Teknik ikat yang digunakan berdasarkan rancangan ada titik-titik macam teknik

Home » Kelas X » Pewarnaan dengan Teknik Rintang Warna dengan Ikatan

Teknik pewarnaan pada kegiatan wirausaha tekstil kain-kain tradisional di Indonesia memanfaatkan proses celup dengan rintang warna seperti teknik batik dan teknik pada Kain Sasirangan khas Banjar, Kalimantan Selatan, dan teknik ikat pada pewarnaan serat/benang tenun. Teknik pewarnaan pada kain tenun adalah teknik ikat celup. Kegiatan membuat celup rintang dilakukan banyak negara di dunia. Sejarah asal-usul teknik ini diperkirakan berasal dari Asia dan berkembang ke wilayah India, dengan sebutan bhandani, kemudian bersambung ke wilayah Malaysia juga ke benua Afrika. Diperkirakan penyebaran kain ini juga melalui Jalur Sutera, dari Cina sampai ke daratan Persia.

Teknik celup rintang mempunyai beberapa teknik pengerjaan, tetapi masih dalam prinsip yang sama, yaitu merintangi zat warna yang masuk ke beberapa bagian kain. Diantaranya adalah celup ikat atau tie dye, merintangi zat warna dengan mengikat kain menggunakan serat atau tali. Teknik ini membentuk corak dengan menutupi bagian kain yang tak ingin terwarnai karena pencelupan. Umumnya, teknik celup ikat menggunakan bahan dasar tekstil dari serat alam, seperti katun, sutera atau rayon. Selain itu, juga digunakan alat pendukung pembentuk motif, seperti kerikil, kelereng, biji-bijian, kayu, plastik dan jarum jahit.

Beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam rintang warna antara lain sebagai berikut.

  1. Lingkaran. Untuk menghasilkan corak libfkaran bungkus kelereng atau batu di dalam kain, ikat erat dengan benang kasur atau karet gelang. Lilitkan benang atau karet beberapa kali hingga tebal.
  2. Memusat Untuk menghasilkan cora memusat ambil dan angkat bagian tengah kain, hingga bagian sekelilingnya ke bawah. Buat ikatan benang atau gelang karet dengan jarak yang sama satu sama lain.
  3. Garis tebal. Untuk menghasilkan garis tebal simpulkan kain dengan jarak tertentu

Tahap 1. Persiapan

Sebelum melakukan praktek pewarnaan terlebih dahulu persiapkan bahan dan alat untuk melakukan praktek. Siapkan juga tempat kerjanya. Rapikan tempat kerja dari barang-barang yang kemungkinan dapat mengganggu praktik pewarnaan ini.

Bahan

Bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: bahan utama dan bahan pelengkap. Pada pembuatan produk kerajinan tekstil  bahan yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis benda yang akan dibuat, fungsi dari benda tersebut,serta teknik yang akan digunakan.

  • Kain katun yang sudah dicuci (agar tidak ada lapisan kanji)
  • Air (untuk pewarnaan dan pembilasan)
  • Pewarna kain (sesuai warna yang diinginkan)
  • Kelereng atau batu, tali rafi a, benang kasur atau karet gelang berfungsi sebagai alat pengikat bentuk-bentuk tertentu pada latar kain yang akan merintangi dan menghambar teresapnya warna pada bagian-bagian tersebut.
Alat

Alat yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil teknik rintangan dengan ikatan dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: alat utama dan alat penunjang.

  • Panci besar
  • Ember plastik
  • Sendok kayu
  • Kompor
  • Sarung tangan karet

Catatan: panci dan sendok kayu yang sudah digunakan untuk proses pewarnaan kain jangan gunakan untuk memasak makanan.


Tahap 2. Perencanaan dan Perancangan

Perencanaan adalah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan pedoman atau petunjuk-petunjuk yang harus dilaksanakan jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana direncanakan. Perancangan adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa dari produk kerajinan tekstil yang akan dibuat. Rencanakan corak atau bentuk apa yang akan dibuat dan warna apa yang akan digunakan. Teknik pembuatan corak pada celup ikat terdiri dari teknik jumput, lipat, gulung dan jahit jelujur. Teknik jumput dilakukan dengan memegang permukaan kain dengan ujung jari. Setelah itu, permukaan kain tersebut diikat dengan kuat. Cara mengikatnya dilakukan dengan ikatan datar, miring, kombinasi. Pada saat mengikat, jalinlah kain dengan kuat sehingga membentuk corak yang optimal. Untuk mendapatkan corak tertentu, bagian pada latar kain diisi dengan kerikil atau biji-bijian, selanjutnya diikat. Sebelum kain dicelup, ikatlah terlebih dahulu. Penambahan bahan pendukung ini memudahkan zat warna masuk ke dalam pori-pori kain. Setelah semua rancangan corak diikat, kain siap untuk diwarnai. Pencelupan dilakukan dengan cara memasukan seluruh bagian kain yang telah diikat ke dalam larutan warna. Apabila jumlah warna yang diinginkan lebih dari satu, pencelupan perlu dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan jumlah warna yang diinginkan. Namun, sebelum pencelupan berikutnya, kita harus menutup bagian-bagian kain tertentu dengan bahan penutup pendukung, seperti plastik atau bahan lentur lain yang kedap cairan. Dengan teknik rintang melalui ikatan dan jahitan akan muncul corak yang beragam. Pada saat mencelup jangan lupa menggunakan sarung tangan plastik, agar racun yang terkandung dalam zat pewarna tidak meresap ke dalam tubuh melalui pori-pori tangan.

Jika tugas ini dilakukan dalam kelompok, diskusikan dengan teman satu kelompok motif apa dan warna apa yang akan digunakan. Berikan kesempatan untuk semua anggota kelompok menyampaikan idenya. Gambarkan beberapa alternatif rancangan motif dan warna yang diinginkan pada kertas dan warnai. Diskusikan juga teknik-teknik yang dibutuhkan untuk menghasilkan rancangan tersebut. Buatlah keputusan secara bermusyawarah.

  1. Corak yang akan digunakan dalam pewarnaan rintang warna dengan teknik ikatan adalah corak lingkaran.
  2. Warna yang digunakan adalah warna Hijau. Pewarnaan tekstil untuk celup ikat menggunakan pewarna sintetik dengan pencelupan panas. Alat yang perlu disiapkan untuk proses pewarnaan antara lainpanci dan ember. Ukuran dan jumlah alat-alat tersebut disesuaikan dengan jumlah dan jenis pewarna yang akan digunakan.

Tahap 3. Praktik Pewarnaan Langkah Kerja:

Teknik ikat yang digunakan berdasarkan rancangan ada titik-titik macam teknik

  1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan celup ikat.(kompor, panci, air, zat pewarna, kain dan sebagainya)
  2. Persiapkan kain yang akan diwarnai dengan ukuran yang diinginkan. Sebelum kain digunakan, lebih baik kain di cuci terlebih dahulu
  3. Letakan kain di atas meja, letakan kelereng pada bagian yang diinginkan, ikat kain dengan tali rafi a, benang kasur atau karet sekencang mungkin.
  4. Gunakan sarung tangan karet.
  5. Masukan air kedalam panci besar, kemudian campurkan wantek berwarna  biru ke dalam. Aduk sampai benar-benar merata.
  6. Kemudian nyalakan api sampai airnya hangat.
  7. Setelah airnya hangat masukan kain kedalam air yang sudah tercampur dengan wantek
  8. Selama menunggu air mendidih, kain dibolak-balik supaya warnanya merata (tidak belang)
  9. Setelah cukup api dimatikan, lalu angkat kain dari panci tersebut, diamkan selama kurang lebih 15 menit.
  10. Setelah didiamkan ikatan pada kain tersebut dilepaskan
  11. Sesudah dilepaskan ikatannya kain dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan kelebihan zat warna pada kain
  12. Keringkan kain. Setelah kering kain dapat disetrika untuk menghilangkan kusut yang di akibatkan oleh ikatan.
Tahap 4. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengamati kekurangan dan kelebihan hasil produk kerajinan tekstil Evaluasi ini digunakan sebagai acuan dalam proses pembuatan selanjutnyadan Misalnya warna kain yang hasil celupan terlalu pucat seharusnya warna kainnya itu biru cerah namun akibat kebanyakan air dan terlalu sedikit bahan pewarnanya kain tersebut menjadi terlalu pucat (kurang cerah).

Posted by Nanang_Ajim

Mikirbae.com Updated at: 5:11 PM

Salah satu motif batik jumputan, yaitu Batik Sasirangan Khas Banjarmasin. (Foto: Stephanie Elia/kumparan)

Batik jumputan adalah salah satu jenis batik yang menggunakan teknik jumputan untuk membuat motifnya. Jumputan merupakan teknik yang digunakan untuk membuat motif batik dengan cara mengikat kain secara kencang, lalu dicelupkan pada pewarna pakaian.

Batik jumputan juga kerap disebut dengan batik ikat celup, karena proses pembuatannya dengan mengikat dan mencelupkan kain ke dalam pewarna. Kain batik jumputan kini telah banyak beredar di pasaran.

Teknik pembuatan batik jumputan tidak sesulit apa yang dipikirkan banyak orang. Pembuatan batik jumputan tidak memerlukan ruang yang besar, peralatan modern, ataupun bahan-bahan yang mahal. Pengerjaannya dapat dilakukan di rumah, akan tetapi tetap diperlukan keterampilan khusus.

Proses pembuatan batik jumputan berbeda dengan batik tulis maupun batik cap. Penasaran dengan cara membuat batik jumputan? Berikut ini akan dijelaskan tentang cara membuat batik jumputan, lengkap dengan alat dan bahan yang diperlukan.

Membatik motif jumputan di Inacraft (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)

Mengutip buku Pendidikan Seni Rupa Estetik Sekolah Dasar karya Arina Restian (2020: 173), terdapat alat dan dan bahan yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum memulai membuat batik jumputan. Berikut uraian alat dan bahannya.

Bahan Pembuatan Batik Jumputan

  • Kain berjenis mori prima, blaco, atau primissima

  • Pewarna dan penguatnya dalam satu kemasan, bisa menggunakan wenter atau wantex

  • 2 liter air untuk satu kemasaan pewarna

Alat Pembuatan Batik Jumputan

  • Kelereng, batu, atau uang koin

  • Sendok kayu yang digunakan untuk mengaduk

Contoh kain batik motif jumputan. Foto: Pixabay

Langkah-Langkah Pembuatan Batik Jumputan

Setelah alat dan bahan telah lengkap tersedia, berikut langkah-langkah membuat batik jumputan yang dirangkum berdasarkan buku Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan karangan Drs. Sri Murtono, M.Pd dkk (2007: 13).

  1. Ikatlah bagian-bagian kain yang hendak dibiarkan tidak terkena oleh pewarnaan.

  2. Siapkan kompor, masukkan 2 liter air ke dalam panci lalu masak hingga mendidih.

  3. Masukkan zat pewarna ke dalam air yang mendidih, tambahkan 2 sendok teh garam, lalu aduk hingga rata.

  4. Celup kain yang sudah diikat-ikat ke dalam air dingin, lalu diperas. Setelah itu, masukkan ke dalam larutan wantek sampai terbenam seluruhnya.

  5. Gunakan dua bilah kayu untuk memutar-mutar kain dalam larutan sampai warnanya merata.

  6. Biarkan kain tetap dalam larutan kira-kira satu jam, kemudian angkat, dinginkan, dan cuci sampai bersih.

  7. Buka ikatan, jemur di tempat teduh sampai kering lalu rapikan.

Meskipun pewarna buatan (sintesis) dinilai lebih praktis dalam pembuatan batik jumputan, terdapat pewarna alami yang juga tidak kalah menarik untuk digunakan sebagai pewarna batik jumputan.

Contoh pewarna alami yang kerap digunakan adalah buah dan kulit pohon tarum yang menghasilkan warna biru, pohon saga yang menghasilkan warna cokelat, serta getah pohon pisang, getah daun sirih, dan air teh basi juga dapat dijadikan sebagai pewarna.