Sikap riya harus dihindari oleh anak muslim karena termasuk akhlak

            Riya’ dan Nifaq merupakan beberapa contoh perilaku akhlak tercela. Perilaku ini sangat merugikan, baik bagi agamanya, diri pribadi, serta orang lain. Sudah sepatutnya bagi kita orang beriman menjauhi kedua sifat ini. Berikut kakak jawab pertanyaan yang adik ajukan beserta pertanyaan terkait lainnya.

Jelaskan pengertian akhlak tercela Riya’ dan Nifaq secara bahasa dan istilah!

1.    Riya’, secara bahasa berarti memamerkan, sedangkan secara istilah Riya’ merupakan perbuatan memperlihatkan sesuatu baik berupa barang maupun perbuatan baik guna mendapatkan pujian.

2.    Nifaq, secara bahasa berarti lubang hewan sejenis tikus, sedangkan secara istilah Nifaq merupakan perbuatan menyembunyikan kekafiran di dalam hatinya dan memperlihatkan keimanan dalam bentuk ucapan maupun tindakan.

Sebutkan berbagai contoh perilaku Riya’ dan Nifaq dalam kehidupan sehari-hari!

            Berbagai contoh perilaku Riya’ antara lain :

1.    Menampakan wajah yang pucat dan mengantuk, serta menampakan badan yang lemas kepada orang lain agar orang lain tahu bahwa ia sedang berpuasa dan rajin melakukan shalat malam.

2.    Memberikan undangan kepada orang sekampung untuk menginfokan bahwa ia akan melaksanakan umroh atau haji.

3.    Menyebarkan berbagai kajian agama di sosial media agar dikira orang yang alim dan shalih.

4.    Menampak-nampakan perbuatan kebaikannya agar orang lain mau menghormati, menyanjung, mensegani, ataupun membantunya.

5.    Sering mengupload kegiatan ibadahnya seperti menghadiri kajian ilmu, berbuka puasa, shalat berjamaah, membaca quran, dsb ke sosial media.

6.    Menggunakan foto profil di sosial media dengan pakaian yang agamis agar dikira orang yang shalih.

7.    Mengimami shalat berjamah dengan berpura-pura menangis ketika membaca ayat quran agar dikira shalatnya sangat khusyuk dan menghayati isi bacaan.

8.    Berpura-pura shalat dengan khusyuk ketika ada orang lain yang melihat.

9.    Mengeraskan bacaan ketika membaca Al-Quran agar orang lain mengetahui bahwa ia sedang membaca Al-Quran.

10.

Semakin semangat bertindak sesuatu apabila mendapat pujian, namun menjadi tidak bersemangat ketika mendapat teguran atau sejenisnya.

            Berbagai contoh perilaku Nifaq antara lain :

1.    Bersikap baik ketika berada dihadapan orang lain, namun justru mencelanya ketika berada dibelakang orang lain.

2.    Melakukan shalat dengan penuh rasa terpaksa dan malas-malasan.

3.    Senantiasa bersikap dusta, ingkar janji, dan khianat.

4.    Tidak ada perilakunya yang mengindikasikan dia ber-amar ma'ruf nahi munkar.

5.    Perilaku dan tutur katanya banyak mencela agamanya sendiri.

6.    Mendustakan sebagian Sunnah Rasulullah SAW, padahal mengaku umat Islam.

7.    Merasa bahagia ketika agama Islam terpuruk, dihina, bahkan dianiaya oleh orang kafir.

8.    Ketika dengan orang lain beramal salih, namun ketika sendiri berbuat maksiat.

9.    Menunda-nunda berbuat kebaikan padahal ia mampu menyegerakannya.

10.

Menyebarkan isu-isu miring terhadap agama islam di dunia maya.

Sebutkan dampak negatif dari perbuatan Riya’ dan Nifaq!

            Berbagai dampak negatif dari perbuatan Riya’ dan Nifaq antara lain :

1.    Segala amal ibadah yang kita lakukan tidak akan diterima Allah, dan justru Nerakalah balasannya.

2.    Cepat atau lambat, akan merugikan diri sendiri karena terbongkar aib-aibnya.

3.    Hidupnya senantiasa gelisah karena tidak mendapatkan ketenangan yang hakiki.

4.    Dapat menyebabkan seseorang murtad dari agama Islam.

5.    Hatinya akan menjadi sempit.

6.    Dapat menimbulkan fitnah dan kerugian bagi orang lain.

7.    Rawan merasakan kekecewaan.

8.    Dijauhi oleh orang-orang yang beriman.

9.    Hilangnya rasa simpati dan kepercayaan oleh orang lain.

10. Menjadikan pribadi yang sombong, congkak, dusta, dan khianat.

            Semoga jawaban kakak dapat membantu, apabila masih terdapat pertanyaan yang lain, jangan ragu ajukan pertanyaanmu di Brainly ya.

Detail Tambahan

Kelas             : VIII

Pelajaran       : B. Arab

Kategori         : Aqidah

Kata Kunci     : Akhlak Tercela, Contoh Akhlak Tercela, Riya, Nifaq, Pengertian, Contoh, Akibat, Dampak Negatif.

Kode              : -

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Riya' ialah suatu penyakit yang sangat berbahaya. Imam Al Ghazali, mengartikan riya sebagai suatu perbuatan baik amal ibadah maupun non-ibadah yang dilakukan manusia agar dilihat oleh banyak orang dan mendapatkan sanjungan. Riya' dikatakan sebagai penyakit yang berbahaya dikarenakan dapat mengakibatkan rusaknya amal perbuatan manusia dan menjadikan amalan tersebut seperti debu yang tak ternilai. Berapa banyakpun amalan-amalan yang seseorang lakukan dan kumpulkan, maka semua itu akan hilang ketika orang tersebut memiliki niat riya' ketika mengerjakan amalan tersebut.

Perbuatan riya' sebenarnya kerap terjadi di kehidupan sehari-hari, apalagi di kalangan para Influencer. Hal ini dikarenankan mereka mencari popularitas dengan memperlihatkan perbuatan amal baiknya kepada oranh lain. Mereka akan membagikannya lewat media sosial atau meminta diliput ke dunia maya, dengan maksud dan tujuan agar dapat dilihat dan didengar oleh orang lain. Oleh sebab itu, perilaku riya' yang dimiliki oleh para Influencer cenderung lebih besar. Jarang sekali para Influencer memilih untuk menyembunyikan amalnya daripada memperlihatkannya. Maka dapat dikatakan apabila mereka dalam melaksanakan perbuatannya tidak selalu mencari ridha allah, melaikan terselip niat riya' didalam hatinya.

Untuk sampai pada titik keikhlasan, seseorang harus mampu untuk membersihkan hati dan niat dari perilaku tercela. Hal ini dikarenakan ketika seseorang melakukan kegiatan sehari-hari yang cukup sulit dalam menghindari perilaku tercela yang tergambar dalam perkataan maupun perbuatan sehari-hari. Sifat riya' dapat muncul tanpa disadari dalam kegiatan sehari-hari, seperti riya' dalam beribadah, riya' dalam berpakaian, maupun riya' dalam kegiatan amal baik, salah satunya yaitu bersedekah. Setiap orang yang disanjung dan dipuji, dirinya akan merasa senang dan bangga terhadap dirinya sendiri. Padahal sebenenarnya, selain orang yang memiliki sifat riya' dapat dikatakan sebagai orang yang munafik, ternyata sifat riya' juga masuk kedalam perilaku syirik kecil. Sebagaimana firman Allah swt., dalam surat An-Nisa' ayat 142 yaitu,

Pada surat An Nisa ayat 142 ini menjelaskan mengenai sifat yang dimiliki oleh orang-orang munafik yang berperilaku riya'. Sifat riya' terlihat apabila seseorang sedang berada di tengah-tengah masyarakat, mereka akan melaksanakan sholat secara berjamaah dan khusyuk, agar mendapat pengakuan dari masyarakat apabila dirinya adalah seorang yang taat dalam beribadah. Namun kenyataannya, apabila melaksanakan sholat dalam keadaan munfarid, mereka akan melaksanakannya secara tergesa-gesa bahkan terkadang tidak melaksanakannya. Dalam hal ini, sifat riya' disebabkan karena rasa malas. Malas ketika tidak mendapat pujian atau pengakuan. Oleh karena itu, orang yang memiliki sifat riya tidak pernah berdzikir dan beramal dengan maksud semata-mata mengharapkan ridha dari Allah swt. Orang orang tersebut menampakkan keimanan mereka secara lisan, namun dalam hatinya meyimpan kekufuran.

Bahkan, sifat riya' dapat muncul sebelum seseorang melakukan suatu aktifitas. Hal ini sering terjadi ketika dalam mengawali suatu kegiatan, dimana niat dalam melakukan suatu perbuatannya adalah ingin mendapatkan sanjungan, popularitas, dan dilihat oleh banyak orang. Ketika hendak melakukan sesuatu, niat sangatlah penting. Karena hal itu merupakan titik awal bagaimana tujuan kita dalam melakukan sesuatu. Apabila perbuatan yang baik diniatkan karena Allah swt., maka Allah swt., akan mengganjarnya dan membalas dengan yang lebih baik. Namun, apabila niatnya bukan karena Allah swt., melainkan karena ingin disanjunh, maka amal perbuatannya akan sia-sia. Sikap orang-orang riya' yang bermuka dua itu merupakan sikap seorang penipu. Maka, betapa ruginya orang-orang yang memiliki sifat riya' karena menipu sesuatu yang tidak bisa ditipu.

Riya' juga dapat terjadi ketika seseorang selesai melakukan suatu perbuatan. Pada kasus ini dapat terjadi ketika seseorang yang melakukan amal kebaikan dengan niat yang ikhlas, kemudia setelah selesai ada orang yang memuji dan menyanjungnya kemudian perasaannya bahagia mendapat sanjungan tersebut, maka amal perbuatannya berubah menjadi riya'. Sehingga akan menyebab rusaknya suatu amal yang telah dilakukan. Akan berbeda apabila ketika mendengar sanjungan tersebut kemudian bersyukur, maka tidak termasuk riya'.

Perilaku riya' merupakan sifat yang harus dihindari. Selain karena riya' merupakan syirik kecil, orang yang memiliki mempunyai sifat riya' termasuk temannya syaitan. Dalam Al-Qur'an surat An-Nisa' ayat 38 dijelaskan yaitu,

Dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan maksud dari ayat tersebut ialah, Kelompok lain yang tidak disenangi oleh Allah swt.,   adalah orang yang sombong dan bernafkah karena riya' kepada manusia, yaitu dengan tujuan ingin dilihat oleh banyak orang dan mendapat pengakuan bahwa ia adalah seorang yang dermawan, bukan karena mengharap ridha Allah swt., ataupun rasa peduli. Pada dasarnya, orang yang seperti ini ialah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah swt,. dan hari akhir. Perbuatannya inilah yang menjadikan mereka sebagai temannya syaitan.

Oleh sebab itu, sebagai seorang muslim harus dapat menghindari dari yang namanya perilaku tercela, salah satunya riya'. Untuk menghindarinya seorang muslim dapat memperbaiki niatnya terlebih dahulu dan melakukannya ikhlas semata-mata karena Allah swt. Dalam menghindari sifat riya' juga harus meminta pertolongan kepada Allah swt., agar senantiasa terjaga segala amal perbuatannya dari sifat riya'. Sebenarnya, apabila mereka tahu betapa bahayanya sifat riya yang akan didapatkan ketika diakhirat, diantaranya hilangnya kedudukan di akhirat dan menerima azab dari Allah swt., ditambah ketika masih berada di dunia, pelaku riya' akan selalu merasa gundah hatinya karena sibuk menarik simpati orang lain dan sibuk memikirkan apa yang harus dilakukan agar dapat mendapatkan pujian dari orang lain.

Daftar Pustaka

Hawwa, Sa'id. 2006. Tazkiyatun Nafs. Jakarta: Pena Pundi Aksara.


Page 2

Riya' ialah suatu penyakit yang sangat berbahaya. Imam Al Ghazali, mengartikan riya sebagai suatu perbuatan baik amal ibadah maupun non-ibadah yang dilakukan manusia agar dilihat oleh banyak orang dan mendapatkan sanjungan. Riya' dikatakan sebagai penyakit yang berbahaya dikarenakan dapat mengakibatkan rusaknya amal perbuatan manusia dan menjadikan amalan tersebut seperti debu yang tak ternilai. Berapa banyakpun amalan-amalan yang seseorang lakukan dan kumpulkan, maka semua itu akan hilang ketika orang tersebut memiliki niat riya' ketika mengerjakan amalan tersebut.

Perbuatan riya' sebenarnya kerap terjadi di kehidupan sehari-hari, apalagi di kalangan para Influencer. Hal ini dikarenankan mereka mencari popularitas dengan memperlihatkan perbuatan amal baiknya kepada oranh lain. Mereka akan membagikannya lewat media sosial atau meminta diliput ke dunia maya, dengan maksud dan tujuan agar dapat dilihat dan didengar oleh orang lain. Oleh sebab itu, perilaku riya' yang dimiliki oleh para Influencer cenderung lebih besar. Jarang sekali para Influencer memilih untuk menyembunyikan amalnya daripada memperlihatkannya. Maka dapat dikatakan apabila mereka dalam melaksanakan perbuatannya tidak selalu mencari ridha allah, melaikan terselip niat riya' didalam hatinya.

Untuk sampai pada titik keikhlasan, seseorang harus mampu untuk membersihkan hati dan niat dari perilaku tercela. Hal ini dikarenakan ketika seseorang melakukan kegiatan sehari-hari yang cukup sulit dalam menghindari perilaku tercela yang tergambar dalam perkataan maupun perbuatan sehari-hari. Sifat riya' dapat muncul tanpa disadari dalam kegiatan sehari-hari, seperti riya' dalam beribadah, riya' dalam berpakaian, maupun riya' dalam kegiatan amal baik, salah satunya yaitu bersedekah. Setiap orang yang disanjung dan dipuji, dirinya akan merasa senang dan bangga terhadap dirinya sendiri. Padahal sebenenarnya, selain orang yang memiliki sifat riya' dapat dikatakan sebagai orang yang munafik, ternyata sifat riya' juga masuk kedalam perilaku syirik kecil. Sebagaimana firman Allah swt., dalam surat An-Nisa' ayat 142 yaitu,

Pada surat An Nisa ayat 142 ini menjelaskan mengenai sifat yang dimiliki oleh orang-orang munafik yang berperilaku riya'. Sifat riya' terlihat apabila seseorang sedang berada di tengah-tengah masyarakat, mereka akan melaksanakan sholat secara berjamaah dan khusyuk, agar mendapat pengakuan dari masyarakat apabila dirinya adalah seorang yang taat dalam beribadah. Namun kenyataannya, apabila melaksanakan sholat dalam keadaan munfarid, mereka akan melaksanakannya secara tergesa-gesa bahkan terkadang tidak melaksanakannya. Dalam hal ini, sifat riya' disebabkan karena rasa malas. Malas ketika tidak mendapat pujian atau pengakuan. Oleh karena itu, orang yang memiliki sifat riya tidak pernah berdzikir dan beramal dengan maksud semata-mata mengharapkan ridha dari Allah swt. Orang orang tersebut menampakkan keimanan mereka secara lisan, namun dalam hatinya meyimpan kekufuran.

Bahkan, sifat riya' dapat muncul sebelum seseorang melakukan suatu aktifitas. Hal ini sering terjadi ketika dalam mengawali suatu kegiatan, dimana niat dalam melakukan suatu perbuatannya adalah ingin mendapatkan sanjungan, popularitas, dan dilihat oleh banyak orang. Ketika hendak melakukan sesuatu, niat sangatlah penting. Karena hal itu merupakan titik awal bagaimana tujuan kita dalam melakukan sesuatu. Apabila perbuatan yang baik diniatkan karena Allah swt., maka Allah swt., akan mengganjarnya dan membalas dengan yang lebih baik. Namun, apabila niatnya bukan karena Allah swt., melainkan karena ingin disanjunh, maka amal perbuatannya akan sia-sia. Sikap orang-orang riya' yang bermuka dua itu merupakan sikap seorang penipu. Maka, betapa ruginya orang-orang yang memiliki sifat riya' karena menipu sesuatu yang tidak bisa ditipu.

Riya' juga dapat terjadi ketika seseorang selesai melakukan suatu perbuatan. Pada kasus ini dapat terjadi ketika seseorang yang melakukan amal kebaikan dengan niat yang ikhlas, kemudia setelah selesai ada orang yang memuji dan menyanjungnya kemudian perasaannya bahagia mendapat sanjungan tersebut, maka amal perbuatannya berubah menjadi riya'. Sehingga akan menyebab rusaknya suatu amal yang telah dilakukan. Akan berbeda apabila ketika mendengar sanjungan tersebut kemudian bersyukur, maka tidak termasuk riya'.

Perilaku riya' merupakan sifat yang harus dihindari. Selain karena riya' merupakan syirik kecil, orang yang memiliki mempunyai sifat riya' termasuk temannya syaitan. Dalam Al-Qur'an surat An-Nisa' ayat 38 dijelaskan yaitu,

Dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan maksud dari ayat tersebut ialah, Kelompok lain yang tidak disenangi oleh Allah swt.,   adalah orang yang sombong dan bernafkah karena riya' kepada manusia, yaitu dengan tujuan ingin dilihat oleh banyak orang dan mendapat pengakuan bahwa ia adalah seorang yang dermawan, bukan karena mengharap ridha Allah swt., ataupun rasa peduli. Pada dasarnya, orang yang seperti ini ialah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah swt,. dan hari akhir. Perbuatannya inilah yang menjadikan mereka sebagai temannya syaitan.

Oleh sebab itu, sebagai seorang muslim harus dapat menghindari dari yang namanya perilaku tercela, salah satunya riya'. Untuk menghindarinya seorang muslim dapat memperbaiki niatnya terlebih dahulu dan melakukannya ikhlas semata-mata karena Allah swt. Dalam menghindari sifat riya' juga harus meminta pertolongan kepada Allah swt., agar senantiasa terjaga segala amal perbuatannya dari sifat riya'. Sebenarnya, apabila mereka tahu betapa bahayanya sifat riya yang akan didapatkan ketika diakhirat, diantaranya hilangnya kedudukan di akhirat dan menerima azab dari Allah swt., ditambah ketika masih berada di dunia, pelaku riya' akan selalu merasa gundah hatinya karena sibuk menarik simpati orang lain dan sibuk memikirkan apa yang harus dilakukan agar dapat mendapatkan pujian dari orang lain.

Daftar Pustaka

Hawwa, Sa'id. 2006. Tazkiyatun Nafs. Jakarta: Pena Pundi Aksara.


Sikap riya harus dihindari oleh anak muslim karena termasuk akhlak

Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya


Page 3

Riya' ialah suatu penyakit yang sangat berbahaya. Imam Al Ghazali, mengartikan riya sebagai suatu perbuatan baik amal ibadah maupun non-ibadah yang dilakukan manusia agar dilihat oleh banyak orang dan mendapatkan sanjungan. Riya' dikatakan sebagai penyakit yang berbahaya dikarenakan dapat mengakibatkan rusaknya amal perbuatan manusia dan menjadikan amalan tersebut seperti debu yang tak ternilai. Berapa banyakpun amalan-amalan yang seseorang lakukan dan kumpulkan, maka semua itu akan hilang ketika orang tersebut memiliki niat riya' ketika mengerjakan amalan tersebut.

Perbuatan riya' sebenarnya kerap terjadi di kehidupan sehari-hari, apalagi di kalangan para Influencer. Hal ini dikarenankan mereka mencari popularitas dengan memperlihatkan perbuatan amal baiknya kepada oranh lain. Mereka akan membagikannya lewat media sosial atau meminta diliput ke dunia maya, dengan maksud dan tujuan agar dapat dilihat dan didengar oleh orang lain. Oleh sebab itu, perilaku riya' yang dimiliki oleh para Influencer cenderung lebih besar. Jarang sekali para Influencer memilih untuk menyembunyikan amalnya daripada memperlihatkannya. Maka dapat dikatakan apabila mereka dalam melaksanakan perbuatannya tidak selalu mencari ridha allah, melaikan terselip niat riya' didalam hatinya.

Untuk sampai pada titik keikhlasan, seseorang harus mampu untuk membersihkan hati dan niat dari perilaku tercela. Hal ini dikarenakan ketika seseorang melakukan kegiatan sehari-hari yang cukup sulit dalam menghindari perilaku tercela yang tergambar dalam perkataan maupun perbuatan sehari-hari. Sifat riya' dapat muncul tanpa disadari dalam kegiatan sehari-hari, seperti riya' dalam beribadah, riya' dalam berpakaian, maupun riya' dalam kegiatan amal baik, salah satunya yaitu bersedekah. Setiap orang yang disanjung dan dipuji, dirinya akan merasa senang dan bangga terhadap dirinya sendiri. Padahal sebenenarnya, selain orang yang memiliki sifat riya' dapat dikatakan sebagai orang yang munafik, ternyata sifat riya' juga masuk kedalam perilaku syirik kecil. Sebagaimana firman Allah swt., dalam surat An-Nisa' ayat 142 yaitu,

Pada surat An Nisa ayat 142 ini menjelaskan mengenai sifat yang dimiliki oleh orang-orang munafik yang berperilaku riya'. Sifat riya' terlihat apabila seseorang sedang berada di tengah-tengah masyarakat, mereka akan melaksanakan sholat secara berjamaah dan khusyuk, agar mendapat pengakuan dari masyarakat apabila dirinya adalah seorang yang taat dalam beribadah. Namun kenyataannya, apabila melaksanakan sholat dalam keadaan munfarid, mereka akan melaksanakannya secara tergesa-gesa bahkan terkadang tidak melaksanakannya. Dalam hal ini, sifat riya' disebabkan karena rasa malas. Malas ketika tidak mendapat pujian atau pengakuan. Oleh karena itu, orang yang memiliki sifat riya tidak pernah berdzikir dan beramal dengan maksud semata-mata mengharapkan ridha dari Allah swt. Orang orang tersebut menampakkan keimanan mereka secara lisan, namun dalam hatinya meyimpan kekufuran.

Bahkan, sifat riya' dapat muncul sebelum seseorang melakukan suatu aktifitas. Hal ini sering terjadi ketika dalam mengawali suatu kegiatan, dimana niat dalam melakukan suatu perbuatannya adalah ingin mendapatkan sanjungan, popularitas, dan dilihat oleh banyak orang. Ketika hendak melakukan sesuatu, niat sangatlah penting. Karena hal itu merupakan titik awal bagaimana tujuan kita dalam melakukan sesuatu. Apabila perbuatan yang baik diniatkan karena Allah swt., maka Allah swt., akan mengganjarnya dan membalas dengan yang lebih baik. Namun, apabila niatnya bukan karena Allah swt., melainkan karena ingin disanjunh, maka amal perbuatannya akan sia-sia. Sikap orang-orang riya' yang bermuka dua itu merupakan sikap seorang penipu. Maka, betapa ruginya orang-orang yang memiliki sifat riya' karena menipu sesuatu yang tidak bisa ditipu.

Riya' juga dapat terjadi ketika seseorang selesai melakukan suatu perbuatan. Pada kasus ini dapat terjadi ketika seseorang yang melakukan amal kebaikan dengan niat yang ikhlas, kemudia setelah selesai ada orang yang memuji dan menyanjungnya kemudian perasaannya bahagia mendapat sanjungan tersebut, maka amal perbuatannya berubah menjadi riya'. Sehingga akan menyebab rusaknya suatu amal yang telah dilakukan. Akan berbeda apabila ketika mendengar sanjungan tersebut kemudian bersyukur, maka tidak termasuk riya'.

Perilaku riya' merupakan sifat yang harus dihindari. Selain karena riya' merupakan syirik kecil, orang yang memiliki mempunyai sifat riya' termasuk temannya syaitan. Dalam Al-Qur'an surat An-Nisa' ayat 38 dijelaskan yaitu,

Dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan maksud dari ayat tersebut ialah, Kelompok lain yang tidak disenangi oleh Allah swt.,   adalah orang yang sombong dan bernafkah karena riya' kepada manusia, yaitu dengan tujuan ingin dilihat oleh banyak orang dan mendapat pengakuan bahwa ia adalah seorang yang dermawan, bukan karena mengharap ridha Allah swt., ataupun rasa peduli. Pada dasarnya, orang yang seperti ini ialah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah swt,. dan hari akhir. Perbuatannya inilah yang menjadikan mereka sebagai temannya syaitan.

Oleh sebab itu, sebagai seorang muslim harus dapat menghindari dari yang namanya perilaku tercela, salah satunya riya'. Untuk menghindarinya seorang muslim dapat memperbaiki niatnya terlebih dahulu dan melakukannya ikhlas semata-mata karena Allah swt. Dalam menghindari sifat riya' juga harus meminta pertolongan kepada Allah swt., agar senantiasa terjaga segala amal perbuatannya dari sifat riya'. Sebenarnya, apabila mereka tahu betapa bahayanya sifat riya yang akan didapatkan ketika diakhirat, diantaranya hilangnya kedudukan di akhirat dan menerima azab dari Allah swt., ditambah ketika masih berada di dunia, pelaku riya' akan selalu merasa gundah hatinya karena sibuk menarik simpati orang lain dan sibuk memikirkan apa yang harus dilakukan agar dapat mendapatkan pujian dari orang lain.

Daftar Pustaka

Hawwa, Sa'id. 2006. Tazkiyatun Nafs. Jakarta: Pena Pundi Aksara.


Sikap riya harus dihindari oleh anak muslim karena termasuk akhlak

Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya


Page 4

Riya' ialah suatu penyakit yang sangat berbahaya. Imam Al Ghazali, mengartikan riya sebagai suatu perbuatan baik amal ibadah maupun non-ibadah yang dilakukan manusia agar dilihat oleh banyak orang dan mendapatkan sanjungan. Riya' dikatakan sebagai penyakit yang berbahaya dikarenakan dapat mengakibatkan rusaknya amal perbuatan manusia dan menjadikan amalan tersebut seperti debu yang tak ternilai. Berapa banyakpun amalan-amalan yang seseorang lakukan dan kumpulkan, maka semua itu akan hilang ketika orang tersebut memiliki niat riya' ketika mengerjakan amalan tersebut.

Perbuatan riya' sebenarnya kerap terjadi di kehidupan sehari-hari, apalagi di kalangan para Influencer. Hal ini dikarenankan mereka mencari popularitas dengan memperlihatkan perbuatan amal baiknya kepada oranh lain. Mereka akan membagikannya lewat media sosial atau meminta diliput ke dunia maya, dengan maksud dan tujuan agar dapat dilihat dan didengar oleh orang lain. Oleh sebab itu, perilaku riya' yang dimiliki oleh para Influencer cenderung lebih besar. Jarang sekali para Influencer memilih untuk menyembunyikan amalnya daripada memperlihatkannya. Maka dapat dikatakan apabila mereka dalam melaksanakan perbuatannya tidak selalu mencari ridha allah, melaikan terselip niat riya' didalam hatinya.

Untuk sampai pada titik keikhlasan, seseorang harus mampu untuk membersihkan hati dan niat dari perilaku tercela. Hal ini dikarenakan ketika seseorang melakukan kegiatan sehari-hari yang cukup sulit dalam menghindari perilaku tercela yang tergambar dalam perkataan maupun perbuatan sehari-hari. Sifat riya' dapat muncul tanpa disadari dalam kegiatan sehari-hari, seperti riya' dalam beribadah, riya' dalam berpakaian, maupun riya' dalam kegiatan amal baik, salah satunya yaitu bersedekah. Setiap orang yang disanjung dan dipuji, dirinya akan merasa senang dan bangga terhadap dirinya sendiri. Padahal sebenenarnya, selain orang yang memiliki sifat riya' dapat dikatakan sebagai orang yang munafik, ternyata sifat riya' juga masuk kedalam perilaku syirik kecil. Sebagaimana firman Allah swt., dalam surat An-Nisa' ayat 142 yaitu,

Pada surat An Nisa ayat 142 ini menjelaskan mengenai sifat yang dimiliki oleh orang-orang munafik yang berperilaku riya'. Sifat riya' terlihat apabila seseorang sedang berada di tengah-tengah masyarakat, mereka akan melaksanakan sholat secara berjamaah dan khusyuk, agar mendapat pengakuan dari masyarakat apabila dirinya adalah seorang yang taat dalam beribadah. Namun kenyataannya, apabila melaksanakan sholat dalam keadaan munfarid, mereka akan melaksanakannya secara tergesa-gesa bahkan terkadang tidak melaksanakannya. Dalam hal ini, sifat riya' disebabkan karena rasa malas. Malas ketika tidak mendapat pujian atau pengakuan. Oleh karena itu, orang yang memiliki sifat riya tidak pernah berdzikir dan beramal dengan maksud semata-mata mengharapkan ridha dari Allah swt. Orang orang tersebut menampakkan keimanan mereka secara lisan, namun dalam hatinya meyimpan kekufuran.

Bahkan, sifat riya' dapat muncul sebelum seseorang melakukan suatu aktifitas. Hal ini sering terjadi ketika dalam mengawali suatu kegiatan, dimana niat dalam melakukan suatu perbuatannya adalah ingin mendapatkan sanjungan, popularitas, dan dilihat oleh banyak orang. Ketika hendak melakukan sesuatu, niat sangatlah penting. Karena hal itu merupakan titik awal bagaimana tujuan kita dalam melakukan sesuatu. Apabila perbuatan yang baik diniatkan karena Allah swt., maka Allah swt., akan mengganjarnya dan membalas dengan yang lebih baik. Namun, apabila niatnya bukan karena Allah swt., melainkan karena ingin disanjunh, maka amal perbuatannya akan sia-sia. Sikap orang-orang riya' yang bermuka dua itu merupakan sikap seorang penipu. Maka, betapa ruginya orang-orang yang memiliki sifat riya' karena menipu sesuatu yang tidak bisa ditipu.

Riya' juga dapat terjadi ketika seseorang selesai melakukan suatu perbuatan. Pada kasus ini dapat terjadi ketika seseorang yang melakukan amal kebaikan dengan niat yang ikhlas, kemudia setelah selesai ada orang yang memuji dan menyanjungnya kemudian perasaannya bahagia mendapat sanjungan tersebut, maka amal perbuatannya berubah menjadi riya'. Sehingga akan menyebab rusaknya suatu amal yang telah dilakukan. Akan berbeda apabila ketika mendengar sanjungan tersebut kemudian bersyukur, maka tidak termasuk riya'.

Perilaku riya' merupakan sifat yang harus dihindari. Selain karena riya' merupakan syirik kecil, orang yang memiliki mempunyai sifat riya' termasuk temannya syaitan. Dalam Al-Qur'an surat An-Nisa' ayat 38 dijelaskan yaitu,

Dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan maksud dari ayat tersebut ialah, Kelompok lain yang tidak disenangi oleh Allah swt.,   adalah orang yang sombong dan bernafkah karena riya' kepada manusia, yaitu dengan tujuan ingin dilihat oleh banyak orang dan mendapat pengakuan bahwa ia adalah seorang yang dermawan, bukan karena mengharap ridha Allah swt., ataupun rasa peduli. Pada dasarnya, orang yang seperti ini ialah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah swt,. dan hari akhir. Perbuatannya inilah yang menjadikan mereka sebagai temannya syaitan.

Oleh sebab itu, sebagai seorang muslim harus dapat menghindari dari yang namanya perilaku tercela, salah satunya riya'. Untuk menghindarinya seorang muslim dapat memperbaiki niatnya terlebih dahulu dan melakukannya ikhlas semata-mata karena Allah swt. Dalam menghindari sifat riya' juga harus meminta pertolongan kepada Allah swt., agar senantiasa terjaga segala amal perbuatannya dari sifat riya'. Sebenarnya, apabila mereka tahu betapa bahayanya sifat riya yang akan didapatkan ketika diakhirat, diantaranya hilangnya kedudukan di akhirat dan menerima azab dari Allah swt., ditambah ketika masih berada di dunia, pelaku riya' akan selalu merasa gundah hatinya karena sibuk menarik simpati orang lain dan sibuk memikirkan apa yang harus dilakukan agar dapat mendapatkan pujian dari orang lain.

Daftar Pustaka

Hawwa, Sa'id. 2006. Tazkiyatun Nafs. Jakarta: Pena Pundi Aksara.


Sikap riya harus dihindari oleh anak muslim karena termasuk akhlak

Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya