Ketetapan Allah yang tidak dapat diubah manusia adalah

Ketetapan Allah yang tidak dapat diubah manusia adalah
ilustrasi masjid. ©2014 Merdeka.com/Shutterstock/Naufal MQ

JATIM | 21 Oktober 2020 09:01 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Seluruh peristiwa yang ada di alam raya dari sisi kejadiannya dalam kadar atau ukuran tertentu, pada tempat dan waktu tertentu disebut dengan takdir. Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa takdir, termasuk manusia.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, takdir merupakan ketentuan atau ketetapan Allah SWT yang telah ditetapkan sejak zaman azali. Akan tetapi manusia tetap berusaha serta bertawakal, selebihnya diserahkan kepada Allah SWT.

Sedangkan secara istilah, takdir merupakan segala yang terjadi, sedang terjadi serta akan terjadi yang telah ditetapkan oleh Allah SWT baik yang baik maupun yang buruk. Segala sesuatu yang terjadi atas rencananya pasti serta tentu, namun manusia diberi hak untuk berusaha sekuat tenaga.

Berikut adalah pengertian dan macam takdir yang ada dalam agama Islam yang patut Anda ketahui.

2 dari 4 halaman

Takdir secara bahasa berasal dari kalimat Qoddaro – Yuqoddiru – Taqdiiroon artinya ketentuan, ukuran, ketetapan, rumusan, untuk referensi, seperti disajikan pada surat berikut:

"Yang kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya dan Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya." (AlFurqaan:2).

Dari beberapa ayat al-Qur'an, dapat ditelusuri definisi takdir, baik secara etimologi maupun terminologi. Mengutip M. Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Qur’an : Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat, kata takdir (takdir) terambil dari kata qaddara berasal dari akar kata qadara yang antara lain berarti mengukur, memberi kadar, atau ukuran, sehingga jika kita berkata, “Allah telah menakdirkan demikian,” maka itu berarti Allah telah memberi kadar/ukuran/batas tertentu dalam diri, sifat, atau kemampuan maksimal makhluk-Nya.

Al-Raghib mengatakan: “qadar berarti kemampuan atau penguasaan ilmu, yang mencakup juga kehendak. Dengan qadar tersebut terwujud sesuatu yang sesuai dengan pengetahuan dan kehendak tersebut.”

Takdir menurut istilah, dapat diartikan sebagai suatu peraturan tertentu yang telah dibuat oleh Allah Swt., baik aspek struktural maupun aspek fungsionalnya, untuk undang-undang umum atau kepastian-kepastian yang dikaitkan di dalamnya, antara sebab dan akibat (causaliteit). Sehingga seluruh ciptaan ini mampu atau dapat berinteraksi antara yang satu dengan yang lain, yang kemudian melahirkan kualitas-kualitas atau kejadian-kejadian tertentu.

Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Alquran dan hadis. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.

3 dari 4 halaman

Para ulama berpendapat bahwa macam takdir terdiri dari dua macam, yaitu: takdir mubram dan takdir mu’allaq. Berikut penjelasan selengkapnya;

1. Takdir Mubram

Macam takdir yang pertama yaitu takdir Mubram. Takdir Mubram adalah suatu ketentuan yang bersifat pasti dan tidak dapat diubah oleh siapapun.

Ini juga dikenal dengan takdir mutlak, seperti contoh bahwa takdir manusia pasti mati. Kematian adalah salah satu rahasia terbesar dalam kehidupan manusia. Tidak ada seorangpun yang tahu kapan ia akan mati, dan dalam keadaan bagaimana ia akan mati.

Tapi, siapapun manusia itu pasti akan mengalami kematian, "Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui".(Yasiin:38).

2. Takdir Muallaq

Macam takdir yang kedua yaitu takdir Muallaq. Takdir Muallad adalah suatu ketentuan berdasarkan situasi dan kondisi, seperti jika seseorang rajin belajar, maka ia akan pandai. Tapi, jika ia malas, maka ia akan bodoh.

Orang yang rajin bekerja akan kaya, dan yang malas berusaha akan miskin, sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". (Ar-Rad:11). 

Takdir Muallaq masih dapat berubah melalui upaya, ikhtiar, dan doa sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Manusia diwajibkan mempergunakan tenaga, akal pikirannya untuk berusaha mencapai kehendak dan keinginan disertai dengan segala syarat-syarat dan perhitungan sebab-akibat.

4 dari 4 halaman

Mengutip dari Jurnal Mudarissuna Intitut Agama Islam Negeri Metro, dengan beriman kepada takdir dengan benar, seseorang akan giat berusaha dan berjuang dalam menjalani kehidupannya. Sebab tanpa adanya usaha dan perjuangan sesuai tujuan, apapun hal yang diinginkan tidak akan tercapai.

Selain itu, manusia juga harus berpijak pada Sunnatullah. Dengan memahami takdir dalam bentuk yang tepat, manusia akan terhindar dari kejerumusan berupa bencana ataupun kesengsaraan.

Maka dari itu, seseorang harus beribadah, berusaha, serta berjuang dengan bertumpu pada Sunnah yang telah ditetapkan oleh Allah. Upaya tersebut agar cita-cita yang sedang diperjuangkannya dapat tercapai sesuai dengan rencana tanpa keluar dari ajaran agama.

(mdk/edl)

koranmemo.com - Sebagai manusia, kita tidak bisa lepas dari takdir Allah SWT. Takdir sesuai arti di kamus besar Bahasa Indonesia adalah ketetapan atau ketentuan Tuhan. Sejak dalam kandungan, Allah sudah menetapkan takdir kita dan kita harus meyakini dan mempercayainya. Sebab mempercayai takdir adalah salah satu rukun iman, yaitu iman kepada qodo dan qodar Allah. Jika kita tidak percaya terhadap takdir Allah maka keimanan kita dipertanyakan.

Kewajiban percaya takdir ini seperti ditegaskan Rasulullah melalui sabda beliau : 


عَنْ عُمَرَ أَنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلامُ قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ: “أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ، وَمَلائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَبِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ”


Dari sahabat Umar RA, Jibril As. bertanya pada Rasulullah, “Apakah iman? ” Rasulullah SAW. menjawab, “adalah kamu percaya Allah, percaya malaikat, kitab-kitab, rasul, hari kiamat serta takdir baik dan buruk.” (HR. Ahmad)

Baca Juga: Mimpi Buruk Karena Gangguan Setan, Ini Yang Harus Kita Lakukan

Baca Juga: Daun Bidara, Bukan Hanya Untuk Mengusir Jin

Dalam Islam, takdir dibagi menjadi dua.  


Yang pertama adalah takdir mubram. Yaitu ketetapan atau takdir Allah yang sudah ditulis di Lauhul Mahfuzh. Tidak dikurangi, ditambahi, atau diubah semaunya. Takdir mubram adalah ketentuan Allah SWT yang pasti akan terjadi dan tidak dapat diubah atau dihalang-halangi.

مَايُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَآ أَنَا بِظَلاَّمٍ لِّلْعَبِيدِ

“Tidak akan diganti ketentuan Kami, dan Aku tidak menzalimi hamba-Ku.” [QS. Qaaf: 29]Takdir mubram, yakni ketentuan Allah yang tidak bisa diubah, contohnya perihal kelahiran kita. Kita tidak bisa mengubah ketika Allah sudah menentukan, kita lahir dimana, dari rahim siapa, lahir dengan jenis kelamin apa. Kemudian juga kita tidak menghindari takdir tersebut, seperti kita ditakdirkan meninggal dunia kapan dan dimana, kita terlahir dari ras atau suku apa dan lain sebagainya. Takdir mubram murni kuasa Allah dan kehendak Allah. Kemudian yang kedua adalah takdir muallaq, yakni kaitan ketentuan Allah yang bergantung pada suatu perkara. Seperti takdir kita sebagai seseorang yang dinilai kaya. Tentu untuk meraih takdir kaya ini, perlu diimbangi dengan usaha. Bila kita malas bekerja, tidak bisa mengelola keuangan, maka takdir untuk menjadi kaya sulit kita peroleh. Sebaliknya, dengan usaha kemudian kita menjadi kaya, ini berarti ada keseimbangan. Dan yang perlu dicatat adalah takdir muallaq ini bisa diubah dengan doa.

Rasulullah SAW bersabda, 

لاَ يَرُدُّ القَضَاءَ شَىءٌ إلاّ الدُّعَاءُ

Artinya : “Tidak ada sesuatu yang dapat menolak Qadla kecuali doa” (HR. at-Tirmidzi). 

Editor : Hadiyin

Ketetapan Allah yang tidak dapat diubah manusia adalah

Perbesar

Ilustrasi Makam Credit: pexels.com/Turby

1. Takdir Mubram

Contoh takdir mubram banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, takdir soal kelahiran seseorang, kematian manusia, jodoh, hingga hari kiamat. Hal ini sesuai dengan keterangan dari firman-Nya dalam surat An Nisa ayat 78 yang berbunyi,

"Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, "Ini dari sisi Allah," dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka mengatakan, "Ini dari engkau (Muhammad)." Katakanlah, "Semuanya (datang) dari sisi Allah." Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?"

Termasuk pula segala musibah dan bencana yang terjadi di muka bumi ini yang menjadi contoh takdir mubram. Seperti, gempa bumi, kekeringan, gunung meletus, dan lain-lain. Allah SWT berfirman dalam surat Al Hadid ayat 22,

"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah."

2. Takdir Muallaq

Terdapat banyak contoh takdir muallaq dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai misal, seseorang mengalami sakit. Sakit datangnya dari Allah SWT. Sebagai Maha Pencipta, Allah pasti yang menciptakan penyakit dan obat atas penyakit tersebut. Saat manusia ditakdirkan sakit atau mengalami musibah, masih ada kesempatan untuk berobat agar sembuh. Kasus lain yang masuk dalam jenis takdir muallaq yakni kesuksesan seorang siswa dalam proses belajar. Ketika ia tekun dalam belajar di sekolah atau dengan sistem daring seperti sekarang, maka prestasi yang diinginkan bisa saja terwujud di kemudian hari.

Contoh lain dari macam takdir muallaq adalah orang yang rajin bekerja akan kaya, dan yang malas berusaha akan miskin, sebagaimana firman-Nya:

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. Ar-Rad: 11)