploitation)

Bentuk eksploitasi pantai diantaranya adalah penambangan pasir, penambangan terumbu karang dan eksploitasi ikan berlebihan. Banyak nelayan yang menggunakan alat penangkap ikan yang tidak ramah lingkungan demi mendapatkan hasil tangkapan ikan yang melimpah.

Hal tersebut tentu merusak habitat terumbu karang. Kelangkaan terumbu karang dan berkurangnya pasir laut menyebabkan bertambahnya kedalaman perairan dangkal sehingga gelombang laut tidak bisa diredam dan sampai ke pantai dengan energi yang cukup besar.

  1. Reklamasi pantai sembarangan

Peninggian muka air laut yang tidak direncanakan dengan baik dapat menyebabkan daerah pantai di sekitar reklamasi menjadi rawan tenggelam. Selain itu, air laut bisa naik ke daratan sehingga air darat tercemari dan menjadi asin. Hal tersebut sangat merugikan masyarakat pesisir, terutama bagi mereka yang bercocok tanam.

Dampak yang Terjadi Akibat Pencemaran Pantai

Pencemaran pantai dan pesisir membawa dampak buruk bagi lingkungan di sekitar pantai. Beberapa dampak dari pencemaran pantai yang telah terjadi yaitu :

  • Kerusakan ekosistem mangrove dan terumbu karang

Menurut Pusat Informasi Mangrove (PIM), penyebab utama pencemaran hutan mangrove adalah ketidakpahaman masyarakat akan manfaat dari pohon yang daerah pasang surut tersebut. Ketidakpahaman tersebut juga terjadi pada ekosistem terumbu karang (silahkan baca : Fungsi Ekosistem Terumbu Karang).

Pencemaran terumbu karang banyak disebabkan oleh kegiatan perikanan yang bersifat destruktif seperti penggunaan bahan-bahan peledak dan bahan beracun. Selain itu, aktivitas penambangan karang, reklamasi pantai, kegiatan pariwisata yang kurang bertanggung jawab, dan sedimentasi akibat meningkatnya erosi juga turut andil dalam memperburuk habitat terumbu karang.

Pencemaran tidak hanya merusak atau mematikan komponen biotik (hayati) perairan, tetapi dapat pula membahayakan kesehatan atau bahkan mengancam nyawa manusia yang memanfaatkan biota atau perairan yang tercemar. Selain itu pencemaran juga dapat mengurangi keindahan perairan laut dan pesisir yang terkena pencemaran (baca juga : Pencemaran Air Laut).

  • Kematian sumber daya hayati

Sedikitnya terdapat 4 lokasi perairan yang mengalami kasus kematian sumber daya hayati seperti ikan dan penyu hijau. Penyebab utama kasus kematian tersebut adalah pencemaran, eksploitasi berlebihan dan kenaikan suhu permukaan laut.

Baca juga : Dampak Pencemaran Lingkungan

Pencegahan Pencemaran Pantai

Untuk mencegah terjadinya pencemaran pantai, dapat dilakukan kegiatan berikut :

  1. Mengelola kawasan pantai secara terpadu. Maksud dari pengelolaan secara terpadu yakni melestarikan, memelihara dan memanfaatkan secara bijak. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan membangun suatu konsep pengelolaan yang berbasis berkelanjutan, memiliki visi ke depan, terintegrasinya kepentingan ekonomi dan ekologi, serta pelibatan masyarakat.
  2. Kegiatan nelayan dalam melakukan penangkapan ikan harus menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan dengan menempatkan pada lokasi yang tepat dan pengoperasian yang benar.
  3. Melakukan kegiatan pengisian pantai (beach fill) untuk membentuk garis pantai.
  4. Membuat pemecah gelombang sejajar garis pantai (detached breakwater), groin dan pembangunan sea wall secara sempurna untuk mencegah abrasi.
  5. Menggunakan breakwater bentuk kubus untuk meredam gelombang besar.
  6. Melakukan pengawasan terhadap aktivitas di daerah terumbu karang serta membuat terumbu karang buatan terutama di daerah yang telah mengalami kerusakan parah.
  7. Rehabilitasi Mangrove, yakni dengan melakukan penanaman kembali hutan mangrove. Selain itu, perlu dibuat rencana pengelolaan ekosistem yang dapat mengurangi kegiatan penebangan oleh masyarakat terhadap hutan mangrove (baca juga : Manfaat Hutan Mangrove). Hal tersebut dapat direalisaikan dengan melakukan pengalihan mata pencaharian masyarakat, dimana terdapat sebagian masyarakat yang masih mencari kayu mangrove untuk Untuk mengatasi hal ini maka dapat dilakukan upaya peningkatan potensi perikanan di daerah hutan mangrove yaitu dengan melakukan penanaman mangrove sehingga mangrove dapat menjadi nursery ground dan fishery ground.
  8. Membuat peraturan untuk pengusaha yang akan mendirikan cottage, home stay, rumah apung ataupun bangunan lain sejenisnya apabila bangunan tersebut didirikan di atas ekosistem terumbu karang maupun ekosistem mangrove. Peraturan tersebut dapat berupa menanam mangrove kembali di tempat lain dengan luas minimal sama dengan luas hutan yang ditebang, serta peraturan tentang desain rumah apung agar sinar matahari masih mencapai dasar perairan.
  9. Membuat rencana undang- undang untuk mempertahankan ekosistem mangrove serta pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara umum.

Tercemarnya suatu pantai di daerah tujuan wisata adalah
tuliskan dampak positif dan negatif jika pantai dijadikan sebagai objek wisata

Tuliskan Dampak Positif dan Negatif Jika Pantai Dijadikan Objek Wisata
– Pantai merupakan salah satu objek wisata yang sangat digemari. Siapa sih yang tidak suka menikmati keindahan pantai? Bahkan di pantai orang-orang dapat melakukan berbagai aktivitas menyenangkan. Namun, biasanya ada pertanyaan yang sering ada di sekolah, yaitu mengenai dampak positif dan negatif pantai dijadikan objek wisata.

Nyatanya, pantai yang dijadikan sebagai objek wisata dapat menyebabkan berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Salah satu hal positif yang didapatkan dari objek wisata pantai, yaitu terbukanya sumber pendapatan bagi masyarakat. Meskipun begitu, dampak negatif pun kerap di dapat dari dibukanya wisata pantai, seperti pencemaran terhadap lingkungan. Nah, apa saja sih dampak positif serta negatif dijadikannya objek wisata pantai bagi masyarakat dan turis. Perhatikan juga artikel menarik terkait
rekomendasi jasa penulis artikel terpercaya
ini ya.

Berikut penulis
tuliskan dampak positif dan negatif jika pantai dijadikan objek wisata
untuk masyarakat lokal maupun mancanegara. Bukan hanya sebagai sumber pendapatan, objek wisata pantai juga mempunyai sampak positif lainnya. Berikut dampak positif dibuatnya objek wisata pantai. Barangkali Anda sendiri pun dapat melihat dan merasakannya.

Dampak Positif Dijadikannya Pantai Sebagai Objek Wisata Masyarakat

Tercemarnya suatu pantai di daerah tujuan wisata adalah
tuliskan dampak positif dan negatif jika pantai dijadikan sebagai objek wisata

Sebagai Sumber Penghasilan Warga

Biasanya di pantai banyak orang yang membuka usaha kecil sebagai sumber penghasil rupiah. Warga bisa menggelar dagangan kecil, seperti warung makanan, warung kopi, mainan anak-anak dan lainnya. Maka, dengan dijadikannya pantai sebagai objek wisata dapat membantu perekonomian masyarakat daerah sekitarnya.

Sebagai Sumber Devisa Negara

Bila diminta
tuliskan dampak positif dan negatif jika pantai dijadikan objek wisata, salah satu dampak positifnya yaitu sebagai  sumber devisa negara. Bukan hanya masyarakat saja yang mendapat dampak positifnya, tetapi negara juga. Objek wisata pantai biasanya dikunjungi oleh banyak turis-turis dari luar negeri. Apalagi pemasukan devisa negara salah satunya didapat melalui sektor pariwisata sangat besar.

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Sekitar Pantai

Dengan dibukanya objek wisata pantai, masyarakat sekitar pantai memiliki kesempatan mendapatkan pekerjaan. Dengan demikian, kehidupan masyarakat sekitar pantai akan menjadi lebih baik. Masyarakat dapat menjual kerajinan khas daerah tersebut, berbagai jenis makanan, layanan permainan pantai dan lainnya. Nah, itulah salah satu dampak positif objek wisata pantai untuk masyarakat.

Daerah Tempat Pantai Berada Menjadi Terkenal

Saat diminta
tuliskan dampak positif dan negatifjika pantai dijadikan sebagai objek wisata,
salah satu dampak positifnya ialah terkenalnya suatu daerah. Misalnya, seperti pantai-pantai indah yang ada di Bali membuat Bali semakin terkenal dengan keindahan alamnya. Dengan begitu, akan membuat suatu daerah ramai dikunjungi. Bahkan dengan begitu, suatu wilayah dapat memperkenalkan adat dan tradisinya.

Sebagai Tempat Berlibur dan Beristirahat

Setiap orang pasti membutuhkan suasana indah dan nyaman untuk sebagai tempat berlibur. Selain itu juga sebagai tempat beristirahat menikmati pemandangan laut yang indah. Dengan begitu, pengunjung akan merasakan ketenangan setelah melalui lelahnya beraktivitas. Dengan berlibur di pantai, orang-orang dapat menikmati momen berlibur dan berkumpul bersama keluarga maupun teman.

Dampak Negatif Dijadikannya Pantai Sebagai Objek Wisata

Tuliskan dampak positif dan negatif jika pantai dijadikan sebagai objek wisata
adalah pertanyaan yang sering muncul di sekolah. Jadi, tidak hanya dampak positifnya saja, terdapat pula beberapa dampak negatifnya. Dijadikannya pantai sebagai objek wisata juga bisa menimbulkan beberapa permasalahan. Berikut dampak negatif dari dijadikannya pantai sebagai objek wisata.

-Tercemarnya Lingkungan Sekitar Warga

-Tindak Kejahatan Meningkat

-Menyebabkan Kepadatan dan Kemacetan

-Menjadi Penyebab Rusaknya Hutan Bakau

Nah, itulah jawaban bila Anda diminta
tuliskan dampak positif dan negatif jika pantai dijadikan sebagai objek wisata
bagi masyarakat dan turis. Dibalik banyaknya dampak positif dijadikannya pantai sebagai objek wisata, terdapat pula dampak negatifnya. Namun, beberapa dampak negatif dapat dihindari atau meminimalisir, termasuk dengan menjaga lingkungan sekitar pantai. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk Anda.