Teknologi yang tidak memanfaatkan prinsip kemagnetan adalah

Kemagnetan dalam Produk TeknologiMagnet banyak digunakan dalam berbagai produk teknologi, salah satunya yang palingpopuler adalah dalam teknologi kedokteran, seperti MRI. Tahukah Anda, bagaimana caraseorang dokter untuk mendeteksi adanya penyakit dalam tubuh pasien? Hingga kini, salah satucara yang dianggap paling aman untuk mendeteksi penyakit adalah dengan menggunakan MRI(Magnetic Resonance Imaging). MRI menggunakan prinsip kemagnetan untuk mencitrakankondisi kesehatan tulang atau organ tubuh bagian dalam manusia tanpa melalui prosedurpembedahan.

42Gambar 4.37MRI (Magnetic Resonance Imaging)Sumber: Dokumen KemdikbudMari Kita Pikirkan!Bagaimanakah cara kerja MRI hingga dapat mencitrakan kondisi kesehatan tulangmanusia tanpa melalui prosedur pembedahan?MRI (Magnetic Resonance Imaging)Untuk mengetahui lebih lanjut, pahami penjelasan berikut! Orang yang akan dicekkesehatannya dimasukkan ke dalam medan magnet yang memiliki kekuatan 5000 kali lipatlebih kuat dari medan magnet bumi. Medan magnet sebesar ini mengakibatkan nukleon tubuhberputar dan berbaris sejajar menjadi jarum kompas (Gambar 4.38a). Nukleon tersebutkemudian ditembak dengan gelombang radio untuk menginduksi arahnya (Gambar 4.38b).

43Sumber: National geographic channelGambar 4.38.Cek Kesehatan dengan menggunakan MRISaat arahnya sejajar (gambar 4.38c), nukleon-nukleon tersebut akan memancarkangelombang radio yang akhirnya diterima komputer sebagai pencitraan kondisi dalam tubuh(gambar 4.38d). Gambar tersebut dapat menunjukkan adanya penyakit dalam tubuh manusia(Gambar 4.38e). Teknik ini jauh lebih aman dibanding dengan Roentgen (sinar X).Lebih dari sekedar mendeteksi ada tidaknya penyakit seperti tumor, MRI dapatdigunakan untuk merekam pikiran manusia. Misalnya untuk merekam bagian otak yangmenanggapi rangsang panas atau dingin. Selain itu, MRI juga dapat digunakan untuk melakukandeteksi dini terhadap gejala epilepsi.Kereta MaglevMaglev merupakan kependekan darimagnetically levitatedatau kereta terbang. Keretamaglev diterbangkan kurang lebih 10 mm di atas relnya. Meskipun rel dan kereta tidakmenempel, kereta maglev yang super cepat yakni mampu melaju hingga 650 km/jam, tidakakan terjatuh dan tergelincir. Hal ini disebabkan kereta maglev menerapkan prinsip gaya tolakmenolak magnet serta didorong dengan menggunakan motor induksi.Gambar 4.39Kereta MaglevSumber: National geographic channelKereta maglev sedang dikembangkan menjadi alat transportasi masal di beberapa

44negara maju seperti Jepang, Amerika, China, dan beberapa negara di Eropa seperti Prancis,Jerman, dan London. DiJepang,keretayang menggunakan prinsip ini, yaitu kereta Maglevyang menghubungkan kota Tokyo, Nagoya, dan Osaka.Gambar 4.40(a) Kereta Maglev Jepang, (b) Interior dalam Kereta Maglev saat Uji CobaSumber: (a) (b) d13uygpm1enfng.cloudfront.net

45RangkumanSelamat, Anda telah menyelesaikan modul tentang Kemagnetan dan Induksi Elektromagnetik.

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

End of preview. Want to read all 55 pages?

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Penerapan konsep kemagnetan dalam produk teknologi mri – Berbagai produk teknologi yang berkembang dewasa ini banyak menggunakan bahan magnet. Teknologi komunikasi dan transportasi umumnya menggunakan magnet dan prinsip kemagnetan, termasuk teknologi kedokteran.


Teknologi yang tidak memanfaatkan prinsip kemagnetan adalah

Perangkat MRI (sumber: medistra.com)


Penerapan kemagnetan dalam produk teknologi antara lain MRI, kereta Maglev dan PLTN. Namun kali ini akan dibahas salah satunya, MRI, untuk para siswa kelas 9 SMP/MTs yang sedang mempelajari konsep Kemagnetan dan Pemanfaatannya.

MRI singkatan dalam bahasa Inggris, Magnetic Resonance Imaging atau Pemindai Resonansi Magnetik. Alat yang dapat memeriksa dan mendeteksi tubuh manusia bagian dalam dengan menggunakan medan magnet dan gelombang frekuensi radio serta hasilnya dapat ditampikan ke layar monitor komputer berupa gambar

MRI merupakan alat diagnosa mutakhir sebagai salah satu produk teknologi bidang kedokteran yang menerapkan konsep kemagnetan dan gelombang elektromagnetik. Menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio sehingga diagnosa dapat dilakukan tanpa operasi dan penggunaan sinar x (rontgen) atau pun bahan radioaktif.

Alat ini digunakan untuk mendekteksi penyakit bagian dalam tubuh manusia. Orang yang dideteksi kesehatannya harus berada dalam ruang medan magnet yang cukup besar. Kekuatan magnet yang besar ini bertujuan untuk menjadikan nukleon dalam tubuh berputar dan berbaris sejajar menjadi jarum kompas.

Hal ini dilakukan dengan menembakkan gelombang frekuensi radio untuk menginduksi arah nukleon. Saat nukleon sejajar akan memancarkan gelombang radio yang diterima layar monitor komputer berupa gambar hasil pemindaian kondisi dalam tubuh.

Penggunaan MRI dianggap cara paling aman digunakan untuk memindai kondisi organ tubuh manusia bagian dalam. Selain itu MRI juga dapat mendeteksi adanya penyakit pada otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf dan organ tubuh bagian dalam lainnya tanpa melalui pembedahan dan penyinaran rontgen (sinar X).

Konon, MRI tidak hanya sekadar mendeteksi ada tidaknya penyakit seperti tumor, bahkan digunakan untuk merekam pikiran manusia, deteksi dini terhadap gejala epilepsi.

Sejak beberapa tahun terakhir, telah ditemukan adanya kanker hidup yang menyerap glukosa dari aliran darah manusia. Hal itu diketahui melalui pemindaian MRI yang menggunakan prinsip kemagnetan.

Nature Medice (2013) menerbitkan sebuah makalah hasil studi dimana sel-sel kanker tumbuh dan berkembang dari asupan gula olahan yang dikonsumsi oleh manusia. Para ilmuan mengonfirmasi bahwa pertumbuhan dan perkembangan tumor kanker dipicu oleh gula olahan.

Sementara itu University College London (UCL) Inggris melakukan eksperimen menggunakan metode deteksi kanker dengan menggunakan MRI. Para ilmuan meningkatkan kepekaan pemindai MRI untuk mendeteksi glukosa khusus dalam tubuh.

Padahal sebelumnya pemindaian kanker dilakukan secara tradisional menggunakan suntikan radiasi dosis rendah untuk mengidentifikasi keberadaan tumor. (Sumber: Buku IPA Kelas 9 SMP/MTs Semester 2 Kemdikbud, viva.co.id dan medistra.com)