Tahap kemunduran kota ditandai peperangan kelaparan dan wabah penyakit adalah tahap

Pada halaman ini kita akan mempelajari tentang Sistem klasifikasi kota menurut beberapa ahli dan pengklasifikasian lainnya.

A. Sistem klasifikasi kota menurut Taylor

Dalam mengklasifikasi kota, Taylor mempertimbangkan dinamika fungsional dari kota itu sendiri.

a. Tahap awal atau infantil, belum terlihat jelas perbedaannya antara kawasan hunian/permukiman dengan kawasan perdagangan, antara permukiman kelas atas (elit) denga kelas bawah.

b. Tahap muda atau juvenil, sudah mulai adanya pengelompokan perdagangan, misalnya kompleks ruko atau pertokoan. Pabrik dan perumahan elit sudah mulai muncul.

c. Tahap dewasa, sudah mulai ada gejala pemisahan fungsi-fungsi seperti permukiman elit dengan menengah kebawah.

d. Tahap ketuaan ditandai dengan menurunnya kesejahteraan penduduk, adanya kesenjangan sosial dan terhentinya perkembangan. Kehidupan Industri telah dibangun.

B. Sistem klasifikasi kota menurut Houston

Houston melakukan klasifikasi kota berdasarkan karakteristik pertumbuhannya, yakni:

a. Stadium pembentukan inti kota merupakan tahap pembentukan CBD (Central Bussines District) dimana bangunan yang berfungsi sebagai kegiatan ekonomi sudah mulai dibangun.

b. Stadium formatif merupakan tahap dimana industri besar-besar berkembang pesat dan teknologi sudah masuk ke berbagai sektor seperti pertanian, perkebunan, transportasi, perdagangan dan komunikasi. Stadium ini mulai terlihat pada abad ke-19 dimana terjadi revolusi industri di eropa.

c. Stadium modern ditandai adanya kemajuan dibidang elektronika, yakni pada abad ke-20. Transportasi dan komunikasi sudah maju.

C. Sistem klasifikasi kota menurut Lewis Mumford

Lewis Mumford mengklasifikasikan kota kedalam enam fase, yakni:

a. Fase eopolis ditandai adanya kemajuan di kehidupan masyarakatnya meski mata pencaharian utamanya adalah pertanian, perkebunan dan perikanan.

b. Fase polis ditandai adanya pasar-pasar besar sebagai tempat berkegiatan ekonomi. Pabrik pun mulai dibangun.

c. Fase metropolis ditandai dengan semakin besarnya perkotaan sehingga fungsionalitasnya ikut mempengaruhi keadaan perkotaan kecil dan daerah dibelakangnya.

d. Fase megapolis ditandai dengan munculnya sikap materialistis yakni sebuah kecenderungan bersikap mementingkan materi. Pada produk ekonominya, kualitas lebih diutamakan dan kerajinan tangan sudah mulai ditinggalkan.

e. Fase tiranipolis ditandai dengan berubahnya budaya masyarakat yang lebih mementingkan penampilan yang tampak secara fisik, uang/materi serta ketidakacuhan mengenai segala aspek kehidupan mewarnai tingkah laku masyarakat.

f. Fase nekropolis merupakan tahap dimana kota akan mengalami sebuah kemunduran misalnya kemunduran pelayanan masyarakatnya, kemunduran fungsi-fungsinya serta menunjukan gejala kehancuran yang disebabkan adanya peperangan, kelaparan dan wabah penyakit.

D. Sistem klasifikasi kota menurut NR. Saxena

NR. Saxena mengklasifikasikan kota berdasarkan jumlah penduduknya, yakni:

a. Infant Town, dengan jumlah penduduk antara 5.000 sampai 10.000 jiwa.

b. Township, dengan jumlah penduduk antara 10.000 sampai 50.000 jiwa.

c. Town-City, dengan jumlah penduduk antara 100.000 sampai 1.000.000 jiwa.

Tahap kemunduran kota ditandai peperangan kelaparan dan wabah penyakit adalah tahap
Tahap kemunduran kota ditandai peperangan kelaparan dan wabah penyakit adalah tahap
Gambar. Candi Ijo di kota budaya, Yogyakarta.

E. Sistem klasifikasi kota berdasarkan fungsinya

a. Kota pusat produksi merupakan kota yang memiliki fungsi sebagai pusat produksi. Misalnya surabaya dan gresik.

b. Kota pusat perdagangan merupakan kota yang memiliki fungsi sebagai pusat perdagangan. Misalnya hongkong dan jakarta.

c. Kota pusat pemerintahan (Political Capital) merupakan kota yang memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan dan ibu kota negara.

d. Kota pusat kebudayaan (Cultural Centre) merupakan kota yang memiliki fungsi sebagai pusat kebudayaan. Misalnya yogyakarta dan bali.

G. Sistem klasifikasi kota berdasarkan jumlah penduduk

a. Megapolitan berpenduduk diatas 5 juta jiwa.

b. Metropolitan berpenduduk 1-5 juta jiwa.

c. Kota besar berpenduduk 500 ribu- 1 juta jiwa.

d. Kota sedang berpenduduk 100-500 ribu jiwa.

e. Kota kecil berpenduduk 20-100 ribu jiwa.

[color-box]Anjayani, Eni.2009. Geografi untuk Kelas XII SMA/MA. Klaten: PT.Cempaka Putih.
Endarto, Danang.2009.Geografi 3 untuk SMA/MA Kelas XII.Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Utoyo, Bambang.2009.Geografi 3 Membuka Cakrawala Dunia : untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: PT. Setia Purna Inves.[/color-box]

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebuah kota pasti berkembang dari waktu ke waktu. Kebanyakan kota tumbuh dari sebuah area pemukiman kecil atau pedesaan. Perkembangan kota tersebut akan terjadi di daerah pusat atau pinggiran. Ada banyak kota di dunia ini dan mereka punya sejarah perkembangan masing-masing. 

Ada yang berkembang pesat dan maju, namun adapula yang hancur lebur tinggal puing. Menurut Lewis Mumford, kota tumbuh dalam enam tahap dengan indikator utama yaitu tatanan sosial di dalamnya. Baca juga: Identifikasi bentang budaya pada citra inderaja

Inilah enam fase perkembangan kota menurut Mumford yaitu: Eopolis, Polis, Metropolis, Tyranopolis dan Necropolis.

Tahap kemunduran kota ditandai peperangan kelaparan dan wabah penyakit adalah tahap
Dubai Kota Abad 22

Eopolis

Merupakan tahap pertama sebuah kota yaitu desa yang kehidupannya berbasis pada sektor agraris.

Polis

Tahap ini menandakan sudah berkembangnya pola hidup masyarakat diantaranya munculnya spesialisasi mata pencaharian dan mekanisasi pertanian.

Metropolis

Merupakan sebuah kota yang berfungsi sebagai ibukota negara atau wilayah kekuasaan. Fase ini menjadi puncak perkembangan kota sebagai tempat kehidupan.

Megalopolis

Pada fase ini kota sudah menunjukkan tahap pertama dari penurunan fungsi kota karena adanya berbagai masalah sosial maupun lingkungan.

Tyranopolis

Pada tahap ini kota menunjukkan memburuknya situasi politik, dengan kekacauan dimana-mana.

Necropolis

Tahap ini adalah tahap akhir atau kematian sebuah kota. Warga mulai mengungsi dan meninggalkan kota karena sudah tidak ada pengharapan lagi di sana. 

Ahli tata kota lainnya yaitu Griffith memberikan pandangan lain tentang fase perkembangan kota. Menurut dia, ada empat fase perkembangan kota yaitu: infantil, juvenile, mature dan senile. Baca juga: Faktor perkembangan kota di Indonesia

Tahap kemunduran kota ditandai peperangan kelaparan dan wabah penyakit adalah tahap
Jakarta Kota Segudang Masalah

Infantile

Ini merupakan tahap awal perkembangan kota dimana kota belum dibagi ke dalam zona-zona khusus. Baca juga: Perkembangan kota Jakarata masa ke masa

Juvenile

Tahap ini merupakan fase remaja dimana kota sudah mulai dibagi menjadi zona-zona seperti perumahan atau pabrik dalam skala kecil.

Mature

Merupakan tahap kota dewasa yang dicirikan dengan adanya zona perumahan, zona komersil, dan zona industri kota. Adanya tata ruang yang jelas menandakan kematangan sebuah kota di setiap sisi.

Senile

Tahap ini disebut sebagai tahap kehancuran kota dimana degradasi fisik, sosial dan ekonomi terjadi. Laju pertumbuhan manusia tidak terbendung dan daya dukung kota sudah tidak bisa lagi mengatasi pertumbuhan penduduk. 

Contoh kota seperti ini banyak terjadi di negara berkembang seperti Jakarta. Baca juga: Cara menjawab soal UN Pengembangan Wilayah


Gambar: jammerspro.com, mages.solopos.com

GURUGEOGRAFI by Guru Geografi

DONASI VIA OVO Merasa blog ini bermanfaat?. Yuk kirim donasi terbaikmu untuk pengembangan blog www.gurugeografi.id. Terima kasih.