Teks narasi yang memiliki tujuan memberikan pengalaman estetis kepada pembaca adalah teks narasi

Teks narasi adalah salah satu jenis teks (pola pengembangan paragraf) yang berfungsi untuk menceritakan suatu peristiwa atau kejadian secara beruntun dan mendetail (dari awal, tengah, hingga akhir) dengan urutan waktu atau bersifat kronologis. Tujuan dari teks ini menceritakan kepada pembaca seolah-olah berada dalam cerita tersebut atau dengan kata lain mengalami hal tersebut dan menambah wawasan pembaca.

Selain itu, teks narasi dapat berupa fiksi (imajinasi) maupun nonfiksi. Narasi yang berupa fiksi sanggup menciptakan pengalaman estetis (menghibur sekaligus memberikan wawasan) kepada pembaca sehingga jenis teks ini termasuk yang paling banyak digemari. Terdapat tiga hal utama dari teks narasi: tokoh, kejadian, dan latar (ruang atau waktu).

Ciri-Ciri Teks Narasi

Teks narasi memiliki ciri-ciri, antara lain:

  1. Teks narasi berisi peristiwa baik nyata, imajinasi, maupun gabungan dari keduanya.
  2. Tek narasi terdiri atas beberapa paragraf yang tiap-tiap paragraf menitikberatkan pada perbuatan atau peristiwa sehingga berusaha untuk menampilkan apa yang terjadi.
  3. Teks narasi disusun berdasarkan kronologi atau urutan waktu yang di dalamnya terdapat konflik agar menarik.
  4. Pada salah satu jenis teks narasi, terdapat unsur amanat di dalamnya.

Jenis-Jenis Teks Narasi

Narasi terdiri atas empat jenis, antara lain

1. Teks Narasi Ekspositorik (Karangan Biografi)

Teks narasi jenis ini bersifat untuk memberikan informasi mendetail secara runtun agar menambah wawasan pembaca, seperti teks cerita seseorang tokoh (biografi) dan peristiwa bersejarah. Tokoh yang diceritakan pada umumnya hanya satu tokoh dan pristiwa yang diceritakan berkaitan dengan tokoh tersebut berdasarkan fakta atau bersifat objektif , bukan sugestif (memengaruhi) ataupun fiktif, mulai dari lahir, hingga kabar paling terbarunya sehingga dapat dikatakan teks narasi ini bersifat ilmiah.

2. Teks Narasi Sugestif

Teks narasi jenis ini bersifat untuk memberikan maksud atau pengaruh dan pesan atau amanat tertentu kepada pembaca. Tujuan dari teks narasi jenis ini memberikan sugesti untuk menggerakkan hati pembaca untuk mempercayai hal suatu hal dengan cara penyajian yang membuat pembaca seolah-olah melihat dan mengetahui maksud dari penulis.

3. Teks Narasi Artistik

Teks narasi jenis ini dapat bersifat fiksi maupun non-fiksi, pada umumnya imajinatif, dengan menggunakan bahasa kiasan atau lambang (figuratif) dengan tujuan memberikan kepada pembaca sebuah hiburan. Teks ini mengandung amanat yang pada umumnya bersifat tersirat.

Struktur Teks Narasi

Teks narasi memiliki struktur yang terdiri atas 4 hal, antara lain

1. Orientasi

Pada bagian ini, penyajian teks narasi terdiri atas tokoh, penokohan, latar tempat, latar cerita, latar waktu, latar suasana, dan unsur-unsur lainnya yang erat kaitannya disajikan pada bagian awal. Bagain ini perlu dibuat semenarik mungkin karena menjadi kesan pertama pembaca agar dapat membaca teks narasi seluruhnya.

2. Komplikasi

Bagian ini mulai menghadirkan konflik yang natinya akan berkembang makin rumit hingga mencapai klimaks yang setelahnya antiklimaks dan berangsur-angsur akan menghilang.

3. Resolusi

Bagian ini menyajikan jalan keluar dari konflik sehingga berbagai permasalahan akan terselesaikan dan sebagai tanda cerita akan berakhir.

4. Koda

Koda atau ending adalah bagian pada teks narasi yang menyajikan akhir dari cerita. Akhir dari sebuah cerita dapat berupa akhir yang bahagia, akhir yang sedih, ataupun akhir yang menggantung.

Contoh Teks Narasi

1. Contoh Teks Narasi Ekspositorik

Orientasi: Joko Pinurbo (sering dipanggil “Jokpin”) lahir 11 Mei 1962 di Sukabumi, Jawa Barat. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA Seminari Mertoyudan, Magelang, ia melanjutkan studi di IKIP (sekarang Universitas) Sanata Dharma Yogyakarta, tempat ia kemudian mengajar.

Komplikasi: Jokpin menjalani masa kecil yang tidak mudah karena dia selalu sakit-sakitan, seperti sakit tifus hingga berbulan-bulan dan menderikat cedera saraf tulang belakang. Karena halini, Jokpin dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Selain itu, dirinya juga suka mindersehingga jarang bergaul dengan teman-temannya.

Resolusi: Kini, Jokpin tinggal bersama keluarganya di Yogyakarta. Dia hidup berbaur dengan baik bersama masyarakat setempat. Selain itu, berbagai pertemuan warga seperti ronda dan acara sosial lainnya didatangi olehnya. Dia mendapat banyak inspirasi dalam tulisan-tulisannya dengan berbaur di dalam masyarakat

Koda: Jokpin termasuk sastrawan Indonesia yang paling produktif dan banyak dari bukunya yang diterbitkan.  Puisi-puisinya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Selain diubah menjadi musik, sejumlah sajaknya dipakai pula untuk iklan. Sampai sekarang ia tetap bermukim di Yogyakarta.

2. Contoh Teks Narasi Artistik

Orientasi: Tebah adalah namaku. Nama panjangku adalah Tebah Arunika. Arunika  yang artinya ‘cahaya matahari pagi sesudah terbit’. Bapak menamaiku demiian sebab dia mengaharapkan aku selalu menjadi cahaya yang tetap terang meskipun kegelapan berusaha menyelimutiku.

Komplikasi: Menjalani masa muda dengan menanggung tiga orang adik dan orang tua yang sakit-sakitan memang tidaklah mudah. Pada pagi hari aku harus mengikuti kelas perkuliahan dan sore hingga larut malam aku harus bekerja.

Resolusi: Bersykur, aku mempunyai anugerah berupa kecerdasan dari Tuhan yang membuat aku mendapatkan beasiswa berkuliah hingga sarjana di universitas ternama di Indonesia. Sedikit demi sedikit uang aku tabung hingga ketiga adikku dapat berkuliah dan membantu menghidupi keluarga.

Koda: Kini, kehidupanku membaik, adik-adikku sudah memiliki pekerjaan dan aku sedang membangun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bertujuan untuk dapat membantu para anak-anak yang kurang beruntung.

3. Contoh Teks Narasi Sugestif

Orientasi: Kala itu matahari tengah bersiap untuk tenggelam meninggalkan bumi. Pak Soleh baru saja melangkahkan kakinya untuk pulang dari kantor. Setapak demi tapak ia lalui dengan senyuman yang mengurvai bibirnya tanda betapa syukurnya dirinya masih diberikan kesehatan dan pekerjaan meski tiap hari harus dituntut dengan pekerjaan berat. Makin langkah kaki yang sudah tak muda lagi dilangkahkan makin terdengar permulaan suara-suara azan menyambut magrib.

Pada saat ia melangkahkan kakinya menuju ke masjid, ia melalui sebuah kebun sepi yang hening sehening saat elang ketika melintasi langit. Keheningan itu tiba-tiba hilang seketika ketika terdengar suara tangisan  bayi. Dengan rasa takut yang tak bisa disembunyikan, ia mencoba mencari sumber dari tangisan bayi tersebut.

Komplikasi: Jantung Pak Soleh terasa berhenti sebab betapa terkejut dirinya menemukan seorang bayi di bawah pohon beringin yang rindang. Ketika ingin mengangkat anak bayi tersebut, percis di sampingnya muncul seekor anjing yang bengis dan tatapannya sungguh dingin tengah bersiap menerkam si bayi.

Resolusi: Dengan cekatan, Pak Soleh langsung mengayunkan tasnya yang cukup berat untuk mengusir anjing tersebut. Namun, si anjing melawan Pak Soleh dan siap untuk menerkam mereka berdua. Tak habis akal, Pak Soleh mengambil batu besar yang jika dilemparkan cukup membuat jendel gedung pecah seketika. Akan tetapi, di luar dugaan si anjing mengejar Pak Soleh. Dengan sisa-sia keringatnya, dia memaksakan diri untuk mempercepat langkahnya dan pada akhirnya si anjing berhasil ia kalahkan.

Koda: Setelah berhasil membuat pingsan si anjing, ia membawa bayi itu di rumah dan bagai hujan turun di padang pasir yang gersang, kabar ini disambut sungguh menyenangkan oleh istrinya sebab sudah lebih dari 10 tahun menikah, mereka belum dikaruniai anak.

Artikel: Teks Narasi Kontributor: Adip Prasetyo, S.Hum.

Alumni Sastra Indonesia FIB UI

Materi StudioBelajar.com lainnya:

  • Teks Eksposisi
  • Majas
  • Kalimat Efektif

Hai Quipperian! Apakah kamu sadar bahwa cerpen, novel, dan biografi biasanya ditulis dengan teks narasi? Yup, ketiga contoh karangan cerita di atas menggunakan teks narasi untuk menggambarkan rangkaian peristiwa secara kronologis atau berurutan secara periode waktu.

Selain itu, apakah kamu juga sadar bila narasi membantu pembaca untuk membayangkan suatu peristiwa menjadi lebih jelas, baik itu kisah fiksi maupun nonfiksi. Teks ini memang seru untuk Quipperian pelajari apalagi jika kamu gemar atau ingin belajar untuk menulis.

Nah, jika kamu saat ini sedang belajar mengenai teks narasi, Quipper Blog kali ini akan mengulasnya secara lengkap—mulai dari pengertian, tujuan, jenis, struktur, ciri, unsur, hingga contohnya. Mari kita bahas satu per satu, ya!

Pengertian Teks Narasi

Teks narasi adalah jenis pola pengembangan paragraf atau karangan cerita yang menyajikan serangkaian peristiwa dan disusun secara kronologis dengan urutan waktu yang berurutan (terdiri dari awal, pertengahan, dan akhir). Adapun turunan dari teks ini antara lain teks cerita fantasi, teks fabel, teks cerita sejarah, novel, cerpen, hikayat, hingga biografi atau kisah inspiratif.

Tujuan Teks Narasi

Tujuan teks ini adalah untuk membantu pembaca memahami sebuah karangan cerita menjadi lebih jelas dengan khayalan atau imajinasi yang didapatkannya. Dengan demikian pembaca merasa seolah-olah tengah berada dalam cerita tersebut. Namun, pada dasarnya teks ini memiliki tujuan untuk menghibur pembacanya. 

Jenis Teks Narasi

Berdasarkan buku Teks Narasi dan Literasi Buku Fiksi-Nonfiksi yang diterbitkan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan di tahun 2018, teks ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Narasi Informatif (ekspositoris)

Karangan ini dibuat dengan tujuan menyampaikan informasi secara tepat tentang sebuah kejadian atau peristiwa. 

2. Karangan Narasi Artistik

Jenis ini bertujuan memberikan pengalaman estetis kepada pembaca melalui penggunaan bahasa figuratif atau kiasan.

3. Narasi Sugestif

Jenis narasi dengan penceritaan sebuah peristiwa atau kisah dengan maksud terselubung kepada para pembaca.

Struktur Teks Narasi

Secara umum struktur teks narasi terdiri dari 4 bagian yaitu, orientasi, komplikasi, resolusi, dan reorientasi. Berikut penjelasan lengkapnya dari masing-masing bagian tersebut:

1. Orientasi

Di bagian awal ini akan terdapat informasi waktu, tempat, tokoh dan perwatakannya, hingga unsur-unsur lainnya yang dirasa penting untuk mendapatkan kesan yang baik dari pembaca.

2. Komplikasi

Penulis sudah memaparkan kejadian penting, latar belakang konflik, hingga pemicu yang menimbulkan konflik antar tokoh di dalamnya. Di bagian komplikasi terdapat peristiwa lain sebagai akibat dari konflik sebelumnya, hingga akhirnya akan mencapai klimaks atau puncaknya.

3. Resolusi

Setelah mencapai klimaks pada bagian komplikasi, resolusi inilah yang menjadi tanda konflik menurun hingga dapat terselesaikan.

4. Reorientasi

Di bagian terakhir atau penutup ini, biasanya terdapat pesan yang ingin dikemukakan penulis dalam ceritanya. Bagian ini sebenarnya tidak diwajibkan ada dalam sebuah teks narasi.

Baca Juga: 12 Contoh Teks Narasi, Lengkap dengan Pembahasannya

Ciri-Ciri Teks Narasi

Beberapa ciri berikut ini dianggap memenuhi syarat sebagai suatu bentuk karangan narasi, antara lain:

  • Menggunakan gaya bahasa naratif untuk menceritakan cerita, kisah, dan peristiwa dalam suatu karangan narasi.
  • Memiliki alur cerita yang jelas mulai dari awal, pertengahan, hingga bagian akhirnya.
  • Memiliki konflik dan peristiwa atau kejadian sebab akibat yang saling mendukung penceritaan.
  • Terdapat unsur pembentuk cerita seperti tema, latar, alur, sudut pandang, dan penokohan atau karakter.

Unsur Teks Narasi

Adapun selanjutnya hal yang perlu Quipperian ketahui ialah unsur-unsurnya yang terdiri dari beberapa poin berikut:

  • Tema, merupakan topik atau pokok pembicaraan untuk mengembangkan karangan cerita yang dituliskan.
  • Latar, seperti waktu, tempat terjadinya peristiwa atau kejadian, lingkungan sosial, dan interaksinya.
  • Penokohan atau karakter, yakni cara penulis menggambarkan watak atau tokoh dalam menggerakan sebuah cerita.
  • Alur, adalah rangkaian peristiwa yang memiliki pola dan berusaha memecahkan konflik dalam narasi.

Contoh Teks Narasi

Bandung Lautan Api

Pada 23 Maret 1946 meletuslah sebuah perlawanan rakyat di Bandung untuk mengusir Sekutu dan NICA (Belanda). Peristiwa Bandung Lautan Api diawali dengan datangnya pasukan Sekutu/Inggris pada 12 Oktober 1945 yang bersekongkol dengan Belanda untuk menguasai Indonesia kembali.

Selanjutnya Sekutu mulai melancarkan propaganda dan rakyat Indonesia diperingatkan agar meletakkan senjata dan menyerahkannya kepada Sekutu. Pihak Indonesia tidak menggubris ultimatum tersebut malah justru angkatan perang Indonesia melakukan menyerang markas-markas Sekutu di Bandung bagian Utara, termasuk Hotel Homan dan Hotel Preanger pada 24 November 1945.

Ultimatum kedua pada 27 November 1945, Kolonel MacDonald selaku panglima perang Sekutu sekali lagi menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat, Mr. Datuk Djamin, agar rakyat dan tentara segera mengosongkan wilayah Bandung Utara.

***

Nah, kamu sudah baca kan contoh di atas? Ciri-ciri teks narasi sejarah antara lain:

  • Cerita disajikan secara kronologis atau berurutan.
  • Bersifat faktual yang terlihat dari keterangan waktu, tempat, dan tokoh.
  • Memiliki struktur cerita yang dimulai dari orientasi, komplikasi dan resolusi dalam bentuk urutan peristiwa, dan reorientasi.
  • Sering terdapat konjungsi temporal atau kata hubung yang memiliki fungsi menghubungkan peristiwa berbeda yang berkaitan dengan waktu.

Dengan demikian, contoh narasi “Bandung Lautan Api” di atas tepat bila disebut sebagai teks narasi karena sesuai dengan ciri-cirinya, ya, Quipperian.

Itulah penjelasan mengenai teks narasi yang penting untuk Quipperian ketahui. Semoga pemaparan dalam artikel kali ini menambah wawasan kamu dan dapat segera diimplementasikan melalui bentuk tulisannya secara langsung. 

Agar semakin semangat belajarnya, jangan lupa untuk tetap belajar bersama Quipper Video. Jika belum berlangganan, bisa daftar sekarang di sini. Kamu bisa belajar bareng tutor profesional berpengalaman, lewat rangkuman, contoh soal, dan ulasan video. Seru banget! Buruan daftar, ya!

[spoiler title=SUMBER]

  • repositori.kemdikbud.go.id/
  • serupa.id/[/spoiler]