Suatu array dapat diakses dengan menggunakan Subscript atau

Full PDF PackageDownload Full PDF Package

This Paper

A short summary of this paper

26 Full PDFs related to this paper

Download

PDF Pack

Array adalah kumpulan data bertipe sama yang menggunakan nama sama. Dengan menggunakan array, sejumlah variabel dapat memakai nama yang sama. Antara satu variabel dengan variabel lain di dalam array dibedakan berdasarkan subscript. Sebuah subscript berupa bilangan di dalam kurung siku.

Array dapat dibedakan menjadi :

Array Berdimensi Satu

Contoh array berdimensi satu, misalnya menginputkan 5 buah data temperatur. Dan kelima data tersebut disimpan pada array bernama suhu.

Contoh 1 : #include

#include

void main() { float suhu[5]; // array dengan 5 elemen bertipe float // Membaca data dari keyboard dan meletakkan ke array cout << “Masukkan 5 buah data suhu” << endl; for (int i=0; i<5; i++) { cout << i + 1 << ” : “; cin >> suhu[i];

}

// Menampilkan isi array ke layar cout << “Data suhu yang dimasukkan : ” << endl; for (i=0; i<5; i++) cout << suhu[i] << endl;

}

Mendefinisikan array Float suhu[5]; float : Tipe elemen array suhu : Nama array [5] : Jumlah elemen array Maka array suhu dapat menyimpan data sebanyak 5 buah.  Subscript dari array selalu dimulai dari nol. Misal, jika jumlah elemen array [5], maka index dari array tersebut yaitu 0, 1, 2, 3, 4.  Mengakses elemen array Setelah suatu array didefinisikan, elemen array dapat diakses dengan bentuk : suhu[i] menyatakan “elemen suhu dengan subscript sama dengan i” Perintah seperti cin >> suhu[i]; berarti “membaca data dari keyboard dan meletakkan ke elemen nomor i pada array suhu”.

Perintah seperti cout >> suhu[i]; berarti “menampilkan elemen bernomor i pada array suhu”.

Contoh 2 : #include

#include

const int jum_data = 5; void main() { float suhu[jum_data]; // array suhu

float total; // untuk menampung total suhu

// Membaca data dari keyboard dan meletakkan ke array cout << “Masukkan 5 buah data suhu” << endl; for (int i=0; i<5; i++) { cout << i + 1 << ” : “; cin >> suhu[i];

}

// Menghitung nilai rata-rata total = 0; // Mula-mula diisi dengan nol for(i=0; i<jum_data; +=”suhu[i];” cout=”” i++)=”” isi=”” ke=”” suhu[i]=”” tambahkan=”” total=””><< “Suhu rata-rata= ” << total/jum_data << endl; }  Memberikan nilai awal terhadap array Seperti halnya variabel biasa, array juga dapat diberi nilai awal (diinisialisasikan) pada saat didefinisikan. Misalnya: int jum_hari[12]={ 31, 28, 31, 30, 31, 30, 31, 31, 30, 31, 30, 31}; Catatan: C++ secara otomatis akan memberikan nilai awal nol terhadap array yang bersifat global. Jika bersifat lokal, maka harus diatur terlebih dahulu. Contoh 3 : #include #include

#include

void main() { // Pendefinisian array jum_hari dan pemberian nilai awal int jum_hari[12]={ 31, 28, 31, 30, 31, 30, 31, 31, 30, 31, 30, 31 }; // Tampilkan isi jum_hari cout << “Masukkan 5 buah data suhu” << endl; for (int i=0; i<12; i++) { cout << “jum_hari[” << i << “] =” << jum_hari[i] << endl; } } Array Berdimensi Dua Sebagai gambaran, data kelulusan dari jurusan Teknik Informatika, Manajemen Informatika, dan Teknik Komputer dari tahun 1992 hingga 1995. Nama 1992 1993 1994 1995 Teknik Informatika 35 45 80 120 Manajemen Informatika 100 110 70 101 Teknik Komputer 10 15 20 17  Mendefinisikan array berdimensi dua Bentuk diatas dapat dibentuk dalam array berdimensi dua, pendefinisiannya : int nilai[3][4]; Pada pendefinisian di atas :  3 menyatakan jumlah baris (mewakili nama)  4 menyatakan jumlah kolom (mewakili nilai)  Mengakses array berdimensi dua Masing-masing elemen di dalam array berdimensi dua dapat diakses dengan bentuk : Baris dan kolom dimulai dari 0. Contoh pengaksesan elemen array berdimensi dua : 1. data_lulus[1][2] = 5; Merupakan instruksi untuk memberikan nilai 5 ke baris 1 kolom 2. 2. cout << data_lulus[1][2]; Merupakan perintah untuk menampilkan elemen data_lulus dengan subscript pertama (baris) berupa 1 dan subscript kedua (kolom) bernilai 2. Contoh 4 : #include

#include

void main() { int data_lulus[3][4]; // Array berdimensi dua

int tahun, jurusan;

// Memberikan data ke elemen array data_lulus data_lulus[0][0] = 35; // TI – 1992 data_lulus[0][1] = 45; // TI – 1993 data_lulus[0][2] = 90; // TI – 1994 data_lulus[0][3] = 120; // TI – 1995 data_lulus[1][0] = 100; // MI – 1992 data_lulus[1][1] = 110; // MI – 1993 data_lulus[1][2] = 70; // MI – 1994 data_lulus[1][3] = 101; // MI – 1995 data_lulus[2][0] = 10; // TK – 1992 data_lulus[2][1] = 15; // TK – 1993 data_lulus[2][2] = 20; // TK – 1994

data_lulus[2][3] = 17; // TK – 1995

// Proses untuk memperoleh informasi kelulusan while(1) { cout << “Jurusan (0 = TI, 1 = MI, 2 = TK): “; cin >> jurusan; if ((jurusan==0) || (jurusan==1) || (jurusan==2)) break; // keluar dari while } while(1) {

cout << “Tahun (1992 – 1995): “; cin >> tahun;

if ((tahun >= 1992) && (tahun <= 1995)) { tahun -= 1992; // konversi ke 0, 1, 2 atau 3 break; // keluar dari while } } cout << “Jumlah yang lulus = ” << data_lulus[jurusan][tahun] << endl; } Melewatkan Array Sebagai Argumen Fungsi  Array juga dapat berkedudukan sebagai parameter di dalam fungsi. Misalnya : const int MAKS = 5 int data[MAKS]; Dari data di atas, fungsi yang menerima array di atas dapat dibuat prototipe-nya sebagai berikut : void inisialisasi_data(data[MAKS]); Dan deklarasi fungsi sebagai berikut : void inisialisasi_data(data[], int & jumlah); Pada contoh kedua, tanda di dalam tanda [ ] tidak terdapat apa-apa dan parameter kedua digunakan untuk menyatakan jumlah elemen array serta berkedudukan sebagai referensi (bisa diubah dari dalam fungsi inisialisasi_data()). Contoh 5 : #include #include #include

#include

const int MAKS = 100; void inisialisasi_data(int data[], int &jumlah); void main() { int data_acak[MAKS]; // array berdimensi satu int jumlah;

inisialisasi_data(data_acak, jumlah);

// Tampilkan elemen-elemen array
cout << “Isi array : ” << endl; for(int i=0; i<jumlah; cout=”” i++)=””><< data_acak[i] << endl; } // Definisi fungsi void inisialisasi_data(int data[], int &jumlah) { while(1) { cout << “Berapa jumlah data yang ingin” << endl; cout << “dibangkitkan secara acak (5 – 100) ? “; cin >> jumlah;

if ((jumlah >= 5) && (jumlah<=100)) break; } randomize(); // Menyetel pembangkit bilangan acak for(int i=0; i<jumlah; #include=”” &brs,=”” &kol);=”” 6=”” :=”” apabila=”” argumen=”” array=”” atau=”” bagian=”” berdimensi=”” beriku=”” berupa=”” contoh=”” cukup=”” dapat=”” data[i]=”random(100);” dibawah=”” dilewatkan=”” dua=”” fungsi,=”” hendak=”” i++)=”” ini=”” int=”” isi_matriks(float=”” kolom=”” mat[][kolom],=”” mat[baris][kolom],=”” mengisikan=”” pada=”” pendeklarasiannya=”” saja,=”” sebagai=”” semacam=”” seperti=”” t:=”” void=”” }=”” =””> #include

#include

const int BARIS = 5; const int KOLOM = 5;

void isi_matriks(float mat[][KOLOM], int &brs, int &kol);

void main() { float matriks[BARIS][KOLOM]; int jum_baris, jum_kolom;

int i,j;

isi_matriks(matriks, jum_baris, jum_kolom); cout << “\nMatriks yang terbentuk: ” << endl; cout << setiosflags(ios::fixed); // ios::fixed –> mengatur angka yg dimasukkan dalam bentuk angka biasa // bukan dalam bentuk eksponen for (i=0; i<jum_baris; (j=”0;” for=”” i++)=”” j=”” {=””><jum_kolom; cout=”” j++)=””><< setw(12) << setprecision(5) << matriks[i][j]; // setprecision(5) –> mengatur banyak angka dibelakang koma cout << endl; } } // Definisi Fungsi void isi_matriks(float mat[][KOLOM], int &brs, int &kol) { int i,j; cout << “Pastikan jumlah baris dan kolom” << endl; cout << “tidak melebihi 5” << endl; cout << “Jumlah baris = “; cin >> brs; cout << “Jumlah kolom = “; cin >> kol; for (i=0; i< brs; i++) for (j=0; j<kol; cout=”” j++)=”” {=””><< “Elemen ” << i << “, ” << j << ” = “; cin >> mat[i][j]; }

}

 Mengurutkan Data
Salah satu mengurutkan data adalah dengan menggunakan bubble sort. Pengurutan dilakukan dengan membandingkan setiap elemen dengan seluruh elemen yang terletak sesudah posisinya.

Contoh 7 : #include #include

#include

void main() { int i, j, tmp, jumdata; int data[] = {5, 100, 20, 31, 77, 88, 99, 20, 55, 1};

jumdata = sizeof(data)/sizeof(int);

// Menampilkan data cout << “Data semula: ” << endl; for(i=0; i<jumdata; cout=”” i++)=””><< setw(4) << data[i]; cout << endl; // Pindah baris // Mengurutkan data for(i=0; i<jumdata-1; for(j=”i+1;” i++)=”” j=””><jumdata; (data[i]=”” if=”” j++)=””> data[j]) { tmp = data[i]; data[i] = data[j]; data[j] = tmp;

}

// Menampilkan data cout << “Data setelah diurutkan: ” << endl; for (i=0; i<jumdata; i++)=””> cout << setw(4) << data[i]; cout << endl; // Pindah baris

}