Proposal analisis nilai karakter yang terkandung pada buku cerita anak Kancil dan Buaya

(1)

P-ISSN ---- ----

E-ISSN ---- ----

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan

Volume 1, Nomor 1, September 2020

ANALISIS NILAI KARAKTER YANG TERKANDUNG PADA BUKU

FABEL ANAK

Enda Sardiana, Cut Marliani dan Zaki Al Fuad Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh

Email: ABSTRAK

Salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan karakter tersebut dapat dilakukan dengan mengintegrasikannya dalam mata pelajaran bahasa indonesia, yaitu dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Bahasa dan sastra adalah media yang tepat dalam membentuk karakter seorang anak. Pada dasarnya salah satu karya sastra yang dikenal dikalangan masyarakat yaitu fabel. Fabel merupakan cerita anak yang tokoh-tokohnya berupa binatang, namun mereka menjalankan perannya layaknya manusia (personifikasi). Didalam fabel nilai-nilai karakter termuat dalam unsur intrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dalam sebuah karya, yang meliputi alur, latar dan amanat yang terdapat dalam cerita. Adapun jenis-jenis cerita terdiri dari: cerita rakyat, dongeng, dan fabel. Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah apa saja nilai karakter yang terkandung pada buku fabel anak?. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai-nilai karakter yang terkandung pada buku fabel anak. Pendekatan penelitian ini berupa penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis metode deskriptif. Adapun data dalam penelitian ini adalah nilai karakter yaitu watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang. Instrumen yang digunakan adalah penyajian data oleh peneliti sendiri,untuk menjaga keabsahan data,dilakukan dengan menganalisis nilai-nilai karakter terkandung pada buku fable anak. Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik telaah pustaka, dan analisis buku fabel anak. Adapun identifikasi analisis nilai karakter dari setiap cerita dongeng dalam fabel tersebut mengambarkan nilai-nilai yang positif, yaitu berani, jujur, tanggung jawab, Pemaaf, menghibur, cerdik, persahabatan kerja keras, tolong menolong, kereatif. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis isi atau penarikan/verifikasi kesimpulan. Berdasarkan analisis yang dilakukan bahwa nilai karakter berani, jujur, tanggung jawab, pemaaf,menghibur, cerdik, persahabatan, muncul dalam unsur keperibadian seseorang. Kata Kunci : Cerita Fabel Anak, Nilai Karakter.

ABSTRACT

One effort to realize character education can be done by integrating it in Indonesian subjects, namely in language and literature learning. Language and literature are the right media in shaping a child's character. Basically one of the literary works known among the public is fable. Fables are children's stories whose characters are animals, but they carry out their roles like humans (personification). Basically, in character values character values are contained in intrinsic

(2)

elements. Intrinsic element is a building element in a work, which includes the plot, setting and mandate contained in the story. The types of stories consist of: folklore, fairy tales, and fables. The formulation of the problem in this study is what are the character values contained in children's fable books ?. The purpose of this study was to analyze the character values contained in children's fable books. This research approach is in the form of qualitative research using descriptive methods. The data in this study are character values that are character, character, character, or personality of a person. The instrument used was the presentation of data by the researchers themselves, to maintain the validity of the data, carried out by analyzing the character values contained in the children's fable book. Techniques in collecting data used in this study were using literature review techniques, and analysis of children's fable books. The identification of character value analysis of each fairy tale in the fable illustrates positive values, namely courage, honesty, responsibility, forgiving, entertaining, ingenious, hard working friendship, please help, beative. The data analysis technique used is content analysis or conclusion drawing. Based on the analysis carried out that the values of character are brave, honest, responsibility, forgiving, entertaining, clever, friendship, appearing in the element of someone's personality.

Keywords: Children's Fable Stories, Character Values.

PENDAHULUAN

Salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan karakter tersebut dapat dilakukan dengan mengintegrasikannya dalam mata pelajaran bahasa indonesia, yaitu dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Bahasa dan sastra adalah media yang tepat dalam membentuk karakter seorang anak. Pada dasarnya salah satu karya sastra yang dikenal dikalangan masyarakat yaitu fabel. Fabel merupakan cerita anak yang tokoh-tokohnya berupa binatang, namun mereka menjalankan perannya layaknya manusia (personifikasi). Pada dasanya bahwa didalam fabel nilai-nilai karakter termuat dalam unsur intrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dalam sebuah karya, yang meliputi alur, latar dan amanat yang terdapat dalam cerita.

Pada dasarnya karya sastra merupakan hasil kesenian yang mengetahui dan memasuki pengalaman bangsa, sejarah serta masyarakatnya. Pengajaran sastra anak juga menjadi hal yang penting, karena dengan memberikan pengenalan sastra kepada anak sejak diniakan anak mencintai satra. Karya sastra bagi anak di sekolah dasar (SD) diarahkan terutama pada proses pemberian pengalaman bersastra salah satunya adalah Fabel. Mereka dapat berpikir, berlogika, berperasaan berbicara, bersikap, bertingka laku dan lain sebagainya halnya manusia dengan bahasa manusia. Pada dasarnya karakter-karakter yang terdapat pada binatang tersebut dianggap mewakili karakter-karakter-karakter-karakter manusia dan diceritakan mampu berbicara dan bertidak seperti halnya manusia. Fabel mengandung nilai-nilai pendidikan karakter pada anak sehingga pembelajaran fabel yang diterapkan bermanfaat bagi anak.

Hal ini pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sekolah yang tidak hanya berujung pada pencapaian kecerdasan intelektual, tetapi juga mengarah pada pencapaian pembentukan karakter, yaitu pengembangan watak positif dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Melalui pembelajaran fabel maka nilai karakter tersebut mudah untuk dikembangkan dalam dunia pendidikan khususnya anak-anak di Sekolah Dasar (SD).

(3)

Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah apa saja nilai karakter yang terkandung pada buku fabel anak?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai karakter yang terkandung pada buku fabel anak.

Fabel merupakan cerita anak yang tokoh-tokohnya berupa binatang, namun mereka menjalankan perannya layaknya manusia (personifikasi). Didalam fabel nilai-nilai karakter termuat dalam intrinsik. Intrinsik adalah unsur pembangun dalam sebuah karya yang meliputi alur, tokoh, latar dan amanat yang terdapat dalam cerita.

Fabel ini merupakan sebuah pembelajaran baru bagi dunia pedidikan khususnya bagi anak-anak yang masih sekolah dasar (SD), pada dasarnya fabel ini bagi anak-anak adalah sebuah cerita yang sangat menarik karena didalamnya terdapat gambar-gambar binatang dan lainnya.

Pertumbuhan anak-anak yang masih laju membaca baik fabel maupun cerita lainnya yang lebih dominan anak-anak yang masih sekolah dasar khususnya kelas renda misalnya kelas 1-3 ini masih sangat bergairah dan tertarik membaca cerita-cerita dongeng yang ada dalam fabel tersebut. Karena bagi mereka lebih cepat daya tangkap dan kecerdasan mereka dalam memahami gambar-gambar binatang, tumbuh-tumbuhan yang berjenis makhluk hidup. Pada dasarnya mengapa anak-anak tertarik dalam membaca fabel tersebut karena didalam mempunyai nilai-nilai karakter seperti layaknya manusia.

Membacakan cerita atau dongeng pada anak adalah salah satu cara berkomunikasi dengan anak kecil, melalui cerita orang tua dapat menyampaikan pesan-pesan moral baik yang secara umum maupun yang diselipkan. Setelah disimpulkan dari berbagai sumber, manfaat dongeng binatang (fabel) dapat diketahui sebagai berikut:

1. Mengasah daya pik ir dan imajinasi

2. Menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati. Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras.

3. Menumbuhkan minat baca anak 4. Mengembangkan intelektual 5. Kemampuan bahasa meningkat

6. Mengenal budaya, seorang anak akan menjumpai berbagai sikap dan perilaku hidup yang mencerminkan suatu kelompok masyarakat dengan budayanya. Mendongeng tidak harus menjelang tidur, mendongeng dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun, dapat sambil belajar atau bermain atau bahkan sambil memasak bersama ibu di dapur dan hal itu akan semakin memperkuat ikatan antara orang tua dan anak.

Cerita-cerita yang didasari kehidupan realita, dimana dalam cerita tersebut memiliki pola kehidupan hampir sama dengan kehidupan manusia khususnya anak. Seperti menceritakan berbuat baik atau saling menolong.

Walaupun dongeng binatang (fabel) termasuk karya sastra, namun ada beberapa perbedaan yaitu: sifat cerita jenaka dan kebanyakan ditujukan untuk anak-anak sehingga alur cerita mulai dari awal, titik klimaks sampai akhir cerita berisi pesan moral baik dan selalu diakhiri secara damai, baik-baik tanpa kekerasan. Dongeng binatang (fabel) tidak mengandung unsur-unsur magis, khayalan dan angan-angan (seperti dalam mite dan

(4)

legenda). Tetapi, lebih mengedepankan kefaktualan supaya pesan moral dapat dipahami anak-anak.

Nilai Karakter adalah adalah serangkaian sikap (attitudes), Perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa yunani yang berarti tomark atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. (Musfiroh dalam Gunawan 2012:2).

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi sebagai berikut:

Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter

Nilai Deskripsi

Berani Perilaku mempunyai hati yang matap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya atau kesulitan, dan sebaganya. Jujur Prilakutidak curang seperti dalam permainan, dengan mengikuti

aturan yang berlaku Tanggung

jawab

Tanggung jawab adalah kesadaran diri manusia terhadap semua tingkah laku dan perbuatan yang disengaja ataupun tidak disengaja

Pemaaf Tindakan sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tampa sedikitpun ada rasa benci dan kenginan untuk membalasnya Menghibur Prilaku menyenangkan dan menyejukan hati yag susah Cerdik Tindakan prilaku pandai mencari pemecahan masaalah dan

panjang akal. Persahabata

n

Prilaku kerjasama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial

Kerja keras Sikap dan tindakan kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tampa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan

Tolong menolong

Sikap saling membantu untuk meringankan beban (penderitaan kesulitan ) orang lain dengan melakukan sesuatu.

kereatif Kemampuan seseorang untuk meciptakan hal yang baru, baik gagasan maupun karya yang nyata .

Sumber Lickona (2013:85).

Pada dasarnya fabel merupakan salah satu media yang tepat dalam menanamkan nilai-nilai karakter peribadi anak baik dari segi emosional, sikap, dan moral. Salah satu cara mengajarkan pendidikan karakter kepada siswa melalui sastra dalam mata pelajaran bahasa indonesia adalah cerita fabel. Kemudian menurut Mulyasa (2012:3) mengatakan bahwa pendidikan nilai karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanyaberkaitaan degan masalah benar salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang baik dalam kehdupan, sehingga peserta didik memiliki kesadaran, dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.

(5)

Kerangka alur pikir mengenai nilai karakter yang terkandung pada buku fabel anak dapat digambarkan pada gambar berikut:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode research library atau studi kepustakaan. Penelitian deskriptif dan kualitatif ini dalam menyimpulkan materi hasil analisis dengan menggunakan kata-kata bukan dengan menggunakan angka. Pendapat Basrowi dan Suwandi (2008:123) bahwa Penelitian deskriptif kualitatif adalah sistem penelitiannya tidak dilakukan dilapangan (non eksperimen). Setting dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan sumber dan mengkaji buku-buku berupa fabel serta mengumpulkan kajiaan pustaka. Research libraryatau studi pustaka dilakukan dengan menganalisis isi kumpulan dongeng yang ada pada buku fabel anak.

Adapun data dalam penelitian ini adalah nilai karakter yaitu watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang. Sumber data dalam penelitian ini yaitu:

1. Kuskus Beruang Pemberani (Pengarang;: Dian K) 2. Ujian Persahabatan (pengarang : Rasyid Akbar)

3. Kercerdikan Menumbuhkan Kebaikan (pengarang : Dany Larito) 4. Takdir Untuk Si Gagak (Pengarang: Rasyid Akbar)

5. Ular Tinggi Hati Pengarang (Viennay)

6. Sikancil Yang Tertangkap (Pengarang: DR. Rose Mini A.P, M.Psi)

7. PersahabatanAyam Dan Kepiting (Pengarang: DR. Rose Mini A.P, M.Psi) 8. Siasat Cerdik Si Kulomang (Pengarang: DR. Rose Mini A.P, M.Psi) 9. Rusa Bertanduk Emas (Pengarang: Dian K)

10. Petualangan Kancil Mengusik Harimau (Pengarang: Sugeng S.).

Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik telaah pustaka, dan analisis buku fabel anak. Adapun identifikasi analisis nilai karakter dari setiap cerita dongeng dalam fabel tersebut mengambarkan nilai-nilai yang positif, yaitu berani, jujur, tanggung jawab, Pemaaf, menghibur, cerdik, persahabatan kerja keras, tolong menolong, kereatif. Adapun langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut.

1. Pengumpulan data yang ada pada buku fabel anak.

2. Menganalisis nilai karakter terkandung pada buku fabel anak.

Nilai Karakter

Fabel

Nilai Karakter dalam

(6)

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode research library atau studi kepustakaan dengan menggunakan analisis buku fabel.Berikut ini merupakan tabel instrumen penelitian.

Tabel 2. Instrumen yang dianalisis dalam buku fabel.

Kompetensis Dasar Indikator Soal

Menganalisis Nilai Karakter Pada Buku Fabel.

1. Menyebukan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam buku cerita

2. Mendeskripsikan Nilai karakter yang ada pada Buku Fabel.

3. Menyimpulkan Nilai karakter yang ada dalambuku fabel.

Instrumen analisis buku merupakan analisis yang bersumber dari buku-buku fabel anak, analisis buku tersebut seperti tergambar pada tabel berikut:

Tabel 3. Analisis Karakter Buku Fabel Anak Judul Buku dan

Pengarang Karakter

Analisis

Karakter Hal Ket

Ada Tidak Kuskus Beruang Pemberani (Pengaran: Dian K.)  Berani  Jujur  Tanggung Jawab  Pemaaf  Menghibur  Cerdik  Persahabatan Ujian Persahabatan

(Pengarang: Rasyid Akbar)

 Berani  Jujur  Tanggung Jawab  Pemaaf  Menghibur  Cerdik  Persahabatan Kercerdikan Menumbuhkan Kebaikan (Pengarang Dany Larito)

 Berani  Jujur  Tanggung Jawab  Pemaaf  Menghibur

(7)

 Cerdik  Persahabatan Takdir Untuk Si Gagak

(Pengarang Rasyid Akbar)

 Berani  Jujur  Tanggung Jawab  Pemaaf  Menghibur  Cerdik  Persabatan Ular Tinggi Hati

(Pengarang: (Viennay)  Berani  Jujur  Tanggung Jawab  Pemaaf  Menghibur  Cerdik  Persabatan Sikancil Yang Tertangkap

(Pengarang: DR. Rose Mini \A.P, M.Psi)  Berani  Jujur  Tanggung Jawab  Pemaaf  Menghibur  Cerdik  Persahabatan PersahabatanAyam Dan Kepiting

(Pengarang: DR. Rose Mini A.P, M.Psi)  Berani  Jujur  Tanggung Jawab  Pemaaf  menghibur SiasatCerdikSikulomang

(Pengarang: DR. Rose Mini A.P, M.Psi)  Berani  Jujur  Tanggung Jawab  Pemaaf  Menghibur  Cerdik  Persahabatan Rusa Bertanduk Emas

(Pengarang: Dian K)

 Berani  Jujur

(8)

 Tanggung Jawab  Pemaaf  Menghibur  Cerdik  Persahabatan Petualangan Kancil Mengusik Harimau ( Pengarang: Sugeng S.)  Berani  Jujur  Tanggung Jawab  Pemaaf  Menghibur  Cerdik  Persahabatan

Teknik analisis data adalah teknik yang di gunakan peneliti untuk menganalisis data hasil dari penelitiannya untuk disajikan dalam bentuk data jadi atau data yang telah disimpulkan dan di dapatkan hasilnya. Miles dan Huberman (dalam Basrowi dan Suwandi 2008:209-210) mengatakan bahwa teknik analisis data kualitatif mencakup 2 kegiatan yaitu: penyajian data dan penarikan/ verifikasi kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai Karakter Cerdik

Nilai karakter cerdik terdapat pada buku cerita “Sikancil Yang Tertangkap, Siasat Cerdik Sikolomang, dan Rusa Bertanduk Emas” nilai karakter cerdik merupakan prilaku dan tindakan mencari akal serta mengatur sebuah rancangan menemukan ide pokok dalam memecahkan sebuah masaalah. Hal ini dibuktikan pada kalimat berikut:

“kancil yang berada dalam prangkap kurungan‟ sikancil berkata pada anjing‟Ssst..anjing kemarilah bisik kancil‟perkenalkan aku kancil peliharaan pak baru pak tani? Besok aku akan di ajak menghadiri pesta „anjing terkejut tidak percaya‟aku yang sudah lama ikut pak tani aja tak pernah aku diajak pergi kepesta‟ujar anjing.rupanya anjing berpengaruh pada kata kata kancil „dia meminta kancil untuk membujuk pak tani untuk mengajaknya kepesta? oke‟ kancil mau tapi dengan satu syarat kau harus temani aku tidur diprangkap kurungan‟anjing setuju dengan tawaran kancil, dia segerah membuka pintu gerendel pintu kandang dan masuk, tak lama kemudian kancilpun bereaksi untuk segera cepat-cepat pergi dari perangkap pak tani, akhirnya aku bebas ujar kancil dan yang menjadi tahanan adalah peliharaan pak tani sendirikarna anjing telah gampang percaya begitu saja”

Prilaku dan tindakan cerdik menemukan cara menyelesaikan permasaalahan. Hal ini dibuktikan dengan kalimat berikut:

“keong laut meneriama tantangan dari rusa yang selama ini mengusik kenyamanan keong- keong laut lainya rusa sangat sombong dan selalu merasa hebat tantanga tersebut yaitu beradu kehebatan dengan lari kecepatan‟keong laut dan keong lainya mengatur

(9)

siasat untuk mengalah kan rusa yaitu dengan menepatkan keong –keong lainya ditempat pemberhetian yang telah ditentukan sang rusa tak dapat menandai mereka, akhirnya keong berhasil menang.

Perilaku dan tindakan menemukan cara dari permasaalah dan mampu menyelesaikan apa yang menjadi permasaalahan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan kalimat berikut:

“mereka makan sembari mencari cara untuk menghindari buaya yang selalu mengusik kedamaian rusa rusa setempat”dikemudian hari rusa menemukan cara untuk mengusir buaya dengan menyedutkan tanduk rusa ke buaya”

Nilai Karakter Jujur

Nilai karakter jujur terdapat pada buku cerita “Beruang Pemberani” terdapat sebanyak satu buku. Sikap dan prilaku Uro yang selalu jujur uro menceritakan semua apa yang telah terjadi padanya pada saat ia pergi menghilag dari rumah, tanpa sedikutpun menyembunyikan apapun pada ibunya. Hal ini dibuktikan dengan kalimat berikut:

“ibu! uro tadi melihat anak kuskus yang berjalan sendiri, untuk mecari makan dihutan dan juga uro membatu bayi kuskus yang saja hampir jatuh dari pohon”.

Nilai Karakter Berani

Nilai karakter pemaaf terdapat pada buku cerita” Beruang Pemberani” terdapat sebanyak satu buku cerita. Sikap dan tindakan Uro yang telah menolong anak bayi kuskus. Hal ini dibuktikan dengan kalimat berikut:

“Uro biasanya takut ketingian, melihat anak beruang dalam bahaya uro mengalah rasa takutnya untuk menolong anak kuskus beruang yang hampir saja jatuh dari pohon ketanah karna kaki bayi kuskus tergelincir”

Nilai Karakter pemaaf

Nilai karakter pemaaf terdapat pada buku cerita”Kecerdikan Menumbuhkan Kebaikan” terdapat sebanyak satu buku cerita. Sikap dan prilaku memberi maaf secara damai terhadap kesalahan orang lain juga menyadari kesalahan diri sendiri serta meminta maaf atas perbutan diri sendiri.Hal ini terbukti dengan kalimat dibawah ini:

a) “ wahai tikus yang angkuh aku pasti mendapatkan tubuhmu yang lezat dan mungil itu‟ Jika kau memakanku kau akan hidup sendiri‟ ular menganguk tanda mengerti”

b) “baiklah kalau begitu maafkan aku” c) “tikus pun memaafkan ular”

d) “mereka tersenyum bahagia berajak mencari makan bersama” Nilai Kerja Keras

Nilai karakter kerja keras terdapat pada buku cerita”Kecerdikan Menumbuhkan Kebaikan” terdapat sebanyak satu buku cerita. Prilaku dan tindakan yang bersunguh sunguh dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan sehingga menuaikan hasil yang bermanfaat untuk diri sendiri. Hal ini dibuktikan dengan kalimat dibawah ini:

(10)

“sang tikus sangat rajin mengumpulkan makanan dihutan dengan bersusah payah sampai tikus harus melewati berbagai bahaya tetapi sang tikus masih sangat bersemangat untuk cari makanan, setelah banyak makanan ia kumpulkan‟ makanan tersebut langsug ia membawa pulang kerumah„ dan akhirnya hujan teelah tiba, sang tikus tidak lagi merasa kelaparan karena makanan yang telah ia kumpulkan sudah ada”.

Nilai Karakter Bersahabatan

Nilai karakter pemaaf terdapat pada buku cerita”Takdir Untuk Si Gagak” terdapat sebanyak satu buku cerita. Prilaku bersahabat mudah bergaul saling mendukung,saling melindungi menasehati, berbagi, menyayangi, saling tolong menolong satu satu sama lain. Hal ini dibuktikan dengan kalimat berikut:

“Tesi, Guguk dan Uci mereka selalu bersama sama berbagi makanan dan makan sama sam bercanda gurau bersama akhirnya kita kenyang ya ujar Tesi‟ iya, hahaha! karena terlalu banyak makan ujar guguk, pada saat sahabat mereka Tesi sedang bersedih guguk dan uci menghibur „jangan bersedih tesi kita selalu ada untukmu bersabarlah mungkin ini ujian untuk kita”.

Nilai Kerja Keras

Nilai karakter pemaaf terdapat pada buku cerita”Kecerdikan Menumbuhkan Kebaikan” terdapat sebanyak satu buku cerita. Prilaku dan tindakan yang bersunguh sunguh dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan sehingga menuaikan hasil yang bermanfaat untuk diri sendiri. Hal ini dibuktikan dengan kalimat dibawah ini:

“sang tikus sangat rajin mengumpulkan makanan dihutan dengan bersusah payah sampai tikus harus melewati berbagai bahaya tetapi sang tikus masih sangat bersemangat untuk cari makanan, setelah banyak makanan ia kumpulkan‟ makanan tersebut langsug ia membawa pulang kerumah„ dan akhirnya hujan teelah tiba, sang tikus tidak lagi merasa kelaparan karena makanan yang telah ia kumpulkan sudah ada”.

Nilai Karakter Tolong Menolong

Nilai karakter pemaaf terdapat pada buku cerita”Persahabatan Ayam Dan Kepiting” terdapat sebanyak satu buku cerita. Sikap dan prilaku menolong berupa bantuan dimana orang - orang disekitar kita dalam kesulitan atau dalam bahaya. Hal ini dibuktikan dengan kalimat dibawah ini:

“pada saat itu ayam bertelur pada sarangnya,setelah ia bertelur lalu ia pergi meningalkan sarangnya,sedangkan sang kera mengitip ayam itu pada saat ayambertelur dengan niat hati sikera mau mencuri mau dimakan telur telur ayam tersebut dengan diam - diam kera mendekati sarang ayam, dan pada saat itu sang kepiting melihat ulah kera yang mengambil telur telur ayam, langsung menyelamatkan telur telur ayam dan mengusir kera dan pada saat itu ayam datang‟sang kepiting menceritakan apa yang telah terjadi,sang ayam mendengar cerita kepiting langsung waswas dan meminta bantuan kepada kepiting untuk menjaga sarangnya pada saat ia pergi jauh‟kepitingpun tidak merasa keberatan.

(11)

Nilai Karakter Menghibur

Nilai karakter pemaaf terdapat pada buku cerita”Takdir Untuk Sigagak” terdapat sebanyak satu buku cerita. Sikap yang memberikan semangat yang sedang bersedih hati, Hal ini terbukti dengan kalimat dibawah ini:

a) “bukankah kau juga memiliki kekurangan? Kau selalu memakan bangkai binatang lain‟Benar? ejek toba”aku tak mengerti kenapa aku melakukan itu ujar giko”

b) “pak burhan segera menghampiri giko dan berkata bijak‟tak perlu bersedih giko,justru dengan memakan bagkai itu kau sudah banyak berjasa tampa kau bangkai itu „bisa menyebar penyakit diperkampungan.

c) “hati giko menjadi lega dan bersemangat tak akan besedih lagi” Nilai Tanggung Jawab

Nilai karakter pemaaf terdapat pada buku cerita”Petualangan Kancil Mengusik Hariamau” terdapat sebanyak satu buku cerita. Sikap dan prilaku mencerminkan kepridian seseorang.Hal ini di buktikan dengan kalimat berikut:

“sang ibu mempercayai sepenuhnya kepada kancil untuk menjaga hutan dari rusakan binatang lainya‟rusa sangat menjaga hutan tersebut seperti amanah ibunya,mampu mengusir harimau yang jahat”.

Setelah membaca dan memahami teks cerita fabel, siswa diharapkan dapat belajar pada karakter-karakter binatang tersebut. Cerita fabel menjadi salah satu sarana yang potensial dalam menanamkan nilai nilai moral. Siswa dapat belajar dan mencontoh karakter-karakter yang baik dari binatang itu agar memiliki sifat terpuji. Jika dibandingkan dengan karya sastra lain, novel, cerpen, atau puisi, fabel lebih dipilih untuk digunakan dalam pembelajaran karakter terutama pada anak-anak. Fungsi koda sangat penting untuk pembentukan karakter. Koda adalah bagian fabel yang terdapat pesan moral yang ditulis secara harfiah. Artinya siswa mampu membaca pesan moral apa yang diharapkan penulis.

Pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan secara individu dan sosial dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kebebasan pertumbuhan individu itu sendiri. Fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia, fabel sering disebut cerita moral karena pesan yang ada dalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral. Cerita fabel sering disebut cerita moral karena pesan yang ada di dalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral. Tujuan karangan cerita fabel adalah memberi pesan moral bagi pembaca.

Fabel adalah cerita yang mengisahkan kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel termasuk cerita narasi fiksi, yang berarti bukan cerita dari kehidupan nyata. Fabel disebut juga cerita moral karena pesan yang ada di dalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral. Berbeda halnya dengan cerpen atau novel yang penyampaian amanatnya dilakukan secara tersurat, dalam fabel pembaca langsung bisa menemukan amanat atau nilai moral pada bagian akhir atau kesimpulan cerita. Secara umum, teks fabel memiliki struktur yang terdiri atas orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda.

(12)

Cerita fabel merupakan cerita fantasi tentang binatang yang piawai berbicara, yang bersikap bagaikan manusia, yang bahkan banyak digunakan sebagai perlambang dan teladan tentang hidup manusia. Fabel termasuk dalam bentuk teks sastra yang berupa paparan cerita. Cerita merupakan cerminan kehidupan,sehingga membaca cerita sama halnya dengan mempelajari miniatur kehidupan.Unsur-unsur cerita fabel diantaranya (1) Orientasi, adalah bagian awal dari sebuah cerita fabel. Orientasi berisi pengenalan dari cerita fabel, seperti pengenalan background, pengenalan tokoh, maupun latar tempat dan waktu; (2) Komplikasi, merupakan klimaks dari cerita, berisi puncak permasalahan yang dialami tokoh; (3 Resolusi, merupakan bagian yang berisi pemecahan masalah yang dialami tokoh; (4) Koda, merupakan bagian akhir dari cerita. Biasanya pada bagian ini berisi pesan dan amanat yang ada pada cerita fabel tersebut. Melalui menyimak fabel ini diharapkan peserta didik mampu untuk aktif dan kreatif. Teks fabel ini merupakan salah satu jenis teks naratif dengan tokoh-tokoh hewan yang memiliki sifat seperti manusia di dalamnya, siswa harus dapat memahami dengan baik bagaimana struktur teks fabel dan bagaimana cara menyusun teks fabel yang memiliki muatan nilai moral di dalamnya. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil peneltian bahwa nilai karakter yang terdapat pada buku fabel yang menjadi objek peneltian diantaraya: cerdik, jujur, berani, pemaaf, kerja keras, bersahabat, tolong menolong, menghibur, dan tanggung jawab.

Berdasarkan hasil penelitian, maka sebagai rekomendasi peneliti menyarankan kepada pihak yang berpengaruh dalam kemampuan menceritakan kembali isi cerita sebagai berikut.

1. Bagi Guru, membiasakan dan menstimulasi anak bercerita dan memaksimalkan kemampuan menceritakan kembali isi cerita pada anak sesuai dengan sesuai dengan Permendiknas Nomor 58 tahun 2009 tentang kemampuan bahasa anak usia 4-5 tahun, salah satunya yaitu menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar.

2. Bagi Kepala Sekolah, memberikan fasilitas yang menunjang kegiatan bercerita seperti menyediakan buku-buku cerita yang sesuai dengan tahap perkembangan anak misalnya cerita fabel (binatang) atau cerita yang dekat dengan dunia sekitar anak dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Buku cerita yang disediakan lebih menonjol pada gambar. Buku-buku tersebut ditata dengan rapi dan menarik perhatian anak.

3. Bagi Orangtua, memberikan stimulasi dengan membiasakan mengajak anak bercerita dan memberikan waktu yang lebih banyak untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi dan Suwandi. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Caturningtyas, Dyah Ayu. 2017. Analisis Nilai-Nilai Karakter yang Terkandung dalam Buku

Cerita Anak Berjenis Fabel . Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

(13)

Danadjaja.2002. Dongeng Bintang Fabel. Bandung

Dewi, Ni Luh Lina Agustini, Ida Bagus Putrayasa, dan I Gede Nurjaya. 2014. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Novel Sepatu Dahlan KaryaKhrisna Pabichara dan Relevansinya terhadap Pengajaran Pendidikan Karakter Sekolah di Indonesia. E-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha.Vol.2(No.1, 1-10).

Duski, Achmad. 2015. Nilai-Nilai Karakter Bangsa pada Buku Kumpulan Dongeng Fabel Karya Kevin Van Embis dan Implementasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP. NOSI. Vol.3(No.1, 111).

DS, Agus. 2009. Tips Jitu Mendongeng. Yogyakarta:Kanisius.

Ezell, Colleen Klein, dkk. 2014. Character Education Using Childreen’s Literature, Puppets, Magic Tricks and Ballon Art. International Journal of Humanities and Social Science. Vol.4(No.14, 1-15).

Endraswara, Suwandi. 2013. Pendidikan Karakter Dalam Folklore Konsep Bentuk dan Model. Jogjakarta: Pustaka Rama Suluh.

Ernawati. 2017. Menumbuhkan Nilai Pendidikan Karakter Anak SD Melalui Dongeng (Fabel) Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Volume 4 Nomor 1 Juni 2017 P-ISSN 2355-1925.

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta Ikhwan, Wahid Khoirul.2013. Upaya Menumbuhkan Karakter Anak dalam Pembelajaran Sastra

dengan Model Play-Learning dan Performance-Art Learning. SDN Banyuaju Widyagogik. Vol.1 (No.1, 70-84)

Junaini, Esma. 2017. Analisis Nilai Pendidikan Karakter Dalam Cerita Rakyat Seluma. FKIP Universitas Bengkulu. Jurnal Korpus, Volume I, Nomor I.

Kathryn White, Michael Terry.2008. Cerita Bergambar Fabel. PT Penerbit Erlangga.

Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Balitbang Kemendiknas.

Kesuma dkk.2012. Pendidikan Karakter Dalam Kajian Teori dan Praktek di Sekolah. PT Remaja Rosda Karya.

Kesuma, D.2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktek di Sekolah Remaja Rosdakarya. Bandung

Kumayroh, Novyta. 2013. Analisis Struktural dan Moralitas Tokoh dalam Dongeng Putri Arum Dalu Karangan Dhanu Priyo Prabowo. Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa.Vol.3 (No.5, 30-34)

(14)

Kusmarwanti.2012. Menumbuhkan Karakter Anak Melalui Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar. Makalah di sampaikan dalam Seminar Nasional dan Temu Alumni Dies Natalis ke-48 UNY, 5 Mei 2012.

Lickona, Thomas.2013. Educating For Character: How Our Schools Can Teach Respech And Responbility. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa. H.E.2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta Bumi Aksara.

SALLABAS, Muhammed Eyyüp. 2013. Analysis of Narrative Texts in Secondary School Textbooks in Terms of Values Education. Academic Journals. Vol.8 (No.8,361-366). Sarumpaet, Riris K. Toha.2007. Manusia Susastra. Jurnal Ilmu Sastra dan Budaya.

Vol.3.No.5. Tahun 2007.

Subiyantoro. 2012. Membangun Karakter Bangsa melalui Cerita Rakyat Nusantara (Model Pendidikan Karakter Untuk Anak MI Awal Berbasis Cerita Rakyat dalam Perspektif Sosiologi Pendidikan Islam). Pendidikan Agama Islam. Vol.IX( No.1, 98-114).

Sugiyono.2009. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Suwondo, Tirto. Waluyo Herman J. 2013. “The Trilogy of Gadis Tangsi Novels By Suparto Brata: Postcolonial Pragmatism Study”. International Journal of Science and Research (IJSR). Volume 4 Issue 3.

Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Prenada Media Gror