Tafakur sesaat lebih baik daripada ibadah selama

Berfikir Sesaat Lebih Baik dari Beribadah 60 Tahun?

Apa ada hadits ttg keutamaan berpikir sesaat lbh baik drpd ibadah 60 – 70 thn?? klu ada tlg penjelasannya? Banyak orang sufi menyampaikan hadis ini di forum khutbah. jazakallahu khairan…

Bahtiar – Kalimantan

Jawab:

Terdapat hadis yang menyatakan,

فِكْرَةُ سَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سِتِّينَ سَنَةً

Berfikir sesaat lebih baik dari pada beribadah 60 tahun

Hadis ini disebutkan dalam kitab al-Adzamah dengan sanad: Berkata Abu Syaikh, dari Abdullah bin Muhammad bin Zakariya, dari Utsman bin Abdillah al-Qurasyi, dari Ishaq bin Najih al-Multhi, dari Atha al-Khurasani, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Perawi yang bernama Ishaq bin Najih dan Utsman bin Abdillah dinilai para ulama sebagai pendusta.

Ibnul Jauzi menilai hadis ini:

هذا حديث لا يصح ، وفي الإسناد كذّابان ، فما أفلت وضعُه مِن أحدهما : إسحاق بن نجيح، قال أحمد : هو أكذب الناس ، وقال يحيى : هو معروف بالكذب ووضع الحديث ، وقال الفلاس : كان يضع الحديث على رسول الله صلى الله عليه وسلم صراحا ، والثاني : عثمان ، قال ابن حبان : يضع الحديث على الثقات

Hadis ini tidak benar, sementara dalam sanadnya terdapat 2 perawi pendusta. Status palsu hadis ini disebabkan keberadaan salah satu dari mereka. [1] Ishaq bin Najih, yang kata Imam Ahmad: “Manusia paling pendusta.” Sementara Yahya bin Main berkomentar: “Terkenal suka berdusta dan memalsukan hadis.” Kata Imam al-Fallas: “Dia memalsukan hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terang-terangan.”

[2] Utsman bin Abdillah, yang kata Ibnu Hibban, “Memalsukan hadis atas nama perawi.” (al-Maudhu’at, 3/144)

Karena itu, para ulama menegaskan bahwa hadis ini palsu. Ali al-Qori ketika menyebutkan hadis ini, beliau mengatakan,

ليس بحديث

“Bukan hadis.” (al-Mashnu’, hlm. 82)

Berfikir itu Terpuji

Berfikir, merenungkan ayat-ayat Allah, dalam rangka semakin mengagungkan Allah, adalah perbuatan yang terpuji. Allah memujinya dalam al-Quran, diantaranya,

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 191).

Syaikhul Islam mengatakan,

النظر إلى المخلوقات العلوية والسفلية على وجه التفكر والاعتبار مأمور به مندوب إليه

“Merenunngkan penciptaan makhluk baik yang di atas maupun yang di bawah, dalam rangka mengambil pelajaran, diperintahkan dan dianjurkan.” (Majmu’ al-Fatawa, 15/343)

Karena itulah, para sahabat menyukai berfikir. Merenungkan ayat Allah, baik ayat kauniyah (ciptaan Allah) atau ayat Syar’iyah (aturan syariat).

Ayat kauniyah menunjukkan betapa sempurna kekuasaan dan kebesaran Allah dalam menciptakan..

Ayat syar’iyah menunjukkan betapa adil dan bijaksananya Allah dalam menetapkan aturan.

Kita akan simak pengakuan para salaf (orang soleh masa silam):

[1] Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma,

تفكر ساعة خير من قيام ليلة

Berfikir sesaat lebih baik dari pada qiyamullail (al-Adzamah, 1/297).

Ibnu Abbas juga mengatakan,

تذاكر العلم بعض ليلة أحب إلي من إحيائها

“Belajar beberapa saat di malam hari, lebih aku sukai dari pada menghabiskan seluruh malam untuk shalat.” (Mushannaf Abdurrazaq, 11/253).

[2] Abu Darda radhiyallahu ‘anhu,

مذاكرة العلم ساعة خير من قيام ليلة

“Mengkaji ilmu syariat sesaat lebih baik dari pada shalat malam”

[3] Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

لأن أفقه ساعة أحب إلي من أن أحيي ليلة أصليها حتى أصبح

“Saya belajar sesaat lebih saya cintai dari pada saya habiskan waktu malam untuk shalat sampai subuh.”

Abu Hurairah juga mengatakan,

لأن أعلم باباً من العلم في أمر أو نهي أحب إلي من سبعين غزوة في سبيل الله عز وجل

“Saya memahami satu masalah ilmu, baik terkait perintah, ataupun larangan, lebih aku cintai dari pada 70 kali perang di jalan Allah.”

[4] Abu Musa al-Asy’ari:

لمجلس أجلسه مع عبد الله بن مسعود أوثق في نفسي من عمل سنة

“Aku duduk belajar bersama Ibnu Mas’ud, itu lebih menenangkan hatiku dari pada beramal satu tahun.”

[5] Hasan al-Bashri :

لأن أتعلم باباً من العلم فأعلمه مسلماً أحب إلي من أن تكون لي الدنيا كلها أجعلها في سبيل الله عز وجل

“Aku memahami satu masalah ilmu syariah, kemudian aku ajarkan ke muslim yang lain, lebih aku sukai dari pada aku memiliki dunia seisinya yan aku jadikan untuk infak fi sabilillah.”

Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits(Dewan PembinaKonsultasisyariah.com)

Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasiTanya Ustadz untuk Android.
Download Sekarang !!

KonsultasiSyariah.com didukung oleh Zahir AccountingSoftware Akuntansi Terbaik di Indonesia.

Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.

  • SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
  • DONASI hubungi: 087 882 888 727
  • REKENING DONASI: BNI SYARIAH 0381346658 /BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK

🔍 Arti Jahiliyah, Allahummaghfirlaha Untuk Perempuan, Inshaa Allah Atau Insya Allah, Ilmu Malaikat Maut, Makam Baqi Di Madinah, Arti Masya Allah Dan Subhanallah, Ilmu Indra Ke 6

Allah Swt Menghargai Orang yang Merenung

Allah memberi pahala kepada orang-orang yang bertafakur.

Tafakur sesaat lebih baik daripada ibadah selama

reuters

tafakur

Rep: Ali Yusuf Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah Swt begitu menghargai seorang hamba yang bertafakur (merenung) atas nikmat, anugrah yang diberikan dan juga merenung dosa apa yang telah diperbuat dan segera bertobat. Begitu menghargainya Allah kepada hamba yang bertafakur, melalui lisan Nabi Muhammad Saw, Allah memberi pahala kepada orang-orang yang bertafakur.

"Merenung (Tafakur) sesaat lebih baik daripada ibadah setahun," demikian Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali menulis di kitab Al-Munqizh Min Al-Dhalal yang dialihbahasakan oleh KH. R. Abdullah Bin Nuh dengan judul "Tafakur Sesaat Lebih Baik Daripada Ibadah Setahun."

Menurut Imam Ghazali anjuran merenung sesuatu atau bertafakur ini amat sering dijumpai dalam Alquran. "Berkali-kali dalam Alquran Allah Swt menyuruh kita bertafakur merenung. Mereka yang berbuat demikian amatlah dihargai," katanya.

Ibnu Abbas menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda. "Renungkanlah apa yang telah diciptakan Tuhan tetapi jangan kamu renungkan bagaimana keadaan Tuhan itu sebab dugaanmu takkan sampai ke situ".

Pada suatu peristiwa Rasulullah SAW melihat beberapa orang sedang bertafakur.

"Mengapa kamu berdiam diri? Tanya beliau". "Kami sedang Tafakur, merenungkan ciptaan ciptaan Tuhan," jawab mereka.

Lalu Beliau SAW bersabda, "Baik. Renungkanlah apa yang telah diciptakannya, tetapi jangan kamu pikirkan keadaan dzatnya. Renungkanlah, nun di sana, di magrhrib, ada sebuah tempat yang dipenuhi cahaya, luasnya sejauh perjalanan matahari empat puluh hari. Di tempat itu ada jumlah makhluk Tuhan yang belum pernah berbuat durhaka kepada-Nya sekejap matapun."

Kemudian mereka bertanya "Rasulullah, Tidakkah mereka tergoda oleh setan? "Beliau menjawab," Bahkan mereka tidak tahu, bahwa setan itu ada."

Dan, mereka pun kembali bertanya. "Adakah orang-orang itu keturunan Adam?" Mereka tidak tahu juga bahwa Adam itu ada. "Jawab Rasulullah SAW.

Menurut Aisyah ra setelah turun ayat yang menyebutkan bahwa tanda-tanda penting yang memperkuat iman seseorang adalah terdapat dalam ciptaan-ciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya siang dan malam (QS Ali Imran ayat 191).



  • tafakur
  • pahala bertafakur
  • pahala tafakur
  • rasulullah

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Subscribe to Notifications