Surah yang menjelaskan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah

Surah yang menjelaskan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah

Surah yang menjelaskan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah
Surah yang menjelaskan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah
Surah yang menjelaskan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah
Surah yang menjelaskan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah

Surah yang menjelaskan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah
Surah yang menjelaskan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah
Surah yang menjelaskan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah
Surah yang menjelaskan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah

- Advertisement -

Surah yang menjelaskan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah

Surah yang menjelaskan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah

Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar.Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (QS Al-Isra’: 35)

Sering kita sempat melihat sebuah segmen dalam sebuah acara berita di televisi dan surat kabar tentang banyaknya kasus-kasus kecurangan dalam perniagaan masyarakat kecil. Banyak kasus yang membuat kita sedikit bergidik, contohnya saja kasus daging glonggong, yakni daging sapi atau ayam yang disuntik dengan air agar beratnya bertambah. Belum lagi Daging Sapi yang dioplos dengan daging celeng, saus tomat yang dioplos pepaya busuk, ikan yang dicampur formalin, komposisi perhiasan/logam mulia yang tidak sesuai. Jika dirunut lagi maka akan ditemui tindakan-tindakan yang semakin membahayakan para konsumen seperti kosmetik atau obat-obatan palsu yang membahayakan penggunanya.

Mengurangi takaran dan timbangan adalah dosa besar yang sering diabaikan. Dosa ini masih “kalah pamor” atau tenggelam dengan dosa besar lainnya seperti menyekutukan Allah, membunuh, atau dosa riba yang aplikasinya masih menjadi perdebatan. Dalam Al-Qur’an, perintah untuk menyempurnakan takaran dan timbangan sekaligus larangan keras untuk mengurangi takaran atau timbangan menjadikan pelanggaran terhadapnya menjadi sebuah dosa besar. Salah satu kaum yang pernah terkena azhab Allah karena sering berbuat curang mengurangi takaran dan timbangan adalah kaum Nabi Syuaib A.S. Kaum Nabi Syuaib A.S. disebut kaum Madyan. Dikisahkan dalam Al-Qur’an, setelah Kaum Madyan menolak seruan Nabi Syuaib untuk menyempurnakan takaran dan timbangan, mereka malah berolok-olok untuk disegerakan azhab Allah. Maka azhab itu benar-benar datang (kisah ini dapat dilihat di Al-Qur’an Surat Huud ayat 83-95).

- Advertisement -

Surah yang menjelaskan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah

Mengurangi takaran dan timbangan digolongkan sebagai dosa besar, padahal tampaknya manifestasinya tidak terlalu besar seperti membunuh, dalam hal ini cukup saja kita mengkaitkan sifat manusia yang serakah dan akan semakin meningkat keserakahannya seiring dengan menuruti hawa nafsunya. Sekarang jika seseorang bisa melakukan penipuan kecil-kecilan dengan mengurangi takaran atau timbangan yang dengan itu dia bisa mendapatkan margin keuntungan beberapa waktu. Lalu semakin lama ia bisa mencurangi takaran barang dengan bagian bahan yang lain. Lalu bayangkan jika barang itu adalah bahan makanan yang dioplos dengan bahan yang berbahaya dan haram. Bisa dibayangkan bila obat dengan ukuran yang tidak semestinya atau palsu. Bagaimana kalau bangunan jembatan dengan pengurangan ukuran yang sudah distandarkan. Selanjutnya bisa menilai, seberapa besar kekacauan dan kejahatan yang membesar itu, apa lagi itu sudah menjadi perbuatan sebuah kaum yang besar dan semakin merebak ke masyarakat. Sungguh, Allah Maha Mengetahui tentang apa-apa yang tidak kita ketahui sebelumnya.

Jika kita membahas masalah korupsi, maka pengurangan ukuran dan timbangan adalah manifestasi dari korupsi yang dilakukan lapisan masyarakat menengah ke bawah. Apalah bedanya dengan para koruptor kelas kakap. Hampir tak ada beda atau mungkin lebih bahaya dampaknya. Jika mereka mengatas-namakan kesulitan dalam ekonomi, maka kita harus kembali dalam ranah agama dan keimanan. Bahwa semua manusia diuji sesuai dengan perannya masing-masing. Orang dengan jabatan dan kekayaan diuji dengan jabatan dan kekayaan itu untuk amanah dan bersedekah, maka begitu pula dengan seorang miskin yang diuji dengan kekurangannya itu untuk tetap mencari rezeki yang halal dan baik dengan membawa kesabarannya.

Jika memang seluruh lapisan bangsa ini bersama-sama “kompak” melakukan korupsi, maka memang jalan kita untuk keluar dari lingkaran ‘setan” keterpurukan setelah era reformasi ini masihlah panjang. “Celakalah orang-orang yang mengurangi, apabila mereka itu menakar kepunyaan orang lain (membeli) mereka memenuhinya, tetapi jika mereka itu menakarkan orang lain (menjual) atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Apakah mereka itu tidak yakin, bahwa kelak mereka akan dibangkitkan dari kubur pada suatu hari yang sangat besar, yaitu suatu hari di mana manusia akan berdiri menghadap kepada Tuhan seru sekalian alam?” (QS Al-Muthafifin: 1-6).

Oleh kerana itu setiap muslim harus berusaha sekuat tenaga untuk berlaku adil (jujur), sebab keadilan yang sebenarnya jarang dapat diujudkan. Justru itu sesudah perintah memenuhi timbangan, Allah  kemudian berfirman: “Kami tidak memberi beban kepada seseorang, melainkan menurut kemampuannya.” “Penuhilah takaran dan jangan kamu menjadi orang yang suka mengurangi, dan timbanglah dengan jujur dan lurus, dan jangan mengurangi hak orang lain dan jangan kamu berbuat kerusakan di permukaan bumi.” (As-Syu’ara’: 181-183). Perintah untuk memenuhi takaran juga berlaku untuk layanan jasa, sebagai pegawai, sebagai konsultan, sebagai guru, sebagai dokter dll untuk memenuhi porsi yang diberikan kepada pengguna jasa tersebut, misal waktu, fasilitas, informasi sesuai dengan standar yang telah disepakati/ditentukan.

Simpulan

  1. Al-Qur’an memerintahkan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan sekaligus larangan keras untuk mengurangi takaran atau timbangan.
  2.  Pengurangan ukuran dan timbangan adalah manifestasi dari korupsi yang dilakukan lapisan masyarakat menengah ke bawah dan hal itu harus dicegah.

Oleh : ACHMAD LUTFI (Anggota takmir masjid GSI Surabaya dan Anggota Majlis Dikdasmen PWM Jatim)

Surah yang menjelaskan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah
Surah yang menjelaskan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah
Surah yang menjelaskan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah

  • وَاَوْفُوا الْكَيْلَ اِذَا كِلْتُمْ وَزِنُوْا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيْمِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا

    35. Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan timbangan yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

bikin 15 soal dan jawaban sendiri dari bab 1 sampai bab 3 agama Islamtolong bantu ya plis​

ketika kita meyakini bahwa kiamat akan terjadi ,apa yang harus di lakukan?​

Perhatikan firman Allah Swt. berikut! الفروا خفافا وثقالا وجاهدوا بأموالكم وأنفسكم في سبيل الله ذلكم خير لكم إن كنتم تعلمون * Jelaskan tanda orang yan … g beriman berdasarkan ayat tersebut! Jawab:​

3. Perhatikan Q.S. Yaasiin: 82 berikut! إنما أمره إذا أراد شيئا أن يقول له كن و فيكونُ Ayat di atas bersifat .... a. b. kalam iradat ۸۲ menjelaskan ba … hwa Allah C. ilmu d. hayat​

terjemahan kan ayat tersebut​

Buktikan dengan contoh bahwa dengan mengenal sifat allah kita akan bisa hidup bertanggung jawab !

oleh Abi Abdillah Zubair bin Awwam menjelaskan bahwa etos kerja sangat diutamakan sekalipun dalam bentuk.....daripada meminta-minta kepada orang lain​

- رتب الكلمات لتكون جملة مفيدة! 1. الإسلام - الرسول- يدعو أصحابه - خرج- أهلها- إلى – مع- إلى الطائف٢. رعاية - في- عمل - الغنم- محمد- في - الصغر ٣. شهر … - يوم - الأول- الإثنين- في - ولد – النّبي- من- قد- ربيع٤.سنة- خديجة- خمسا - تزوج – عمره – وعشرين -وكان ٥.للتجارة - ذهب - إلى - مع – أبي الطالب - محمد - الشام- عمه ​

Bani saljuk merupakan penguasa daulah abbasiyah yang beraliran ....

Bani buwaihi yang berkuasa di masa bani abbasiyah beraliran ......