Apakah yang dimaksud dengan opini redaktur dalam teks editorial?

PEMBAHASAN SOAL UN 2016/2017 BAHASA INDONESIA SMA/MA (SOAL NOMOR 11)
BACA JUGA: PREDIKSI SOAL, KUNCI JAWABAN, DAN PEMBAHASAN LENGKAP 50 NOMOR KLIK DI SINI

Apakah yang dimaksud dengan opini redaktur dalam teks editorial?

Apakah yang dimaksud dengan opini redaktur dalam teks editorial?

KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN 

Kunci Jawaban : B

Pembahasan

Soal di atas menanyakan tentang opini redaksi dalam kutipan tajuk rencana. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN bahasa Indonesia tahun 2017/2018 termasuk ke ruang lingkup materi membaca nonsastra. Soal di atas tergolong level kognitif aplikasi atau penerapan. Kompetensi yang diuji adalah menyimpulkan isi tersirat dalam teks yaitu, menentukan opini /pendapat penulis berdasarkan penggalan tajuk rencana dengan tepat. 

(Baca BEDAHKISI-KISI UN 2017/2018 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA/MA)

Dalam KBBI, opini adalah pendapat; pikiran; pendirian. Dengan demikian, sebuah opini belum terbukti kebenarannya. Opini redaksi pada kutipan tajuk rencana di atas adalah Pemerintah berkepentingan menjaga harga pangan selalu stabil (jawaban B). Jawaban A tidak tepat karena bertentangan dengan kalimat pertama pada tajuk rencana Badan Pusat Statistik memasukkan pangan sebagai penentu garis kemiskinan. Jawaban C bukan opini tetapi fakta sesuai isi kalimat ketiga pada tajuk rencana. Jawaban D dan E bukanlah opini yang terdapat dalam bacaan. Isi kalimat D dan E tidak sesuai dengan isi kutipan tajuk rencana di atas.


RINGKASAN MATERI
Tajuk rencana
Tajuk rencana/Editorial adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan. Dalam tajuk rencana/Editorial biasanya diungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca.

Pernyataan fakta dan opini ini biasanya diutarakan secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang menonjol agar pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut. Fungsi tajuk rencana/editorial biasanya menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk rencana/Editorial juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam tajuk rencana/editorial terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.

Ciri-ciri
  • Berisi opini redaksi tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan
  • Berisi ulasan tentang suatu masalah yang dimuat
  • Biasanya berskala nasional, berita internasional dapat menjadi tajuk rencana/editorial, apabila berita tersebut memberi dampak kepada nasional
  • Tertuang pikiran subjektif redaksi (https://id.wikipedia.org/wiki/Tajuk_rencana)

OPINI REDAKSI DALAM TAJUK RENCANA

Apakah opini penulis berbeda dengan kalimat opini? Atau sama? Sebenarnya, kedua hal tersebut berbeda, tetapi para siswa cenderung menyangka keduanya sama. Karena kesalahan presepsi itulah, sering terjadi kesalahan dalam menjawab.
Pengertian Opini:
Dalam KBBI, opini adalah pendapat; pikiran; pendirian. Dengan demikian, sebuah opini belum terbukti kebenarannya.

Pengertian Kalimat Opini:

Kalimat opini adalah sebuah kalimat pendapat yang di dalamnya terdapat pernyataan yang belum dapat dibuktikan kebenarannya.

Pengertian Opini Penulis:
Opini penulis adalah pendapat penulis. Dalam menulis sebuah wacana/tajuk rencana/paragraf, penulis akan memasukkan beberapa data atau hal-hal yang sedang terjadi saat ini. Setelah menjabarkan permasalahannya, penulis akan menambahkan pendapat pribadinya mengenai topik yang ia bahas tersebut.
Dari penjelasan definisi pada kalimat opini dan opini penulis tersebut, sudah terlihat perbedaannya. Namun, lebih jelasnya, dapat dilihat pada contoh soal berikut.
Contoh Soal:
(1) Pendidikan yang dulu diperjuangkan mati-matian oleh para pejuang kemerdekaan agar seluruh rakyat mendapatkan hak yang sama, ternyata masih milik segolongan orang tertentu. (2) Setiap tahun ajaran baru selalu muncul keganjilan berulang-ulang yakni kebingungan orang tua mencari sekolah untuk anaknya. (3) Ternyata keganjilan itu muncul karena masalah lama belum tuntas. (4) Standardisasi sekolah masih belum jelas sehingga menimbulkan kasta-kasta dalam pendidikan. (5) Sistem kasta tersebut membuat para orang tua berlomba-lomba untuk mendapatkan sekolah berkasta tinggi. (6) Bahkan, mereka rela mengeluarkan biaya besar agar anaknya bisa masuk di sekolah favorit. (7) Sementara, banyak siswa yang tidak bisa masuk ke sekolah favorit bukan karena kurang pandai, melainkan karena mereka tidak mampu membayar biaya sekolah yang tinggi. Inilah ironi pendidikan Indonesia.
UN TP 2011/2012 (E-57) NO. 5
Opini penulis dalam tajuk tersebut adalah ....
(A) Seluruh rakyat mendapatkan hak pendidikan yang sama.
(B) Pemerataan pendidikan telah diperjuangkan mati-matian.
(C) Pendidikan masih menjadi milik segolongan orang tertentu.
(D) Standardisasi pendidikan akan menimbulkan keganjilan.
(E) Sekolah berkasta tinggi memerlukan biaya yang tinggi
ANALISIS
Kalimat (1) merupakan kalimat opini karena terdapat kata “ternyata masih” yang menandakan pendapat dan belum tentu semua setuju dengan hal ini.
    Kalimat (2) merupakan kalimat opini karena terdapat “selalu muncul”, padahal belum tentu.
    Kalimat (3) juga merupakan kalimat opini karena masih menjelaskan kalimat (2).
    Kalimat (4) merupakan kalimat opini karena terdapat frasa “masih belum jelas”.
    Kalimat (5) merupakan kalimat opini, terlihat dari “para orang tua berlomba-lomba”, padahal belum tentu.
    Kalimat (6) juga opini karena menambahkan kalimat (5).
    Kalimat (7) jelas merupakan kalimat opini.
Dari penjelasan tersebut, terlihat kalimat (1) sampai kalimat (7) merupakan kalimat opini.
    Lalu, bagaimana dengan opini penulis pada paragraf tersebut? Apakah semua itu merupakan opini dari si penulis? Tentu saja bukan.
Opini penulis pada paragraf tersebut hanya terdapat pada kalimat (1).
Kalimat (1) merupakan kesimpulan yang diambil oleh si penulis, sedangkan kalimat (2) sampai dengan kalimat (7) adalah penjabaran si penulis untuk menguatkan opini yang telah ia simpulkan pada kalimat (1). Pembuktian itu penulis jabarkan dengan memperlihatkan peristiwa/kejadian yang sudah/sedang terjadi pada saat ini.
Dalam paragraf tersebut terdiri dari tujuh kalimat. Ketujuh kalimat tersebut merupakan kalimat opini. Namun, ketujuh kalimat opini tersebut belum tentu merupakan opini dari si penulis. Opini penulis hanya terdapat pada kalimat pertama karena kalimat lainnya adalah penjelasan si penulis untuk menguatkan opininya. Dengan demikian, jawaban yang paling tepat untuk pertanyaan tersebut adalah pilihan (C).
Kesimpulan:
Dari penjelasan tersebut, jelas perbedaan antara kalimat opini penulis dan kalimat opini berbeda. Dalam satu paragraf, semua kalimat merupakan opini. Namun, belum tentu itu semua juga merupakan opini penulis.
    Catatan Tambahan:
Jika terdapat kesalahan dalam penjelasan di atas, saya mohon maaf. Saran, kritik atau pengoreksian dapat ditulis pada kolom komentar agar bisa saya tindak lanjuti. Terima kasih.
(http://tuslianingsih.blogspot.co.id/2013/03/soal-ujian-nasional-perbedaan-opini.html)

BACA PEMBAHASAN SOAL NOMOR 1-25 SOAL UN 2016/2017

Posted in UN 2017/2018 SMA/MA on September 10, 2017 by MuhZuhri | 14 comments 

Merupakan jenis teks dalam surat kabar yang isinya berupa pendapat atau pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa aktual yang tengah terjadi dan menjadi perbincangan di masyarakat luas disebut dengan teks editorial. Reaksi ini bisa terhadap masalah yang berkenaan dengan masalah politik, sosial hingga ekonomi. Contoh teks editorial dapat ditemukan pada postingan di berbagai media.

Jenis teks ini berbeda dengan opini atau pendapat pribadi karena di dalam teks berisi pendapat redaksi. Teks ini secara rutin juga akan muncul dalam surat kabar atau majalah, bahkan di era teknologi digital didapatkan bahwa teks editorial bisa ditemukan secara daring atau online sehingga lebih praktis untuk dibaca.

Pengertian Teks Editorial

Apakah yang dimaksud dengan opini redaktur dalam teks editorial?

Bagi orang yang terjun di dunia jurnalistik pasti sudah tak asing dengan apa itu teks editorial, namun berbeda bagi orang pada umumnya. Teks editorial secara tak langsung sudah ditemukan oleh pembaca surat kabar awam, namun orang awam yang membaca tidak menyadari atau tak mengetahui bahwa itu adalah teks editorial.

Teks editorial adalah suatu partikel atau teks dalam surat kabar yang isinya pendapat redaksi atau pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa aktual yang diperbincangkan di masyarakat di saat surat kabar tersebut diterbitkan. Isu yang diperbincangkan dapat berupa banyak masalah, seperti berkenaan dengan politik, sosial hingga ekonomi dan budaya.

Pendapat redaksi teks editorial bisa berupa kritik,penilaian, prediksi, harapan dan saran serta penulisan teks ini harus dilengkapi dengan bukti atau fakta hingga alasan yang logis atau dapat diterima akal. Tujuannya agar pembaca atau pendengar dapat menerima informasi yang disebarkan secara akurat.

Secara umum teks editorial bisa diartikan sebagai tajuk rencana, yang artinya tajuk rencana ini selalu ada di dalam surat kabar. Teks editorial bisa diletakkan di satu bagian dengan rubrik opini, yang membuat beda adalah opini dapat diletakkan dari penulis luar redaksi. Jika demikian maka pada teks editorial merupakan tanggapan langsung dari redaktur terkait dengan peristiwa aktual yang terjadi.

Tujuan Teks Editorial

  • Mengajak pembaca atau mempersuasi pembaca untuk merenung pada isu aktual yang tengah terjadi dan ramai diperbincangkan oleh masyarakat.
  • Secara tak langsung, redaktur memberi pandangan terhadap isu yang sedang terjadi kepada para pembaca.
  • Disadari atau tidak, pandangan redaktur diharapkan mampu memberi reaksi terhadap pembaca agar tergerak, terlibat dan memahami lebih dekat isu yang terjadi.
  • Penulisan editorial merupakan upaya memperjuangkan pendapat mengenai isu yang terjadi agar mendapat perhatian.
  • Perspektif lain bisa dibilang editorial tujuannya adalah untuk memberi gambaran singkat atau pemahaman mendalam untuk masyarakat yang tidak memahami isu aktual.
  • Tujuan editorial yakni untuk memberi pemikiran atau mengajarkan kepada target agar mendapatkan pemecahan masalah atau problem solving.

Ciri-ciri Teks Editorial

Faktual artinya kejadian yang bersifat nyata dan benar-benar terjadi tanpa mengikat waktu, kejadian yang diambil bisa baru terjadi atau sudah lewat masa lalu. Sementara aktual menekankan pada kejadian yang benar-benar baru terjadi dan hangat diperbincangkan oleh masyarakat. Meskipun kedua hal ini tetap memperhatikan keterbaruan informasi.

Teks ini disusun secara sistematis atau berurutan, sehingga membuat pembaca mudah memahami apa yang dibicarakan. Perlu mempertimbangkan masuk akalnya teks dalam penyampaian, agar tujuan persuasif kepada pembaca tepat sasaran. Tentu saja pendapat yang disampaikan juga akan sampai kepada pembaca.

Yang terpenting dalam penulisan teks editorial adalah sifatnya dari pendapat, sehingga editorial sebenarnya bukan bentuk dari sebuah kebenaran. Melainkan terbentuk karena sebuah perspektif atau pendapat dan dalam hal ini adalah pendapat redaksi yang memuat teks tersebut lalu dibagikan ke pembaca.

Contoh teks editorial singkat penulisannya, jelas, lugas dan padat serta tidak berbelit-belit, tulisan ini juga dikemas dengan jumlah kata yang terbatas. Penulis tidak terlalu panjang dalam membuat teks ini seperti halnya dalam membuat opini.

Tajuk masalah yang dibahas merupakan permasalahan nasional, bukan lagi masalah kecil atau lokal atau semacamnya. Prinsip yang dipegang adalah masalah diangkat dari suatu hal yang memberi dampak luas kepada masyarakat.

Karena sebuah argumen maka sifat dari teks editorial ini adalah subjektif dari media atau surat kabar yang memuatnya. Masing-masing media memiliki perspektif pembahasan yang berbeda dalam mengangkat teks editorial. Selain itu setidaknya memberi gambaran mengenai apa bentuk dari tajuk rencana.

Baca juga: Pengertian Teks Prosedur, Ciri-ciri dan Struktur Penulisan

Struktur Teks Editorial

Menjadi struktur yang paling penting yakni menentukan pertanyaan pendapat, diambil dari topik yang sedang hangat dibicarakan. Selain itu juga menjadi isu nasional, selebihnya menurut pembahasan dan penjabaran diserahkan kembali oleh penulis atau redaktur. Agar memiliki kekuatan, umumnya ditulis dengan sebuah teori yang diperkuat argumen.

Salah satu struktur penting dalam memberi kekuatan pada permasalahan yang diangkat atau dipilih, penyampaian argumentasi secara teknis akan lebih meyakinkan jika banyak fakta yang disampaikan. Dan akan semakin baik pula jika menggunakan pendapat ahli.

Pendapat ahli, pernyataan umum dan fakta yang diberikan dapat memberi tekanan, misalnya seperti memberi pernyataan ulang pendapat. Menegaskan bahwa bagian yang diulang merupakan pesan penting bagi para pembaca, secara umum pernyataan ulang pendapat diletakkan di bagian akhir teks editorial.

Tahapan Proses Menulis Teks Editorial

Memilih topik terkini dan sedang hangat diperbincangkan akan sangat menarik perhatian dari para pembaca. Dikatakan topik menarik bagi pembaca karena dari sisi para pembaca, mereka menginginkan topik yang selalu baru.

Topik yang didapat kemudian diseleksi, koordinasikan hal ini dengan tim redaksi agar dapat memutuskan topik mana yang relevan dan menarik. Setelah itu disesuaikan dengan pembaca, sementara penulis teks editorial perlu memerhatikan bahasa, fakta dan pendapat yang akan dikemukakan.

Pengumpulan data yang berhubungan dengan topik akan sangat mendukung pendapat yang sudah dibuat, sudah tepat atau belum jika dibagikan kepada pembaca. Hal ini sangat penting dilakukan agar tulisan yang dimuat tidak asal.

Dalam menulis dan menyunting teks editorial, harus melakukan pengecekan atau pemeriksaan kembali pada teks yang sudah dibuat. Tujuannya agar kaidah kebahasaan, tanda baca dan kalimat sudah padu dan siap untuk dibagikan kepada para pembaca.

Contoh Teks Editorial

Wajah Nasionalisme Pemuda Indonesia, Kini

Bicara soal nasionalisme tak akan ada habisnya karena akan banyak yang mengatakan bahwa nasionalisme tidak untuk diartikan, melainkan diamalkan atau dipraktikkan. Meskipun tak ada salahnya juga mengartikan atau mendefinisikan kata yang cukup berarti bagi masyarakat Indonesia untuk semua kalangan umur yang mencintai Tanah Air.

Dahulu kata sakti ini bisa dijadikan sebagai tameng dalam menuju suatu perubahan, misalnya transisi ke orde baru menuju orde reformasi. Pemuda dan mahasiswa bersatu di garis depan beraksi atas nama rakyat dan rela berjuang hingga titik darah penghabisan. Merelakan jiwa dan raga, tak sedikit yang mau melakukan ini dengan tujuan memikirkan bangsa.

Turun ke jalan dan berorasi jadi salah satu aksi, namun bagaimana dengan pemuda masa kini. Apakah masih ada yang berjiwa besar seperti para pemuda di era tumbangnya rezim orde baru, mungkin masih ada. Namun sungguh berbeda dengan semangat dan atmosfer zaman dahulu, kini menjadi seorang aktivis bukan jamannya lagi.

Pemuda yang berada di garis depan adalah pemuda yang siap mental dan intelektual, tak hanya mengandalkan kekerasan fisik apalagi provokasi. Pemuda seperti ini banyak di Indonesia, seperti halnya mahasiswa. Golongan terpelajar tingkat tinggi, masalah intelektual jadi nomor satu bagi mereka. Namun bagaimana dengan masalah mental, apalagi semangat.

Demikian penjelasan mengenai teks editorial, mulai dari pengertian, ciri-ciri, struktur hingga contoh yang sudah ada. Jurnal Sampoerna University memberi informasi jauh lebih dalam mengenai salah satu bab dalam pembelajaran di tingkat perguruan tinggi. Salah satunya mengenai teks editorial dan sudah mengarah kepada praktik dalam melakukannya.

Sampoerna University membentuk karakter mahasiswa dengan sebaik-baiknya, menggunakan kurikulum pembelajaran internasional. Mahasiswa diberi fasilitas lengkap dalam menunjang proses pembelajaran, salah satu tujuannya agar terciptanya mahasiswa yang berkualitas namun juga memiliki jiwa nasionalisme yang dibutuhkan.

Referensi
Bola.com – Ciri-ciri teks editorial dan contohnya