Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor yaitu

Dalam teori musik, tangga nada minor adalah salah satu tangga nada diatonik. Tangga nada ini tersusun oleh delapan not. Interval antara not yang berurutan dalam tangga nada minor (asli) adalah: 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1,1.

Show

Sebagai contoh, tangga nada A minor adalah A, B, C, D, E, F, G, A'

Tangga nada minor dapat dilihat sebagai mode musik keenam dalam tangga nada mayor. Tangga nada minor kadangkala dianggap mempunyai bunyi yang cenderung lebih sedih dibandingkan dengan tangga nada mayor.

Ciri-cirinya adalah:

  • Bersifat sedih
  • Kurang bersemangat
  • Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada La = A
  • Mempunyai pola interval: 1, ½, 1, 1, ½, 1, 1

Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor; tanda mula yang sesuai dengan pola interval suatu tangga nada minor alami dianggap sebagai tanda mula untuk tangga nada minor tersebut. Tangga nada mayor dan minor yang memiliki tanda mula sama disebut sebagai relatif; jadi tangga nada C mayor merupakan mayor relatif dari tangga nada A minor, dan tangga nada C minor adalah minor relatif dari tangga nada Es mayor.

Tangga nada mayor relatif dari suatu tangga nada minor ditentukan dengan menaikkan nada tonika tangga nada minor tersebut sebanyak satu nada dan satu seminada (tiga setengah langkah), yaitu dengan interval terts minor. Jika tanda mula suatu tangga nada, misalnya G mayor, terdiri dari satu kres, maka tangga nada minor relatifnya, E minor, juga memiliki satu kres sebagai tanda mula.

Tabel berikut menunjukkan jumlah tanda mula untuk tangga nada minor dan tangga nada mayor relatifnya.

Tangga nada dan Kunci Diatonik

 

mol kres
mayor minor mayor minor
0 C a C a
1 F d G e
2 B g D b
3 E c A f
4 A f E c
5 D b B g
6 G e F d
7 C a C a
                    huruf kecil adalah minor                        

angka menunjukkan jumlah mol atau kres pada tangga nada (F = 1 mol, f = 4 mol, dst)

Tangga nada minor melodis dibagi dua, yaitu melodis naik dan melodis turun

Tangga nada minor melodis turun

Tangga nada minor melodi menurun dihasilkan dari hanya kunci signature perbandingan mayor kadang kala dikenali sebagai natural minor. Tangga nada minor asli teringkas adalah A natural minor: A B C D E F G A'

Perbedaan ini kadang kala dikenali sebagai tangga nada minor melodi menurun karena ia sering digunakan secara menurun dari tonik.

Tangga nada minor melodis naik

Tangga nada minor melodi meningkat dibentuk dengan meningkatkan tangga nada not ke 6 dan ke 7 (atau, samajuga, meratakan tahap ketiga dari tangga nada utama). Perbedaan ini digunakan, khususnya, untuk garis meningkat, karena ia mempunyai kecenderungan kepada musik tonik.

Sebagai contoh, dalam tangga nada A minor melodis naik, melodi tangga nada minor meningkat: A B C D E F# G# A'(#=tanda kres).

Tangga nada minor harmonis

Minor harmonik dibentuk dengan meningkatkan tangga nada minor pada not ke-7. Sebagai contoh, dalam tangga nada A minor, harmonik tangga nada minor adalah: A B C D E F G# A'

Tangga nada ini digunakan untuk menghasilkan harmoni kerana tangga nada tersebut mengandung kord dominan utama dan sub-dominan minor.

  • mode musik
  • Tangga nada minor asli
  • Tangga nada minor melodis
  • Tangga nada minor harmonis

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tangga_nada_minor&oldid=21146808"

Daftar isi

  • 1 Dalam teori musik, tangga nada minor atau tangga nada minor yaitu salah satu tangga nada diatonik. Tangga nada ini tersusun oleh delapan not. Interval selang not yang berurutan dalam tangga nada minor (asli) adalah: 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1.
  • 2 Ciri-ciri tangga nada minor
    • 2.1 Mempunyai pola interval : 1, ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1
  • 3 Tanda mula tangga nada minor
  • 4 Jenis tangga nada minor
  • 5 Lihat juga

Dalam teori musik, tangga nada minor atau tangga nada minor yaitu salah satu tangga nada diatonik. Tangga nada ini tersusun oleh delapan not. Interval selang not yang berurutan dalam tangga nada minor (asli) adalah: 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1.

Sebagai contoh, tangga nada A minor yaitu A, B, C, D, E, F, G, A'

Tangga nada minor bisa diamankan sebagai mode musik keenam dalam tangga nada mayor. Tangga nada minor kadangkala diasumsikan mempunyai bunyi yang cenderung semakin sedih dibandingkan dengan tangga nada mayor.

Ciri-ciri tangga nada minor

Ciri-cirinya adalah:

  • Bersifat sedih
  • Kurang Bersemangat
  • Kebanyakan diawali dan diakhiri dengan nada La = A
Mempunyai pola interval : 1, ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1

Tanda mula tangga nada minor

Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor; tanda mula yang berlandaskan dengan pola interval suatu tangga nada minor alami diasumsikan sebagai tanda mula sebagai tangga nada minor tersebut. Tangga nada mayor dan minor yang memiliki tanda mula sama dinamakan sebagai relatif; berlaku tangga nada C mayor yaitu mayor relatif dari tangga nada A minor, dan tangga nada C minor yaitu minor relatif dari tangga nada Es mayor.

Tangga nada mayor relatif dari suatu tangga nada minor ditentukan dengan menaikkan nada tonika tangga nada minor tersebut sebanyak satu nada dan satu seminada (tiga setengah langkah), yaitu dengan interval terts minor. Jika tanda mula suatu tangga nada, misalnya G mayor, terdiri dari satu kres, karenanya tangga nada minor relatifnya, E minor, juga memiliki satu kres sebagai tanda mula.

Tabel berikut menunjukkan jumlah tanda mula sebagai tangga nada minor dan tangga nada mayor relatifnya.

style="background:#ccccff;" colspan="2" align="center">Tangga nada dan Kunci Diatonik

Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor yaitu

                    huruf kecil yaitu minor                        

angka menunjukkan jumlah mol atau kres pada tangga nada (F = 1 mol, f = 4 mol, dst)

Jenis tangga nada minor

Tangga nada minor melodi menurun dihasilkan dari hanya kunci signature perbandingan mayor kadang kala dikenal sebagai natural minor. Tangga nada natural minor teringkas yaitu A natural minor: A B C D E F G A'

Perbedaan ini kadang kala dikenal sebagai tangga nada minor melodi menurun kerana dia sering dipergunakan secara menurun dari tonik.

Tangga nada minor melodi meningkat

Tangga nada minor melodi meningkat diwujudkan dengan meningkatkan tangga nada not ke 6 dan ke 7 (atau, samajuga, meratakan tahap ketiga dari tangga nada utama). Perbedaan ini dipergunakan, khususnya, sebagai garis meningkat, karena dia mempunyai kecenderungan untuk musik tonik.

Sebagai contoh, dalam key A minor, melodi tangga nada minor meningkat: A B C D E F# G# A'

Tangga nada minor harmonis

Minor harmonik diwujudkan dengan meningkatkan tangga nada minor pada not ke-7. Sebagai contoh, dalam tangga nada A minor, harmonik tangga nada minor adalah: A B C D E F G# A'

Tangga nada ini dipergunakan sebagai menghasilkan harmoni kerana tangga nada tersebut mengandung kord dominan utama dan sub-dominan minor.

Lihat juga


edunitas.com


Page 2

Daftar isi

  • 1 Dalam teori musik, tangga nada minor atau tangga nada minor adalah salah satu tangga nada diatonik. Tangga nada ini tersusun oleh delapan not. Interval selang not yang berurutan dalam tangga nada minor (asli) adalah: 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1.
  • 2 Ciri-ciri tangga nada minor
    • 2.1 Mempunyai pola interval : 1, ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1
  • 3 Tanda mula tangga nada minor
  • 4 Jenis tangga nada minor
  • 5 Lihat juga

Dalam teori musik, tangga nada minor atau tangga nada minor adalah salah satu tangga nada diatonik. Tangga nada ini tersusun oleh delapan not. Interval selang not yang berurutan dalam tangga nada minor (asli) adalah: 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1.

Sebagai contoh, tangga nada A minor adalah A, B, C, D, E, F, G, A'

Tangga nada minor bisa diamankan sebagai mode musik keenam dalam tangga nada mayor. Tangga nada minor kadangkala diasumsikan mempunyai bunyi yang cenderung semakin sedih dibandingkan dengan tangga nada mayor.

Ciri-ciri tangga nada minor

Ciri-cirinya adalah:

  • Bersifat sedih
  • Kurang Bersemangat
  • Kebanyakan diawali dan diakhiri dengan nada La = A
Mempunyai pola interval : 1, ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1

Tanda mula tangga nada minor

Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor; tanda mula yang berlandaskan dengan pola interval suatu tangga nada minor alami diasumsikan sebagai tanda mula sebagai tangga nada minor tersebut. Tangga nada mayor dan minor yang memiliki tanda mula sama dinamakan sebagai relatif; berlaku tangga nada C mayor adalah mayor relatif dari tangga nada A minor, dan tangga nada C minor adalah minor relatif dari tangga nada Es mayor.

Tangga nada mayor relatif dari suatu tangga nada minor ditentukan dengan menaikkan nada tonika tangga nada minor tersebut sebanyak satu nada dan satu seminada (tiga setengah langkah), yaitu dengan interval terts minor. Jika tanda mula suatu tangga nada, misalnya G mayor, terdiri dari satu kres, karenanya tangga nada minor relatifnya, E minor, juga memiliki satu kres sebagai tanda mula.

Tabel berikut menunjukkan jumlah tanda mula sebagai tangga nada minor dan tangga nada mayor relatifnya.

style="background:#ccccff;" colspan="2" align="center">Tangga nada dan Kunci Diatonik

Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor yaitu

                    huruf kecil adalah minor                        

angka menunjukkan jumlah mol atau kres pada tangga nada (F = 1 mol, f = 4 mol, dst)

Jenis tangga nada minor

Tangga nada minor melodi menurun dihasilkan dari hanya kunci signature perbandingan mayor kadang kala dikenal sebagai natural minor. Tangga nada natural minor teringkas adalah A natural minor: A B C D E F G A'

Perbedaan ini kadang kala dikenal sebagai tangga nada minor melodi menurun kerana dia sering dipergunakan secara menurun dari tonik.

Tangga nada minor melodi meningkat

Tangga nada minor melodi meningkat diwujudkan dengan meningkatkan tangga nada not ke 6 dan ke 7 (atau, samajuga, meratakan tahap ketiga dari tangga nada utama). Perbedaan ini dipergunakan, khususnya, sebagai garis meningkat, karena dia mempunyai kecenderungan kepada musik tonik.

Sebagai contoh, dalam key A minor, melodi tangga nada minor meningkat: A B C D E F# G# A'

Tangga nada minor harmonis

Minor harmonik diwujudkan dengan meningkatkan tangga nada minor pada not ke-7. Sebagai contoh, dalam tangga nada A minor, harmonik tangga nada minor adalah: A B C D E F G# A'

Tangga nada ini dipergunakan sebagai menghasilkan harmoni kerana tangga nada tersebut mengandung kord dominan utama dan sub-dominan minor.

Lihat juga


edunitas.com


Page 3

Daftar isi

  • 1 Dalam teori musik, tangga nada minor atau tangga nada minor adalah salah satu tangga nada diatonik. Tangga nada ini tersusun oleh delapan not. Interval selang not yang berurutan dalam tangga nada minor (asli) adalah: 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1.
  • 2 Ciri-ciri tangga nada minor
    • 2.1 Mempunyai pola interval : 1, ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1
  • 3 Tanda mula tangga nada minor
  • 4 Jenis tangga nada minor
  • 5 Lihat pula

Dalam teori musik, tangga nada minor atau tangga nada minor adalah salah satu tangga nada diatonik. Tangga nada ini tersusun oleh delapan not. Interval selang not yang berurutan dalam tangga nada minor (asli) adalah: 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1.

Sebagai contoh, tangga nada A minor adalah A, B, C, D, E, F, G, A'

Tangga nada minor mampu diamankan sebagai mode musik keenam dalam tangga nada mayor. Tangga nada minor kadangkala dianggap mempunyai bunyi yang cenderung semakin sedih dibandingkan dengan tangga nada mayor.

Ciri-ciri tangga nada minor

Ciri-cirinya adalah:

  • Bersifat sedih
  • Kurang Bersemangat
  • Kebanyakan diawali dan diakhiri dengan nada La = A
Mempunyai pola interval : 1, ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1

Tanda mula tangga nada minor

Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor; tanda mula yang berlandaskan dengan pola interval suatu tangga nada minor alami dianggap sebagai tanda mula untuk tangga nada minor tersebut. Tangga nada mayor dan minor yang memiliki tanda mula sama dinamakan sebagai relatif; berlaku tangga nada C mayor merupakan mayor relatif dari tangga nada A minor, dan tangga nada C minor adalah minor relatif dari tangga nada Es mayor.

Tangga nada mayor relatif dari suatu tangga nada minor ditentukan dengan menaikkan nada tonika tangga nada minor tersebut sebanyak satu nada dan satu seminada (tiga setengah langkah), yaitu dengan interval terts minor. Jika tanda mula suatu tangga nada, misalnya G mayor, terdiri dari satu kres, maka tangga nada minor relatifnya, E minor, juga memiliki satu kres sebagai tanda mula.

Tabel berikut menunjukkan jumlah tanda mula untuk tangga nada minor dan tangga nada mayor relatifnya.

style="background:#ccccff;" colspan="2" align="center">Tangga nada dan Kunci Diatonik

Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor yaitu

molkres
mayorminormayorminor
0CaCa
1FdGe
2BgDb
3EcAf
4AfEc
5DbBg
6GeFd
7CaCa
                    huruf kecil adalah minor                        

angka menunjukkan jumlah mol atau kres pada tangga nada (F = 1 mol, f = 4 mol, dst)

Jenis tangga nada minor

Tangga nada minor melodi menurun dihasilkan dari hanya kunci signature perbandingan mayor kadang kala dikenal sebagai natural minor. Tangga nada natural minor teringkas adalah A natural minor: A B C D E F G A'

Perbedaan ini kadang kala dikenal sebagai tangga nada minor melodi menurun kerana dia sering dipergunakan secara menurun dari tonik.

Tangga nada minor melodi meningkat

Tangga nada minor melodi meningkat diwujudkan dengan meningkatkan tangga nada not ke 6 dan ke 7 (atau, samajuga, meratakan tahap ketiga dari tangga nada utama). Perbedaan ini dipergunakan, khususnya, untuk garis meningkat, karena dia mempunyai kecenderungan kepada musik tonik.

Sebagai contoh, dalam key A minor, melodi tangga nada minor meningkat: A B C D E F# G# A'

Tangga nada minor harmonis

Minor harmonik diwujudkan dengan meningkatkan tangga nada minor pada not ke-7. Sebagai contoh, dalam tangga nada A minor, harmonik tangga nada minor adalah: A B C D E F G# A'

Tangga nada ini dipergunakan untuk menghasilkan harmoni kerana tangga nada tersebut mengandung kord dominan utama dan sub-dominan minor.

Lihat pula


edunitas.com


Page 4

Daftar isi

  • 1 Dalam teori musik, tangga nada minor atau tangga nada minor adalah salah satu tangga nada diatonik. Tangga nada ini tersusun oleh delapan not. Interval selang not yang berurutan dalam tangga nada minor (asli) adalah: 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1.
  • 2 Ciri-ciri tangga nada minor
    • 2.1 Mempunyai pola interval : 1, ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1
  • 3 Tanda mula tangga nada minor
  • 4 Jenis tangga nada minor
  • 5 Lihat pula

Dalam teori musik, tangga nada minor atau tangga nada minor adalah salah satu tangga nada diatonik. Tangga nada ini tersusun oleh delapan not. Interval selang not yang berurutan dalam tangga nada minor (asli) adalah: 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1.

Sebagai contoh, tangga nada A minor adalah A, B, C, D, E, F, G, A'

Tangga nada minor mampu diamankan sebagai mode musik keenam dalam tangga nada mayor. Tangga nada minor kadangkala dianggap mempunyai bunyi yang cenderung semakin sedih dibandingkan dengan tangga nada mayor.

Ciri-ciri tangga nada minor

Ciri-cirinya adalah:

  • Bersifat sedih
  • Kurang Bersemangat
  • Kebanyakan diawali dan diakhiri dengan nada La = A
Mempunyai pola interval : 1, ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1

Tanda mula tangga nada minor

Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor; tanda mula yang berlandaskan dengan pola interval suatu tangga nada minor alami dianggap sebagai tanda mula untuk tangga nada minor tersebut. Tangga nada mayor dan minor yang memiliki tanda mula sama dinamakan sebagai relatif; berlaku tangga nada C mayor merupakan mayor relatif dari tangga nada A minor, dan tangga nada C minor adalah minor relatif dari tangga nada Es mayor.

Tangga nada mayor relatif dari suatu tangga nada minor ditentukan dengan menaikkan nada tonika tangga nada minor tersebut sebanyak satu nada dan satu seminada (tiga setengah langkah), yaitu dengan interval terts minor. Jika tanda mula suatu tangga nada, misalnya G mayor, terdiri dari satu kres, maka tangga nada minor relatifnya, E minor, juga memiliki satu kres sebagai tanda mula.

Tabel berikut menunjukkan jumlah tanda mula untuk tangga nada minor dan tangga nada mayor relatifnya.

style="background:#ccccff;" colspan="2" align="center">Tangga nada dan Kunci Diatonik

Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor yaitu

molkres
mayorminormayorminor
0CaCa
1FdGe
2BgDb
3EcAf
4AfEc
5DbBg
6GeFd
7CaCa
                    huruf kecil adalah minor                        

angka menunjukkan jumlah mol atau kres pada tangga nada (F = 1 mol, f = 4 mol, dst)

Jenis tangga nada minor

Tangga nada minor melodi menurun dihasilkan dari hanya kunci signature perbandingan mayor kadang kala dikenal sebagai natural minor. Tangga nada natural minor teringkas adalah A natural minor: A B C D E F G A'

Perbedaan ini kadang kala dikenal sebagai tangga nada minor melodi menurun kerana dia sering dipergunakan secara menurun dari tonik.

Tangga nada minor melodi meningkat

Tangga nada minor melodi meningkat diwujudkan dengan meningkatkan tangga nada not ke 6 dan ke 7 (atau, samajuga, meratakan tahap ketiga dari tangga nada utama). Perbedaan ini dipergunakan, khususnya, untuk garis meningkat, karena dia mempunyai kecenderungan kepada musik tonik.

Sebagai contoh, dalam key A minor, melodi tangga nada minor meningkat: A B C D E F# G# A'

Tangga nada minor harmonis

Minor harmonik diwujudkan dengan meningkatkan tangga nada minor pada not ke-7. Sebagai contoh, dalam tangga nada A minor, harmonik tangga nada minor adalah: A B C D E F G# A'

Tangga nada ini dipergunakan untuk menghasilkan harmoni kerana tangga nada tersebut mengandung kord dominan utama dan sub-dominan minor.

Lihat pula


edunitas.com


Page 5

Daftar isi

  • 1 Dalam teori musik, tangga nada minor atau tangga nada minor adalah salah satu tangga nada diatonik. Tangga nada ini tersusun oleh delapan not. Interval selang not yang berurutan dalam tangga nada minor (asli) adalah: 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1.
  • 2 Ciri-ciri tangga nada minor
    • 2.1 Mempunyai pola interval : 1, ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1
  • 3 Tanda mula tangga nada minor
  • 4 Jenis tangga nada minor
  • 5 Lihat juga

Dalam teori musik, tangga nada minor atau tangga nada minor adalah salah satu tangga nada diatonik. Tangga nada ini tersusun oleh delapan not. Interval selang not yang berurutan dalam tangga nada minor (asli) adalah: 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1.

Sebagai contoh, tangga nada A minor adalah A, B, C, D, E, F, G, A'

Tangga nada minor bisa diamankan sebagai mode musik keenam dalam tangga nada mayor. Tangga nada minor kadangkala diasumsikan mempunyai bunyi yang cenderung semakin sedih dibandingkan dengan tangga nada mayor.

Ciri-ciri tangga nada minor

Ciri-cirinya adalah:

  • Bersifat sedih
  • Kurang Bersemangat
  • Kebanyakan diawali dan diakhiri dengan nada La = A
Mempunyai pola interval : 1, ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1

Tanda mula tangga nada minor

Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor; tanda mula yang berlandaskan dengan pola interval suatu tangga nada minor alami diasumsikan sebagai tanda mula sebagai tangga nada minor tersebut. Tangga nada mayor dan minor yang memiliki tanda mula sama dinamakan sebagai relatif; berlaku tangga nada C mayor adalah mayor relatif dari tangga nada A minor, dan tangga nada C minor adalah minor relatif dari tangga nada Es mayor.

Tangga nada mayor relatif dari suatu tangga nada minor ditentukan dengan menaikkan nada tonika tangga nada minor tersebut sebanyak satu nada dan satu seminada (tiga setengah langkah), yaitu dengan interval terts minor. Jika tanda mula suatu tangga nada, misalnya G mayor, terdiri dari satu kres, karenanya tangga nada minor relatifnya, E minor, juga memiliki satu kres sebagai tanda mula.

Tabel berikut menunjukkan jumlah tanda mula sebagai tangga nada minor dan tangga nada mayor relatifnya.

style="background:#ccccff;" colspan="2" align="center">Tangga nada dan Kunci Diatonik

Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor yaitu

                    huruf kecil adalah minor                        

angka menunjukkan jumlah mol atau kres pada tangga nada (F = 1 mol, f = 4 mol, dst)

Jenis tangga nada minor

Tangga nada minor melodi menurun dihasilkan dari hanya kunci signature perbandingan mayor kadang kala dikenal sebagai natural minor. Tangga nada natural minor teringkas adalah A natural minor: A B C D E F G A'

Perbedaan ini kadang kala dikenal sebagai tangga nada minor melodi menurun kerana dia sering dipergunakan secara menurun dari tonik.

Tangga nada minor melodi meningkat

Tangga nada minor melodi meningkat diwujudkan dengan meningkatkan tangga nada not ke 6 dan ke 7 (atau, samajuga, meratakan tahap ketiga dari tangga nada utama). Perbedaan ini dipergunakan, khususnya, sebagai garis meningkat, karena dia mempunyai kecenderungan kepada musik tonik.

Sebagai contoh, dalam key A minor, melodi tangga nada minor meningkat: A B C D E F# G# A'

Tangga nada minor harmonis

Minor harmonik diwujudkan dengan meningkatkan tangga nada minor pada not ke-7. Sebagai contoh, dalam tangga nada A minor, harmonik tangga nada minor adalah: A B C D E F G# A'

Tangga nada ini dipergunakan sebagai menghasilkan harmoni kerana tangga nada tersebut mengandung kord dominan utama dan sub-dominan minor.

Lihat juga


edunitas.com


Page 6

Dr. Sjahrir (kelahiran di Kudus, Jawa Tengah, 24 Februari 1945 – meninggal di Singapura, 28 Juli 2008 pada umur 63 tahun) adalah seorang aktivis, ekonom dan politisi Indonesia. Sjahrir dikenal bagi salah seorang mahasiswa yang dijebloskan ke penjara sewaktu peristiwa Malari di Jakarta tahun 1974. Sampai penghabisan hayatnya beliau menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden membawahi segi ekonomi yang formal dilantik pada tanggal 11 April 2007.[1].

Kehidupan pribadi

Ia menikah dengan Kartini Panjaitan, seorang doktor di segi antropologi yang kini menjabat Duta Luhur RI bagi Argentina. Juga ketua Asosiasi Antropologi Indonesia. Dari pernikahan itu, pasangan Sjahrir-Kartini memperoleh seorang putra, Pandu, serta seorang putri, Gita.

Sjahrir lahir bagi anak satu-satunya dari pasangan Ma’amoen Al Rasyid dan Roesma Malik. Ayahnya adalah pejabat pemerintah pada masa pemerintahan kolonial Belanda, sementara ibunya adalah pegawai Inspektorat Pendidikan Wanita di Departemen Pendidikan. Meskipun berasal dari Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, keluarga Sjahrir semakin jumlah tinggal di pulau Jawa; Kudus, Yogyakarta, Magelang, Surabaya, dan terutama Jakarta.

Karier

Sjahrir dikenal bagi ekonom dan politikus. Ketika masih menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1974, Sjahrir menjadi seorang aktivis. Latar belakangan itulah yang membawanya ke dunia politik. Pada tahun 2002, Sjahrir mendirikan Partai Perhimpunan Indonesia Baru bagi upaya menawarkan solusi bagi bangsa yang tengah dilanda persoalan.[2][3]

Bagi mahasiswa

Sjahrir menerima pendidikan dasarnya di suatu sekolah negeri di Jakarta meski sempat mengenyam pendidikan di Dalton Elementary School, Amsterdam. Ia melanjutkan ke sekolah menengah Kolese Kanisius, Jakarta. Di sekolah itulah Sjahrir menemukan kecintaannya akan pelajaran ekonomi. Setelah lulus dari Kolese Kanisius, ia diterima di Universitas Indonesia, tempat ia belajar ilmu ekonomi.

Selama periode ini, Sjahrir aktif di keaktifan kemahasiswaan yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Djakarta (IMADA). Keaktifannya di IMADA membuatnya terpilih bagi Ketua Kesatuan Gerakan Mahasiswa Indonesia (KAMI) Jakarta. Selain itu, keaktifannya di badan kemahasiswaan kampus membuatnya terpilih bagi Sekretaris Jenderal Senat Mahasiswa, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Badan kemahasiswaan Universitas Indonesia memerankan yang cukup luhur dalam pergerakan politik Indonesia. Pada tahun 1974, para mahasiswa memprotes kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan peran investasi asing di Indonesia. Demonstrasi yang belakang sekali bergejolak menjadi kerusuhan yang dikenal bagi peristiwa Malari. Sjahrir yang pada ketika itu telah lulus dengan gelar Sarjana Ilmu Ekonomi dari Universitas Indonesia dan akan berjaga-jaga beranjak ke Amerika Serikat bagi melanjutkan pendidikan S2 melewati beasiswa di Kennedy School of Government, Universitas Harvard, ditangkap, diadili, dan dijatuhi hukuman penjara 6,5 tahun atas tuduhan subversi dalam keterlibatannya pada peristiwa tersebut. Meski demikian, Sjahrir hanya menghabiskan waktu di penjara selama hampir 4 tahun bagi tahanan politik.

Setelah keluar dari penjara, Ford Foundation yang menjadi sponsor beasiswanya, masih memberikan kesempatan bagi Sjahrir bagi mengenyam pendidikan S2-nya. Ia lulus pada tahun 1983 dari Universitas Harvard dengan gelar doktor di segi Ekonomi Politik & Pemerintahan. Di Harvard pulalah ia sempat menjalin pertemanan dengan Ninoy Aquino dan Kim Dae Jung.

Bagi ekonom

Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor yaitu

Sjahrir muda

Setelah meraih gelar doktor, Sjahrir membagi ilmunya dengan menjadi dosen di fakultas lamanya, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ia yang belakang sekali mendirikan lembaga yang bernama Insititute for Economic and Financial Research (Ecfin) bersama rekan-rekan ekonomnya. Salah satunya adalah Dr. Mari Elka Pangestu yang menjadi Menteri Perdagangan Republik Indonesia. Sjahrir juga mendirikan lembaga lain, yaitu Yayasan Padi & Kapas, yang keaktifan utamanya adalah penelitian, pendidikan, dan kesehatan masyarakat.

Sampai penghabisan hayatnya, Sjahrir aktif bagi konsultan dan penasihat bagi bank-bank dan perusahaan-perusahaan publik. Jumlahnya seminar ekonomi yang dihadirinya bagi pembicara, serta semakin dari selusin buku yang diterbitkannya, memantapkan namanya bagi kritikus dan analis ekonomi yang cukup dipandang di negeri ini. Sejak tahun 1994, ia menjadi narasumber di Dewan Sosial & Politik Tingkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Bagi politikus

Ketika krisis moneter yang mengguncang Indonesia pada tahun 1997 berkelanjutan menjadi krisis ekonomi dan politik, Sjahrir terdorong bagi menawarkan solusi bagi negeri ini. Pada tahun 2001, pada masa reformasi, Sjahrir mendirikan Perhimpunan Indonesia Baru. Keaktifan utama perhimpunan itu adalah menyelenggarakan cabinet watch yang mengawasi keputusan-keputusan pemerintah atas kebijakan-kebijakan tertentu, dan mengumumkan hasil pengawasan itu ke masyarakat.

Tidak puas dengan anggota reformasi setelah jatuhnya Soeharto, Syahrir dan rekan-rekannya yang mempunyai ide yang sama di Perhimpunan Indonesia Baru mengumumkan berdirinya Partai Perhimpunan Indonesia Baru. Partai ini mencoba menawarkan solusi alternatif pada era reformasi melewati partisipasi di pemilihan umum 2004. Sjahrir sendiri berkesempatan mencalonkan diri di pemilihan presiden tahun itu, namun tidak memperoleh jumlah suara yang cukup bagi maju ke tahap berikutnya. Meski demikian, mengetahui bahwa keahlian ekonomi Sjahrir mampu berguna bagi pemerintah yang baru, Presiden Republik Indonesia pertama yang dipilih langsung oleh rakyat, Susilo Bambang Yudhoyono, menunjuk Sjahrir bagi Penasihat Ekonomi Presiden. Tugas Sjahrir bagi Penasihat Ekonomi Presiden termasuk menjadi duta khusus Presiden RI ke negara-negara lain, menjalankan misi kepresidenan.

Bagi tokoh masyarakat

Bagi pandai ekonomi dan tokoh masyarakat, Sjahrir sempat memandu perkara (Info bagi Anda & Diskusi Aktual di Indosiar) dan tampil di televisi nasional menjadi narasumber, selang lain Metro TV, SCTV, TPI, Anteve, TVRI, Lativi.

Meninggal dunia

Ia wafat setelah beberapa lama dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura karena menderita kanker paru-paru.

Posisi yang pernah dijabat Sjahrir

  • Penasihat Presiden Republik Indonesia (lihat Lampiran: Undangan bagi Dr. Syahrir dari Menteri Sekretaris Negara RI) (April 2005–meninggal)
  • Pendiri & Ketua Umum Partai Perhimpunan Indonesia Baru (2002-meninggal)
  • Ketua Laboratorium Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat, dan Pengkajian Ekonomi (LP3E) Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) (1994–2004)
  • Pendiri Institute for Economic and Financial research (ECFIN) (September 1989)
  • Pendiri Yayasan Padi & Kapas (1987)

Pengalaman profesional

  • Pembicara bagi pandai ekonomi di forum-forum lokal, nasional, dan internasional (1983–meninggal)
  • Presiden Direktur PT SYAHRIR SECURITIES, suatu perusahaan sekuritas, Jakarta (1996-April 2005)
  • Narasumber di Dewan Sosial & Politik Tingkatan Bersenjata Republik Indonesia (1994)

Pengalaman politik

  • Menjadi anggota Kesatuan Gerakan Mahasiswa Indonesia (KAMI) dengan kedudukan penghabisan Ketua Periodik KAMI Pusat (1965–1969)
  • Ditangkap dan diadili bagi tahanan politik dalam peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari) (1974–1977)
  • Mendirikan Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) (2001)
  • Deklarator Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) (2002)
  • Ketua Umum Partai PIB (2002–meninggal)
  • Kunjungan kerja ke Amerika Serikat bagi Utusan Khusus (Special Envoy) bagi Presiden RI Agustus (2006)
  • Kunjungan kerja ke Tokyo, Jepang bagi Utusan Khusus (Special Envoy) bagi Presiden RI Oktober (2006)
  • Kunjungan kerja ke Washington, DC bagi Utusan Khusus (Special Envoy) bagi Presiden RI Februari (2007)

Posisi akademik

  • Anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)
  • Anggota American Economic Association (AEA)

Karya tulis

Bahasa Indonesia

Ditulis sendiri

  1. Ekonomi Politik Kebutuhan Pokok, LP3ES, Jakarta, 1986.
  2. Kebijaksanaan Negara: Konsistensi dan Implementasi, LP3ES, 1987; cetakan kedua LP3ES, 1988.
  3. Analisis Ekonomi Indonesia, Gramedia, 1990, cetakan kedua 1991, cetakan ketiga 1992, cetakan keempat 1995.
  4. Dinamika Ekonomi Indonesia, Warta Ekonomi, 1992.
  5. Refleksi Pembangunan, Gramedia, 1992.
  6. Ekonomi Politik Indonesia, Yayasan Keluarga Bhakti Surabaya, PT. Gramedia, 1993.
  7. Ekonomi Enak Dibaca dan Perlu, Pustaka Utama Grafiti, 1994.
  8. Persoalan Ekonomi Indonesia: Moneter, Perkreditan dan Neraca Pembayaran, Pustaka Sinar Harapan, 1995.
  9. Kebijakan Negara Mengantisipasi Masa Depan, Yayasan Obor Indonesia, 1994.
  10. Analisis Bursa Efek, Gramedia Pustaka Utama, 1995.
  11. Akal Politik Sjahrir, Pustaka LP3ES Indonesia, 1994.
  12. Ekonomi Indonesia dalam Perspektif Bisnis, Jurnalindo Aksara Grafika, 1995.
  13. Formasi Mikro-Makro Ekonomi Indonesia, Universitas Indonesia Press, 1995.
  14. Catatan Ekonomi Indonesia, Adhiprint Indonesia, 1995.
  15. Spektrum Ekonomi Politik Indonesia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1995.
  16. Ekonomi Politik Konglomerasi Indonesia, Warta Ekonomi, 1995.
  17. Tinjauan Pasar Modal, Gramedia Pustaka Utama, 1995.
  18. Meramal Ekonomi di Tengah Ketidakpastian, Gramedia Pustaka Utama, 1995.
  19. Masuk Krisis Keluar Krisis: Para Tokoh Menggugat, Erlangga, 1999
  20. Krisis Ekonomi Menuju Reformasi Total, Yayasan Obor Indonesia, Yayasan Padi & Kapas, 1999
  21. Membangun Indonesia Baru, Perhimpunan Indonesia Baru, 2002
  22. Transisi Menuju Indonesia Baru, Yayasan Obor Indonesia, 2004

Bagi penyunting

  1. Menuju Masyarakat Tidak sewenang-wenang Makmur. 70 Tahun Prof. Sarbini Sumawinata, Gramedia, 1989 (editor).
  2. Mobilisasi Dana dalam Era Deregulasi, Yayasan Padi dan Kapas, 1989; cetakan kedua, 1990 (editor).
  3. Analisis dan Metodologi Ekonomi Indonesia, Gramedia, 1991 (editor).
  4. Pembiayaan Investasi. Keadaan yang menghalangi dan Prospek, ISEI Jaya, 1990 (editor).
  5. Pendewasaan Pasar Modal, Editor Sjahrir dan Marzuki Usman, ISEI Jakarta, 1991 (editor).
  6. Pembangunan Berdimensi Kerakyatan, Yayasan Obor Indonesia, 1988 (co-editor).
  7. Ekonomi Ubi Kayu di Jawa, editor terjemahan dari The Cassava Economy of Java (Editors: W.P. falcon, et. al), PSH, 1984 (editor terjemahan).

Sumbangan tulisan

  1. Perempuan, Politik dan Jurnalisme. Tujuh Puluh Tahun Toety Azis, Daniel Dhakidae (editor). Yayasan Padi dan Kapas 1994; dengan tulisan Pandai Ekonomi, Kebijaksanaan dan Ekonomi Politik.
  2. Sistem Ekonomi Kita, dalam buku Diri sendiri adalah Orang yang Berhutang. 70 Tahun Dr. T.B. Simatupang, PSH, 1990.
  3. Konglomerat Indonesia: Persepsi Masyarakat dan Perspektif Masa Depan, dalam buku Konglomerat Indonesia Permasalahan dan Sepak Terjangnya, PSH, 1990.
  4. Menuju Masyarakat Baru Indonesia. Antisipasi terhadap Tantangan Zaman XXI, GPU, 1990
  5. Pemberian Keterangan yang Tidak Benar. Suatu Telaah Ekonomi Umum dalam buku Praktek Pemberian Keterangan yang Tidak Benar. Suatu Modus Kelainan Ekonomi, UI Press, 1991.
  6. Industrialisasi Pedesaan, editor Sayogyo dan Mangara Tambunan bagi pembahas hal. 415-419, Penerbit PT Sekindo Eka Jaya, Agustus 1990, bagi Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian IPB dan ISEI Cabang Jakarta.
  7. Sosok Demokrasi Ekonomi Indonesia, Yayasan Keluarga Bhakti Surabaya, PT Gramedia, 1993.
  8. Politik Ekonomi Kesehatan Indonesia, Yayasan Padi dan Kapas, editor Dr. Gulardi H. Wignjosastro, 1993

Penulis pengantar

  1. Ekonomi Indonesia, Gustav F. Papanek (Ed.), Gramedia, 1988.
  2. Konsep ke Arah Demokrasi Ekonomi, Didik J. Rachbini (Ed.), LP3ES, 1990.
  3. Krisis Teori Ekonomi, Daniel Bell & Irving Kristol (Eds.), LP3ES, 1988.
  4. Perusahaan Trans Nasional, Pieter Kuin (Ed.), Yayasan Obor Indonesia & Gramedia, 1987.
  5. Demokrasi Ekonomi, LP3ES, 1990.
  6. Konglomerasi, Taipan, dan Koneksi Bisnis, Djafar H. Assegaff, Warta Ekonomi, 1994.

Bahasa Inggris

  1. Basic Needs in Indonesia. Economics, Politics, and Public Policy, ISEAS, Singapore, 1986.

Kontribusi

  1. The Indonesian Economy Facing the 1990s. Structural Transformation and Economic Deregulation, dalam buku Southeast Asian Affair 1990, ISEAS, Singapore, 1990.
  2. The Indonesian Deregulation Process: Problems, Constraints and Prospects, dalam “Economic Policy-Making in the Asia Pacific Region”, John W. Langford & K. Lorne Brownsey (Eds.), The Institute for Research on Public Policy, Quebec, Kanada, 1990.
  3. Problems and Prospects for Inter-Governmental Cooperation in US-ASEAN Trade: The Indonesia Perspective, dalam buku “US-ASEAN Trade. Current Issues and Future Strategies”, Pamela Sodhy (Ed.), Malaysian Association for American Studies, Kuala Lumpur, 1988.
  4. Adjustment Policies of Small Open Economics, the Experience of Indonesia, dalam “Economic Reform and Internationalization: China and the Pacific Region”, Ross Garnaut, Lin Guogang, Allen & Unwin (Eds.), ANV, 1992.
  5. Challenging Business As Usual, dalam “Indonesia’s Experiences Under the New Order”, Jan-Paul Dirkse, Frans Husken & Mario Rutten (Eds.), Koninklijk Instituut Voor Taal, Landen Volkenkunde, 1993.
  6. The Indonesian Economy: A Case of Macro Success and Micro Challenge, dalam “Indonesia Assessment 1993”. Labour: Sharing in the Benefits of Growth, Chris Manning and Joan Hardjono (Eds.), ANU, Canberra, 1993.
  7. The Concept and the Reality of Development, dalam “Economy and Ecology in Sustainable Development”, Editor SPES, Gramedia, 1994.
  8. Building A New Indonesia, Perhimpunan Indonesia Baru, 2002

Ditulis bersama penulis lain

  1. Indonesian Financial and Trade Policy Deregulation: Reform and Response, bersama Colin Brown, dalam buku The Dynamics of Economic Policy Reform in South East Asia and the South-West Pacific, Andrew J. MacIntyre and Kanishka Jayasuriya (Eds.), Oxford University Press, 1992.
  2. Indonesian Palm Oil Trade and Development: A Case of Policy Induced Distortion, bersama Erna Zetha Rusman, dalam buku Trade, Protectionism, and Industrial Adjustment in Vegetable Oils. Asian Responses to North America, J. Tan Loong Hoe & S. Sharma (Eds.), ISEAS, 1989.
  3. The Role of the Budget in Indonesias Economic Restructuring, bersama Widjanarko, dalam buku The Politics of Economic Reform in Southeast Asia: The Experience of Thailand, Indonesia and the Philippines, David G. Timberman (Ed.), Asian Institute of Management, Philippines, 1992.

Artikel

1983 – Maret 2007: Sjahrir menulis ratusan artikel di harian dan majalah nasional maupun internasional seperti Kompas, Tempo, Asian Wall Street Journal, Bulletin of Indonesian Economic Studies.

Beberapa artikel tersebut selang lain:

  • Maret 2007: Sarbini Sumawinata: Ekonom, Pembangun Lembaga, dan Politisi Idealis, TEMPO
  • Februari 2007: Demokrasi dan Kemakmuran: Catatan Khusus Pidato Guru Luhur Profesor Boediono, Syahrir Research

Biografi

  • Sjahrir (komik), Masmimar Mangiang, Benny Rachmadi, Muhammad Misrad, Perhimpunan Indonesian Baru, 2004

Referensi

Pranala luar


edunitas.com


Page 7

Dr. Sjahrir (kelahiran di Kudus, Jawa Tengah, 24 Februari 1945 – meninggal di Singapura, 28 Juli 2008 pada umur 63 tahun) adalah seorang aktivis, ekonom dan politisi Indonesia. Sjahrir dikenal bagi salah seorang mahasiswa yang dijebloskan ke penjara sewaktu peristiwa Malari di Jakarta tahun 1974. Sampai penghabisan hayatnya beliau menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden membawahi segi ekonomi yang formal dilantik pada tanggal 11 April 2007.[1].

Kehidupan pribadi

Ia menikah dengan Kartini Panjaitan, seorang doktor di segi antropologi yang kini menjabat Duta Luhur RI bagi Argentina. Juga ketua Asosiasi Antropologi Indonesia. Dari pernikahan itu, pasangan Sjahrir-Kartini memperoleh seorang putra, Pandu, serta seorang putri, Gita.

Sjahrir lahir bagi anak satu-satunya dari pasangan Ma’amoen Al Rasyid dan Roesma Malik. Ayahnya adalah pejabat pemerintah pada masa pemerintahan kolonial Belanda, sementara ibunya adalah pegawai Inspektorat Pendidikan Wanita di Departemen Pendidikan. Meskipun berasal dari Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, keluarga Sjahrir semakin jumlah tinggal di pulau Jawa; Kudus, Yogyakarta, Magelang, Surabaya, dan terutama Jakarta.

Karier

Sjahrir dikenal bagi ekonom dan politikus. Ketika masih menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1974, Sjahrir menjadi seorang aktivis. Latar belakangan itulah yang membawanya ke dunia politik. Pada tahun 2002, Sjahrir mendirikan Partai Perhimpunan Indonesia Baru bagi upaya menawarkan solusi bagi bangsa yang tengah dilanda persoalan.[2][3]

Bagi mahasiswa

Sjahrir menerima pendidikan dasarnya di suatu sekolah negeri di Jakarta meski sempat mengenyam pendidikan di Dalton Elementary School, Amsterdam. Ia melanjutkan ke sekolah menengah Kolese Kanisius, Jakarta. Di sekolah itulah Sjahrir menemukan kecintaannya akan pelajaran ekonomi. Setelah lulus dari Kolese Kanisius, ia diterima di Universitas Indonesia, tempat ia belajar ilmu ekonomi.

Selama periode ini, Sjahrir aktif di keaktifan kemahasiswaan yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Djakarta (IMADA). Keaktifannya di IMADA menciptakannya terpilih bagi Ketua Kesatuan Gerakan Mahasiswa Indonesia (KAMI) Jakarta. Selain itu, keaktifannya di badan kemahasiswaan kampus menciptakannya terpilih bagi Sekretaris Jenderal Senat Mahasiswa, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Badan kemahasiswaan Universitas Indonesia memerankan yang cukup luhur dalam pergerakan politik Indonesia. Pada tahun 1974, para mahasiswa memprotes kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan peran investasi asing di Indonesia. Demonstrasi yang belakang sekali bergejolak menjadi kerusuhan yang dikenal bagi peristiwa Malari. Sjahrir yang pada ketika itu telah lulus dengan gelar Sarjana Ilmu Ekonomi dari Universitas Indonesia dan akan berjaga-jaga berangkat ke Amerika Serikat bagi melanjutkan pendidikan S2 melewati beasiswa di Kennedy School of Government, Universitas Harvard, ditangkap, diadili, dan dijatuhi hukuman penjara 6,5 tahun atas tuduhan subversi dalam keterlibatannya pada peristiwa tersebut. Meski demikian, Sjahrir hanya menghabiskan waktu di penjara selama hampir 4 tahun bagi tahanan politik.

Setelah keluar dari penjara, Ford Foundation yang menjadi sponsor beasiswanya, masih memberikan kesempatan bagi Sjahrir bagi mengenyam pendidikan S2-nya. Ia lulus pada tahun 1983 dari Universitas Harvard dengan gelar doktor di segi Ekonomi Politik & Pemerintahan. Di Harvard pulalah ia sempat menjalin pertemanan dengan Ninoy Aquino dan Kim Dae Jung.

Bagi ekonom

Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor yaitu

Sjahrir muda

Setelah meraih gelar doktor, Sjahrir membagi ilmunya dengan menjadi dosen di fakultas lamanya, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ia yang belakang sekali mendirikan lembaga yang bernama Insititute for Economic and Financial Research (Ecfin) bersama rekan-rekan ekonomnya. Salah satunya adalah Dr. Mari Elka Pangestu yang menjadi Menteri Perdagangan Republik Indonesia. Sjahrir juga mendirikan lembaga lain, yaitu Yayasan Padi & Kapas, yang keaktifan utamanya adalah penelitian, pendidikan, dan kesehatan masyarakat.

Sampai penghabisan hayatnya, Sjahrir aktif bagi konsultan dan penasihat bagi bank-bank dan perusahaan-perusahaan publik. Jumlahnya seminar ekonomi yang dihadirinya bagi pembicara, serta semakin dari selusin buku yang diterbitkannya, memantapkan namanya bagi kritikus dan analis ekonomi yang cukup dipandang di negeri ini. Sejak tahun 1994, ia menjadi narasumber di Dewan Sosial & Politik Tingkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Bagi politikus

Ketika krisis moneter yang mengguncang Indonesia pada tahun 1997 berkelanjutan menjadi krisis ekonomi dan politik, Sjahrir terdorong bagi menawarkan solusi bagi negeri ini. Pada tahun 2001, pada masa reformasi, Sjahrir mendirikan Perhimpunan Indonesia Baru. Keaktifan utama perhimpunan itu adalah menyelenggarakan cabinet watch yang mengawasi keputusan-keputusan pemerintah atas kebijakan-kebijakan tertentu, dan mengumumkan hasil pengawasan itu ke masyarakat.

Tidak puas dengan anggota reformasi setelah jatuhnya Soeharto, Syahrir dan rekan-rekannya yang mempunyai ide yang sama di Perhimpunan Indonesia Baru mengumumkan berdirinya Partai Perhimpunan Indonesia Baru. Partai ini mencoba menawarkan solusi alternatif pada era reformasi melewati partisipasi di pemilihan umum 2004. Sjahrir sendiri berkesempatan mencalonkan diri di pemilihan presiden tahun itu, namun tidak memperoleh jumlah suara yang cukup bagi maju ke tahap berikutnya. Meski demikian, mengetahui bahwa keahlian ekonomi Sjahrir mampu berguna bagi pemerintah yang baru, Presiden Republik Indonesia pertama yang dipilih langsung oleh rakyat, Susilo Bambang Yudhoyono, menunjuk Sjahrir bagi Penasihat Ekonomi Presiden. Tugas Sjahrir bagi Penasihat Ekonomi Presiden termasuk menjadi duta khusus Presiden RI ke negara-negara lain, menjalankan misi kepresidenan.

Bagi tokoh masyarakat

Bagi pandai ekonomi dan tokoh masyarakat, Sjahrir sempat memandu perkara (Info bagi Anda & Diskusi Aktual di Indosiar) dan tampil di televisi nasional menjadi narasumber, selang lain Metro TV, SCTV, TPI, Anteve, TVRI, Lativi.

Meninggal dunia

Ia wafat setelah beberapa lama dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura karena menderita kanker paru-paru.

Posisi yang pernah dijabat Sjahrir

  • Penasihat Presiden Republik Indonesia (lihat Lampiran: Undangan bagi Dr. Syahrir dari Menteri Sekretaris Negara RI) (April 2005–meninggal)
  • Pendiri & Ketua Umum Partai Perhimpunan Indonesia Baru (2002-meninggal)
  • Ketua Laboratorium Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat, dan Pengkajian Ekonomi (LP3E) Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) (1994–2004)
  • Pendiri Institute for Economic and Financial research (ECFIN) (September 1989)
  • Pendiri Yayasan Padi & Kapas (1987)

Pengalaman profesional

  • Pembicara bagi pandai ekonomi di forum-forum lokal, nasional, dan internasional (1983–meninggal)
  • Presiden Direktur PT SYAHRIR SECURITIES, suatu perusahaan sekuritas, Jakarta (1996-April 2005)
  • Narasumber di Dewan Sosial & Politik Tingkatan Bersenjata Republik Indonesia (1994)

Pengalaman politik

  • Menjadi anggota Kesatuan Gerakan Mahasiswa Indonesia (KAMI) dengan kedudukan penghabisan Ketua Periodik KAMI Pusat (1965–1969)
  • Ditangkap dan diadili bagi tahanan politik dalam peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari) (1974–1977)
  • Mendirikan Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) (2001)
  • Deklarator Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) (2002)
  • Ketua Umum Partai PIB (2002–meninggal)
  • Kunjungan kerja ke Amerika Serikat bagi Utusan Khusus (Special Envoy) bagi Presiden RI Agustus (2006)
  • Kunjungan kerja ke Tokyo, Jepang bagi Utusan Khusus (Special Envoy) bagi Presiden RI Oktober (2006)
  • Kunjungan kerja ke Washington, DC bagi Utusan Khusus (Special Envoy) bagi Presiden RI Februari (2007)

Posisi akademik

  • Anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)
  • Anggota American Economic Association (AEA)

Karya tulis

Bahasa Indonesia

Ditulis sendiri

  1. Ekonomi Politik Keperluan Pokok, LP3ES, Jakarta, 1986.
  2. Kebijaksanaan Negara: Konsistensi dan Implementasi, LP3ES, 1987; cetakan kedua LP3ES, 1988.
  3. Analisis Ekonomi Indonesia, Gramedia, 1990, cetakan kedua 1991, cetakan ketiga 1992, cetakan keempat 1995.
  4. Dinamika Ekonomi Indonesia, Warta Ekonomi, 1992.
  5. Refleksi Pembangunan, Gramedia, 1992.
  6. Ekonomi Politik Indonesia, Yayasan Keluarga Bhakti Surabaya, PT. Gramedia, 1993.
  7. Ekonomi Enak Dibaca dan Perlu, Pustaka Utama Grafiti, 1994.
  8. Persoalan Ekonomi Indonesia: Moneter, Perkreditan dan Neraca Pembayaran, Pustaka Sinar Harapan, 1995.
  9. Kebijakan Negara Mengantisipasi Masa Depan, Yayasan Obor Indonesia, 1994.
  10. Analisis Bursa Efek, Gramedia Pustaka Utama, 1995.
  11. Akal Politik Sjahrir, Pustaka LP3ES Indonesia, 1994.
  12. Ekonomi Indonesia dalam Perspektif Bisnis, Jurnalindo Aksara Grafika, 1995.
  13. Formasi Mikro-Makro Ekonomi Indonesia, Universitas Indonesia Press, 1995.
  14. Catatan Ekonomi Indonesia, Adhiprint Indonesia, 1995.
  15. Spektrum Ekonomi Politik Indonesia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1995.
  16. Ekonomi Politik Konglomerasi Indonesia, Warta Ekonomi, 1995.
  17. Tinjauan Pasar Modal, Gramedia Pustaka Utama, 1995.
  18. Meramal Ekonomi di Tengah Ketidakpastian, Gramedia Pustaka Utama, 1995.
  19. Masuk Krisis Keluar Krisis: Para Tokoh Menggugat, Erlangga, 1999
  20. Krisis Ekonomi Menuju Reformasi Total, Yayasan Obor Indonesia, Yayasan Padi & Kapas, 1999
  21. Membangun Indonesia Baru, Perhimpunan Indonesia Baru, 2002
  22. Transisi Menuju Indonesia Baru, Yayasan Obor Indonesia, 2004

Bagi penyunting

  1. Menuju Masyarakat Tidak sewenang-wenang Makmur. 70 Tahun Prof. Sarbini Sumawinata, Gramedia, 1989 (editor).
  2. Mobilisasi Dana dalam Era Deregulasi, Yayasan Padi dan Kapas, 1989; cetakan kedua, 1990 (editor).
  3. Analisis dan Metodologi Ekonomi Indonesia, Gramedia, 1991 (editor).
  4. Pembiayaan Investasi. Keadaan yang menghalangi dan Prospek, ISEI Jaya, 1990 (editor).
  5. Pendewasaan Pasar Modal, Editor Sjahrir dan Marzuki Usman, ISEI Jakarta, 1991 (editor).
  6. Pembangunan Berdimensi Kerakyatan, Yayasan Obor Indonesia, 1988 (co-editor).
  7. Ekonomi Ubi Kayu di Jawa, editor terjemahan dari The Cassava Economy of Java (Editors: W.P. falcon, et. al), PSH, 1984 (editor terjemahan).

Sumbangan tulisan

  1. Perempuan, Politik dan Jurnalisme. Tujuh Puluh Tahun Toety Azis, Daniel Dhakidae (editor). Yayasan Padi dan Kapas 1994; dengan tulisan Pandai Ekonomi, Kebijaksanaan dan Ekonomi Politik.
  2. Sistem Ekonomi Kita, dalam buku Diri sendiri adalah Orang yang Berhutang. 70 Tahun Dr. T.B. Simatupang, PSH, 1990.
  3. Konglomerat Indonesia: Persepsi Masyarakat dan Perspektif Masa Depan, dalam buku Konglomerat Indonesia Permasalahan dan Sepak Terjangnya, PSH, 1990.
  4. Menuju Masyarakat Baru Indonesia. Antisipasi terhadap Tantangan Zaman XXI, GPU, 1990
  5. Pemberian Keterangan yang Tidak Benar. Suatu Telaah Ekonomi Umum dalam buku Praktek Pemberian Keterangan yang Tidak Benar. Suatu Modus Kelainan Ekonomi, UI Press, 1991.
  6. Industrialisasi Pedesaan, editor Sayogyo dan Mangara Tambunan bagi pembahas hal. 415-419, Penerbit PT Sekindo Eka Jaya, Agustus 1990, bagi Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian IPB dan ISEI Cabang Jakarta.
  7. Sosok Demokrasi Ekonomi Indonesia, Yayasan Keluarga Bhakti Surabaya, PT Gramedia, 1993.
  8. Politik Ekonomi Kesehatan Indonesia, Yayasan Padi dan Kapas, editor Dr. Gulardi H. Wignjosastro, 1993

Penulis pengantar

  1. Ekonomi Indonesia, Gustav F. Papanek (Ed.), Gramedia, 1988.
  2. Konsep ke Arah Demokrasi Ekonomi, Didik J. Rachbini (Ed.), LP3ES, 1990.
  3. Krisis Teori Ekonomi, Daniel Bell & Irving Kristol (Eds.), LP3ES, 1988.
  4. Perusahaan Trans Nasional, Pieter Kuin (Ed.), Yayasan Obor Indonesia & Gramedia, 1987.
  5. Demokrasi Ekonomi, LP3ES, 1990.
  6. Konglomerasi, Taipan, dan Koneksi Bisnis, Djafar H. Assegaff, Warta Ekonomi, 1994.

Bahasa Inggris

  1. Basic Needs in Indonesia. Economics, Politics, and Public Policy, ISEAS, Singapore, 1986.

Kontribusi

  1. The Indonesian Economy Facing the 1990s. Structural Transformation and Economic Deregulation, dalam buku Southeast Asian Affair 1990, ISEAS, Singapore, 1990.
  2. The Indonesian Deregulation Process: Problems, Constraints and Prospects, dalam “Economic Policy-Making in the Asia Pacific Region”, John W. Langford & K. Lorne Brownsey (Eds.), The Institute for Research on Public Policy, Quebec, Kanada, 1990.
  3. Problems and Prospects for Inter-Governmental Cooperation in US-ASEAN Trade: The Indonesia Perspective, dalam buku “US-ASEAN Trade. Current Issues and Future Strategies”, Pamela Sodhy (Ed.), Malaysian Association for American Studies, Kuala Lumpur, 1988.
  4. Adjustment Policies of Small Open Economics, the Experience of Indonesia, dalam “Economic Reform and Internationalization: China and the Pacific Region”, Ross Garnaut, Lin Guogang, Allen & Unwin (Eds.), ANV, 1992.
  5. Challenging Business As Usual, dalam “Indonesia’s Experiences Under the New Order”, Jan-Paul Dirkse, Frans Husken & Mario Rutten (Eds.), Koninklijk Instituut Voor Taal, Landen Volkenkunde, 1993.
  6. The Indonesian Economy: A Case of Macro Success and Micro Challenge, dalam “Indonesia Assessment 1993”. Labour: Sharing in the Benefits of Growth, Chris Manning and Joan Hardjono (Eds.), ANU, Canberra, 1993.
  7. The Concept and the Reality of Development, dalam “Economy and Ecology in Sustainable Development”, Editor SPES, Gramedia, 1994.
  8. Building A New Indonesia, Perhimpunan Indonesia Baru, 2002

Ditulis bersama penulis lain

  1. Indonesian Financial and Trade Policy Deregulation: Reform and Response, bersama Colin Brown, dalam buku The Dynamics of Economic Policy Reform in South East Asia and the South-West Pacific, Andrew J. MacIntyre and Kanishka Jayasuriya (Eds.), Oxford University Press, 1992.
  2. Indonesian Palm Oil Trade and Development: A Case of Policy Induced Distortion, bersama Erna Zetha Rusman, dalam buku Trade, Protectionism, and Industrial Adjustment in Vegetable Oils. Asian Responses to North America, J. Tan Loong Hoe & S. Sharma (Eds.), ISEAS, 1989.
  3. The Role of the Budget in Indonesias Economic Restructuring, bersama Widjanarko, dalam buku The Politics of Economic Reform in Southeast Asia: The Experience of Thailand, Indonesia and the Philippines, David G. Timberman (Ed.), Asian Institute of Management, Philippines, 1992.

Artikel

1983 – Maret 2007: Sjahrir menulis ratusan artikel di harian dan majalah nasional maupun internasional seperti Kompas, Tempo, Asian Wall Street Journal, Bulletin of Indonesian Economic Studies.

Beberapa artikel tersebut selang lain:

  • Maret 2007: Sarbini Sumawinata: Ekonom, Pembangun Lembaga, dan Politisi Idealis, TEMPO
  • Februari 2007: Demokrasi dan Kemakmuran: Catatan Khusus Pidato Guru Luhur Profesor Boediono, Syahrir Research

Biografi

  • Sjahrir (komik), Masmimar Mangiang, Benny Rachmadi, Muhammad Misrad, Perhimpunan Indonesian Baru, 2004

Referensi

Tautan luar


edunitas.com


Page 8

Dr. Sjahrir (kelahiran di Kudus, Jawa Tengah, 24 Februari 1945 – meninggal di Singapura, 28 Juli 2008 pada umur 63 tahun) adalah seorang aktivis, ekonom dan politisi Indonesia. Sjahrir dikenal bagi salah seorang mahasiswa yang dijebloskan ke penjara sewaktu peristiwa Malari di Jakarta tahun 1974. Sampai penghabisan hayatnya beliau menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden membawahi segi ekonomi yang formal dilantik pada tanggal 11 April 2007.[1].

Kehidupan pribadi

Ia menikah dengan Kartini Panjaitan, seorang doktor di segi antropologi yang kini menjabat Duta Luhur RI bagi Argentina. Juga ketua Asosiasi Antropologi Indonesia. Dari pernikahan itu, pasangan Sjahrir-Kartini memperoleh seorang putra, Pandu, serta seorang putri, Gita.

Sjahrir lahir bagi anak satu-satunya dari pasangan Ma’amoen Al Rasyid dan Roesma Malik. Ayahnya adalah pejabat pemerintah pada masa pemerintahan kolonial Belanda, sementara ibunya adalah pegawai Inspektorat Pendidikan Wanita di Departemen Pendidikan. Meskipun berasal dari Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, keluarga Sjahrir semakin jumlah tinggal di pulau Jawa; Kudus, Yogyakarta, Magelang, Surabaya, dan terutama Jakarta.

Karier

Sjahrir dikenal bagi ekonom dan politikus. Ketika masih menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1974, Sjahrir menjadi seorang aktivis. Latar belakangan itulah yang membawanya ke dunia politik. Pada tahun 2002, Sjahrir mendirikan Partai Perhimpunan Indonesia Baru bagi upaya menawarkan solusi bagi bangsa yang tengah dilanda persoalan.[2][3]

Bagi mahasiswa

Sjahrir menerima pendidikan dasarnya di suatu sekolah negeri di Jakarta meski sempat mengenyam pendidikan di Dalton Elementary School, Amsterdam. Ia melanjutkan ke sekolah menengah Kolese Kanisius, Jakarta. Di sekolah itulah Sjahrir menemukan kecintaannya akan pelajaran ekonomi. Setelah lulus dari Kolese Kanisius, ia diterima di Universitas Indonesia, tempat ia belajar ilmu ekonomi.

Selama periode ini, Sjahrir aktif di keaktifan kemahasiswaan yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Djakarta (IMADA). Keaktifannya di IMADA menciptakannya terpilih bagi Ketua Kesatuan Gerakan Mahasiswa Indonesia (KAMI) Jakarta. Selain itu, keaktifannya di badan kemahasiswaan kampus menciptakannya terpilih bagi Sekretaris Jenderal Senat Mahasiswa, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Badan kemahasiswaan Universitas Indonesia memerankan yang cukup luhur dalam pergerakan politik Indonesia. Pada tahun 1974, para mahasiswa memprotes kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan peran investasi asing di Indonesia. Demonstrasi yang belakang sekali bergejolak menjadi kerusuhan yang dikenal bagi peristiwa Malari. Sjahrir yang pada ketika itu telah lulus dengan gelar Sarjana Ilmu Ekonomi dari Universitas Indonesia dan akan berjaga-jaga berangkat ke Amerika Serikat bagi melanjutkan pendidikan S2 melewati beasiswa di Kennedy School of Government, Universitas Harvard, ditangkap, diadili, dan dijatuhi hukuman penjara 6,5 tahun atas tuduhan subversi dalam keterlibatannya pada peristiwa tersebut. Meski demikian, Sjahrir hanya menghabiskan waktu di penjara selama hampir 4 tahun bagi tahanan politik.

Setelah keluar dari penjara, Ford Foundation yang menjadi sponsor beasiswanya, masih memberikan kesempatan bagi Sjahrir bagi mengenyam pendidikan S2-nya. Ia lulus pada tahun 1983 dari Universitas Harvard dengan gelar doktor di segi Ekonomi Politik & Pemerintahan. Di Harvard pulalah ia sempat menjalin pertemanan dengan Ninoy Aquino dan Kim Dae Jung.

Bagi ekonom

Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor yaitu

Sjahrir muda

Setelah meraih gelar doktor, Sjahrir membagi ilmunya dengan menjadi dosen di fakultas lamanya, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ia yang belakang sekali mendirikan lembaga yang bernama Insititute for Economic and Financial Research (Ecfin) bersama rekan-rekan ekonomnya. Salah satunya adalah Dr. Mari Elka Pangestu yang menjadi Menteri Perdagangan Republik Indonesia. Sjahrir juga mendirikan lembaga lain, yaitu Yayasan Padi & Kapas, yang keaktifan utamanya adalah penelitian, pendidikan, dan kesehatan masyarakat.

Sampai penghabisan hayatnya, Sjahrir aktif bagi konsultan dan penasihat bagi bank-bank dan perusahaan-perusahaan publik. Jumlahnya seminar ekonomi yang dihadirinya bagi pembicara, serta semakin dari selusin buku yang diterbitkannya, memantapkan namanya bagi kritikus dan analis ekonomi yang cukup dipandang di negeri ini. Sejak tahun 1994, ia menjadi narasumber di Dewan Sosial & Politik Tingkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Bagi politikus

Ketika krisis moneter yang mengguncang Indonesia pada tahun 1997 berkelanjutan menjadi krisis ekonomi dan politik, Sjahrir terdorong bagi menawarkan solusi bagi negeri ini. Pada tahun 2001, pada masa reformasi, Sjahrir mendirikan Perhimpunan Indonesia Baru. Keaktifan utama perhimpunan itu adalah menyelenggarakan cabinet watch yang mengawasi keputusan-keputusan pemerintah atas kebijakan-kebijakan tertentu, dan mengumumkan hasil pengawasan itu ke masyarakat.

Tidak puas dengan anggota reformasi setelah jatuhnya Soeharto, Syahrir dan rekan-rekannya yang mempunyai ide yang sama di Perhimpunan Indonesia Baru mengumumkan berdirinya Partai Perhimpunan Indonesia Baru. Partai ini mencoba menawarkan solusi alternatif pada era reformasi melewati partisipasi di pemilihan umum 2004. Sjahrir sendiri berkesempatan mencalonkan diri di pemilihan presiden tahun itu, namun tidak memperoleh jumlah suara yang cukup bagi maju ke tahap berikutnya. Meski demikian, mengetahui bahwa keahlian ekonomi Sjahrir mampu berguna bagi pemerintah yang baru, Presiden Republik Indonesia pertama yang dipilih langsung oleh rakyat, Susilo Bambang Yudhoyono, menunjuk Sjahrir bagi Penasihat Ekonomi Presiden. Tugas Sjahrir bagi Penasihat Ekonomi Presiden termasuk menjadi duta khusus Presiden RI ke negara-negara lain, menjalankan misi kepresidenan.

Bagi tokoh masyarakat

Bagi pandai ekonomi dan tokoh masyarakat, Sjahrir sempat memandu perkara (Info bagi Anda & Diskusi Aktual di Indosiar) dan tampil di televisi nasional menjadi narasumber, selang lain Metro TV, SCTV, TPI, Anteve, TVRI, Lativi.

Meninggal dunia

Ia wafat setelah beberapa lama dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura karena menderita kanker paru-paru.

Posisi yang pernah dijabat Sjahrir

  • Penasihat Presiden Republik Indonesia (lihat Lampiran: Undangan bagi Dr. Syahrir dari Menteri Sekretaris Negara RI) (April 2005–meninggal)
  • Pendiri & Ketua Umum Partai Perhimpunan Indonesia Baru (2002-meninggal)
  • Ketua Laboratorium Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat, dan Pengkajian Ekonomi (LP3E) Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) (1994–2004)
  • Pendiri Institute for Economic and Financial research (ECFIN) (September 1989)
  • Pendiri Yayasan Padi & Kapas (1987)

Pengalaman profesional

  • Pembicara bagi pandai ekonomi di forum-forum lokal, nasional, dan internasional (1983–meninggal)
  • Presiden Direktur PT SYAHRIR SECURITIES, suatu perusahaan sekuritas, Jakarta (1996-April 2005)
  • Narasumber di Dewan Sosial & Politik Tingkatan Bersenjata Republik Indonesia (1994)

Pengalaman politik

  • Menjadi anggota Kesatuan Gerakan Mahasiswa Indonesia (KAMI) dengan kedudukan penghabisan Ketua Periodik KAMI Pusat (1965–1969)
  • Ditangkap dan diadili bagi tahanan politik dalam peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari) (1974–1977)
  • Mendirikan Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) (2001)
  • Deklarator Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) (2002)
  • Ketua Umum Partai PIB (2002–meninggal)
  • Kunjungan kerja ke Amerika Serikat bagi Utusan Khusus (Special Envoy) bagi Presiden RI Agustus (2006)
  • Kunjungan kerja ke Tokyo, Jepang bagi Utusan Khusus (Special Envoy) bagi Presiden RI Oktober (2006)
  • Kunjungan kerja ke Washington, DC bagi Utusan Khusus (Special Envoy) bagi Presiden RI Februari (2007)

Posisi akademik

  • Anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)
  • Anggota American Economic Association (AEA)

Karya tulis

Bahasa Indonesia

Ditulis sendiri

  1. Ekonomi Politik Keperluan Pokok, LP3ES, Jakarta, 1986.
  2. Kebijaksanaan Negara: Konsistensi dan Implementasi, LP3ES, 1987; cetakan kedua LP3ES, 1988.
  3. Analisis Ekonomi Indonesia, Gramedia, 1990, cetakan kedua 1991, cetakan ketiga 1992, cetakan keempat 1995.
  4. Dinamika Ekonomi Indonesia, Warta Ekonomi, 1992.
  5. Refleksi Pembangunan, Gramedia, 1992.
  6. Ekonomi Politik Indonesia, Yayasan Keluarga Bhakti Surabaya, PT. Gramedia, 1993.
  7. Ekonomi Enak Dibaca dan Perlu, Pustaka Utama Grafiti, 1994.
  8. Persoalan Ekonomi Indonesia: Moneter, Perkreditan dan Neraca Pembayaran, Pustaka Sinar Harapan, 1995.
  9. Kebijakan Negara Mengantisipasi Masa Depan, Yayasan Obor Indonesia, 1994.
  10. Analisis Bursa Efek, Gramedia Pustaka Utama, 1995.
  11. Akal Politik Sjahrir, Pustaka LP3ES Indonesia, 1994.
  12. Ekonomi Indonesia dalam Perspektif Bisnis, Jurnalindo Aksara Grafika, 1995.
  13. Formasi Mikro-Makro Ekonomi Indonesia, Universitas Indonesia Press, 1995.
  14. Catatan Ekonomi Indonesia, Adhiprint Indonesia, 1995.
  15. Spektrum Ekonomi Politik Indonesia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1995.
  16. Ekonomi Politik Konglomerasi Indonesia, Warta Ekonomi, 1995.
  17. Tinjauan Pasar Modal, Gramedia Pustaka Utama, 1995.
  18. Meramal Ekonomi di Tengah Ketidakpastian, Gramedia Pustaka Utama, 1995.
  19. Masuk Krisis Keluar Krisis: Para Tokoh Menggugat, Erlangga, 1999
  20. Krisis Ekonomi Menuju Reformasi Total, Yayasan Obor Indonesia, Yayasan Padi & Kapas, 1999
  21. Membangun Indonesia Baru, Perhimpunan Indonesia Baru, 2002
  22. Transisi Menuju Indonesia Baru, Yayasan Obor Indonesia, 2004

Bagi penyunting

  1. Menuju Masyarakat Tidak sewenang-wenang Makmur. 70 Tahun Prof. Sarbini Sumawinata, Gramedia, 1989 (editor).
  2. Mobilisasi Dana dalam Era Deregulasi, Yayasan Padi dan Kapas, 1989; cetakan kedua, 1990 (editor).
  3. Analisis dan Metodologi Ekonomi Indonesia, Gramedia, 1991 (editor).
  4. Pembiayaan Investasi. Keadaan yang menghalangi dan Prospek, ISEI Jaya, 1990 (editor).
  5. Pendewasaan Pasar Modal, Editor Sjahrir dan Marzuki Usman, ISEI Jakarta, 1991 (editor).
  6. Pembangunan Berdimensi Kerakyatan, Yayasan Obor Indonesia, 1988 (co-editor).
  7. Ekonomi Ubi Kayu di Jawa, editor terjemahan dari The Cassava Economy of Java (Editors: W.P. falcon, et. al), PSH, 1984 (editor terjemahan).

Sumbangan tulisan

  1. Perempuan, Politik dan Jurnalisme. Tujuh Puluh Tahun Toety Azis, Daniel Dhakidae (editor). Yayasan Padi dan Kapas 1994; dengan tulisan Pandai Ekonomi, Kebijaksanaan dan Ekonomi Politik.
  2. Sistem Ekonomi Kita, dalam buku Diri sendiri adalah Orang yang Berhutang. 70 Tahun Dr. T.B. Simatupang, PSH, 1990.
  3. Konglomerat Indonesia: Persepsi Masyarakat dan Perspektif Masa Depan, dalam buku Konglomerat Indonesia Permasalahan dan Sepak Terjangnya, PSH, 1990.
  4. Menuju Masyarakat Baru Indonesia. Antisipasi terhadap Tantangan Zaman XXI, GPU, 1990
  5. Pemberian Keterangan yang Tidak Benar. Suatu Telaah Ekonomi Umum dalam buku Praktek Pemberian Keterangan yang Tidak Benar. Suatu Modus Kelainan Ekonomi, UI Press, 1991.
  6. Industrialisasi Pedesaan, editor Sayogyo dan Mangara Tambunan bagi pembahas hal. 415-419, Penerbit PT Sekindo Eka Jaya, Agustus 1990, bagi Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian IPB dan ISEI Cabang Jakarta.
  7. Sosok Demokrasi Ekonomi Indonesia, Yayasan Keluarga Bhakti Surabaya, PT Gramedia, 1993.
  8. Politik Ekonomi Kesehatan Indonesia, Yayasan Padi dan Kapas, editor Dr. Gulardi H. Wignjosastro, 1993

Penulis pengantar

  1. Ekonomi Indonesia, Gustav F. Papanek (Ed.), Gramedia, 1988.
  2. Konsep ke Arah Demokrasi Ekonomi, Didik J. Rachbini (Ed.), LP3ES, 1990.
  3. Krisis Teori Ekonomi, Daniel Bell & Irving Kristol (Eds.), LP3ES, 1988.
  4. Perusahaan Trans Nasional, Pieter Kuin (Ed.), Yayasan Obor Indonesia & Gramedia, 1987.
  5. Demokrasi Ekonomi, LP3ES, 1990.
  6. Konglomerasi, Taipan, dan Koneksi Bisnis, Djafar H. Assegaff, Warta Ekonomi, 1994.

Bahasa Inggris

  1. Basic Needs in Indonesia. Economics, Politics, and Public Policy, ISEAS, Singapore, 1986.

Kontribusi

  1. The Indonesian Economy Facing the 1990s. Structural Transformation and Economic Deregulation, dalam buku Southeast Asian Affair 1990, ISEAS, Singapore, 1990.
  2. The Indonesian Deregulation Process: Problems, Constraints and Prospects, dalam “Economic Policy-Making in the Asia Pacific Region”, John W. Langford & K. Lorne Brownsey (Eds.), The Institute for Research on Public Policy, Quebec, Kanada, 1990.
  3. Problems and Prospects for Inter-Governmental Cooperation in US-ASEAN Trade: The Indonesia Perspective, dalam buku “US-ASEAN Trade. Current Issues and Future Strategies”, Pamela Sodhy (Ed.), Malaysian Association for American Studies, Kuala Lumpur, 1988.
  4. Adjustment Policies of Small Open Economics, the Experience of Indonesia, dalam “Economic Reform and Internationalization: China and the Pacific Region”, Ross Garnaut, Lin Guogang, Allen & Unwin (Eds.), ANV, 1992.
  5. Challenging Business As Usual, dalam “Indonesia’s Experiences Under the New Order”, Jan-Paul Dirkse, Frans Husken & Mario Rutten (Eds.), Koninklijk Instituut Voor Taal, Landen Volkenkunde, 1993.
  6. The Indonesian Economy: A Case of Macro Success and Micro Challenge, dalam “Indonesia Assessment 1993”. Labour: Sharing in the Benefits of Growth, Chris Manning and Joan Hardjono (Eds.), ANU, Canberra, 1993.
  7. The Concept and the Reality of Development, dalam “Economy and Ecology in Sustainable Development”, Editor SPES, Gramedia, 1994.
  8. Building A New Indonesia, Perhimpunan Indonesia Baru, 2002

Ditulis bersama penulis lain

  1. Indonesian Financial and Trade Policy Deregulation: Reform and Response, bersama Colin Brown, dalam buku The Dynamics of Economic Policy Reform in South East Asia and the South-West Pacific, Andrew J. MacIntyre and Kanishka Jayasuriya (Eds.), Oxford University Press, 1992.
  2. Indonesian Palm Oil Trade and Development: A Case of Policy Induced Distortion, bersama Erna Zetha Rusman, dalam buku Trade, Protectionism, and Industrial Adjustment in Vegetable Oils. Asian Responses to North America, J. Tan Loong Hoe & S. Sharma (Eds.), ISEAS, 1989.
  3. The Role of the Budget in Indonesias Economic Restructuring, bersama Widjanarko, dalam buku The Politics of Economic Reform in Southeast Asia: The Experience of Thailand, Indonesia and the Philippines, David G. Timberman (Ed.), Asian Institute of Management, Philippines, 1992.

Artikel

1983 – Maret 2007: Sjahrir menulis ratusan artikel di harian dan majalah nasional maupun internasional seperti Kompas, Tempo, Asian Wall Street Journal, Bulletin of Indonesian Economic Studies.

Beberapa artikel tersebut selang lain:

  • Maret 2007: Sarbini Sumawinata: Ekonom, Pembangun Lembaga, dan Politisi Idealis, TEMPO
  • Februari 2007: Demokrasi dan Kemakmuran: Catatan Khusus Pidato Guru Luhur Profesor Boediono, Syahrir Research

Biografi

  • Sjahrir (komik), Masmimar Mangiang, Benny Rachmadi, Muhammad Misrad, Perhimpunan Indonesian Baru, 2004

Referensi

Tautan luar


edunitas.com


Page 9

Dr. Sjahrir (kelahiran di Kudus, Jawa Tengah, 24 Februari 1945 – meninggal di Singapura, 28 Juli 2008 pada umur 63 tahun) adalah seorang aktivis, ekonom dan politisi Indonesia. Sjahrir dikenal bagi salah seorang mahasiswa yang dijebloskan ke penjara sewaktu peristiwa Malari di Jakarta tahun 1974. Sampai penghabisan hayatnya beliau menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden membawahi segi ekonomi yang formal dilantik pada tanggal 11 April 2007.[1].

Kehidupan pribadi

Ia menikah dengan Kartini Panjaitan, seorang doktor di segi antropologi yang kini menjabat Duta Luhur RI bagi Argentina. Juga ketua Asosiasi Antropologi Indonesia. Dari pernikahan itu, pasangan Sjahrir-Kartini memperoleh seorang putra, Pandu, serta seorang putri, Gita.

Sjahrir lahir bagi anak satu-satunya dari pasangan Ma’amoen Al Rasyid dan Roesma Malik. Ayahnya adalah pejabat pemerintah pada masa pemerintahan kolonial Belanda, sementara ibunya adalah pegawai Inspektorat Pendidikan Wanita di Departemen Pendidikan. Meskipun berasal dari Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, keluarga Sjahrir semakin jumlah tinggal di pulau Jawa; Kudus, Yogyakarta, Magelang, Surabaya, dan terutama Jakarta.

Karier

Sjahrir dikenal bagi ekonom dan politikus. Ketika masih menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1974, Sjahrir menjadi seorang aktivis. Latar belakangan itulah yang membawanya ke dunia politik. Pada tahun 2002, Sjahrir mendirikan Partai Perhimpunan Indonesia Baru bagi upaya menawarkan solusi bagi bangsa yang tengah dilanda persoalan.[2][3]

Bagi mahasiswa

Sjahrir menerima pendidikan dasarnya di suatu sekolah negeri di Jakarta meski sempat mengenyam pendidikan di Dalton Elementary School, Amsterdam. Ia melanjutkan ke sekolah menengah Kolese Kanisius, Jakarta. Di sekolah itulah Sjahrir menemukan kecintaannya akan pelajaran ekonomi. Setelah lulus dari Kolese Kanisius, ia diterima di Universitas Indonesia, tempat ia belajar ilmu ekonomi.

Selama periode ini, Sjahrir aktif di keaktifan kemahasiswaan yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Djakarta (IMADA). Keaktifannya di IMADA membuatnya terpilih bagi Ketua Kesatuan Gerakan Mahasiswa Indonesia (KAMI) Jakarta. Selain itu, keaktifannya di badan kemahasiswaan kampus membuatnya terpilih bagi Sekretaris Jenderal Senat Mahasiswa, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Badan kemahasiswaan Universitas Indonesia memerankan yang cukup luhur dalam pergerakan politik Indonesia. Pada tahun 1974, para mahasiswa memprotes kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan peran investasi asing di Indonesia. Demonstrasi yang belakang sekali bergejolak menjadi kerusuhan yang dikenal bagi peristiwa Malari. Sjahrir yang pada ketika itu telah lulus dengan gelar Sarjana Ilmu Ekonomi dari Universitas Indonesia dan akan berjaga-jaga beranjak ke Amerika Serikat bagi melanjutkan pendidikan S2 melewati beasiswa di Kennedy School of Government, Universitas Harvard, ditangkap, diadili, dan dijatuhi hukuman penjara 6,5 tahun atas tuduhan subversi dalam keterlibatannya pada peristiwa tersebut. Meski demikian, Sjahrir hanya menghabiskan waktu di penjara selama hampir 4 tahun bagi tahanan politik.

Setelah keluar dari penjara, Ford Foundation yang menjadi sponsor beasiswanya, masih memberikan kesempatan bagi Sjahrir bagi mengenyam pendidikan S2-nya. Ia lulus pada tahun 1983 dari Universitas Harvard dengan gelar doktor di segi Ekonomi Politik & Pemerintahan. Di Harvard pulalah ia sempat menjalin pertemanan dengan Ninoy Aquino dan Kim Dae Jung.

Bagi ekonom

Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor yaitu

Sjahrir muda

Setelah meraih gelar doktor, Sjahrir membagi ilmunya dengan menjadi dosen di fakultas lamanya, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ia yang belakang sekali mendirikan lembaga yang bernama Insititute for Economic and Financial Research (Ecfin) bersama rekan-rekan ekonomnya. Salah satunya adalah Dr. Mari Elka Pangestu yang menjadi Menteri Perdagangan Republik Indonesia. Sjahrir juga mendirikan lembaga lain, yaitu Yayasan Padi & Kapas, yang keaktifan utamanya adalah penelitian, pendidikan, dan kesehatan masyarakat.

Sampai penghabisan hayatnya, Sjahrir aktif bagi konsultan dan penasihat bagi bank-bank dan perusahaan-perusahaan publik. Jumlahnya seminar ekonomi yang dihadirinya bagi pembicara, serta semakin dari selusin buku yang diterbitkannya, memantapkan namanya bagi kritikus dan analis ekonomi yang cukup dipandang di negeri ini. Sejak tahun 1994, ia menjadi narasumber di Dewan Sosial & Politik Tingkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Bagi politikus

Ketika krisis moneter yang mengguncang Indonesia pada tahun 1997 berkelanjutan menjadi krisis ekonomi dan politik, Sjahrir terdorong bagi menawarkan solusi bagi negeri ini. Pada tahun 2001, pada masa reformasi, Sjahrir mendirikan Perhimpunan Indonesia Baru. Keaktifan utama perhimpunan itu adalah menyelenggarakan cabinet watch yang mengawasi keputusan-keputusan pemerintah atas kebijakan-kebijakan tertentu, dan mengumumkan hasil pengawasan itu ke masyarakat.

Tidak puas dengan anggota reformasi setelah jatuhnya Soeharto, Syahrir dan rekan-rekannya yang mempunyai ide yang sama di Perhimpunan Indonesia Baru mengumumkan berdirinya Partai Perhimpunan Indonesia Baru. Partai ini mencoba menawarkan solusi alternatif pada era reformasi melewati partisipasi di pemilihan umum 2004. Sjahrir sendiri berkesempatan mencalonkan diri di pemilihan presiden tahun itu, namun tidak memperoleh jumlah suara yang cukup bagi maju ke tahap berikutnya. Meski demikian, mengetahui bahwa keahlian ekonomi Sjahrir mampu berguna bagi pemerintah yang baru, Presiden Republik Indonesia pertama yang dipilih langsung oleh rakyat, Susilo Bambang Yudhoyono, menunjuk Sjahrir bagi Penasihat Ekonomi Presiden. Tugas Sjahrir bagi Penasihat Ekonomi Presiden termasuk menjadi duta khusus Presiden RI ke negara-negara lain, menjalankan misi kepresidenan.

Bagi tokoh masyarakat

Bagi pandai ekonomi dan tokoh masyarakat, Sjahrir sempat memandu perkara (Info bagi Anda & Diskusi Aktual di Indosiar) dan tampil di televisi nasional menjadi narasumber, selang lain Metro TV, SCTV, TPI, Anteve, TVRI, Lativi.

Meninggal dunia

Ia wafat setelah beberapa lama dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura karena menderita kanker paru-paru.

Posisi yang pernah dijabat Sjahrir

  • Penasihat Presiden Republik Indonesia (lihat Lampiran: Undangan bagi Dr. Syahrir dari Menteri Sekretaris Negara RI) (April 2005–meninggal)
  • Pendiri & Ketua Umum Partai Perhimpunan Indonesia Baru (2002-meninggal)
  • Ketua Laboratorium Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat, dan Pengkajian Ekonomi (LP3E) Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) (1994–2004)
  • Pendiri Institute for Economic and Financial research (ECFIN) (September 1989)
  • Pendiri Yayasan Padi & Kapas (1987)

Pengalaman profesional

  • Pembicara bagi pandai ekonomi di forum-forum lokal, nasional, dan internasional (1983–meninggal)
  • Presiden Direktur PT SYAHRIR SECURITIES, suatu perusahaan sekuritas, Jakarta (1996-April 2005)
  • Narasumber di Dewan Sosial & Politik Tingkatan Bersenjata Republik Indonesia (1994)

Pengalaman politik

  • Menjadi anggota Kesatuan Gerakan Mahasiswa Indonesia (KAMI) dengan kedudukan penghabisan Ketua Periodik KAMI Pusat (1965–1969)
  • Ditangkap dan diadili bagi tahanan politik dalam peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari) (1974–1977)
  • Mendirikan Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) (2001)
  • Deklarator Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) (2002)
  • Ketua Umum Partai PIB (2002–meninggal)
  • Kunjungan kerja ke Amerika Serikat bagi Utusan Khusus (Special Envoy) bagi Presiden RI Agustus (2006)
  • Kunjungan kerja ke Tokyo, Jepang bagi Utusan Khusus (Special Envoy) bagi Presiden RI Oktober (2006)
  • Kunjungan kerja ke Washington, DC bagi Utusan Khusus (Special Envoy) bagi Presiden RI Februari (2007)

Posisi akademik

  • Anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)
  • Anggota American Economic Association (AEA)

Karya tulis

Bahasa Indonesia

Ditulis sendiri

  1. Ekonomi Politik Kebutuhan Pokok, LP3ES, Jakarta, 1986.
  2. Kebijaksanaan Negara: Konsistensi dan Implementasi, LP3ES, 1987; cetakan kedua LP3ES, 1988.
  3. Analisis Ekonomi Indonesia, Gramedia, 1990, cetakan kedua 1991, cetakan ketiga 1992, cetakan keempat 1995.
  4. Dinamika Ekonomi Indonesia, Warta Ekonomi, 1992.
  5. Refleksi Pembangunan, Gramedia, 1992.
  6. Ekonomi Politik Indonesia, Yayasan Keluarga Bhakti Surabaya, PT. Gramedia, 1993.
  7. Ekonomi Enak Dibaca dan Perlu, Pustaka Utama Grafiti, 1994.
  8. Persoalan Ekonomi Indonesia: Moneter, Perkreditan dan Neraca Pembayaran, Pustaka Sinar Harapan, 1995.
  9. Kebijakan Negara Mengantisipasi Masa Depan, Yayasan Obor Indonesia, 1994.
  10. Analisis Bursa Efek, Gramedia Pustaka Utama, 1995.
  11. Akal Politik Sjahrir, Pustaka LP3ES Indonesia, 1994.
  12. Ekonomi Indonesia dalam Perspektif Bisnis, Jurnalindo Aksara Grafika, 1995.
  13. Formasi Mikro-Makro Ekonomi Indonesia, Universitas Indonesia Press, 1995.
  14. Catatan Ekonomi Indonesia, Adhiprint Indonesia, 1995.
  15. Spektrum Ekonomi Politik Indonesia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1995.
  16. Ekonomi Politik Konglomerasi Indonesia, Warta Ekonomi, 1995.
  17. Tinjauan Pasar Modal, Gramedia Pustaka Utama, 1995.
  18. Meramal Ekonomi di Tengah Ketidakpastian, Gramedia Pustaka Utama, 1995.
  19. Masuk Krisis Keluar Krisis: Para Tokoh Menggugat, Erlangga, 1999
  20. Krisis Ekonomi Menuju Reformasi Total, Yayasan Obor Indonesia, Yayasan Padi & Kapas, 1999
  21. Membangun Indonesia Baru, Perhimpunan Indonesia Baru, 2002
  22. Transisi Menuju Indonesia Baru, Yayasan Obor Indonesia, 2004

Bagi penyunting

  1. Menuju Masyarakat Tidak sewenang-wenang Makmur. 70 Tahun Prof. Sarbini Sumawinata, Gramedia, 1989 (editor).
  2. Mobilisasi Dana dalam Era Deregulasi, Yayasan Padi dan Kapas, 1989; cetakan kedua, 1990 (editor).
  3. Analisis dan Metodologi Ekonomi Indonesia, Gramedia, 1991 (editor).
  4. Pembiayaan Investasi. Keadaan yang menghalangi dan Prospek, ISEI Jaya, 1990 (editor).
  5. Pendewasaan Pasar Modal, Editor Sjahrir dan Marzuki Usman, ISEI Jakarta, 1991 (editor).
  6. Pembangunan Berdimensi Kerakyatan, Yayasan Obor Indonesia, 1988 (co-editor).
  7. Ekonomi Ubi Kayu di Jawa, editor terjemahan dari The Cassava Economy of Java (Editors: W.P. falcon, et. al), PSH, 1984 (editor terjemahan).

Sumbangan tulisan

  1. Perempuan, Politik dan Jurnalisme. Tujuh Puluh Tahun Toety Azis, Daniel Dhakidae (editor). Yayasan Padi dan Kapas 1994; dengan tulisan Pandai Ekonomi, Kebijaksanaan dan Ekonomi Politik.
  2. Sistem Ekonomi Kita, dalam buku Diri sendiri adalah Orang yang Berhutang. 70 Tahun Dr. T.B. Simatupang, PSH, 1990.
  3. Konglomerat Indonesia: Persepsi Masyarakat dan Perspektif Masa Depan, dalam buku Konglomerat Indonesia Permasalahan dan Sepak Terjangnya, PSH, 1990.
  4. Menuju Masyarakat Baru Indonesia. Antisipasi terhadap Tantangan Zaman XXI, GPU, 1990
  5. Pemberian Keterangan yang Tidak Benar. Suatu Telaah Ekonomi Umum dalam buku Praktek Pemberian Keterangan yang Tidak Benar. Suatu Modus Kelainan Ekonomi, UI Press, 1991.
  6. Industrialisasi Pedesaan, editor Sayogyo dan Mangara Tambunan bagi pembahas hal. 415-419, Penerbit PT Sekindo Eka Jaya, Agustus 1990, bagi Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian IPB dan ISEI Cabang Jakarta.
  7. Sosok Demokrasi Ekonomi Indonesia, Yayasan Keluarga Bhakti Surabaya, PT Gramedia, 1993.
  8. Politik Ekonomi Kesehatan Indonesia, Yayasan Padi dan Kapas, editor Dr. Gulardi H. Wignjosastro, 1993

Penulis pengantar

  1. Ekonomi Indonesia, Gustav F. Papanek (Ed.), Gramedia, 1988.
  2. Konsep ke Arah Demokrasi Ekonomi, Didik J. Rachbini (Ed.), LP3ES, 1990.
  3. Krisis Teori Ekonomi, Daniel Bell & Irving Kristol (Eds.), LP3ES, 1988.
  4. Perusahaan Trans Nasional, Pieter Kuin (Ed.), Yayasan Obor Indonesia & Gramedia, 1987.
  5. Demokrasi Ekonomi, LP3ES, 1990.
  6. Konglomerasi, Taipan, dan Koneksi Bisnis, Djafar H. Assegaff, Warta Ekonomi, 1994.

Bahasa Inggris

  1. Basic Needs in Indonesia. Economics, Politics, and Public Policy, ISEAS, Singapore, 1986.

Kontribusi

  1. The Indonesian Economy Facing the 1990s. Structural Transformation and Economic Deregulation, dalam buku Southeast Asian Affair 1990, ISEAS, Singapore, 1990.
  2. The Indonesian Deregulation Process: Problems, Constraints and Prospects, dalam “Economic Policy-Making in the Asia Pacific Region”, John W. Langford & K. Lorne Brownsey (Eds.), The Institute for Research on Public Policy, Quebec, Kanada, 1990.
  3. Problems and Prospects for Inter-Governmental Cooperation in US-ASEAN Trade: The Indonesia Perspective, dalam buku “US-ASEAN Trade. Current Issues and Future Strategies”, Pamela Sodhy (Ed.), Malaysian Association for American Studies, Kuala Lumpur, 1988.
  4. Adjustment Policies of Small Open Economics, the Experience of Indonesia, dalam “Economic Reform and Internationalization: China and the Pacific Region”, Ross Garnaut, Lin Guogang, Allen & Unwin (Eds.), ANV, 1992.
  5. Challenging Business As Usual, dalam “Indonesia’s Experiences Under the New Order”, Jan-Paul Dirkse, Frans Husken & Mario Rutten (Eds.), Koninklijk Instituut Voor Taal, Landen Volkenkunde, 1993.
  6. The Indonesian Economy: A Case of Macro Success and Micro Challenge, dalam “Indonesia Assessment 1993”. Labour: Sharing in the Benefits of Growth, Chris Manning and Joan Hardjono (Eds.), ANU, Canberra, 1993.
  7. The Concept and the Reality of Development, dalam “Economy and Ecology in Sustainable Development”, Editor SPES, Gramedia, 1994.
  8. Building A New Indonesia, Perhimpunan Indonesia Baru, 2002

Ditulis bersama penulis lain

  1. Indonesian Financial and Trade Policy Deregulation: Reform and Response, bersama Colin Brown, dalam buku The Dynamics of Economic Policy Reform in South East Asia and the South-West Pacific, Andrew J. MacIntyre and Kanishka Jayasuriya (Eds.), Oxford University Press, 1992.
  2. Indonesian Palm Oil Trade and Development: A Case of Policy Induced Distortion, bersama Erna Zetha Rusman, dalam buku Trade, Protectionism, and Industrial Adjustment in Vegetable Oils. Asian Responses to North America, J. Tan Loong Hoe & S. Sharma (Eds.), ISEAS, 1989.
  3. The Role of the Budget in Indonesias Economic Restructuring, bersama Widjanarko, dalam buku The Politics of Economic Reform in Southeast Asia: The Experience of Thailand, Indonesia and the Philippines, David G. Timberman (Ed.), Asian Institute of Management, Philippines, 1992.

Artikel

1983 – Maret 2007: Sjahrir menulis ratusan artikel di harian dan majalah nasional maupun internasional seperti Kompas, Tempo, Asian Wall Street Journal, Bulletin of Indonesian Economic Studies.

Beberapa artikel tersebut selang lain:

  • Maret 2007: Sarbini Sumawinata: Ekonom, Pembangun Lembaga, dan Politisi Idealis, TEMPO
  • Februari 2007: Demokrasi dan Kemakmuran: Catatan Khusus Pidato Guru Luhur Profesor Boediono, Syahrir Research

Biografi

  • Sjahrir (komik), Masmimar Mangiang, Benny Rachmadi, Muhammad Misrad, Perhimpunan Indonesian Baru, 2004

Referensi

Pranala luar


edunitas.com


Page 10

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM


Page 11

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM


Page 12

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan


Page 13

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan


Page 14

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus


Page 15

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus


Page 16

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero


Page 17

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero


Page 18

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) H, H.H.H. Tower, H.M.A. Tihami, H.O.S. Tjokroaminoto, H.O.T., Hak LGBT di Oseania, Hak LGBT di Pakistan, Hak LGBT di Republik Tiongkok, Hak LGBT di Rumania, Halte Cinango, Halte Cisomang, Halte Cisomang layout, Halte Citaliktik, Handil Labuan Amas, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Maluka, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Negara, Kurau, Tanah Laut, Handil Purai, Beruntung Baru, Banjar, Harapan, Tanah Pinem, Dairi, Harapankarya, Pagelaran, Pandeglang, Harappa, Harara, Dusun Timur, Barito Timur


Page 19

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) H, H.H.H. Tower, H.M.A. Tihami, H.O.S. Tjokroaminoto, H.O.T., Hak LGBT di Oseania, Hak LGBT di Pakistan, Hak LGBT di Republik Tiongkok, Hak LGBT di Rumania, Halte Cinango, Halte Cisomang, Halte Cisomang layout, Halte Citaliktik, Handil Labuan Amas, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Maluka, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Negara, Kurau, Tanah Laut, Handil Purai, Beruntung Baru, Banjar, Harapan, Tanah Pinem, Dairi, Harapankarya, Pagelaran, Pandeglang, Harappa, Harara, Dusun Timur, Barito Timur


Page 20

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) I, I Got a Boy, I Got a Boy (lagu), I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai, I Gusti Ketut Jelantik, Ibrahim al-Imam, Ibrahim al-Jaafari, Ibrahim al-Maimuni, Ibrahim al-Marhumi, Ie Mirah, Pasie Raja, Aceh Selatan, Ie Relop, Pegasing, Aceh Tengah, Ie Rhob Babah Lueng, Simpang Mamplam, Bireuen, Ie Rhob Barat, Simpang Mamplam, Bireuen, Ikatan non kovalen, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Pencak Silat Indonesia, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Ilyas, Ilyas Karim, Ilyas Ruhiat, Ilyas Ya'kub


Page 21

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) I, I Got a Boy, I Got a Boy (lagu), I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai, I Gusti Ketut Jelantik, Ibrahim al-Imam, Ibrahim al-Jaafari, Ibrahim al-Maimuni, Ibrahim al-Marhumi, Ie Mirah, Pasie Raja, Aceh Selatan, Ie Relop, Pegasing, Aceh Tengah, Ie Rhob Babah Lueng, Simpang Mamplam, Bireuen, Ie Rhob Barat, Simpang Mamplam, Bireuen, Ikatan non kovalen, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Pencak Silat Indonesia, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Ilyas, Ilyas Karim, Ilyas Ruhiat, Ilyas Ya'kub


Page 22

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) J, J. Willard Marriott, J.A.K.Q. Dengekitai, J.A.K.Q. Dengekitai vs. Goranger, J.B. Jeyaretnam, Jagson Airlines, Jaguar, Jaguar (perusahaan otomotif), Jaguar Cars, Jalan Dago, Jalan dan Jembatan, Jalan dan Jembatan Kelok Sembilan, Jalan di Kota Surakarta, Jalur kereta api di Indonesia, Jalur kereta api di Sydney, Jalur kereta api Duri-Tanahabang, Jalur kereta api Eritrea, Jambu Kulon, Ceper, Klaten, Jambu Luwuk, Ciawi, Bogor, Jambu mawar, Jambu mede


Page 23

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) J, J. Willard Marriott, J.A.K.Q. Dengekitai, J.A.K.Q. Dengekitai vs. Goranger, J.B. Jeyaretnam, Jagson Airlines, Jaguar, Jaguar (perusahaan otomotif), Jaguar Cars, Jalan Dago, Jalan dan Jembatan, Jalan dan Jembatan Kelok Sembilan, Jalan di Kota Surakarta, Jalur kereta api di Indonesia, Jalur kereta api di Sydney, Jalur kereta api Duri-Tanahabang, Jalur kereta api Eritrea, Jambu Kulon, Ceper, Klaten, Jambu Luwuk, Ciawi, Bogor, Jambu mawar, Jambu mede


Page 24

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) O, OB Shift 2, Oba Selatan, Tidore Kepulauan, Oba Tengah, Tidore Kepulauan, Oba Utara, Tidore, Oda Nobunaga, Odair Fortes, Odalengo Grande, Odalengo Piccolo, Oktaf, Oktaf Paskah, Oktal, Oktan, Olivia Dewi, Olivia Lubis Jensen, Olivia Newton John, Olivia Newton-John, Onozalukhu You, Moro O, Nias Barat, Onozalukhu, Lahewa, Nias Utara, Onozitoli Sawo, Sawo, Nias Utara, Onta


Page 25

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) O, OB Shift 2, Oba Selatan, Tidore Kepulauan, Oba Tengah, Tidore Kepulauan, Oba Utara, Tidore, Oda Nobunaga, Odair Fortes, Odalengo Grande, Odalengo Piccolo, Oktaf, Oktaf Paskah, Oktal, Oktan, Olivia Dewi, Olivia Lubis Jensen, Olivia Newton John, Olivia Newton-John, Onozalukhu You, Moro O, Nias Barat, Onozalukhu, Lahewa, Nias Utara, Onozitoli Sawo, Sawo, Nias Utara, Onta


Page 26

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) P, Pa Padi, Krayan, Nunukan, Pa Pala, Krayan, Nunukan, Pa' Amai, Krayan Selatan, Nunukan, Pa' Dalan, Krayan Selatan, Nunukan, Padang Barat, Bintauna, Bolaang Mongondow Utara, Padang Barat, Padang, Padang Baru, Labuhan Haji, Aceh Selatan, Padang Baru, Merapi Selatan, Lahat, Padi (band), Padi (disambiguasi), Padi (grup musik), Padi emas, Pahae Julu, Pahae Julu, Tapanuli Utara, Pahala, Pahala Tambunan, Pakpahan, Onan Runggu, Samosir, Pakpahan, Pangaribuan, Tapanuli Utara, Pakpak, Pakpak Bharat